Share

DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN
DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN
Penulis: Andromeda Timur

01. Siapa Dia?

"Lepasin tangan kamu!"

PLAK!

Suara tamparan, nyaring terdengar di sebuah lorong yang sepi.

"Kamu berani nampar aku?!" desis pria berwajah tampan yang berprofesi sebagai artis itu.

"Seharusnya kamu bersyukur, aku hanya nampar kamu, bukan laporin kamu ke polisi!" 

"Lapor polisi? Emangnya aku ngapain?" tanyanya sambil menyeringai.

Wanita itu menggelengkan kepalanya perlahan. "Raka? Kamu nggak sadar apa yang mau kamu lakuin ke aku?"

Pria yang dipanggil Raka itu tersenyum, tanpa rasa bersalah. "Kamu nggak usah sok suci, Ariana. Kamu pikir aku nggak tau kalau kamu udah sering tidur sama mantan ka-"

PLAK!

Lagi, satu tamparan bersarang di pipi Raka, membuat Raka langsung mengumpat. "Dasar cewek sialan!!" Raka mengangkat tangannya, ingin membalas tamparan Ariana, tapi tangannya tiba-tiba berhenti di udara.

'Kok nggak sakit?' batin Ariana, bertanya-tanya. Padahal Ariana sudah menutup matanya, bersiap-siap untuk menerima tamparan dari Raka.

Karena penasaran, Ariana kembali membuka matanya dan melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata di depan Ariana, seorang pria sedang menahan tangan kekasihnya itu.

Saat ini Ariana dan Raka sedang berada di tangga darurat, karena itu mereka tidak menyangka kalau akan ada orang yang melewati tempat ini.

"Lepaskan tanganku!" Raka menarik tangannya dengan paksa, lalu menatap pria asing tersebut dengan tajam. "Kamu siapa?! Jangan ikut campur masalah orang!"

Pria asing tersebut menatap Raka sesaat, lalu beralih ke Ariana. "Kamu nggak apa-apa?"

Ariana menggelengkan kepalanya perlahan. "A-aku nggak apa-apa."

Setelah mendengar jawaban dari Ariana, pria asing tersebut kembali menatap Raka. "Pergi dari sini, atau nama sama muka kamu akan ada di setiap media online besok."

"Kamu mengancamku?" tanya Raka, tersinggung. Wajahnya tampak mengeras.

Sang pria asing mengeluarkan ponselnya, seolah menantang Raka. "Aku hitung sampai tiga. Kalau kamu masih di sini, aku akan telepon wartawan sekarang juga."

Bukan hanya Raka yang gugup, tapi Ariana juga ikut panik. Jika pria ini bercerita pada wartawan tentang apa yang terjadi di sini, mereka pasti akan menghadapi masalah yang cukup serius.

"Makasih udah bantu aku," ucap Ariana, menarik perhatian Raka dan sang pria asing. "Aku baik-baik aja, jadi aku rasa masalah ini nggak perlu kita besar-besarin. Iya kan, Ka?"

Raka tidak langsung menjawab pertanyaan Ariana. Ia sadar jika Ariana sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah, namun ego Raka sedikit terluka jika ia mengalah sekarang.

"Ka? Kamu nggak mau berurusan sama wartawan, kan?" tanya Ariana, penuh penekanan.

Raka mengeraskan rahangnya. Walau enggan, tapi ia harus mengalah kali ini.

Sebelum pergi, Raka menatap pria asing yang ikut campur dalam masalahnya dan Ariana. "Lihat aja, ini belum selesai."

Sang pria asing tidak menanggapi ancaman Raka. Sedangkan Ariana akhirnya bisa bernapas lega, karena akhirnya bisa mengatasi masalah ini.

Setelah Raka pergi, pria asing tersebut menatap Ariana dengan sorot lembut. "Kamu benar-benar nggak apa-apa?"

Ariana tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "I'm okay."

"Oh iya, kamu karyawan di sini, atau artis di agensi ini?"

Mendengar pertanyaan itu, Ariana seketika mengerutkan keningnya, heran.

'Kenapa dia nanya gitu?' batin Ariana. 'Bukannya tadi dia bilang mau lapor wartawan? Kalau dia mau lapor wartawan, itu berarti dia sudah tau aku sama Raka, kan?'

Tak mampu menahan rasa penasarannya, Ariana langsung bertanya pada pria di depannya. "Kamu nggak kenal aku sama Raka?"

Pria asing yang menolong Ariana diam sejenak. Ia nampak berpikir, barulah ia menjawab pertanyaan Ariana. "Nope."

Mulut Ariana terbuka. "Terus yang tadi? Kamu ngancam Raka, bukannya karena kamu tau aku sama dia artis?"

Pria asing tersebut menggelengkan kepala. "Aku cuma nebak aja."

Mulut Ariana terbuka, lalu menutup kembali. Dalam gedung ini, tidak ada orang yang tidak mengenal dirinya. Bahkan Ariana yakin kalau hampir seluruh orang di Indonesia, pasti akan mengenali Ariana ketika bertemu dengannya.

Siapa yang tidak mengenal seorang Ariana Putri Lauren? Artis papan atas yang paling terkenal. Ariana punya wajah yang cantik, body-nya yang sudah seperti gitar spanyol, dan soal uang, pekerjaan Ariana sebagai artis terkenal, tentunya mendatangkan banyak uang untuknya. Keluarga Ariana pun bisa dibilang sangat harmonis.

Intinya, Ariana mempunyai kehidupan yang hampir sempurna. Namun, kisah cinta Ariana tidak seindah karier atau kehidupan keluarganya.

Dengan semua kesempurnaan yang dimiliki Ariana, bukannya mendapatkan cinta yang tulus, ia malah selalu mendapatkan laki-laki brengsek yang hanya ingin menikmati tubuhnya, atau ingin mencari untung dari kepopulerannya.

"Maaf, tapi aku harus pergi sekarang," ucap pria yang tadi menolong Ariana.

Ariana tersadar dari lamunannya, dan langsung berseru pada pria tersebut. "Tunggu!"

Pria itu menghentikan langkahnya, kemudian melempar tatapan bertanya pada Ariana.

"Kamu benar-benar nggak kenal aku?" tanya Ariana, yang kembali mengutarakan rasa penasarannya.

Pria asing itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Kan aku udah jawab tadi."

Mulut Ariana menganga. Jika itu 20 tahun yang lalu, akan terdengar wajar jika ada orang yang tidak mengenalnya. Namun di tahun 2023, Ariana adalah artis paling terkenal dan wajah dari Indonesia. Apa mungkin, masih tidak ada yang mengenal Ariana? Wajah Ariana bahkan terpampang di setiap sudut kota Indonesia.

'Apa mungkin dia dari kampung?' tanya Ariana dalam hati.

Karena Ariana tidak membalas pertanyaannya, pria itu membalikkan tubuhnya, dan pergi meninggalkan Ariana tanpa kata-kata. Sudah banyak waktu yang ia buang di tempat ini.

"Tunggu! Kamu mau ke mana?!"

Lagi, suara Ariana membuat pria itu menghentikan langkahnya. Ia berbalik, lalu menatap Ariana. "Kenapa? Kamu mau ikut aku?"

Sontak Ariana langsung menggelengkan kepalanya. "Bu-bukan itu maksud aku. A-aku cuman penasaran aja. Gimana bisa kamu nggak kenal aku?" Ariana berpikir sejenak, lalu menirukan salah satu adegan dalam filmnya yang paling terkenal. "Mas Adit?!! Balikin uang satu milyar yang udah aku kasih ke kamu!! Dasar pengangguran nggak tau diri!!"

Kata-kata Ariana membuat pria asing itu bergerak mundur beberapa langkah, tampak terkejut dan bingung.

"Gimana? Kamu pasti tau adegan yang tadi, kan?" tanya Ariana, dengan wajah berseri.

Tapi pria asing itu justru menggelengkan kepalanya. "Nggak tau."

Ariana masih tidak percaya. "Kamu nggak punya TV, atau HP?!"

"Ini?"

Ariana langsung menepuk dahinya. Ia baru sadar kalau sejak tadi pria tersebut sedang memegang ponsel. Karena frustasi, Ariana kembali melontarkan pertanyaan. "Kamu pernah dengar nama Ariana Putri Lauren? Di YouTube atau di radio mungkin?"

Pria itu diam sejenak. Ia berpikir beberapa detik, lalu kembali menggelengkan kepalanya untuk yang kesekian kali. "Belum pernah dengar."

Tidak ada lagi yang bisa Ariana tanyakan. Ia saat ini benar-benar terluka karena tidak dikenal oleh seseorang. "Ya udah. Kamu boleh pergi sekarang," ucap Ariana, dengan suara lesu.

"Beneran udah boleh? Ntar malah dipanggil lagi."

Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak. Sekarang aku pengen sendiri."

"Kalau kamu kerja di sini, mungkin kita bakal lebih sering ketemu, jadi simpan pertanyaan kamu buat nanti aja."

Ariana mengangguk, namun ia tak terlalu menanggapi kata-kata pria tersebut. Saat ini Ariana sedang syok, karena ekspektasinya baru saja dipatahkan. Ariana yang berpikir kalau ia sudah dikenal sampai ke pelosok daerah, tidak pernah menyangka kalau akan ada satu orang kota yang tidak mengenalinya.

Sambil menerawang, Ariana berbicara pada dirinya sendiri. "Jangan-jangan dia hantu? Atau manusia dari dimensi lain? Kok bisa-bisanya dia nggak kenal aku?"

***

Tok tok tok!

"Masuk!"

Leo membuka pintu ruangan milik direktur Seven Star Agensi.

Mulanya pria tua yang menjabat sebagai direktur dari Seven Star Agensi, tidak menaruh perhatiannya pada pria yang melangkah masuk ke dalam ruangannya. Namun setelah pria tua itu mengangkat kepalanya, matanya langsung terbelalak, karena sosok lelaki yang berdiri di depan pintu.

"Ya ampun! Maaf, Pak Leo! Saya tidak tahu kalau Bapak yang datang!"

Laki-laki yang dipanggil Leo tersenyum ramah. "Tidak apa-apa, Pak. Saya yang salah karena tidak buat janji lebih dulu."

"Silahkan duduk, Pak!" Direktur dari Seven Star Agensi mempersilahkan Leo untuk duduk, kemudian memanggil sekretarisnya.

"Saya kebetulan ada urusan di sekitar sini, jadi sekalian mampir ke kantor Bapak," ucap Leo, memulai percakapan.

Direktur Seven Star Agensi tersenyum, menanggapi kata-kata Leo. "Kantor saya selalu terbuka buat Pak Leo dan keluarga Angkasa."

Setelah berbincang beberapa saat, sekretaris dari direktur masuk ke dalam ruangan, dan membawakan minuman untuk sang direktur dan Leo.

"Saya permisi, Pak," ucap sang sekretaris, setelah menaruh cangkir putih di atas meja.

Baru saja sang sekretaris keluar, ia langsung mengambil ponselnya dan mengetik beberapa kata.

Mila: Warning!!! Ada info baru! Aku barusan dari kantor Pak Direktur! Aku liat ada cowok ganteng banget di ruangannya! Udah gitu Pak Direktur kita yang terkenal sombongnya sampai langit kesembilan itu, malah ramah dan nyari muka sama si cowok itu! Aku jadi penasaran, siapa cowok yang bisa buat Direktur kita jadi gitu!

Pesan dari Mila, sang sekretaris, langsung menjadi gosip terpanas di Seven Star Agensi.

Sebenarnya, siapa pria misterius tersebut?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status