Home / Romansa / DUDA POLISI BUCIN / Siluet Gadis Itu

Share

Siluet Gadis Itu

Author: Lystania
last update Last Updated: 2025-06-09 06:31:11

Bergabung dalam operasi patuh yang tengah melakukan pengecekan kelengkapan berkas kendaraan bermotor, Charles memundurkan langkah dan menatap ke arah ujung antrian. Ada dua petugas yang sedang bersitegang dengan salah satu pengendara motor. 

"Ada apa ini?" Charles datang dengan setengah berlari.

"Ini mau kabur, Pak, " ucap petugas polisi itu sambil mengamankan kunci sepeda motor.

“Saya bukannya mau kabur, tapi saya lagi buru-buru, Pak. Istri saya jatuh di kamar mandi. Kalau ada apa-apa sama istri saya di rumah Bapak mau tanggung jawab!” Pengendara itu mulai emosi.

“Ini periksa sendiri!” Pengendara itu mengambil surat-surat motornya lantas memberikannya pada Charles. Ia lalu mengambil paksa kunci motornya dari tangan petugas dan pergi.

mencabut kunci kontak sepeda motor itu.

"Biar nanti saya yang urus," ucap Charles mengecek surat-surat yang orang itu tinggalkan.

Di rumahnya, Yuda tengah menemani Nadia di kamar setelah selesai di pijat. "Gimana, Sayang?” tanya Yuda dengan wajah khawatir.

"Sudah agak mendingan, Sayang.” Nadia tersenyum kecut berusaha menahan sakit saat berusaha memindahkan kakinya. 

"Maafin ya, Ma," ucap si kembar bersamaan.

"Iya sayang-sayang, Mama,” ucap Nadia memeluk si kembar, pasalnya Nadia jatuh di kamar mandi karena menginjak mobil-mobilan yang entah bagaimana bisa berada di dalam sana.

"Sebentar ya,” ucap Yuda meminta si kembar tetap di kamar sementara ia keluar mengecek orang yang mengetuk pintu rumahnya.

“Selamat malam, Pak. Saya mau balikin ini,” kata Charles mengembalikan surat-surat kendaraan milik Yuda. 

"Oh iya. Terima kasih sudah repot-repot mengantar ini ke rumah," sahut Yuda tersenyum, “maaf atas kejadian tadi, Pak.”

"Tidak masalah,” kata Charles seraya menanyakan keadaan istri Yuda.

"Sekarang sudah lebih baik, Pak. Mau mampir dulu?" Yuda basa basi. 

"Lain kali ya saya pasti mampir." Charles pamit setelah mereka saling berjabat tangan.

"Ternyata masih ada polisi baik kayak dia," gumamnya sambil menutup pintu.

***

Setelah memanaskan mobilnya Vanya bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Pagi, Van," sapa Reni saat melihat Vanya muncul di belakangnya hendak absen masuk.

"Pagi, Ren."

"Hari ini Tante Erin ulang tahun, kamu sudah kasih hadiah?” Tanya Reni dengan nada tidak bersahabat.

Vanya hanya diam karena ia sendiri tidak tahu kalau Erin berulang tahun hari ini.

“Atau kamu gak tahu?”

“Aku duluan ya, banyak kerjaan,” sahut Vanya bergegas naik ke lantai tiga tak menjawab pertanyaan Reni. 

Sambil menyalakan komputer, Vanya mengecek handphonenya. Begitu terhubung dengan wifi kantor, beberapa pesan langsung masuk. Ternyata sejak tadi malam kuota internetnya sudah habis.

“Kak Vanya kok gak bisa dihubungi mulai kemarin?” Sandra langsung nyerocos begitu panggilannya diangkat oleh Vanya.

“Maaf ya, San. Lupa isi pulsa,” sahut Vanya.

“Kirain ada apa. Kak Vanya jangan lupa datang ya malam ini. Acara ulang tahun Mama, pesan Mama Kak Vanya juga bawa Mamanya Kak Vanya,” ucap Sandra memberi tahu. 

Gadis itu mengiyakan ucapan Sandra lantas mengakhiri panggilan. Belum ada dua menit, handphone milik Vanya kembali berdering. Panggilan dari Mama.

"Kok mendadak, Ma?" Vanya kaget saat Mama mengatakan sedang dalam perjalanan menuju Bandung.

"Tadi pagi Yuda telepon, bilang kalau Nadia jatuh di kamar mandi. Mama khawatir kalau dia kenapa-napa. Lusa Mama balik,” terang Mama.

“Iya, Ma. Padahal tadi Vanya mau ngajak Mama ke rumahnya Charles. Undangan ulang tahun Tante Erin.”

"Maaf ya, Sayang. Sampaikan salam Mama buat Tante Erin ya,” pesan Mama.

“Oke, Ma. Hati-hati di jalan ya, Ma.”

***

Masih menggunakan handuk, Vanya berdiri di depan lemari, bingung memilih pakaian apa yang cocok untuk dikenakannya. Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu yang begitu kencang membuat Vanya tak fokus memilih pakaian. Menggantikan handuknya dengan baju kimono, Vanya berjalan menuju pintu depan dan langsung membuka pintu tanpa melihat dulu dari balik jendela. Vanya mematung saat melihat Charles berdiri di depannya. Tatapan pria itu susah dijelaskan saat melihat Vanya mengenakan kimono tipis itu. Samar terlihat lekuk tubuh gadis itu.

“Tunggu di luar!” seru Vanya cepat menutup pintu. Sadar dengan tatapan Charles itu, Vanya bergegas menuju kamarnya.

Masih berdiri di depan pintu, nafas Charles naik turun terbayang Vanya. Entah angin apa yang membawanya ke sini dan melihat pemandangan seperti itu tadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUDA POLISI BUCIN   Cubitan

    Mobil kantor berhenti di depan salah satu deretan ruko tingkat dua. Bu Wiwi mengajak Vanya masuk ke dalam salah satu ruko yang bernuansa putih dengan banyak hiasan gula-gula dan kue yang menggantung di atasnya."Bikin ngiler ya, Bu," ucap Vanya saat melihat deretan kue yang terpajang di etalase."Iya. Kamu harus coba nanti kuenya," sahut Bu Wiwi.Mereka disambut oleh seorang wanita paruh baya seumuran Bu Wiwi dan di persilahkan duduk."Biasanya sama Desi atau gak Winda, Bu? Ucapnya saat Vanya dan Bu Wiwi duduk."Mereka lagi ke tempat nasabah yang lain, Bu. Biasa bagi tugas," jawab Bu Wiwi.Tak berapa lama, seseorang mengantarkan beberapa potong kue dan minuman kemudian menyajikannya di meja."Silahkan sambil di makan," ucap nasabah itu ramah."Enak, Bu," jawab Vanya saat ditanya soal rasa kue yang baru saja dimakannya.Vanya kemudian mengeluarkan beberapa berkas untuk perpanjangan deposito nasabah Bu Wi

  • DUDA POLISI BUCIN   Acara Rutin

    Dengan diantar Charles, hari ini Vanya pergi ke acara rutin ibu-ibu bhayangkari. Bertempat di salah satu rumah makan yang telah disewa aulanya. Acara di mulai jam sepuluh pagi. Dengan memakai seragam khas ibu-ibu bhayangkari, Vanya bergabung dan membaur dengan sesama istri anggota polisi. Walau sudah beberapa kali datang ke acara beginian dia tetap saja merasa asing. Hanya Bu Nico Wulandari, istri atasan Charles yang langsung menyapanya dengan ramah."Akhirnya Bu Charles datang lagi,""Iya, Bu. Kedepannya bakal diusahain datang terus," ucap Vanya. Ia diajak Bu Nico Wulandari untuk duduk agak ke depan.Acara kemudian dimulai dengan sambutan dari ketua bhayangkari didampingi oleh wakil ketua yang duduk di depan aula. Begitu sambutan telah disampaikan, acara dilanjutkan dengan himbauan yang masih tetap disampaikan oleh ibu ketua, untuk tetap menjadi contoh yang baik di lingkungan, tetap menjaga sikap dan nama baik, serta terus mendukung pekerjaan suami.Di tempat sama n

  • DUDA POLISI BUCIN   Tersembunyi

    "Eh, besok ulang tahunnya Pak Toni, kira-kira kalian bisa gak ke rumah beliau buat kasih kue ulang tahun? Besok kan aku izin satu hari," ucap Desi seraya melayangkan pandangan pada mereka yang ada di ruangan secara bergantian."Aku sama Bu Wiwi besok pagi mau ke dinas pariwisata," sahut Winda."Aku sih bisa aja, tapi kalau sendiri--" ucap Vanya sedikit ragu."Sama Alan aja." ucap Desi lagi."Iya, Kak." sahut Alan.Selesai menginput laporan, mereka mematikan komputer dan lampu ruangan, kemudian bergegas pulang.Selesai makan malam, Bu Tuti pamit pulang dengan membawa beberapa menu makan malam tadi. Sandra yang baru selesai menerima telepon tampak sumringah saat kembali ke ruang tengah."Sandra diterima kerja!" serunya bahagia yang langsung disusul dengan ucapan selamat dari yang lain. Setelah menceritakan perusahaan yang menerimanya kerja, Sandra lantas pamit masuk ke kamar duluan untuk mempersiapkan pakaiannya besok. "Kalian jangan lama-lama, Ch

  • DUDA POLISI BUCIN   Bilang Pada Erin

    Vanya menghampiri Erin yang tengah berkutat dengan handphonenya, tampak serius hingga tak menyadari Vanya telah duduk di sampingnya."Kenapa, Sayang?" tanya Erin."Gak enak mau bilangnya sama Mama.""Bilang aja belum, kenapa harus gak enak?" Erin meletakkan handphonenya."Bu Nita mau ketemu sama Mama.""Males Mama ah. Kemarin Mama ke outlet yang deket sama dealer mobil itu, Mama pindahin semua dana Mama ke bank lain. Paling tinggal sepuluh juta di tabungan prioritas Mama." Cerita Erin.Vanya terdiam, tak tahu harus ngomong apa. Belum lagi nanti Bu Wiwi yang minta tolong masukin dana atau minta referensi nasabah yang bisa di prospek dananya. Bu Wiwi sih gak salah karena request Vanya masuk ke tim funding. Karena yang dipikirkan Bu Wiwi pasti, Vanya sebagai menantu salah satu nasabah prioritas, sedikit banyak diharapkan bisa membantu. Yang jadi masalah, Ibu Mertuanya yang sudah terlanjur ilfeel pada petugas prioritas yang selama ini melayaninya.***Har

  • DUDA POLISI BUCIN   Chat Lucu

    Tyas membawa kabar yang sedikit membuat Vanya syok. Kabar rotasi dirinya lagi. Tyas menarik kursinya lebih dekat dengan Vanya."Yang kemarin aku dengar di ruang rapat sih, katanya Bu Wiwi request supaya kamu bantuin target kantor kita. Kamu tahu kan Bu Wiwi sama Bu Nita kurang akur kalau soal dana nasabah.""Iya tahu. Kasihan Bu Wiwi. Padahal Bu Wiwi mah orang baik, bantuin maintenance nasabah prioritas Bu Nita," ucap Vanya.***Sedang menunggu dijemput oleh Charles di banking hall, Bu Nita datang menghampiri Vanya dan menepuk tangan kanan Vanya yang baru saja lepas gips."Vanya," sapanya. Vanya tertunduk menahan nyeri yang mulai terasa lagi."Kamu janji lo, sama Ibu mau masukin nada Bu Erin lagi," ucapnya lagi.Pintu banking hall dibuka oleh Pak satpam."Mbak Vanya, sudah di jemput sama suaminya," ucap Pak satpam."Maaf saya duluan ya, Bu." Vanya tetap pamit pada Bu Nita dengan wajah meringis menahan nyeri."Oh iya," sahut Bu Nita sedikit bin

  • DUDA POLISI BUCIN   Gangguan Kecil

    Meskipun tangan Vanya telah lepas dari gips, tapi Erin masih belum memperbolehkan Charlos untuk tidur bersama dengannya lagi. Dengan alasan agar tangan Vanya benar-benar pulih dulu. Kalau Charlos masih belum boleh tidur dengannya, itu artinya bertambah lagi malam-malam panjang yang dilaluinya berdua dengan Charles. Satu minggu kemarin saja sudah cukup meresahkan, apalagi kalau harus ditambah.Ia segera naik ke atas tempat tidur dan menyelimuti dirinya, sementara Charles masih di luar mengobrol dengan Frans. Otaknya terus bekerja, memikirkan sesuatu yang membuat hatinya bimbang. Ia mengambil handphonenya dan mulai mencari lagu yang cocok untuk pengantar tidur."Nah ini aja deh," ucapnya saat menemukan video yang telah ditonton berjuta-juta kali oleh orang. Ia memperbesar volume video itu dan meletakkan handphonenya di atas meja. Benar saja, baru beberapa menit mendengarkan alunan suara dari video itu membuat Vanya akhirnya tertidur. Vanya merasa tertidur sangat lama saat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status