Derrick terbaring di tanah dengan belasan luka sayatan yang masih baru menghiasi tubuhnya yang kekar tersebut, disebelahnya terlihat Zero yang terkapar dengan tubuh yang tertusuk pedang, beruntung tusukan itu tidak mengenai area vitalnya.
"Kenapa kamu tidak membunuhku, padahal kamu memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku tadi?" Tanya Derrick dengan lirih kepada Zero.Derrick menyadari bahwa seharusnya telah mati jika Zero serius untuk membunuhnya, itu terbukti dengan Zero yang selalu memiliki kesempatan untuk menikam jantungnya atau menyayat lehernya, namun Zero tidak melakukan itu."Haha, lalu kenapa kakak tidak menusuk jantungku?" Zero tertawa dan bertanya sambil memegang pedang Derrick yang menusuk tubuhnya.Derrick terdiam mendengar pertanyaan tersebut, dia sebenarnya sangat serius untuk membunuh Zero, namun entah mengapa ketika mendapat kesempatan dia merasa ragu dan membuat tusukannya melenceng dari organ vital Zero."Itu karena tanganku terpeleset." Jawab Derrick berbohong, dan kebohongan itu terlihat jelas dimata Zero."Haha," Zero tertawa terbahak-bahak mendengar kebohongan yang nyata dari kakaknya tersebut. Derrick juga tertawa mengikuti Zero, mereka berdua dalam sekejap melupakan masalah yang terjadi diantara mereka.Ok, lanjut.Hunt yang merupakan kakek Derrick dan Zero langsung mengunjungi kediaman dokter keluarga ketika mendapat kabar Zero terluka parah akibat bertarung dengan seseorang yang tidak dikenal. Sementara Hanzo sang ayah langsung memerintahkan prajurit penjaga keluarga untuk mencari orang yang menyerang Zero hingga membuatnya terluka parah, mereka tidak sadar orang yang dimaksud ternyata sudah berada di kediaman tuan tua untuk menerima pengobatan secara pribadi dari nyonya tua yang merupakan pensiunan dokter."Apa yang terjadi kepadamu?" Hunt langsung bertanya kepada Zero ketika sampai di kediaman dokter keluarga."Kakek?" Zero terkejut kakeknya tiba-tiba datang mengunjungi."Kenapa kakek ada disini, bukankah kakek sedang pergi menjemput jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana yang akan berkunjung ke keluarga kita?" Tanya Zero heran.Pasalnya Zero mendengar Hunt sedang pergi ke perbatasan kerajaan Kano dengan kerajaan Xenium untuk menjemput putra dan putri jenderal besar Derrick yang akan berkunjung ke keluarga mereka.Perlu diketahui desa naga langit sendiri adalah sebuah desa besar yang pantas disebut kota daripada desa, dimana desa naga langit adalah bagian dari kerajaan Kano yang merupakan salah satu dari 8 kerajaan pendiri Aliansi 8 kerajaan atau sering dikenal sebagai Aliansi Perbatasan Barat."Jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana sudah berada di kediaman kepala klan, kakek langsung datang kesini setelah mendengar terjadi sesuatu kepadamu." Jelas Hunt mengenai kedatangan jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana ke keluarga mereka."Lupakan itu.""Katakan apa yang terjadi kepadamu, siapa orang yang membuatmu seperti ini cucuku?" Kakek Hunt terlihat sangat marah melihat kondisi cucunya yang sangat memprihatinkan dengan tubuh penuh balutan perban yang terlihat diwarnai warna merah darah."Tidak apa-apa kakek, ini terjadi karena aku terlalu lemah." Ucap Zero dengan tersenyum menenangkan kakek Hunt yang terlihat sangat marah tersebut."Ouh iya kakek, orang yang membuatku seperti ini sangat ingin bertemu dengan kakek, kemungkinan dia saat ini menunggu kakek dirumah kakek dan nenek." Zero memberitahu bahwa ada seseorang yang ingin menemui kakek Hunt."Ada seseorang yang ingin menemuiku?" Kakek Hunt bingung dan bertanya-tanya siapa orang yang ingin bertemu dengannya."Siapa orang itu? Apakah dia yang membuatmu seperti ini?" Tanya kakek Hunt dengan marah, Zero mengangguk kecil yang menandakan memang benar orang itu yang telah membuatnya terluka."Cucuku, kamu tenang saja, kakek akan membalaskan dendammu kepada bajingan itu." Ucap kakek Hunt dengan dingin dan niat membunuh yang sangat besar, dalam sekejap kakek Hunt menghilang meninggalkan debu.Dokter keluarga yang baru datang ingin memeriksa Zero dibuat bertanya-tanya kemana perginya tuan tua (kakek Hunt), pasalnya dia tidak melihat kakek Hunt pergi dari kamar perawatan dari awal hingga sekarang."Tuan muda, dimana tuan tua?" Tanya dokter keluarga kepada Zero akhirnya."Dia sudah pergi." Balas Zero apa adanya."Dokter Hamdi apakah aku bisa pergi dari ruang perawatan yang mengerikan ini?" Tanya Zero kepada dokternya tersebut, pertanyaan itu bertujuan sebagai pengalihan saja agar sang dokter tidak banyak tanya."Huh, tuan muda aku periksa dulu, baru memutuskan." Dokter sedikit bingung, namun dia segera memeriksa Zero ketika menyadari Zero terlihat tidak senang.Ok, lanjut.Kakek Hunt sudah sampai di kediamannya dalam sekejap, tanpa basa-basi kakek tua itu langsung masuk menemui sang istri dan bertanya mana orang yang membuat Zero terluka parah hingga berakhir di ruang perawatan."Kemana orang itu?" Tanya kakek Hunt dengan penuh kemarahan yang meledak-ledak."Aku akan membunuhnya!" Teriaknya dengan niat membunuh, Lidia sang istri ketakutan melihat kemarahan Hunt yang terlihat begitu besar dan meledak-ledak.Bang!Nenek Lidia mendaratkan tinju di pipi kakek Hunt karena kesal kakek Hunt tidak bisa diam dan terus berteriak mencari Derrick, akibat tinjunya kakek Hunt terhempas beberapa meter dan membuat pohon yang dia tabrak langsung tumbang."Tenangkan dirimu dasar bodoh!!!" Teriak nenek Lidia dengan marah, kakek Hunt hanya bisa diam sambil mengelus pipinya yang sakit akibat pukulan keras sang istri."Lalu apa maksudmu?""Kamu ingin membunuh cucuku Derrick, karena bertengkar dengan cucuku Zero?" Tanya nenek Lidia dengan geram ketika mengingat kakek Hunt ingin membunuh 'orang itu' yang diduga Derrick dengan alasan melukai dan membuat Zero terluka parah."Apa maksudmu, aku tidak ingin membunuh Derrick, tapi aku ingin membunuh orang yang membuat Zero terluka parah.""Kata Zero orang itu menungguku dirumah." Jelas kakek Hunt dengan terburu-buru."Eh, tunggu dulu.""Jangan bilang orang itu," Kakek Hunt menyadari sesuatu dan segera memasuki rumah dan langsung bertemu dengan Derrick yang terbaring lemah di kasur dengan tubuh penuh perban, kondisinya bahkan lebih parah dari Zero yang ditangani dokter keluarga."Derrick?""Derrick apa yang terjadi kepadamu?" Tanya kakek Hunt khawatir melihat kondisi Derrick yang terluka parah dan lebih parah dari luka yang dialami oleh Zero.Kakek Hunt segera mengelus kepala Derrick dan mengalirkan tenaga dalam untuk mempercepat pemulihan, namun sayangnya Derrick masih tetap tidak sadarkan diri."Percuma saja, dia kehilangan banyak darah." Ucap nenek Lidia sembari menghampiri sang suami dan cucunya yang terbaring lemah di atas kasur."Zero, cucu tersayang mu itu benar-benar kejam dan tak berperasaan.""Dia begitu tega membuat kakaknya diambang kematian seperti ini, yaa Derrick juga tidak kalah teganya dengan membuat Zero terluka parah dan kritis seperti itu." Omel nenek Lidia tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua cucunya tersebut, kakek Hunt terdiam dan tidak pernah menyangka kedua cucunya saling membunuh."Apa yang terjadi? Bukankah hubungan mereka baik-baik saja tiga tahun lalu?" Kakek Hunt bertanya-tanya."Itu tiga tahun lalu, selain itu perlu diingat apa yang menjadi penyebab Derrick diusir oleh anakmu yang bandel itu." Tanggap nenek Lidia cepat sembari menusuk jarum ke pergelangan tangan kakek Hunt."Kebetulan darahmu dan darah Derrick memiliki golongan yang sama, jadi aku minta sedikit darahmu untuk Derrick." Ucap nenek Lidia ketika melihat kakek Hunt kesakitan.Darah segar segera mengalir dari selang dan ditampung di kantong darah yang sudah disiapkan sebelumnya. Ketika proses itu berjalan, Derrick yang berada di atas kasur tiba-tiba mengalami kejang-kejang."Derrick," Kakek dan nenek itu seketika terlonjak kaget dan khawatir dengan keadaan Derrick yang kejang-kejang.Bersambung.Berita kembalinya Derrick ke dalam keluarga Ran menyebar dengan cepat di seluruh desa, kejadian Derrick yang mengalahkan Geri juga ikut menyebar, namun semua orang hanya menduga Geri kalah karena ceroboh dan terlalu meremehkan Derrick.Keluarga Ran sendiri tidak peduli dengan berita kembalinya Derrick ke dalam keluarga mereka, mereka lebih fokus untuk menjamu dan menyambut jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana di keluarga mereka."Sayang, bagaimana keadaannya?" Tanya kakek Hunt kepada nenek Lidia yang terus mengalirkan tenaga dalamnya ke tubuh Derrick yang masih tak sadarkan diri.Alat pendeteksi jantung yang ada di samping tempat tidur Derrick terus berbunyi sepanjang waktu, darah kakek Hunt yang terbungkus kantong darah terus mengalir ke tubuh Derrick menggunakan alat khusus.Tit!Tit!Tit!!!!Tiba-tiba alat pendeteksi jantung menunjukkan garis lurus yang menandakan Derrick meninggal dunia, melihat itu nenek Lidia dengan panik melakukan shock ke dada Derrick agar memiliki kesem
Hanzo terus menekan Derrick dengan aura tenaga dalamnya yang sudah ranah kaisar puncak, Derrick yang masih ranah langit awal tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan balik. Keringat dingin di dahi Derrick terus berjatuhan menahan tekanan aura tenaga dalam Hanzo, bahkan tanah tempat Derrick berada retak dan perlahan demi perlahan tubuh Derrick mulai terbenam."Apakah aku menyuruhmu pergi?" Tanya Hanzo kembali dengan memperkuat tekanan auranya, Derrick semakin merasa kesulitan bergerak dan sesak nafas.Trang!Derrick menghilang dan menebas Hanzo sedetik kemudian, Hanzo hanya menangkis tebasan Derrick dengan tangan kosong yang dilapisi tenaga dalam dan menendang Derrick hingga terhempas."Ranah langit awal?""Sepertinya kamu memiliki guru yang hebat." Ujar Hanzo dengan terkejut, dia tidak pernah menyangka anaknya yang sampah itu bisa berlatih ilmu Kanuragan dan menjadi pendekar, bahkan sudah ranah langit di usia yang terbilang cukup muda.Derrick hanya menatap tajam Hanzo dan mencoba me
Kakek Hunt dan nenek Lidia sangat senang dengan kedatangan Zero ke rumah mereka setelah tiga tahun lamanya, sementara Derrick yang terluka cukup parah akibat ulah ayah mereka hanya tersenyum kecil menanggapi kedatangan Zero."Kakak sepertinya kamu dan ayah memang ditakdirkan selalu ribut ketika bertemu." Zero tersenyum sembari memakan buah apel yang dikupas oleh nenek Lidia untuk Derrick."Nenek mengupas buah itu untukku, kenapa kamu memakannya?" Tanya Derrick tidak terima buah yang hampir masuk ke mulutnya di rampas oleh Zero begitu saja."Haha, tidak apa-apa, nenek memiliki banyak buah apel untuk kalian berdua." Nenek Lidia tertawa bahagia, dia sangat merindukan saat-saat seperti ini setelah sekian lama berlalu."Cucuku Zero apa yang membuat kamu mengunjungi gubuk tua kami?" Tanya kakek Hunt yang sedari awal hanya diam memandang tiga orang yang dia sayangi tersebut."Aneh rasanya setelah sekian lama kamu baru mengunjungi kami." Kakek Hunt memicingkan matanya menatap curiga Zero."Ka
Pertemuan Derrick dan Troy terlihat penuh dengan aura permusuhan, bahkan orang yang berada disekitar dapat merasakan permusuhan yang sangat besar antara mereka berdua semenjak mereka saling tatap. Semua pendekar muda klan Ran tentu tahu siapa Derrick dan juga Troy, mereka juga tentunya tahu masalah yang terjadi antara dua orang tersebut."Haha, Derrick kenapa kamu menatapku seperti itu?" Troy tertawa dan bertanya kepada Derrick yang menatapnya tajam setajam silet, seandainya tatapan Derrick bisa membunuh sudah pasti Troy akan mati dalam sekejap."Derrick kamu masih mengingatku, suatu kebanggaan bagiku karena diingat oleh seorang sampah, tidak, maksudku seorang tuan muda klan Ran sepertimu." Ujar Troy kembali dengan tangan di dada seakan dia merasa terharu diingat oleh Derrick."Troy, aku akan membalas penghinaan ini, camkan itu." Derrick pergi dari hadapan Troy setelah melempar tatapan dingin dan mengancam, Troy hanya tersenyum miring menanggapi ancaman Derrick."Cih, si sampah itu ber
Setelah berbasa-basi membuka acara, tetua pertama segera memulai babak pertama bagi para pendekar yang akan mengikuti Gladi kanuragan, dimana babak pertama adalah mengetes seberapa tinggi ranah yang dimiliki peserta Gladi kanuragan, dimana pendekar muda yang memiliki ranah dibawah ranah awan akan langsung didiskualifikasi karena tidak memenuhi syarat.Seorang pria muda yang membawa kapak dipunggung menjadi peserta pertama yang akan memulai babak pertama, pria itu dengan percaya diri memegang bola kristal yang memiliki kemampuan mengetes seberapa tinggi ranah seseorang."Ranah awan awal, lulus." Tetua pertama segera mengumumkan ketika bola kristal menunjukkan kapasitas tenaga dalam pria muda tersebut sebesar 4 lingkaran tenaga dalam yang menandakan bahwa pemuda tersebut sudah ranah awan awal."Ranah bumi puncak, tidak lulus." Tetua pertama mengumumkan salah satu peserta yang gagal masuk babak kedua karena hanya memiliki 3 lingkaran tenaga dalam, meskipun hanya beda satu ranah, tetap saj
Derrick yang diserang secara reflek menghindar menjauh dari jangkauan si penyerang, semua orang penasaran siapa yang menyerang Derrick secara terang-terangan di depan semua keluarga Ran dan jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana.Pengawal jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana langsung melindungi mereka dan membentuk formasi sembari tombak menodong kearah dimana penyerang berada."Ternyata itu memang kamu, bajingan kecil." Ucap si penyerang dan membuat debu disekitarnya langsung bersih dalam sekali kibasan tangan saja.Si penyerang ternyata seorang wanita yang diperkirakan berumur 40 tahun, dia memakai baju khusus pengawal Nona muda Nana, ditangannya terlihat kipas besi yang sangat indah namun mengandung aura racun yang sangat kuat."Bibi Karin?" Nona muda Nana kebingungan ketika melihat orang yang menyerang Derrick adalah salah satu pengawal pribadinya sendiri."Nona muda, pria ini yang telah mengintip kamu mandi tempo hari, aku yakin itu." Bibi Karin dengan semangat memberit
Babak kedua akhirnya dimulai dengan menyisakan sekitar 30 orang Pendekar muda yang lolos dari babak pertama, dibabak kedua mereka harus menyingkirkan 26 orang lainnya dengan cara apapun di dalam arena pertarungan, dimana arena pertarungan kini berubah menjadi hutan belantara (Hutan keluarga Ran), sementara para penonton boleh menonton secara langsung atau menonton melalui layar proyeksi yang di dapatkan dari kamera yang menampilkan para pendekar."Lalu kegunaan panggung itu apa?" Tanya Zero tak habis pikir."Tentu saja sebagai podium untuk pemenang gladi Kanuragan." Balas Derrick dengan malas, lalu mengibaskan tangan mengusir lalat yang terbuat dari besi, dimana lalat itu adalah kamera yang merekam mereka untuk para penonton yang tidak bisa menonton langsung di hutan tempat babak kedua dilaksanakan."Mereka penuh persiapan." Gumam Derrick sembari melihat layar besar yang menampilkan para pendekar muda.Setelah menunggu beberapa detik tiba-tiba seseorang muncul diatas panggung dengan d
Derrick hanya menoleh sekilas melihat Zero, lalu kembali melihat pesawat tempur tersebut yang memiliki merk F16 di bagian kanan sisi pesawat."Benda kuno ini tiba-tiba muncul di hadapanku ketika aku sedang kencing." Jelas Derrick dengan santai sembari mendekati pesawat tempur tersebut dan menaiki pesawat untuk membuka kabin pilot.Zero hanya melongo mendengar penjelasan Derrick. Ketika Derrick berniat membuka kabin tiba-tiba kabin pilot terbuka sendiri dan seseorang langsung meninju Derrick hingga membuat Derrick mundur menjauh."Siapa kamu?" Tanya Derrick dengan mencabut kedua pedang di pinggangnya dan memasuki metode siap tempur.Sementara Zero segera menggunakan belati di pinggang kirinya, dimana Zero membawa sekitar 10 belati dipinggangnya tersebut."Hati-hati kak, dia berbahaya." Zero mengalirkan belatinya elemen kegelapan yang dia kuasai, lalu memperingati Derrick agar hati-hati.Pilot pesawat tempur itu melompat keluar dari kabin pilot, lalu terlihat sesosok pria muda dengan pak