Share

Pengumuman

Penulis: Lystania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 09:30:17

Merasa ini adalah waktu yang tepat, Charles mengumumkan bahwa ia telah melamar Vanya. Mendengar hal itu, Erin rasanya sangat bahagia. Seolah ini adalah kado terindah yang pernah ia terima. Segala perjuangannya mendekatkan Charles dengan Vanya ternyata tidak sia-sia. Meski di awal ia sempat bersitegang dengan anak pertamanya itu.

Vanya sendiri tersipu malu saat Erin terus menerus mengucapkan terima kasih karena telah menerima lamaran Charles. Sementara itu ekspresi wajah Charles langsung berubah datar setelah mengumumkan hal itu. Entah apa yang sedang dipikirkannya.

"Jadi kapan mau diresmikan?" tanya Erin menatap Vanya dan Charles bergantian.

"Secepatnya, Ma," jawab Charles singkat tanpa memandang Erin maupun Vanya, tapi fokus menghabiskan potongan kue ulang tahun.

Semakin senang Erin mendengar ucapan Charles barusan hingga ia tidak henti mengucapkan terima kasih pada Vanya.

Begitu jam menunjukan pukul setengah sembilan malam, Vanya bersiap hendak pamit pulang. Hal itu juga diikuti oleh Charles yang ternyata harus balik ke Bandung malam ini juga.

"Kalian hati-hati ya," ujar Erin sambil melambaikan tangan.

Sepanjang perjalanan pulang tak ada perbincangan di antara mereka berdua. Vanya bahkan sempat berpikir apakah Charles benar akan meresmikan hubungan mereka. Kalau dilihat dari sikap dan ekspresi Charles, seolah menikahi Vanya hanya suatu kewajiban untuk memenuhi permintaan Erin.

Gadis itu langsung keluar dari mobil tanpa pamit ketika sampai di depan rumah. Merasa aneh dengan sikap yang ditunjukkan oleh Vanya, Charles cepat mengejar gadis itu sebelum ia masuk ke dalam rumah.

"Hati-hati," ucap Charles meraih tangan Vanya.

"Gak kebalik? Harusnya kan kamu yang hati-hati di jalan." Vanya melepas pelan genggaman tangan Charles.

"Aku pergi dulu." Pamit Charles.

Selesai membersihkan diri, Vanya berbaring di atas kasur sambil mengecek handphonenya yang penuh dengan pesan dari Sandra. Adiknya Charles itu mengirimkan foto saat mereka makan malam di rumah tadi. Tangannya lincah menggeser layar handphonenya, mengamati setiap foto yang Sandra kirim. Hampir semua foto menunjukan ekspresi datar Charles, tapi saat ia tiba di foto terakhir wajahnya berubah. Seulas senyum menghiasi wajahnya.

Vanya memperbesar foto itu. Foto yang memperlihatkan Charles sedang tersenyum manis saat ia tengah memangku Charlos. Cukup lama ia terus memandangi foto itu hingga ia memutuskan untuk tidur.

***

Mama baru saja memberitahu Vanya kalau kepulangannya hari ini ditunda karena permintaan Yuda. Yuda meminta Mama untuk tetap berada di Bandung agar bisa menemani Nadia di rumah sampai beberapa ke depan. "Ma, tadi Yuda telepon. Malam ini kita makan malam di luar,” ucap Nadia menghampiri Mama.

“Oke. Kalau gitu Mama siap-siap dulu ya,” sahut Mama bergegas menuju kamar dan berganti pakaian.

Nadia sedang duduk di ruang tamu memperhatikan si kembar bermain, saat Yuda datang dan langsung memeluknya.

“Eh, kamu sudah pulang, Sayang. Aku lagi nungguin Mama selesai biar bisa gantian jaga si kembar,” ucap Nadia berusaha melepaskan pelukan Yuda tapi tidak bisa.

“Si kembar sudah besar, Sayang. Kamu gak mau bantuin aku bersih-bersih?” tanya Yuda dengan mata genitnya.

“Jangan aneh-aneh, Sayang,” kata Nadia mencubit pelan perut Yuda.

Setelah siap, mereka semua pergi menuju salah satu tempat makan yang cukup terkenal di Bandung. Sesampainya di sana suasana cukup ramai karena suasana dingin yang sangat cocok ditemani dengan makanan berkuah. Begitu menemukan meja kosong, mereka segera duduk dan menunggu Yuda datang.

"Duduk tenang ya, Sayang. Mama kakinya masih sakit lo," ucap Mama pada cucu kembarnya. Namun si kembar yang memang ingin tahu banyak hal, tentu saja tidak mendengarkan ucapan Mama. Mereka berlarian hingga menabrak salah satu pengunjung.

"Aduh!" seru si kembar yang jatuh. Laki-laki yang ditabrak si kembar itu cepat membantu mereka berdiri.

"Tempatnya sempit, jangan lari-lari disini ya," ucap laki-laki itu sambil melayangkan pandangan ke sekitar tempat makan itu.

"Tadi Papa bilang apa?" Yuda muncul dan membuat kaget si kembar.

“Loh, ketemu lagi,” ucap Yuda saat melihat Charles.

“Ayo gabung,” ajak Yuda pada Charles yang kaget bisa bertemu lagi.

“Ayo, Om." Si kembar menarik tangan Charles menuju tempat mereka duduk.

Melihat Yuda kembali dengan Charles, Mama jelas kaget.

“Ketemu dimana sama Charles?” tanya Mama menatap Yuda dan Charles bergantian.

Yuda mengerutkan keningnya menatap Charles dari bawah hingga atas. Tidak menyangka kalau orang yang Mama ceritakan sekarang ada di depan matanya.

“Jadi dia orangnya, Ma? Yang sama Vanya?" Yuda kembali memandangi Charles. Untunglah pertemuan pertama mereka meninggalkan kesan yang baik, sehingga Yuda tidak ada alasan untuk bersikap kasar pada Charles. Mereka hanya berbincang ringan saat menikmati hangatnya soto, namun celetukan Mama membuat suasana sedikit tegang bagi Charles.

"Jadi kamu sudah melamar adik aku?" Yuda mengulangi ucapan Mama.

Charles menelan salivanya. Tak pernah terbayang akan ditanya seperti itu oleh saudara laki-laki Vanya.

"Iya, Bang," jawab Charles tegang.

"Kamu yakin mau serius sama Vanya?"

"Iya, Bang. Rencananya saya dan keluarga mau silaturahmi ke rumah. Ini lagi ngatur jadwal, karena kebetulan saya lagi dinas di sini selama sebulan," ucap Charles dengan hati-hati takut salah ngomong.

"Ya sudah, atur jadwal di hari Sabtu ini saja. Kebetulan weekend ini kami semua mau ke Jakarta sekalian ngantar Mama," usul Yuda.

"Iya, Bang," jawab Charles singkat. Panggilan masuk di handphonenya, berhasil menyelamatkan Charles dari ketegangan ini. Buru-buru ia pamit duluan.

Setibanya di rumah, Mama membantu Nadia mengganti baju si kembar dan membiarkan mereka tidur duluan.

"Jadi gimana?" tanya Mama pada Yuda.

"Sejauh yang Yuda lihat orangnya baik. Sebelum ini Yuda sudah pernah ketemu sama dia,” ucap Yuda membuat Mama bertanya-tanya. Ia kemudian menceritakan kejadian waktu itu dan sikap yang Charles ambil.

"Pertama kali ketemu sama dia, Mama lumayan kaget. Dia malam-malam datang ke rumah minta restu sama Mama. Dia juga cerita latar belakang dan status dia,” ucap Mama.

"Kalau ini memang yang terbaik buat Vanya, Yuda pasti dukung, Ma,” ucap Yuda disambut senyuman dari Mama.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DUDA POLISI BUCIN   Meledak

    Kalau saja bisa menolak, Vanya sudah menolak permintaan Bu Wiwi yang memintanya dan Desi untuk ke ikut dengan Pak Tri dan tim untuk follow up perjanjian kerjasama ke Pelayanan Pajak. Kantor siapa, kalau bukan kantornya Wisnu. Mau minta izin sama Charles untuk kesana kan gak mungkin, ini urusan pekerjaannya.Dengan diantar mobil kantor, mereka sampai di kantor itu. Bukan menuju aula, tapi menuju ruangan kepala kantor yang didalamnya telah lengkap dengan kepala bendahara dan juga Wisnu. Ia duduk agak jauh dari mereka. Berharap Wisnu tak menghampirinya.Kamu dimana? Makan siang aku jemput ya.Isi pesan Charles yang dibaca Vanya."Udah belum sih, Des?" bisik Vanya."Bentar, lagi tanda tangan tuh kayaknya," jawab Desi.Setelah selesai penandatangan kerjasama kedua belah pihak, mereka berfoto bersama untuk dokumentasi."Jadi nanti, kita bakal sering ketemu dong?" ucap Wisnu."Bisa iya bisa enggak, Bang. Kan bukan cuma Vanya staff di bagian ini. Mu

  • DUDA POLISI BUCIN   Makan Bersama

    Sandra akhirnya resmi resign dari kantornya. Setelah menerima amplop gaji, ia langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya. Saat ditanya HRD, alasan resignnya, ingin rasanya ia menjawab bahwa ia malas kerja dibawah pimpinan yang killer macam bosnya itu. Tapi demi menjaga silaturahmi, ia tak melakukan hal itu. Ia hanya menjawab ingin fokus pada keluarga."Onty Sandra datang," pekiknya sumringah."Cepet banget kamu pulang, baru juga jam berapa ini," ucap Erin.Sembari duduk di sofa dan melepas blazernya, Sandra meletakkan amplop putih di meja kerja Frans."Kan Sandra udah resign." Keluar dari tempat kerja itu membuat beban Sandra lepas. Kemarin-kemarin rasanya untuk berangkat kerja sangat berat buat Sandra, memikirkan bakal ketemu bos killer di kantor, terus ketemu satu karyawan nyebelin itu, membuatnya pusing. Tapi setelah resign dari tempat itu, rasanya plong, gak ada beban apapun."Gaji kamu?" tanya Erin yang dibalas dengan anggukan kepala Sandra."Simpan

  • DUDA POLISI BUCIN   Cubitan

    Mobil kantor berhenti di depan salah satu deretan ruko tingkat dua. Bu Wiwi mengajak Vanya masuk ke dalam salah satu ruko yang bernuansa putih dengan banyak hiasan gula-gula dan kue yang menggantung di atasnya."Bikin ngiler ya, Bu," ucap Vanya saat melihat deretan kue yang terpajang di etalase."Iya. Kamu harus coba nanti kuenya," sahut Bu Wiwi.Mereka disambut oleh seorang wanita paruh baya seumuran Bu Wiwi dan di persilahkan duduk."Biasanya sama Desi atau gak Winda, Bu? Ucapnya saat Vanya dan Bu Wiwi duduk."Mereka lagi ke tempat nasabah yang lain, Bu. Biasa bagi tugas," jawab Bu Wiwi.Tak berapa lama, seseorang mengantarkan beberapa potong kue dan minuman kemudian menyajikannya di meja."Silahkan sambil di makan," ucap nasabah itu ramah."Enak, Bu," jawab Vanya saat ditanya soal rasa kue yang baru saja dimakannya.Vanya kemudian mengeluarkan beberapa berkas untuk perpanjangan deposito nasabah Bu Wi

  • DUDA POLISI BUCIN   Acara Rutin

    Dengan diantar Charles, hari ini Vanya pergi ke acara rutin ibu-ibu bhayangkari. Bertempat di salah satu rumah makan yang telah disewa aulanya. Acara di mulai jam sepuluh pagi. Dengan memakai seragam khas ibu-ibu bhayangkari, Vanya bergabung dan membaur dengan sesama istri anggota polisi. Walau sudah beberapa kali datang ke acara beginian dia tetap saja merasa asing. Hanya Bu Nico Wulandari, istri atasan Charles yang langsung menyapanya dengan ramah."Akhirnya Bu Charles datang lagi,""Iya, Bu. Kedepannya bakal diusahain datang terus," ucap Vanya. Ia diajak Bu Nico Wulandari untuk duduk agak ke depan.Acara kemudian dimulai dengan sambutan dari ketua bhayangkari didampingi oleh wakil ketua yang duduk di depan aula. Begitu sambutan telah disampaikan, acara dilanjutkan dengan himbauan yang masih tetap disampaikan oleh ibu ketua, untuk tetap menjadi contoh yang baik di lingkungan, tetap menjaga sikap dan nama baik, serta terus mendukung pekerjaan suami.Di tempat sama n

  • DUDA POLISI BUCIN   Tersembunyi

    "Eh, besok ulang tahunnya Pak Toni, kira-kira kalian bisa gak ke rumah beliau buat kasih kue ulang tahun? Besok kan aku izin satu hari," ucap Desi seraya melayangkan pandangan pada mereka yang ada di ruangan secara bergantian."Aku sama Bu Wiwi besok pagi mau ke dinas pariwisata," sahut Winda."Aku sih bisa aja, tapi kalau sendiri--" ucap Vanya sedikit ragu."Sama Alan aja." ucap Desi lagi."Iya, Kak." sahut Alan.Selesai menginput laporan, mereka mematikan komputer dan lampu ruangan, kemudian bergegas pulang.Selesai makan malam, Bu Tuti pamit pulang dengan membawa beberapa menu makan malam tadi. Sandra yang baru selesai menerima telepon tampak sumringah saat kembali ke ruang tengah."Sandra diterima kerja!" serunya bahagia yang langsung disusul dengan ucapan selamat dari yang lain. Setelah menceritakan perusahaan yang menerimanya kerja, Sandra lantas pamit masuk ke kamar duluan untuk mempersiapkan pakaiannya besok. "Kalian jangan lama-lama, Ch

  • DUDA POLISI BUCIN   Bilang Pada Erin

    Vanya menghampiri Erin yang tengah berkutat dengan handphonenya, tampak serius hingga tak menyadari Vanya telah duduk di sampingnya."Kenapa, Sayang?" tanya Erin."Gak enak mau bilangnya sama Mama.""Bilang aja belum, kenapa harus gak enak?" Erin meletakkan handphonenya."Bu Nita mau ketemu sama Mama.""Males Mama ah. Kemarin Mama ke outlet yang deket sama dealer mobil itu, Mama pindahin semua dana Mama ke bank lain. Paling tinggal sepuluh juta di tabungan prioritas Mama." Cerita Erin.Vanya terdiam, tak tahu harus ngomong apa. Belum lagi nanti Bu Wiwi yang minta tolong masukin dana atau minta referensi nasabah yang bisa di prospek dananya. Bu Wiwi sih gak salah karena request Vanya masuk ke tim funding. Karena yang dipikirkan Bu Wiwi pasti, Vanya sebagai menantu salah satu nasabah prioritas, sedikit banyak diharapkan bisa membantu. Yang jadi masalah, Ibu Mertuanya yang sudah terlanjur ilfeel pada petugas prioritas yang selama ini melayaninya.***Har

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status