Share

9

Auteur: Ria Abdullah
last update Dernière mise à jour: 2025-07-05 07:57:41

"Kau terlihat cantik!"

Tanpa kusadari tiba-tiba Pak Ghazali datang dari belakangku dan memuji diri ini dengan senyum lebar.

"Terima kasih Pak!"

"Aku tak menyangka bahwa gaunnya akan terlihat pas dan begitu elegan. Kau terlihat seperti salah satu pengusaha terkenal di kota ini!"

"Kalau begitu saya harus berterima kasih kepada anda Pak! Anda yang membeli gaunnya dan membangkitkan kepercayaan diri saya hingga tampil cantik seperti ini!"

"Tidak kau memang cantik dari awal," balasnya.

"Wow... wow... siapa ini?" Ada wanita yang terdengar begitu sini.

Astaga ...baru saja mau bicara dan tebar pesona pada Tuan Ghazali tiba-tiba istrinya datang dan merusak suasana. Dasar menyebalkan!

"Inikah kamu Arimbi?" Tanya wanita yang sedang memegang gelas wine itu.

"Iya Bu, selamat malam!"

"Kelihatannya, peringatanku yang tadi tidak berdampak apapun padamu. Kini kau datang dan menunjukkan keberanianmu dengan gaun merah itu." Wanita itu tertawa sini sambil melirik suaminya. Kecemburuan ya terlihat sem
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   22

    Lalu seminggu bergulir dengan permusuhan yang masih terasa kental di antara aku dan nyonya Valeri. Wanita itu sangat benci kehadiranku di kantornya tapi dia tak berdaya, selagi dia terus berusaha menggangguku, aku tetap santun mengerjakan tugas-tugasku dan menikmati peranku sebagai asisten pribadi orang yang paling dihormati di kantor itu. "Kudengar kabar mereka benar-benar bercerai," ucap seorang wanita yang sedang membuat kopi, aku berdiri tak jauh dari mereka dan mendengarkan percakapan itu. "Oh ya? Wah apa perusahaan ini akan dibagi dua kalau mereka cerai?!'"Kayaknya enggak deh! Nyonya Valeri tetap bertahan sebagai CEO dan suaminya adalah owner. Ga mungkin mereka campur adukkan masalah pribadi dengan bisnis?!'"Ya kalau sudah kecewa karena cinta, manusia bisa berbuat apapun," ujar wanita yang satunya menanggapi. "Wah kacau sekali yaa, katanya semua ini diakibatkan oleh kehadiran Mbak Arimbi.""Husttt... Jangan bawa nama wanita itu jika Tuhan Ghazali mendengarnya beliau akan s

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   21

    Rudi sahabatku terkejut menemukan diri ini sedang duduk di meja kerja, meja yang kemarin sudah aku kosongkan kini sibuk dengan komputer yang menyala dan beberapa kertas laporan."Kau? Apa aku sedang bermimpi kalau kau ada di sini?!""Tidak, aku nyata!""Kau masuk kerja lagi?" Ucapnya sambil menyentuh bahuku. "Iya. Tuan Ghazali memerintahkanku, ia memintaku untuk membimbing asisten baru sebelum aku melakukan serah terima.""Aku baru saja lewat di ruangan Nyonya Valeri, aku mendengar percakapan dengan asisten dan betapa wanita itu mengamuk sejadi-jadinya.""Oh ya?""Ternyata kamu adalah sumber masalah yang ia bahas tadi? Dia bilang dia kedatangan sumber masalah terbesar dalam hidupnya. Dia mengamuk dan meminta seseorang untuk memeriksa latar belakangmu.""Benarkah?'"Iya, dia berteriak dan meminta asistennya untuk memeriksa latar belakang dan mencari cara untuk menyingkirkanmu, kupikir itu orang lain, kupikir siapa lagi yang telah membuatnya marah dan menggila se-drama itu... dan tern

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   20

    Malam terasa begitu panjang, aku tak mampu memejamkan mata karena antusias menunggu apa yang akan terjadi di hari esok. Menunggu kabar ledakan hubungan antara Tuan Ghazali dan istrinya. Sambil meneguk coklat panas dari cangkir aku duduk di sisi jendela. Dari atas apartemen, kota terlihat cantik dengan lampu kelap-kelip keemasan menyemarakkan suasana malam, barisan kendaraan di jalan raya seperti mainan kecil sementara gedung-gedung berbaris menciptakan harmoni yang rapi.Sepertinya malam ini akan jadi malam panjang, sementara aku bersemangat menunggu esok hari yang penuh cerita. Pagi menyapa dengan sinar kekuningan dari ufuk timur. Aku bangkit terlalu memeriksa ponsel, harus seperti yang kuduga Tuan Ghazali mengirimkan pesan."Kau tetap harus masuk kerja! Aku masih membutuhkanmu dan peranmu di tempat itu. Aku tidak bisa langsung melemparkan tanggung jawab pada asisten baru yang belum memahami rutinitas dan kebiasaanku. Harus ada orang yang mengajarkan mereka dan memberikan mereka b

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   19

    Tidak membutuhkan waktu lama untuk meraih keberuntunganku. Dalam waktu 2 hari saja Hendra mendapatkan video dan mengirimkannya padaku. Sebuah file dengan muatan 20 MB itu mempertontonkan bagaimana wanita itu merebahkan diri dalam pelukan Hendra, sementara Hendra membalasnya lalu mengecup keningnya. Sepertinya dia tidak sadar kalau pemuda itu mengambil video, Valeri terlihat nyaman sambil memejamkan mata sementara Hendra tersinggung dalam video tersebut. (Ini videonya. Tolong sensor wajah saya dan jangan melibatkan saya dalam masalah anda!)(Tenang saja.)(100 juta ya.)(Iya.)(Dan wanita ini akan kusimpan untukku.)(Silakan saja. Bila perlu usahakan agar dia tetap bersamamu.) Aku tersenyum sambil mengakhiri percakapan. Kupikir aku akan langsung meneruskannya pada Pak Ghazali. Tapi itu akan membuatku menjadi bersalah. Aku harus membuat lelaki itu mengetahui videonya tanpa terlihat kalau aku yang berusaha membuktikan bahwa istrinya bersalah. Aku pikir aku harus mengirimnya dari nomor

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   18

    "Pak?" Aku mengetuk pintu memasuki ruangan pria yang beberapa jam lalu bertengkar dengan istrinya. Apa yang kuhadapi di kantor ini sudah tidak kondusif meski sebenarnya aku tidak terlalu peduli. *Aku ingin memberi kesempatan pada diriku sendiri untuk berpikir dengan jernih, sekaligus melangkah keluar dengan integritas. Jika aku bertahan orang-orang akan menilaiku tidak tahu malu, memberi mereka alasan bahwa aku benar-benar berselingkuh dengan Tuan Ghazali juga, juga membenarkan mereka untuk menghinaku. Jadi, kukemasi barang-barangku ke dalam kotak, mematikan komputer dan mengumpulkan berkas, lalu memasukkannya ke kotak yang sama. "Ada apa Mbak? Mau kemana?" Seorang wanita terlihat heran, kenapa aku berkemas-kemas. "Saya harus pergi dari tempat ini.""Kenapa?""Lebih baik saya mundur daripada ...kau tahu kan, Nyonya Valerie tidak menyukai kehadiran saya, terlebih saya adalah asisten suaminya. Kamu juga pasti sudah dengar isu yang beredar di kantor ini kan?""Aku dengar tapi aku t

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   17

    "Perbuatan yang mana?!' tanya Nyonya Valeri dengan santainya. Seakan dia lupa kalau kemarin dia menganiaya diri ini Dan hampir melenyapkan nyawaku. "Akan kutelepon ayahku sekarang dan kuberitahu apa yang telah kau lakukan. Ia pasti akan sangat marah jika seorang CEO yang dia banggakan melakukan perbuatan rendahan!""Tunggu apa maksudmu!' Valerie panik, dia segera merampas ponsel Tuan Ghazali dari tangan suaminya. "Akan ku beritahu kalau kau memukuli dan hampir menguburkan Arimbi hidup-hidup!""Ayah tidak akan marah karena itu! Dia tahu kalau aku sangat membencinya dan bagaimana sepak terjang wanita ini. Seharusnya kalau Arimbi punya malu dia sudah lama mengundurkan diri mengingat ia telah menerima uang dari ayahmu.""Uang itu tidak ada pada Arimbi! Uang itu ada padaku!" Tuan gak saling berbohong untuk membela diri ini di muka istrinya. Wanita itu semakin meradang saja, nafasnya memburu naik turun dengan jelas. "Kau jangan keterlaluan Mas! Apa kau benar-benar akan memilih wanita itu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status