Share

Dinas Luar

Author: Lystania
last update Last Updated: 2025-06-05 23:42:42

"Kamu baru beli cincin, Van?" tanya Mama kala melihat Vanya duduk di kursi meja makan sambil mengelus-ngelus cincin berlian di tangannya.

“Eh itu, anu,” jawab Vanya gelagapan sembari menyembunyikan tangannya.

"Atau kamu sudah dilamar sama Charles?” terka Mama. 

Vanya mengangguk pelan membenarkan ucapan Mama. Mematikan kompornya, Mama lantas duduk di sebelah anak gadisnya itu. 

"Ceritain gimana dia ngelamar kamu,” kata Mama sangat antusias. Wajahnya begitu penasaran menunggu Vanya bersuara.

Sedikit malu-malu Vanya menceritakan kejadian sewaktu di restoran kemarin. Malu sama Mama karena Charles sama sekali tidak romantis saat melamarnya. 

“Masa dia langsung masangin cincin ke jari tangan Vanya, gak ada manis-manisnya sama sekali, Ma,” ucap Vanya berubah menjadi kesal.

“Kenapa kebanyakan pria tidak romantis ya. Sama seperti papa kamu dulu,” sahut Mama teringat kenangannya bersama papanya Vanya dulu.

"Tapi….” Vanya menatap Mama lekat, “tapi Mama gapapa aku sama Charles?”

 Kening Mama berkerut.

“Yang terpenting kebahagiaan kamu, Sayang,” ucap Mama tersenyum menatap Vanya. 

Sedang santai di ruang tamu bersama Frans, tiba-tiba saja raut wajah Charles berubah ketika membaca pesan di handphonenya. 

"Kenapa?" tanya Frans tetap fokus menatap layar tv.

"Dinas ke Bandung mulai besok, selama sebulan,” jawabnya sambil memejamkan mata.

Ia lantas beranjak dari sofa berjalan menuju kamarnya. Tidak langsung merapikan barangnya, Charles merebahkan diri di atas kasur. Membayangkan jauh dari rumah dan harus sendirian di sana membuatnya sungguh tak bersemangat. Tiba-tiba saja wajah Vanya melintas dalam otaknya. 

“Kamu kenapa?” tanya Erin begitu selesai menidurkan cucunya.

“Besok dinas ke Bandung selama sebulan, Ma,” sahut Charles tak bersemangat.

“Tapi besok bisa antar Mama ke dokter kan? Jadwal Mama kontrol,” ucap Erin.

Charles hanya menganggukkan kepala.

“Kamu istirahat.” Erin meninggalkan kamar itu.

***

Sekembalinya dari dokter, Charles segera memasukan barang-barangnya ke dalam mobil dan pamit pergi. Berat rasanya harus berjauhan dengan Charlos selama sebulan. Namun ia tidak mungkin membawa Charlos bersama.

Melajukan mobilnya menuju Bandung, pria itu merasa ada yang mengganggu perasaannya. Sebelum masuk ke dalam tol, ia memutuskan untuk putar balik dan menuju rumah Vanya. Pasalnya ia belum memberi tahu kalau selama sebulan ke depan akan berada di Bandung.

Memacu laju mobilnya, akhirnya ia sampai di depan rumah Vanya. Bergegas ia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. 

“Astaga!” seru Vanya kaget saat berbalik sudah melihat Charles berdiri tepat di depannya.

“Kamu ngapain di sini?” tanya Vanya seraya mengelus dadanya.

Tanpa sepatah kata pun, Charles langsung memeluk Vanya. Jantungnya yang masih terkejut dengan kehadiran Charles barusan, kini dibuat semakin terkejut dengan  sikap pria itu. 

"Satu bulan ini aku gak bisa lihat kamu karena aku dinas ke Bandung. Jadi aku mohon kamu jangan aneh-aneh selama aku gak ada,” ucap Charles yang tak langsung melepas pelukannya. 

Vanya terbatuk karena Charles memeluknya begitu erat. 

"Ingat, cincin yang melingkar di jari kamu," ucap Charles mengurai pelukannya. 

Vanya berdehem.

"Hati-hati di jalan." Pesan Vanya sambil melambaikan tangan mengantar kepergian Charles. 

Gadis itu sangat tidak percaya dengan apa yang barusan saja terjadi. Sebuah pelukan hangat dari Charles yang membuat aroma parfum pria itu tertinggal di pakaiannya. 

Setibanya di Bandung, Charles langsung menuju rumah dinas yang disediakan untuknya. Setelah membersihkan diri, Charles duduk di teras rumah dan menghubungi Erin untuk melihat Charlos. 

"Sayang, ayo itu Papa lo, masa dicueki. " Erin berusaha membujuk Charlos yang malah sibuk dengan mainannya.

“Biarin aja, Ma. Charles juga mau istirahat sebentar lagi,” ucapnya. 

"Ya sudah, kamu jangan lupa makan ya,” pesan Erin mengakhiri panggilan itu.

Sambil menunggu kantuk datang, ia mengecek handphonenya dan melihat status Vanya. 

“Kamu lagi keluyuran?” Charles menghubungi Vanya. 

"Aku di rumah. Lagian udah jam setengah sepuluh gini masa iya aku masih di luar?"

"Terus foto di status itu apa?"

"Itu foto lama," jawab Vanya. "Kamu sudah sampai di Bandung?"

"Sudah.”

"Kalau gitu kita istirahat aja," ucap Vanya sambil menguap. 

Charles berdehem kemudian mematikan sambungan teleponnya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUDA POLISI BUCIN   Gangguan Kecil

    Meskipun tangan Vanya telah lepas dari gips, tapi Erin masih belum memperbolehkan Charlos untuk tidur bersama dengannya lagi. Dengan alasan agar tangan Vanya benar-benar pulih dulu. Kalau Charlos masih belum boleh tidur dengannya, itu artinya bertambah lagi malam-malam panjang yang dilaluinya berdua dengan Charles. Satu minggu kemarin saja sudah cukup meresahkan, apalagi kalau harus ditambah.Ia segera naik ke atas tempat tidur dan menyelimuti dirinya, sementara Charles masih di luar mengobrol dengan Frans. Otaknya terus bekerja, memikirkan sesuatu yang membuat hatinya bimbang. Ia mengambil handphonenya dan mulai mencari lagu yang cocok untuk pengantar tidur."Nah ini aja deh," ucapnya saat menemukan video yang telah ditonton berjuta-juta kali oleh orang. Ia memperbesar volume video itu dan meletakkan handphonenya di atas meja. Benar saja, baru beberapa menit mendengarkan alunan suara dari video itu membuat Vanya akhirnya tertidur. Vanya merasa tertidur sangat lama saat

  • DUDA POLISI BUCIN   Periksa Lagi

    Hari ini tepat satu minggu tangan Vanya di gips dan harus di cek kembali. Jam masih menunjukkan pukul tiga sore, tapi jalan sudah mulai padat merayap. Setibanya di rumah sakit mereka langsung menuju tempat praktek dokter ortopedi. Vanya duduk di ruang tunggu, sementara Charles melakukan daftar ulang pada admin yang bertugas."Dua pasien lagi katanya." Charles duduk di samping Vanya. Ia mengambil handphone dari sakunya dan membaca beberapa pesan yang masuk di aplikasi whatsappnya.Sambil menunggu antrian, Vanya membuka aplikasi sosial medianya. Matanya tertegun pada satu video yang diunggah teman sekolah menengah atasnya dulu. Sebuah video yang menceritakan tentang seorang anak yang kesepian karena ditinggal kedua orang tuanya bekerja dan ia dititip pada pengasuh yang tak sepenuhnya memberi perhatian padanya. Di akhir video, Vanya hampir meneteskan air mata karena akhirnya tragis. Dimana anak itu kehilangan penglihatan karena ditabrak oleh kendaraan yang lewat saat berma

  • DUDA POLISI BUCIN   Kondisi yang Sulit

    Hari keempat dengan kondisi yang masih sama, tangan yang belum bebas untuk digerakkan. Ia kembali duduk di ruang tengah setelah kepulangan Mama yang untuk kali kedua menjenguknya. Rasanya ingin ikut pulang saja dengan Mama, tak rela berpisah."Ami, bil ini bilnya," ucap Charlos sambil membawa mobil-mobilan dan ingin duduk dipangkuan Vanya."Maaf ya anak Ami sayang, Ami belum bisa gendong-gendong Charlos dulu. Kita main di bawah aja ya," ujar Vanya sambil beralih duduk dari atas kursi menjadi duduk di lantai bersama Charlos.Baru beberapa saat menemani Charlos bermain, handphone yang diletakkannya di atas meja berbunyi."Iya, Bang," sahut Vanya. "Kamu kenapa gak ngasih tahu Abang kalau lagi sakit?”"Vanya gak apa-apa, Bang.""Gapapa gimana, kalau tangan sampai di gips," ucap Yuda dibalik telepon dengan sedikit amarah."Kamu di KDRT sama Charles?" tanya Yuda lagi."Ih Abang mulutnya sembarangan deh. Vanya itu jatuh."Yuda menghela nafas sembari mendoakan agar adiknya itu cepat sembuh.

  • DUDA POLISI BUCIN   Insiden

    Charles masih sibuk mengerjakan laporannya, padahal ini sudah jam lima sore. Belum lagi waktu perjalanan Bandung Jakarta yang memakan waktu beberapa jam bila ditambah dengan kemacetannya. Sambil terus menyelesaikan laporannya, ia terus melirik jam di layar laptopnya. Tak tahu kenapa hati sedikit gusar. Maunya ingin cepat pulang saja.Di kantor Vanya.Ia baru saja selesai absen pulang. Sebelum pulang ia mampir ke toko mainan yang baru buka di dekat kantornya, membelikan mainan mobil-mobilan untuk Charlos."Makasih ya, Mbak," ucap Vanya sambil menenteng bungkusan berwarna biru itu. Setibanya di depan rumah, Vanya turun dari mobil dan membuka pagar rumah."Ami … Ami …" teriak Charlos dari depan pintu rumah saat melihat Vanya yang barusan turun dari mobil tadi.Teriakan Charlos bertambah kencang saat Vanya menunjukkan bungkusan plastik pada Charlos. Senyum yang mengambang di bibir Vanya, berubah menjadi ekspresi sedikit takut saat melihat Charlos hendak menuruni

  • DUDA POLISI BUCIN   Tiada Artinya

    "Maaf Pak, Bapak silahkan duduk dulu." Vanya tetap berusaha tenang menghadapi nasabah yang datang dan langsung marah-marah padahal ini masih pagi. Saat Vanya mulai bicara hendak memberikan pilihan, nasabah itu bangkit berdiri dan mengambil pistolnya yang sedari tadi ia letakkan di atas meja. Tak perlu waktu lama petugas keamanan dan beberapa orang langsung mengamankan nasabah itu."Bapak silahkan ke sebelah sini," ucap satpam yang berjaga di sana dengan dibantu dua orang nasabah yang kebetulan berprofesi sebagai polisi, mengarahkan ke ruangan Pak Tri."Sakit tuh nasabah," komentar Tyas. "Kamu gak apa-apa kan?" tanya Tyas lagi."Gapapa," sahut Vanya. Ia meninggalkan mejanya sebentar, menuju toilet.Dari dalam ruangan Pak Tri, dua polisi yang ikut mengamankan nasabah tadi memperhatikan Vanya.Setelah dijelaskan oleh Pak Tri, nasabah yang mengamuk tadi akhirnya paham dan meminta maaf karena telah membuat kegaduhan di kantor ini. Ia meninggalkan tempat itu dengan di

  • DUDA POLISI BUCIN   Masih Kesal

    Ia tak bicara sama sekali saat Charles mengantarnya kerja. Memandangnya saja pun tidak. Rasa kesal dan sakit di hatinya teramat menumpuk. Ia turun dari mobil dan menutup pintu dengan sedikit kencang. Charles hanya bisa menghela nafas melihat hal itu. Selesai morning briefing, Vanya dan yang lain kembali ke unit masing-masing. Ia duduk di kursinya dan mengambil handphonenya.'Pesan apa ini' tanyanya dalam hati melihat pesan yang dikirimkan Charles kemarin malam.'Besok, upacara kenaikan pangkat' gumamnya. Matanya membaca dengan teliti, mencari nama Charles diantara sekian nama yang ada di sana. Ia berdecak kagum melihat pangkat dan jabatan baru yang akan diemban Charles sekarang. Masih muda dan sangat berprestasi di pekerjaannya. ***Sebelum pulang, Vanya menemui Priska untuk minta izin masuk kerja agak siangan."Kenapa gak sekalian satu hari aja izinnya?""Gapapa, Mbak?” Vanya tak enak.“Gapapa, santai aja.”Di pos satpam, tampak Charles telah m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status