Share

Part5

Kami berjalan kaki menuju kafe yang terletak di seberang kantor. Kafe langganan yang selalu menjadi tempat makan siangku dari dulu jika sedang malas bepergian. 

"Kamu nggak usah sok tebar-tebar pesona deh," celetukku. Masih membahas soal karyawanku tadi. 

"Enggak, kok. Kan kamu liat sendiri aku cuman ngasi tau apa yang dia nggak ngerti," jawabnya dengan lembut. 

"Halah, modus!" 

"Udah dong, ngambeknya," bujuknya, sambil menyeruput Americano dingin yang sudah tinggal setengah. 

Aku pun melakukan hal serupa dengan minumanku, sembari membuka kembali akun fesbuk di gawai mahalku. Mataku membelalak kaget, hampir copot saat melihat komentar demi komentar dari postingan yang kubuat kemarin. 

'Wah... ngerih ya.'

'Gilak jugak kamu, Yas.'

'Asli gak tuh?'

'Nggak sia-sia ya, Yas punya banyak editor. Editannya ngeri. Bagus banget.'

'Jadi penasaran liat aslinya.'

'Jangan-jangan aslinya burik lagi.'

Huft... Hatiku panas membaca satu persatu komentar mereka. Ini tidak bisa dibiarkan. Mereka harus liat Zein secara langsung. Biar mereka tau kalau suamiku ini tampan dan juga rupawan. Awas aja kalian. 

Salahku sendiri memang. Karena kesal, aku tak mengundang mereka ke resepsi super mewahku. Biar mereka tidak numpang eksis buat pamer foto-foto keren di acara sakralku. 

"Kamu kenapa, Yas?" Rupanya Zein memperhatikan mimik wajahku yang sedang meradang ini. 

"Nggak perlu tau!" sahutku, geram. 

Segera kubalas komentar dengan mentag nama mereka satu persatu. 

'Hello... Nggak boleh sirik dong hanya karena suami kalian gendut dan juga tua. Kalau mau kenalan langsung, kita reunian aja, yuk! Jangan lupa ya, bawa suami masing-masing. Suami sendiri lho. Jangan suami orang!' 

Kuselipkan emoticon wajah sedang tersenyum. Walaupun lebih cocok jika kuberikan emoticon makhluk merah bertanduk dua. 

'Jangan bohong, ya.'

'Awas kalo nggak dateng.'

'Jangan banyak alasan lagi'

Serang mereka dengan berbagai macam emoticon. Wah, nantangin ini. Pamer suami? Siapa takut. 

.

Kami langsung pulang ke rumah baru. Segala macam perabotan sudah dipersiapkan oleh Papi dan Mami. Kami hanya tinggal membawa pakaian saja. Itupun sudah sebagian aku pindahkan dari rumah lama. 

"Kita ngambil pakaian di rumah Papi lah, Yas. Aku nggak ada baju, buat ke kantor besok," pintanya saat di perjalanan. 

"Nggak usah diambil. Baju murahan kek gitu nggak pantes buat jalan sama aku!" celaku.

"Terus, besok aku nggak pakek baju, gitu?"

"U..u.. u... mau pamer roti sobek ya, sama cewek-cewek di kantor? Biar mereka tau kalau kamu punya perut bagus?" cecarku. 

"Tuh, kan. Akhirnya kamu ngaku juga kalau aku ini laki-laki menarik," godanya lagi. 

Duh, kan. Salah bicara lagi aku. Bisa tambah ge er nanti suami bayaranku ini. 

Kami sampai di rumah. Menuju kamar masing-masing. Aku merebahkan diri demi menghilangkan rasa penat. Rasa lelah membuatku cepat terlelap dan tak sadarkan diri. 

Entah berapa lama aku tertidur, hingga terdengar suara ketukan dari luar. 

"Tyas. Makan yuk. Aku masak nih." Suaranya terdengar dari luar. Dengan malas aku membukakan pintu. 

"Apa?" 

"Kamu kok belum mandi?" 

"Ketiduran."

"Mandi gih. Udah malem. Abis tu kita makan, ya."

"Emang ada makanan?"

"Kan tadi aku dah bilang, kalau aku masak."

"Dih, emang bisa?"

"Udah biasa kali, Yas. Ya udah sana mandi. Atau mau aku mandiin?" godanya lagi. 

"Kamu pikir aku mayat? Nggak sekalian disholatin?" hardikku. 

"Dih, jutek amat. Bikin gemes."

Eh? Untung nggak makek nyubit pipi segala. 

.

Aku makan dengan lahap. Sosis dan telur kecap yang sangat sederhana, namun terasa nikmat. Apalagi memang dimakan saat lapar. Sepertinya Papi dan Mami memang belum sempat berbelanja dan mengisi bahan makanan saat membenahi rumah ini. 

"Makasih ya, Yas," ucap laki-laki yang sedang makan di hadapanku ini. Suaranya terdengar tulus. 

"Buat apa?"

"Buat baju-baju yang udah kamu taro di lemari aku."

"Oh, hemmm...."

"Kapan kamu beli baju sebanyak itu? Kok aku nggak tau? Mana ukurannya, pas lagi."

"Tau ah. Tinggal pakek doang, sewot," ketusku. Dia tersenyum. 

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Raden rico
semangat untuk lanjut membaca nya
goodnovel comment avatar
Isabella
sumpah lucu seneng ma ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status