Share

Chapter 003

Derrick terbaring di tanah dengan belasan luka sayatan yang masih baru menghiasi tubuhnya yang kekar tersebut, disebelahnya terlihat Zero yang terkapar dengan tubuh yang tertusuk pedang, beruntung tusukan itu tidak mengenai area vitalnya.

"Kenapa kamu tidak membunuhku, padahal kamu memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku tadi?" Tanya Derrick dengan lirih kepada Zero.

Derrick menyadari bahwa seharusnya telah mati jika Zero serius untuk membunuhnya, itu terbukti dengan Zero yang selalu memiliki kesempatan untuk menikam jantungnya atau menyayat lehernya, namun Zero tidak melakukan itu.

"Haha, lalu kenapa kakak tidak menusuk jantungku?" Zero tertawa dan bertanya sambil memegang pedang Derrick yang menusuk tubuhnya.

Derrick terdiam mendengar pertanyaan tersebut, dia sebenarnya sangat serius untuk membunuh Zero, namun entah mengapa ketika mendapat kesempatan dia merasa ragu dan membuat tusukannya melenceng dari organ vital Zero.

"Itu karena tanganku terpeleset." Jawab Derrick berbohong, dan kebohongan itu terlihat jelas dimata Zero.

"Haha," Zero tertawa terbahak-bahak mendengar kebohongan yang nyata dari kakaknya tersebut. Derrick juga tertawa mengikuti Zero, mereka berdua dalam sekejap melupakan masalah yang terjadi diantara mereka.

Ok, lanjut.

Hunt yang merupakan kakek Derrick dan Zero langsung mengunjungi kediaman dokter keluarga ketika mendapat kabar Zero terluka parah akibat bertarung dengan seseorang yang tidak dikenal. Sementara Hanzo sang ayah langsung memerintahkan prajurit penjaga keluarga untuk mencari orang yang menyerang Zero hingga membuatnya terluka parah, mereka tidak sadar orang yang dimaksud ternyata sudah berada di kediaman tuan tua untuk menerima pengobatan secara pribadi dari nyonya tua yang merupakan pensiunan dokter.

"Apa yang terjadi kepadamu?" Hunt langsung bertanya kepada Zero ketika sampai di kediaman dokter keluarga.

"Kakek?" Zero terkejut kakeknya tiba-tiba datang mengunjungi.

"Kenapa kakek ada disini, bukankah kakek sedang pergi menjemput jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana yang akan berkunjung ke keluarga kita?" Tanya Zero heran.

Pasalnya Zero mendengar Hunt sedang pergi ke perbatasan kerajaan Kano dengan kerajaan Xenium untuk menjemput putra dan putri jenderal besar Derrick yang akan berkunjung ke keluarga mereka.

Perlu diketahui desa naga langit sendiri adalah sebuah desa besar yang pantas disebut kota daripada desa, dimana desa naga langit adalah bagian dari kerajaan Kano yang merupakan salah satu dari 8 kerajaan pendiri Aliansi 8 kerajaan atau sering dikenal sebagai Aliansi Perbatasan Barat.

"Jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana sudah berada di kediaman kepala klan, kakek langsung datang kesini setelah mendengar terjadi sesuatu kepadamu." Jelas Hunt mengenai kedatangan jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana ke keluarga mereka.

"Lupakan itu."

"Katakan apa yang terjadi kepadamu, siapa orang yang membuatmu seperti ini cucuku?" Kakek Hunt terlihat sangat marah melihat kondisi cucunya yang sangat memprihatinkan dengan tubuh penuh balutan perban yang terlihat diwarnai warna merah darah.

"Tidak apa-apa kakek, ini terjadi karena aku terlalu lemah." Ucap Zero dengan tersenyum menenangkan kakek Hunt yang terlihat sangat marah tersebut.

"Ouh iya kakek, orang yang membuatku seperti ini sangat ingin bertemu dengan kakek, kemungkinan dia saat ini menunggu kakek dirumah kakek dan nenek." Zero memberitahu bahwa ada seseorang yang ingin menemui kakek Hunt.

"Ada seseorang yang ingin menemuiku?" Kakek Hunt bingung dan bertanya-tanya siapa orang yang ingin bertemu dengannya.

"Siapa orang itu? Apakah dia yang membuatmu seperti ini?" Tanya kakek Hunt dengan marah, Zero mengangguk kecil yang menandakan memang benar orang itu yang telah membuatnya terluka.

"Cucuku, kamu tenang saja, kakek akan membalaskan dendammu kepada bajingan itu." Ucap kakek Hunt dengan dingin dan niat membunuh yang sangat besar, dalam sekejap kakek Hunt menghilang meninggalkan debu.

Dokter keluarga yang baru datang ingin memeriksa Zero dibuat bertanya-tanya kemana perginya tuan tua (kakek Hunt), pasalnya dia tidak melihat kakek Hunt pergi dari kamar perawatan dari awal hingga sekarang.

"Tuan muda, dimana tuan tua?" Tanya dokter keluarga kepada Zero akhirnya.

"Dia sudah pergi." Balas Zero apa adanya.

"Dokter Hamdi apakah aku bisa pergi dari ruang perawatan yang mengerikan ini?" Tanya Zero kepada dokternya tersebut, pertanyaan itu bertujuan sebagai pengalihan saja agar sang dokter tidak banyak tanya.

"Huh, tuan muda aku periksa dulu, baru memutuskan." Dokter sedikit bingung, namun dia segera memeriksa Zero ketika menyadari Zero terlihat tidak senang.

Ok, lanjut.

Kakek Hunt sudah sampai di kediamannya dalam sekejap, tanpa basa-basi kakek tua itu langsung masuk menemui sang istri dan bertanya mana orang yang membuat Zero terluka parah hingga berakhir di ruang perawatan.

"Kemana orang itu?" Tanya kakek Hunt dengan penuh kemarahan yang meledak-ledak.

"Aku akan membunuhnya!" Teriaknya dengan niat membunuh, Lidia sang istri ketakutan melihat kemarahan Hunt yang terlihat begitu besar dan meledak-ledak.

Bang!

Nenek Lidia mendaratkan tinju di pipi kakek Hunt karena kesal kakek Hunt tidak bisa diam dan terus berteriak mencari Derrick, akibat tinjunya kakek Hunt terhempas beberapa meter dan membuat pohon yang dia tabrak langsung tumbang.

"Tenangkan dirimu dasar bodoh!!!" Teriak nenek Lidia dengan marah, kakek Hunt hanya bisa diam sambil mengelus pipinya yang sakit akibat pukulan keras sang istri.

"Lalu apa maksudmu?"

"Kamu ingin membunuh cucuku Derrick, karena bertengkar dengan cucuku Zero?" Tanya nenek Lidia dengan geram ketika mengingat kakek Hunt ingin membunuh 'orang itu' yang diduga Derrick dengan alasan melukai dan membuat Zero terluka parah.

"Apa maksudmu, aku tidak ingin membunuh Derrick, tapi aku ingin membunuh orang yang membuat Zero terluka parah."

"Kata Zero orang itu menungguku dirumah." Jelas kakek Hunt dengan terburu-buru.

"Eh, tunggu dulu."

"Jangan bilang orang itu," Kakek Hunt menyadari sesuatu dan segera memasuki rumah dan langsung bertemu dengan Derrick yang terbaring lemah di kasur dengan tubuh penuh perban, kondisinya bahkan lebih parah dari Zero yang ditangani dokter keluarga.

"Derrick?"

"Derrick apa yang terjadi kepadamu?" Tanya kakek Hunt khawatir melihat kondisi Derrick yang terluka parah dan lebih parah dari luka yang dialami oleh Zero.

Kakek Hunt segera mengelus kepala Derrick dan mengalirkan tenaga dalam untuk mempercepat pemulihan, namun sayangnya Derrick masih tetap tidak sadarkan diri.

"Percuma saja, dia kehilangan banyak darah." Ucap nenek Lidia sembari menghampiri sang suami dan cucunya yang terbaring lemah di atas kasur.

"Zero, cucu tersayang mu itu benar-benar kejam dan tak berperasaan."

"Dia begitu tega membuat kakaknya diambang kematian seperti ini, yaa Derrick juga tidak kalah teganya dengan membuat Zero terluka parah dan kritis seperti itu." Omel nenek Lidia tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua cucunya tersebut, kakek Hunt terdiam dan tidak pernah menyangka kedua cucunya saling membunuh.

"Apa yang terjadi? Bukankah hubungan mereka baik-baik saja tiga tahun lalu?" Kakek Hunt bertanya-tanya.

"Itu tiga tahun lalu, selain itu perlu diingat apa yang menjadi penyebab Derrick diusir oleh anakmu yang bandel itu." Tanggap nenek Lidia cepat sembari menusuk jarum ke pergelangan tangan kakek Hunt.

"Kebetulan darahmu dan darah Derrick memiliki golongan yang sama, jadi aku minta sedikit darahmu untuk Derrick." Ucap nenek Lidia ketika melihat kakek Hunt kesakitan.

Darah segar segera mengalir dari selang dan ditampung di kantong darah yang sudah disiapkan sebelumnya. Ketika proses itu berjalan, Derrick yang berada di atas kasur tiba-tiba mengalami kejang-kejang.

"Derrick," Kakek dan nenek itu seketika terlonjak kaget dan khawatir dengan keadaan Derrick yang kejang-kejang.

Bersambung.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
NurFarahAina Mohd Saleh
Jalan ceritanya tunggang langgang Bab 2 penghujung sudah di pertunjukan
goodnovel comment avatar
Joke Lk
Boleh komen?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status