Ken, yang dapat melihat hantu, mulai menyadari kabut hitam yang menyelimuti beberapa orang tertentu, termasuk sepupunya, Charlos. Suatu hari, Ken berhasil menyelamatkan Charlos dari Sheila. Pacarnya yang ternyata seorang hantu, yang menyamar untuk memangsa mereka. Dari insiden itu, Ken dan Charlos mengetahui bahwa mereka bukan manusia biasa, melainkan immortal. Ken kemudian terjebak dalam kontrak dengan iblis yang dibuat ibunya, di mana ia harus mengumpulkan fragmen jiwa Aletta yang tersebar di dunia immortal. Jika gagal, nyawa Ken menjadi taruhannya. Untuk melindungi nyawanya, Ken dan Charlos memasuki dunia immortal. Bersama menghadapi berbagai bahaya dari monster dan konsprirasi immortal lainnya yang memegang fragmen jiwa Aletta. Fragmen jiwa Aletta yang tersebar mempunyai kekuatan besar yang dapat mengabulkan apa pun, dan setiap monster dan immortal yang memilikinya menjadi ancaman bagi Ken dan Charlos yang harus dihadapi. Di tengah pencariannya, Ken dipaksa menghadapi traumanya yang terkait dengan kematian ibunya. Dan terungkapnya kebenaran rahasia keluarga Derrent. Sementara itu, hubunga Ken dengan iblis itu, yang ternyata terkait dengan masa lalunya semakin memperumit keadaan. Di saat Ken mulai mengungkap siapa dirinya, sebagai Garenka di masa lalu, ia mulai membangunkan kebencian dan dendam yang terkubur dalam dirinya. Ken dan Charlos juga menemukan bahwa misi mereka bukan hanya tentang mengumpulkan fragmen, tapi juga untuk membalas dendam pada mereka yang telah menghancurkan kehidupan mereka sebelumnya.
View MoreDarua dengan malas bersandar pada kursi sambil menjulurkan kakinya pada meja, sama sekali tidak tertarik pada deretan benda aneh yang sedang dilelang. Kemudian matanya menangkap sosok laki-laki yang memakai jubah dan topeng, dia menoleh untuk berbicara dengan pemuda di sampingnya. Secara langsung Darua terpikat oleh matanya yang berwarna merah muda, begitu pula mata orang disampingnya yang berwarna ungu. Keduanya tampak mencolok diantara deretan orang-orang yang juga sama memakai jubah. Mau tidak mau membuatnya ingin terus menatapnya. Darua mendecakkan lidahnya merasa menyesal, andai saja pemuda itu seorang wanita, bisa dibayangkan bagaimana cantiknya hanya dari matanya. Juru lelang kemudian memperkenalkan sebuah kalung dengan permata berwarna abu-abu, salah satu orang di belakang Darua maju dan berbisik di telinganya. "Tuan, saya bisa merasakan energi sihir yang unik dari kalung itu. Benda itu cocok untuk hadiah pada Tuan Sharen." "Benarkah?" Darua mengangkat satu alisnya
Ken dan Charlos bangun dengan segar keesokan harinya, mereka berdua meminta izin untuk keluar daripada sarapan di penginapan. Selama beberapa bulan terakhir, keduanya bosan dan muak melihat monster serta terus mencium bau darah di hutan yang sunyi. Mereka merindukan suasana pasar yang sibuk dan penuh kehidupan dengan berbagai macam aroma makanan, mungkin dulu Ken dan Charlos tidak begitu menyukai keramaian dan merasa terlalu berisik. Sekarang setelah menghadapi pertarungan sengit antara hidup dan mati mereka dipertaruhkan. Serta kemungkinan mereka tewas di tempat yang sunyi, yang jauh dari jangkauan orang lain. Pengalaman itu membuat Ken dan Charlos merasa kedinginan, sehingga mereka lebih menghargai setiap momen santai saat ini. Keduanya segera memesan tusuk sate daging yang pedas, untuk menghapus semua stres yang menumpuk. Aroma gurih dan pedas membuat air liur mengalir, perpaduan antara kelembutan daging dan bumbu dalam mulut benar-benar memuaskan. Ken dan Charlos mengera
Mirk memberi kebebasan terhadap Ken dan Charlos untuk keluar dari penginapan dan menjelajahi dunia immortal di kota ini, lalu kembali saat hari sudah gelap. Pertama-tama, Ken dan Charlos keluar untuk melihat transaksi yang dilakukan sekaligus mencoba makanan unik di sini. Berbagai aroma rempah makanan tercium semerbak yang membuat orang ngiler, mereka juga menemukan buah-buahan yang berbentuk dan berwarna aneh. "Paman, buah apa ini?" Charlos menunjuk pada buah yang berwarna biru keunguan seukuran apel kecil. Paman pemilik kios dengan perawakann besar tersenyum ramah, dan menjelaskan dengan suara keras. "Sepertinya kalian baru di sini. Ini disebut apel Ubir, kalian cobalah." Paman itu memberikan satu untuk Ken dan Charlos. Ken merasakan buah apel di tangannya dingin seperti memegang es batu, merayapi telapak tangannya. Ada sedikit rasa penasaran dan keingintahuan di wajahnya, sebelum tanpa ragu langsung mencobanya. Teksturnya sangat renyah saat digigit, lalu Ken merasakan
Saat membuka mata Ken dan Charlos disambut oleh pohon-pohon tinggi di sekelilingnya. Bau hutan yang khas menyapa hidung mereka membuat orang merasa tenang, sesekali terdengar kicau burung dan dengungan serangga layaknya hutan normal di dunia manusia. Mirk keluar dari kepulan asap ungu, mengamati Ken dan Charlos dari atas ke bawah, lalu tersenyum tipis. "Ikuti aku anak-anak, hutan ini dekat dengan pemukiman." Tatapan tajam yang dilemparkan Mirk membuat keduanya merasa tegang. Ken merasakan jantungnya berdebar kencang dengan kewaspadaan, sementara Charlos diam-diam menelan ludahnya untuk menutupi kegugupanya. Ken dan Charlos saling melirik satu sama lain, sebelum mengikuti di belakang Mirk dalam keheningan. Derap langkah mereka terdengar keras saat menginjak dedaunan kering, sampai Charlos memecah kesunyian dengan bertanya, "Siapa namamu?" Langkah Mirk terhenti, ia menoleh ke arah Ken dan Charlos dengan senyum yang semakin lebar. "Apakah Ayah kalian tidak pernah memperingatkan
Charlos dan Ken dengan tenang mengamati ayah mereka memperbaiki lapangan latihan dengan sihir restorasi. Mereka menatap dengan cermat bagaimana luwesnya ayah mereka dalam menggunkan sihir, hati mereka diselimuti rasa kagum melihat hal itu dari ayah mereka. Sebab mereka tahu betapa sulitnya sihir restorasi tersebut. Tiba-tiba asap ungu muncul di hadapan mereka, menampakkan sosok Mirk dengan senyum main-main di bibirnya. Secara otomatis Ken dan Charlos langsung bangkit, bergerak mundur dengan waspada sambil menatap Mirk. Pada saat ini tubuh keduanya menegang dan jantung mereka berdegup kencang hingga terdengar jelas di telinga. Charlos dengan sigap membentuk perisai di sekitar mereka, sedangkan Ken sudah bersiap dengan sulur mawar serta api hitamnya yang berkobar. Ia mengepalkan tangannya erat, menyembunyikan gemetar yang dirasakan. Mirk hanya menanggapi kewaspadaan tinggi Ken dan Charlos dengan tawa kecil, terdengar sangat memuaskan di lapangan yang sunyi. "Yah. Kalian selalu be
2 tahun setelah latihan. Hari ini, Gerald dan Smith akan bertarung untuk memastikan Ken dan Charlos benar-benar siap untuk pergi ke dunia immortal, sebelum akhirnya yakin untuk melepaskan anak mereka. Karena waktu pelatihan yang telah disepakati dengan iblis telah habis, besok mereka akan dijemput oleh Mirk. Gerald menatap Ken, mengambil postur siap menyerang. "Mari mulai." Ia maju dengan cepat ke arah Ken dan menyerang dengan aura birunya yang dahsyat. Ken segera membungkus dirinya dengan sulur mawar, serta mengarahkan sulur. Memanjangkan duri-duri tajam, untuk menciptakan rintangan dengan mencoba memperlambat kecepatan ayahnya. Dengan pengalaman bertarung Gerald yang kaya, ia dengan mudah menghindari sulur yang mengelilinginya seperti cambuk yang mengancam. Tangan kirinya segera mengeluarkan sihir pembekuan ke arah sulur Ken. Ken mengerutkan kening saat melihat sulurnya membeku dan menyatu dengan lantai. Ia segera mengeluarkan kelopak mawar dan meledakkannya secara bertubi-t
"Charlos, meski kita seorang penyembuh, tidak mungkin kita akan diam saja jika ada yang menyerang, bukan?" Kali ini, Smith akan mengajarkan cara untuk mengubah energi penyembuhan menjadi serangan, untuk melindungi diri atau menyerang musuh. Charlos telah mempelajari dasar dari penyembuhan saat Ken masih tidak sadarkan diri. Smith memanfaatkan kesempatan itu agar anaknya, bisa menerapkan metode penyembuhan dengan Ken sebagai pasien pertama Charlos. Charlos belajar dengan cepat di bawah tekanan dari rasa cemasnya terhadap kesembuhan Ken, membuat kemajuan pesat dalam waktu singkat dengan harapan Ken akan segera sadar. Smith menyaksikan dengan geli sekaligus khawatir. Takut anaknya terlalu memaksakan diri, dan melupakan bahwa dirinya juga masih membutuhkan pemulihan. Beruntung Charlos tahu cara menenangkan diri untuk tidak terlalu cemas, sehingga tidak membuat Smith khawatir lagi. Ia menunjukkan pisau bedah pada Charlos, permukaannya mengkilat ketika terkena cahaya. Senjata yang dig
"Anak-anak, pilih senjata kalian." Gerald akhirnya berbicara setelah hanya menyimak dari samping, menunjuk deretan senjata kuno. Memberikan kebebasan pada Ken atau Charlos memilih senjata kesukaan mereka, agar latihan menjadi lebih mudah. Ken melihat deretan dari pedang panjang hingga belati yang bervariasi, ia pribadi lebih suka sesuatu yang praktis dan tersembunyi dari pandangan orang lain. Pilihannya jatuh pada belati pendek, cocok untuk melengkapi kekuatan tipe serangan jarak jauhnya yaitu sulur. Begitu pamannya, Gerald, sudah berbicara, Charlos segera menghilangkan sikap riangnya dan menjadi serius. Pada pandangan pertama, ia langsung jatuh hati pada sebuah pedang panjang dan segera mengambilnya. Ia sedikit terkejut karena bobot pedang yang tampak ringan ternyata berat. "Aku yang ini." "Hati-hati terluka, Charlos." Smith sedikit mengeryitkan kening, takut Charlos terluka karena dengan ceroboh langsung mengambil pedang. Yang hanya dibalas dengan senyum lebar Charlos. Gerald
Ken mengetuk beberapa kali pada tembok yang dihancurkan Gerald dan diperbaiki oleh iblis itu. Mengusapnya dengan takjub, bahwa tembok itu kembali seperti semula. Kepergian iblis itu di sore hari masih menyisakan ketegangan dan keheningan, setelah membuat kesepakatan tentang Ken yang akan berlatih di dunia manusia bersama Gerald. Charlos dengan sukarela ingin mengikuti Ken pergi ke dunia immortal, dengan alasan bahwa dia bisa menyembuhkan jika Ken terluka. Ken sendiri memperhatikan reaksi paman Smith yang tidak mencegah Charlos, meskipun sempat terdiam. Pada akhirnya, paman marah pada iblis itu dan bersikeras untuk membuat mereka berlatih di dunia manusia, untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia immortal. Iblis itu menyetujui ketika paman Smith berkata, "Bukankah kau tidak perlu repot, ketika kami yang mengurusnya? Jadi kenapa tidak? Kau hanya tinggal menerima hasilnya, bukan?" Ken menghela nafas lega ketika melihat iblis itu pergi. Sejujurnya Ken lebih baik berlatih bersa
"Alina kami datang lagi, apa kau merindukan kami? Kami di sini merindukanmu. Oh, kami juga membawa bunga mawar kesukaanmu." Seperti biasa Gerald mulai menceritakan bagaimana rutinitas sehari-harinya. Seringkali, Ken menatap ayahnya yang berbicara dengan lembut, tanpa menyembunyikan kasih sayang yang mendalam di matanya yang hitam pekat, seolah ibu ada di hadapannya menanggapi dan tertawa. Ken selalu berdiri di belakang, sedikit menjauh untuk memberi ruang untuk Gerald, tapi hari ini terasa berbeda. Seperti ada sepasang mata yang menatap lekat ke arahnya. Ken menoleh untuk memeriksa sekitar, tapi menemukan bahwa tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua. Meski begitu, Ken secara sensitif menangkap ketegangan aneh di situasi yang tenang ini. Membuat lengannya merinding, menelan ludah dengan gugup dan hatinya mulai merasa cemas. Sambil berbicara, Gerald segera merasakan tatapan asing mengarah pada anaknya. Jantungnya berdebar kencang, detaknya terdengar keras di teling
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments