Share

Jangan Pernah Temenin Orang yang Irit Bicara

Maut itu lelucon tolol.

Apa? Enggak senang? Terlalu edgy?

Padahal begitu kenyatannya.

Kau pikir sudah berapa kali aku berdoa supaya mati muda?

Ratusan. Ribuan Puluhan ribu. Ratusan ri …

Zzz …

Hoam!

Ya ampun, kebanyakan menghitung, mataku jadi berat—nah, satu nasihat lagi, kalau otakmu kebanyakan diisi angka, matamu bakal cepat rabun.

Kesimpulannya: doa itu sia-sia dan cuma buang-buang waktu.

Jadilah, aku mengambil aksi nyata dan mulai mencari cara bunuh diri tanpa rasa sakit.

Tapi, dari sana, halangannya malah makin berengsek.

Mulai dari harga senjata api itu rupanya mahal—belum lagi kepengerusannya secara legal.

Racun? Aku trauma setelah menonton efeknya di sinetron.

Ada godaan untuk gantung diri saja, tapi prosesnya diasumsikan sebagai yang paling menyiksa.

Kemudian, secara ironis, aku malah terperangkap dalam realitas konyol; disusahkan masalah yang sebenernya bukan urusanku; dan kini berhadapan dengan dua malaikat maut berwujud dua pangeran ingusan.

Entah kenapa, kematian ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status