Share

Suami Naren

Penulis: Rose Bloom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-01 08:28:13

"Naren?"

Naren menoleh ke belakang saat ada seseorang yang memanggil namanya. Naren membulatkan kedua matanya saat tahu siapa orang itu. Dia kikuk sendiri karena pakaiannya yang terbilang tidak cocok untuk bertemu dengan orang itu.

"D-deo? Eh Pak Deo?"

"Sedang apa kamu di sini?" Wajah Deo terlihat panik melihat Naren memakai baju pasien. Deo mendekat dia ingin mengecek kondisi Naren, tetapi Naren mundur beberapa langkah memberi jarak diantara mereka berdua.

"Seperti yang Bapak lihat." Naren menunjukkan selang infus di tangannya.

"Apa yang terjadi?"

Naren mengedipkan kedua matanya, Deo terlalu ingin tahu. Naren tidak nyaman karena ada Davin juga di belakang pria itu. Davin tampak waspada, sepertinya pria itu kebingungan dan menyimpan tanda tanya saat melihat Naren dan Deo seperti orang yang telah lama saling kenal.

"Kamu sakit apa?" Deo membuyarkan lamunan Naren, Naren menggaruk tengkuknya dia bingung cara menjelaskannya.

"Saya sakit, Pak."

"Iya sakit apa?" Deo tidak sabaran, pr
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • DUA CINTA DUA SAMUDRA   Kebersamaan Bersamamu

    Deo berjalan cepat tanpa tentu arah, sedangkan di belakangnya Davin masih diam tidak bertanya apapun pada bosnya itu. Lalu... Tiba-tiba Deo berhenti, dia gelisah seolah-olah ada yang mengusiknya. Dia memandang ke segala arah seperti mencari kepastian, sayangnya dia tidak menemukan jawaban atas hatinya yang saat ini sedang gundah. "Ada apa, Tuan?" tanya Davin memberanikan diri ketika melihat Deo saat ini dengan wajahnya yang merah karena amarah. "Apa kamu tahu kalau Naren telah menikah?" Davin langsung menjawab dengan gelengan kepala."Maaf tidak tahu, Tuan." Deo mengusap wajahnya kasar, dia memukul udara dengan tegas. Kesal di hatinya kian membuncah setelah mengetahui fakta bahwa Naren telah menikah. Hatinya teriris, dia tidak pernah melupakan Naren, wanita itu selalu ada di hatinya dan Deo selalu mencintainya. Tidak ada yang tahu, Deo simpan rapat-rapat perasaannya itu. Deo kembali pun dengan maksud ingin mencari keberadaan Naren. Ada banyak cerita yang tidak pernah Deo kepada s

  • DUA CINTA DUA SAMUDRA   Suami Naren

    "Naren?" Naren menoleh ke belakang saat ada seseorang yang memanggil namanya. Naren membulatkan kedua matanya saat tahu siapa orang itu. Dia kikuk sendiri karena pakaiannya yang terbilang tidak cocok untuk bertemu dengan orang itu. "D-deo? Eh Pak Deo?""Sedang apa kamu di sini?" Wajah Deo terlihat panik melihat Naren memakai baju pasien. Deo mendekat dia ingin mengecek kondisi Naren, tetapi Naren mundur beberapa langkah memberi jarak diantara mereka berdua. "Seperti yang Bapak lihat." Naren menunjukkan selang infus di tangannya. "Apa yang terjadi?" Naren mengedipkan kedua matanya, Deo terlalu ingin tahu. Naren tidak nyaman karena ada Davin juga di belakang pria itu. Davin tampak waspada, sepertinya pria itu kebingungan dan menyimpan tanda tanya saat melihat Naren dan Deo seperti orang yang telah lama saling kenal. "Kamu sakit apa?" Deo membuyarkan lamunan Naren, Naren menggaruk tengkuknya dia bingung cara menjelaskannya. "Saya sakit, Pak.""Iya sakit apa?" Deo tidak sabaran, pr

  • DUA CINTA DUA SAMUDRA   Memang Aku yang Salah

    "Sudah gila ya kamu," ucap Bu Ningsih dengan nada tinggi. Sesuai dugaan Naren, bahkan dia sudah bersiap diri untuk dimaki saat masih di rumah. Naren tidak banyak berharap dari keluarga Ryo karena pastinya mereka akan menolak permintaan Naren untuk mengadopsi anak. Naren hanya diam saat ibu mertua melemparinya sendok hingga mengenai pelipisnya. Ryo siap menghadang sayangnya gerakan lebih lambat dari sang ibu. Naren tetap diam, bahkan dia tidak mengeluh dan merintih padahal pelipisnya terluka. Naren sudah terbiasa diperlakukan buruk seperti ini. "Apa-apaan sih, Bu? Jangan sakiti Naren seperti itu!" Ryo tidak terima istrinya terluka, batin dan fisik Naren kini menjadi sasaran keluarga Ryo sendiri. Jika bukan Ryo yang membela Naren, siapa lagi? Karena itulah Ryo mati-matian melindungi sang istri dari keluarganya sendiri. "Mengapa bela istrimu terus?" Ibu Ningsih semakin tidak terima, amarahnya kian membuncah karena Ryo justru membentak ibunya sendiri. "Mulai berani kamu membentak ibu

  • DUA CINTA DUA SAMUDRA   Ayo Kita Coba

    "Aku ingin membicarakan sesuatu," ucap Naren was-was.Sejak Ryo pulang ke rumah, Naren mengikuti ke manapun pria itu pergi. Sampai akhirnya Ryo sadar ada yang tidak beres dengan istrinya itu. Naren seperti menahan sesuatu di pikiran dan hatinya, Ryo pun segera bertanya pada Naren tentang keluh kesah yang dipendam saat ini. "Mau bicara apa?" Ryo menuntun istrinya menuju sofa ruang tamu, tampak Naren semakin gelisah. Ryo mengusap pundaknya agar lebih tenang. "Sebenarnya ini sebuah permintaan, tapi kalau Mas Ryo tidak setuju aku pun tidak memaksa," ucap Naren sedikit canggung. Ryo hanya mengangkat sebelah alisnya, pasti sesuatu yang berat sehingga membuat Naren begitu khawatir. "Apa itu? Katakan saja!" "Emm aku tadi mendengar ini dari temanku. Katanya agar kita bisa cepat punya keturunan kita coba adopsi anak sebagai pancingan." Naren menunduk lesu, dia takut membuat suaminya marah karena ide konyolnya ini. Terdengar hembusan napas Ryo yang terasa berat, Naren mengulum bibirnya past

  • DUA CINTA DUA SAMUDRA   Sebuah Solusi

    "Lalu apa? Tuan?" Deo memandangnya sinis seolah Naren telah melakukan kesalahan besar. Tidak penting apapun panggilannya terhadap pria itu, Naren tidak salah sama sekali bahkan panggilan bapak itu adalah panggilan wajah dan biasa digunakan oleh semua orang. "Tuan Deo?" Braakkk...Deo tampak kesal, dia bangkit dan tiba-tiba mencengkeram lengan Naren. Semakin lama Deo menyebalkan, Naren menghempas tangan kekar itu dari lengannya. Entah apa mau pria itu, Naren hanya berusaha bekerja dengan baik, tetapi nyatanya dia tidak mendapatkan balasan positif. "Kalau begitu panggil saja seperti barusan."Naren menghela napas berat, "Memang seharusnya seperti itu, Pak." Naren membungkukkan badannya dan hendak pergi dari ruangan ini. "Saya pamit undur diri.""Naren."Naren menghentikan langkahnya, sebelah alisnya terangkat karena Deo memanggil namanya. Ternyata Deo masih ingat dengan nama panggilannya ini. Beberapa menit berlalu Deo masih diam, Naren terus menunggunya. Entah apa yang dipikirkan o

  • DUA CINTA DUA SAMUDRA   Mantan Kekasih

    "Sudah datang, mereka sudah datang."Riuh dan bisikan dari beberapa karyawan menggema di telinga Naren. Selama bekerja di Briliant Company, untuk pertama kalinya dia dan seluruh karyawan di perusahaan ini menyambut sang CEO. Selama ini kehidupan di kantor begitu tentram dan damai. Namun, setelah ada isu digantinya CEO baru banyak rumor-rumor yang beredar. Identitas CEO lama yang selalu disembunyikan tak membuat Naren penasaran. Namun, CEO baru yang akan menjabat saat ini membuat Naren gelisah. Pasalnya Naren akan bekerja langsung di bawah tangan CEO baru itu. Naren mendengar pintu mobil dibuka oleh seseorang, dia masih tetap menundukkan kepala. "Selamat datang di Briliant Company. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Bagaimana perjalanan anda, Pak?" Tidak ada sahutan, semua orang hening dan tampak kaku. Benar dugaan Naren bahwa CEO baru itu berhati dingin. Naren masih tidak berani mengangkat kepalanya. Padahal yang berbicara dengan CEO baru itu adalah pejabat tinggi di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status