"Lepasin tangan kamu!"
PLAK!Suara tamparan, nyaring terdengar di sebuah lorong yang sepi."Kamu berani nampar aku?!" desis pria berwajah tampan yang berprofesi sebagai artis itu."Seharusnya kamu bersyukur, aku hanya nampar kamu, bukan laporin kamu ke polisi!" "Lapor polisi? Emangnya aku ngapain?" tanyanya sambil menyeringai.Wanita itu menggelengkan kepalanya perlahan. "Raka? Kamu nggak sadar apa yang mau kamu lakuin ke aku?"Pria yang dipanggil Raka itu tersenyum, tanpa rasa bersalah. "Kamu nggak usah sok suci, Ariana. Kamu pikir aku nggak tau kalau kamu udah sering tidur sama mantan ka-"PLAK!Lagi, satu tamparan bersarang di pipi Raka, membuat Raka langsung mengumpat. "Dasar cewek sialan!!" Raka mengangkat tangannya, ingin membalas tamparan Ariana, tapi tangannya tiba-tiba berhenti di udara.'Kok nggak sakit?' batin Ariana, bertanya-tanya. Padahal Ariana sudah menutup matanya, bersiap-siap untuk menerima tamparan dari Raka.Karena penasaran, Ariana kembali membuka matanya dan melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata di depan Ariana, seorang pria sedang menahan tangan kekasihnya itu.Saat ini Ariana dan Raka sedang berada di tangga darurat, karena itu mereka tidak menyangka kalau akan ada orang yang melewati tempat ini."Lepaskan tanganku!" Raka menarik tangannya dengan paksa, lalu menatap pria asing tersebut dengan tajam. "Kamu siapa?! Jangan ikut campur masalah orang!"Pria asing tersebut menatap Raka sesaat, lalu beralih ke Ariana. "Kamu nggak apa-apa?"Ariana menggelengkan kepalanya perlahan. "A-aku nggak apa-apa."Setelah mendengar jawaban dari Ariana, pria asing tersebut kembali menatap Raka. "Pergi dari sini, atau nama sama muka kamu akan ada di setiap media online besok.""Kamu mengancamku?" tanya Raka, tersinggung. Wajahnya tampak mengeras.Sang pria asing mengeluarkan ponselnya, seolah menantang Raka. "Aku hitung sampai tiga. Kalau kamu masih di sini, aku akan telepon wartawan sekarang juga."Bukan hanya Raka yang gugup, tapi Ariana juga ikut panik. Jika pria ini bercerita pada wartawan tentang apa yang terjadi di sini, mereka pasti akan menghadapi masalah yang cukup serius."Makasih udah bantu aku," ucap Ariana, menarik perhatian Raka dan sang pria asing. "Aku baik-baik aja, jadi aku rasa masalah ini nggak perlu kita besar-besarin. Iya kan, Ka?"Raka tidak langsung menjawab pertanyaan Ariana. Ia sadar jika Ariana sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah, namun ego Raka sedikit terluka jika ia mengalah sekarang."Ka? Kamu nggak mau berurusan sama wartawan, kan?" tanya Ariana, penuh penekanan.Raka mengeraskan rahangnya. Walau enggan, tapi ia harus mengalah kali ini.Sebelum pergi, Raka menatap pria asing yang ikut campur dalam masalahnya dan Ariana. "Lihat aja, ini belum selesai."Sang pria asing tidak menanggapi ancaman Raka. Sedangkan Ariana akhirnya bisa bernapas lega, karena akhirnya bisa mengatasi masalah ini.Setelah Raka pergi, pria asing tersebut menatap Ariana dengan sorot lembut. "Kamu benar-benar nggak apa-apa?"Ariana tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "I'm okay.""Oh iya, kamu karyawan di sini, atau artis di agensi ini?"Mendengar pertanyaan itu, Ariana seketika mengerutkan keningnya, heran.'Kenapa dia nanya gitu?' batin Ariana. 'Bukannya tadi dia bilang mau lapor wartawan? Kalau dia mau lapor wartawan, itu berarti dia sudah tau aku sama Raka, kan?'Tak mampu menahan rasa penasarannya, Ariana langsung bertanya pada pria di depannya. "Kamu nggak kenal aku sama Raka?"Pria asing yang menolong Ariana diam sejenak. Ia nampak berpikir, barulah ia menjawab pertanyaan Ariana. "Nope."Mulut Ariana terbuka. "Terus yang tadi? Kamu ngancam Raka, bukannya karena kamu tau aku sama dia artis?"Pria asing tersebut menggelengkan kepala. "Aku cuma nebak aja."Mulut Ariana terbuka, lalu menutup kembali. Dalam gedung ini, tidak ada orang yang tidak mengenal dirinya. Bahkan Ariana yakin kalau hampir seluruh orang di Indonesia, pasti akan mengenali Ariana ketika bertemu dengannya.Siapa yang tidak mengenal seorang Ariana Putri Lauren? Artis papan atas yang paling terkenal. Ariana punya wajah yang cantik, body-nya yang sudah seperti gitar spanyol, dan soal uang, pekerjaan Ariana sebagai artis terkenal, tentunya mendatangkan banyak uang untuknya. Keluarga Ariana pun bisa dibilang sangat harmonis.Intinya, Ariana mempunyai kehidupan yang hampir sempurna. Namun, kisah cinta Ariana tidak seindah karier atau kehidupan keluarganya.Dengan semua kesempurnaan yang dimiliki Ariana, bukannya mendapatkan cinta yang tulus, ia malah selalu mendapatkan laki-laki brengsek yang hanya ingin menikmati tubuhnya, atau ingin mencari untung dari kepopulerannya.
"Maaf, tapi aku harus pergi sekarang," ucap pria yang tadi menolong Ariana.Ariana tersadar dari lamunannya, dan langsung berseru pada pria tersebut. "Tunggu!"Pria itu menghentikan langkahnya, kemudian melempar tatapan bertanya pada Ariana."Kamu benar-benar nggak kenal aku?" tanya Ariana, yang kembali mengutarakan rasa penasarannya.Pria asing itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Kan aku udah jawab tadi."Mulut Ariana menganga. Jika itu 20 tahun yang lalu, akan terdengar wajar jika ada orang yang tidak mengenalnya. Namun di tahun 2023, Ariana adalah artis paling terkenal dan wajah dari Indonesia. Apa mungkin, masih tidak ada yang mengenal Ariana? Wajah Ariana bahkan terpampang di setiap sudut kota Indonesia.'Apa mungkin dia dari kampung?' tanya Ariana dalam hati.Karena Ariana tidak membalas pertanyaannya, pria itu membalikkan tubuhnya, dan pergi meninggalkan Ariana tanpa kata-kata. Sudah banyak waktu yang ia buang di tempat ini."Tunggu! Kamu mau ke mana?!"Lagi, suara Ariana membuat pria itu menghentikan langkahnya. Ia berbalik, lalu menatap Ariana. "Kenapa? Kamu mau ikut aku?"Sontak Ariana langsung menggelengkan kepalanya. "Bu-bukan itu maksud aku. A-aku cuman penasaran aja. Gimana bisa kamu nggak kenal aku?" Ariana berpikir sejenak, lalu menirukan salah satu adegan dalam filmnya yang paling terkenal. "Mas Adit?!! Balikin uang satu milyar yang udah aku kasih ke kamu!! Dasar pengangguran nggak tau diri!!"Kata-kata Ariana membuat pria asing itu bergerak mundur beberapa langkah, tampak terkejut dan bingung."Gimana? Kamu pasti tau adegan yang tadi, kan?" tanya Ariana, dengan wajah berseri.Tapi pria asing itu justru menggelengkan kepalanya. "Nggak tau."Ariana masih tidak percaya. "Kamu nggak punya TV, atau HP?!""Ini?"Ariana langsung menepuk dahinya. Ia baru sadar kalau sejak tadi pria tersebut sedang memegang ponsel. Karena frustasi, Ariana kembali melontarkan pertanyaan. "Kamu pernah dengar nama Ariana Putri Lauren? Di YouTube atau di radio mungkin?"Pria itu diam sejenak. Ia berpikir beberapa detik, lalu kembali menggelengkan kepalanya untuk yang kesekian kali. "Belum pernah dengar."Tidak ada lagi yang bisa Ariana tanyakan. Ia saat ini benar-benar terluka karena tidak dikenal oleh seseorang. "Ya udah. Kamu boleh pergi sekarang," ucap Ariana, dengan suara lesu."Beneran udah boleh? Ntar malah dipanggil lagi."Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak. Sekarang aku pengen sendiri.""Kalau kamu kerja di sini, mungkin kita bakal lebih sering ketemu, jadi simpan pertanyaan kamu buat nanti aja."Ariana mengangguk, namun ia tak terlalu menanggapi kata-kata pria tersebut. Saat ini Ariana sedang syok, karena ekspektasinya baru saja dipatahkan. Ariana yang berpikir kalau ia sudah dikenal sampai ke pelosok daerah, tidak pernah menyangka kalau akan ada satu orang kota yang tidak mengenalinya.Sambil menerawang, Ariana berbicara pada dirinya sendiri. "Jangan-jangan dia hantu? Atau manusia dari dimensi lain? Kok bisa-bisanya dia nggak kenal aku?"***Tok tok tok!"Masuk!"Leo membuka pintu ruangan milik direktur Seven Star Agensi.Mulanya pria tua yang menjabat sebagai direktur dari Seven Star Agensi, tidak menaruh perhatiannya pada pria yang melangkah masuk ke dalam ruangannya. Namun setelah pria tua itu mengangkat kepalanya, matanya langsung terbelalak, karena sosok lelaki yang berdiri di depan pintu."Ya ampun! Maaf, Pak Leo! Saya tidak tahu kalau Bapak yang datang!"Laki-laki yang dipanggil Leo tersenyum ramah. "Tidak apa-apa, Pak. Saya yang salah karena tidak buat janji lebih dulu.""Silahkan duduk, Pak!" Direktur dari Seven Star Agensi mempersilahkan Leo untuk duduk, kemudian memanggil sekretarisnya."Saya kebetulan ada urusan di sekitar sini, jadi sekalian mampir ke kantor Bapak," ucap Leo, memulai percakapan.Direktur Seven Star Agensi tersenyum, menanggapi kata-kata Leo. "Kantor saya selalu terbuka buat Pak Leo dan keluarga Angkasa."Setelah berbincang beberapa saat, sekretaris dari direktur masuk ke dalam ruangan, dan membawakan minuman untuk sang direktur dan Leo."Saya permisi, Pak," ucap sang sekretaris, setelah menaruh cangkir putih di atas meja.Baru saja sang sekretaris keluar, ia langsung mengambil ponselnya dan mengetik beberapa kata.Mila: Warning!!! Ada info baru! Aku barusan dari kantor Pak Direktur! Aku liat ada cowok ganteng banget di ruangannya! Udah gitu Pak Direktur kita yang terkenal sombongnya sampai langit kesembilan itu, malah ramah dan nyari muka sama si cowok itu! Aku jadi penasaran, siapa cowok yang bisa buat Direktur kita jadi gitu!Pesan dari Mila, sang sekretaris, langsung menjadi gosip terpanas di Seven Star Agensi.Sebenarnya, siapa pria misterius tersebut?"Hahaha. Serius?! Dia nggak kenal kamu?" Ariana mengangguk, sambil memasang ekspresi kesal. "Aneh, kan? Mana ada orang yang nggak kenal aku? Di susu bayi, di iklan HP, kosmetik, baju, bahkan di samping iklan sedot WC juga ada muka aku, loh! Nggak mungkin kalau dia nggak pernah liat aku, kan?! Situs judi slot online aja kadang ngebajak muka sama video aku. Kurang terkenal apa, coba?!"Shelly, teman baik Ariana yang juga berprofesi sebagai artis, menganggukkan kepalanya, mendukung kata-kata Ariana. "Bahkan muka kamu aja ada di kotak kondom. Kok dia nggak-"PLAK!"Auch! Sakit tau!" protes Shelly, ketika Ariana memukul bahunya."Sembarangan aja mulut kamu!"Shelly mengusap bahunya, sambil memasang wajah kesal. "Tapi bener, kan? Kamu pernah terima tawaran dari kondom."Ariana memutar bola matanya. "Iya, tapi itu kan dulu, Shelly!"Shelly mengangguk. "Iya, deh! Eh! Tapi gimana hubungan kamu sama si Raka?"Ariana bertambah kesal karena pertanyaan Shelly. "Nggak usah nyebut nama laki-laki bre
Sebelum makan malam, Melani menghampiri suaminya yang sedang membaca. "Mas? Aku pengen jodohin Ari sama anaknya teman aku," ucap Melani, sambil tersenyum.Jordan mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia baca, menuju istri tercintanya. "Bukannya kamu udah sering jodohin Ari sama anak-anaknya teman kamu?"Melani mengangguk. "Iya, tapi selalu gagal. Mas tau sendiri, gimana sifatnya Ari."Jordan tersenyum, menanggapi kata-kata Melani. "Kamu sendiri tau, Ari itu nggak mempan kalau di jodohin. Kenapa kamu masih terus jodoh-jodohin dia?"Melani yang merasa kesal karena usahanya tidak dihargai, mulai menyampaikan unek-uneknya. "Aku tau, tapi mau gimana lagi, mas? Ari udah nggak muda lagi. Aku juga udah pengen punya cucu. Mas nggak tau, gimana irinya aku kalau dengar teman-teman aku cerita soal cucu mereka. Sedangkan aku? Punya dua anak cowok, tapi dua-duanya nggak punya istri sampai sekarang. Emang mas mau, kita mati tanpa ngerasain rasanya gendong cucu?!"Jordan diam sejenak sambil berpikir
"Ma? Aku udah dewasa, loh. Aku nggak perlu lagi dijodohin sana-sini."Rebecca menatap Ariana dengan pandangan sinis. "Umur kamu udah 26 sekarang! Kamu mau mama tunggu sampai kapan?! Mama sama papa udah pengen punya cucu!"Ariana mendesah panjang. "Ma? Mama nggak liat banyak kasus perceraian sekarang? Mama mau aku sembarangan kenal cowok, nikah, terus cerai? Gitu?""Kalau kamu takut, biar mama yang cariin buat kamu! Anak teman mama itu baik-baik. Kamu tinggal nurut aja sama mama."Ariana kembali mendesah. Selama ini ibunya jarang mencampuri urusan percintaannya, namun kali ini ibunya nampak begitu ngotot untuk menjodohkannya dengan anak dari temannya. Sebenarnya Ariana ingin menolak, apalagi ia baru saja memutuskan hubungannya dengan Raka. Tapi ibunya tetap ngotot agar Ariana bertemu dengan anak dari temannya."Pokoknya kali ini kamu harus temuin dia, karena mama udah janji ke teman mama buat kenalin kalian.""Ma? Emang mama udah tau dia gimana? Orangnya baik atau nggak? Siapa tau dia
Mulut Ariana terbuka lebar, saking terkejutnya mendengar ajakan nikah dari pria di hadapannya. Ini pertama kali Ariana menghadiri kencan buta yang diatur oleh ibunya. Memang terkesan seperti dijodohkan, tapi bukan berarti mereka harus menentukan tanggal pernikahan, ketika mereka baru bertemu satu kali, kan?Ariana bahkan belum mengenal seperti apa pria di depannya. Jangankan karakter pria tersebut. Nama pria yang mengajaknya nikah pun, tidak Ariana tau."Kenapa diam?" Ariana mengedipkan matanya beberapa kali. "Kamu nggak anggap pertemuan kita ini hanya candaan, kan? Kita nggak perlu buang-buang waktu lagi. Kita udah dewasa, jadi langsung a-""Stop!" Ariana mengangkat tangannya, memotong kata-kata pria di depannya. "Ini pertemuan pertama kita, dan kamu udah ngajak nikah?" Pria di depan Ariana mengangguk."Nama kamu aja aku nggak tau, dan kamu ngajak aku nikah?!" ucap Ariana, penuh penekanan."Nama aku Aries Leonidas Angkasa. Aku rasa kamu pasti udah sering dengar Angkasa Group. Aku
Ariana menatap Aries dan Leo secara bergantian. Ia cukup terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari Aries.Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga terkejut ketika Aries mengatakan bahwa Ariana adalah calon istrinya.Leo tau kalau ini adalah pertemuan pertama Ariana dan Aries. Apa mungkin mereka langsung jatuh cinta satu sama lain? 'Nggak mungkin,' batin Leo. Ia mengenal Aries dengan sangat baik. Aries tidak akan jatuh cinta semudah itu.Karena kata-kata Aries tak bisa diterima oleh akal Leo, Leo langsung bertanya pada Ariana. "Apa dia ngancam kamu?"Ekspresi wajah Aries menjadi dingin seketika. "Apa maksud kamu?"Tatapan Leo berpindah dari Ariana, menuju Aries. "Sudah jelas, kan? Kamu nggak mungkin jatuh cinta sama dia. Ini pertama kali kalian ketemu. Apa masuk akal kalau kalian langsung mutusin buat nikah?""Memangnya kamu tau apa soal-'"Stop!" Ariana memotong percakapan antara Aries dan Leo yang sudah mulai memanas. Sebelumnya Ariana masih dalam kondisi terkejut karena ham
"Malam." Ariana melepas sepatu high heels yang ia gunakan, lalu berjalan menuju ruang televisi."Loh? Kamu udah pulang?" Rebecca menatap jam yang tergantung di dinding. "Kok cepat banget?"Ariana menaruh handbagnya di atas sofa, lalu duduk di sisi ibunya. "Aku sama dia cuman makan malam aja, ma. Habis itu langsung pulang."Karena penasaran, Rebecca mengecilkan volume televisi, lalu kembali bertanya pada Ariana. "Gimana orangnya? Makan malam kalian lancar-lancar aja, kan?"Ariana mendesah pelan, kemudian membatin, 'lancar apanya? Kalau aku tau orangnya kayak gitu, aku nggak akan mau ketemu dia. Dasar cowok aneh!'"Ariana? Kok malah diam?" Ariana menoleh ke arah ibunya, lalu memaksakan seulas senyuman. "Lancar kok, ma." Ariana terpaksa berbohong, karena ia tidak ingin meladeni pertanyaan ibunya lebih jauh lagi. "Aku ke atas dulu, ma. Aku mau mandi."Baru saja Ariana berdiri, Rebecca sudah mencegatnya dengan cara memegang pergelangan tangan Ariana. "Loh? Kamu mau ke mana? Mama kan belum
"Shell?! Shelly?! Kamu udah baca berita soal Ariana?!"Shelly yang saat ini sedang berada di Seven Star Agensi, menoleh, menatap Bella, salah satu penyanyi yang juga berada di bawah naungan Seven Star Agensi. "Aku-""Shelly?! Benaran Ariana tunangan sama pewaris Angkasa Group?!"Belum sempat Shelly menjawab pertanyaan Bella, Dita, yang juga berprofesi sebagai penyanyi, datang dan mengajukan pertanyaan yang sama.Shelly menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Sejak ia datang, tidak terhitung lagi banyaknya pertanyaan tentang Ariana, yang dilontarkan kepadanya. Shelly sendiri juga bingung harus menjawab apa, karena ia tidak tahu perihal berita ini."Kok malah diam?! Kamu tau, nggak?!" tanya Bella, sedikit mendesak Shelly.Shelly menggelengkan kepalanya. "Jangan tanya aku. Aku nggak tau apa-apa."Dita mengerutkan keningnya. "Masa kamu nggak tau? Kamu kan teman baiknya Ariana."Shelly berusaha tersenyum, walau dalam hati ia sudah kesal setengah mati. "Walaupun aku t
Tok tok tok"Masuk!" Dari arah pintu, seorang wanita cantik rambut sebahu, masuk dan menghampiri Aries. "Ini dokumen yang Bapak minta.""Taruh saja di atas meja," ucap Aries, tanpa mengalihkan wajah dari layar ponselnya."Baik, Pak." Setelah mengikuti perintah Aries, wanita itu pamit keluar dari ruangan Aries.Saat ini Aries sedang sibuk membaca berita, dan memperhatikan pergerakan saham Angkasa Konstruksi. Sejak berita mengenai pertunangan dirinya dan Ariana tersebar, harga saham perusahaannya juga melambung naik. Ini seperti melempar dua burung dengan satu batu. Saat Aries sedang merasa bahagia, ponsel miliknya tiba-tiba bergetar. Tanpa menunggu lama, Aries langsung menjawab panggilan tersebut. "Halo, ma?""Ari?! Kamu udah liat berita hari ini?!"Aries tersenyum tipis, karena suara ibunya yang terdengar sangat antusias di seberang. "Maksud mama soal pertunangan aku sama Ariana?" tanya Aries, pura-pura memancing ibunya."Iya, itu! Berita itu bukan berita hoax, kan?!" tanya Melani,