Share

Chapter 004

Berita kembalinya Derrick ke dalam keluarga Ran menyebar dengan cepat di seluruh desa, kejadian Derrick yang mengalahkan Geri juga ikut menyebar, namun semua orang hanya menduga Geri kalah karena ceroboh dan terlalu meremehkan Derrick.

Keluarga Ran sendiri tidak peduli dengan berita kembalinya Derrick ke dalam keluarga mereka, mereka lebih fokus untuk menjamu dan menyambut jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana di keluarga mereka.

"Sayang, bagaimana keadaannya?" Tanya kakek Hunt kepada nenek Lidia yang terus mengalirkan tenaga dalamnya ke tubuh Derrick yang masih tak sadarkan diri.

Alat pendeteksi jantung yang ada di samping tempat tidur Derrick terus berbunyi sepanjang waktu, darah kakek Hunt yang terbungkus kantong darah terus mengalir ke tubuh Derrick menggunakan alat khusus.

Tit!

Tit!

Tit!!!!

Tiba-tiba alat pendeteksi jantung menunjukkan garis lurus yang menandakan Derrick meninggal dunia, melihat itu nenek Lidia dengan panik melakukan shock ke dada Derrick agar memiliki kesempatan hidup.

"Derrick bangun!"

"Cucuku bangun!!!"

"Jangan tinggalkan nenek lagi."

Lidia berkata sambil menahan tangis dan terus melakukan shock kepada Derrick yang terlihat tidak memiliki tanda-tanda kehidupan, melihat itu Lidia semakin cemas dan berusaha dengan keras, sementara kakek Hunt hanya bisa cemas dan berharap sang istri dapat menyelamatkan Derrick dari malaikat kematian.

Alam sadar Derrick.

"Yaampun, baru saja pergi kamu sudah sekarat dan hampir mati." Ucap pria tua kepada Derrick yang duduk bersila dihadapannya.

"Guru?" Derrick yang tiba-tiba berada di tempat dia latihan selama tiga tahun bersama gurunya tersebut terlihat kebingungan.

"Aku."

"Kenapa aku tiba-tiba berada di tempat ini?" Tanya Derrick kepada dirinya sendiri ketika menyadari dia tidak di kediaman keluarga Ran dan malah secara misterius berada di tempat latihan.

"Ini alam bawah sadar mu." Sang guru memberitahu bahwa mereka berada di alam bawah sadar Derrick.

"Alam bawah sadarku?" Tanya Derrick kebingungan.

"Hadeh." Sang guru hanya menggeleng kepala dan menghela nafas tak berdaya melihat murid bodohnya tersebut.

"Kamu baru saja menyelesaikan latihan dan kembali ke keluargamu hingga membuat guru berpikir kita akan sulit bertemu di masa depan, tapi guru tidak menduga kita bisa bertemu secepat ini dan bahkan dalam keadaan yang menyedihkan seperti ini." Ujar sang guru menggeleng kepala tak berdaya.

"Hehe, maaf guru." Derrick hanya tertawa canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Derrick dengarkan aku, kamu saat ini dalam keadaan kritis dan sebenarnya sudah mati jika aku tidak datang menolong."

"Karena waktuku tidak banyak, maka aku akan memberitahumu bahwa satu-satunya cara agar kamu tetap hidup adalah menyerap semua tenaga dalam milikku dan menyempurnakan inti tenaga dalam yang ada di tubuhmu itu." Ujar sang guru memberitahu, Derrick seketika terkejut mendengar hal tersebut.

"Tapi guru, jika inti tenaga dalam guru semuanya diberikan kepadaku, bukankah itu artinya guru akan mati?" Kata Derrick yang keberatan.

"Tidak apa-apa, lagipula umurku sudah terlalu tua dan sakit-sakitan dan akan mati dalam waktu dekat ini."

"Derrick, daripada aku mati membawa sisa inti milikku itu, lebih baik aku mati karena menyelamatkan muridku sekaligus menyempurnakan inti tenaga dalam yang kuberikan kepadamu." Ujar sang guru menjelaskan.

Sang guru telah memberikan Derrick yang terlahir tanpa inti tenaga dalam sebanyak 90% inti tenaga dalamnya agar Derrick bisa berlatih ilmu Kanuragan dan menjadi pendekar sebagai pewarisnya.

Akibat hal itu sang guru tidak bisa lagi menahan penuaan dan kesehatannya, karena alasan sang guru mampu hidup selama 700 tahun lebih karena terus memperbarui sel-sel tubuhnya dengan tenaga dalam agar tetap sehat dan bugar, serta memiliki ketahan tubuh terhadap penyakit ringan hingga sedang, terlebih lembah naga langit tempatnya tinggal juga memiliki energi alam murni yang melimpah.

Maka dari itu jika sang guru memberikan semua inti tenaga dalamnya, maka penuaannya akan semakin cepat dan kesehatannya akan semakin menurun karena sel-sel yang mati tidak bisa diperbarui lagi dan sang guru akan kesulitan mengolah energi alam lembah naga langit seperti dulu.

"Tapi guru," Derrick ingin protes, namun sang guru hanya tersenyum dan mulai menyalurkan semua inti tenaga dalamnya dari jarak jauh.

"Derrick jangan lupakan tugasmu, selesaikan apa yang tidak bisa gurumu ini selesaikan di masa lalu." Sang guru mengingatkan sembari menunjukkan senyum terbaiknya untuk sang murid sebagai perpisahan.

"Guru,"

"Huh, sangat disayangkan aku tidak bisa bertemu dengan jenderal besar Derrick yang mampu membuat iblis itu," Sebelum sang guru menyelesaikan ucapannya, sang guru telah menghilang di alam bawah sadar Derrick.

"Guru! Guru!!!" Derrick ingin menggapai sang guru, namun dia hanya menggapai angin dan pandangan matanya mulai gelap setelah sang guru menghilang.

Derrick seketika sadar meskipun tubuhnya tidak bisa bergerak, Derrick merasakan seluruh tubuhnya mati rasa dan tidak bisa digerakkan sama sekali.

"Derrick! Akhirnya kamu sadar, kamu membuat nenek takut, hiks, hiks." Nenek Lidia sangat senang melihat Derrick sudah sadar dan alat pendeteksi jantung yang tadinya lurus kini mulai bergelombang.

Satu Minggu kemudian.

Derrick kembali ke lembah pendekar naga langit dimana dirinya dan sang guru bertemu hingga berlatih selama tiga tahun, Derrick memandang nanar sebuah gubuk tua yang berada di hadapannya, tangis Derrick pecah ketika melihat sang guru yang sudah tak bernyawa duduk bersila dan mulai membusuk di bawah pohon besar dimana tempat favorit gurunya ketika melatihnya dulu.

"Guru." Derrick menghilang dan muncul dihadapan mayat sang guru, lalu memeluknya tanpa merasa jijik sedikitpun.

"Guru, maafkan murid bodoh ini, hiks, hiks." Ujar Derrick sembari menangis memeluk mayat sang guru yang kulitnya mulai membusuk.

Derrick segera memakamkan sang guru di bawah pohon tempat favoritnya tersebut sebagai bentuk penghormatan, cukup lama Derrick merenung dan melamun di hadapan makam sang guru yang masih baru.

"Guru, murid ini bersumpah akan menyelesaikan apa yang tidak bisa guru selesaikan." Derrick menatap tajam penuh tekad makam sang guru yang masih baru tersebut.

"Guru izinkan murid ini memakai gelarmu sang pendekar naga langit, mulai sekarang murid ini adalah pendekar naga langit menggantikan mu guru, restuilah murid ini" Setelah mengatakan hal itu Derrick memberikan penghormatan terakhir kepada sang guru sebelum pergi kembali ke desa naga langit dan keluarga Ran.

Derrick yang kembali ke kediaman keluarga Ran secara tak sengaja bertemu dengan sang ayah yang sangat dia benci, Derrick hanya menatap ayahnya tersebut dengan dingin dan tajam, tidak ada penghormatan yang Derrick lakukan sebagaimana yang sering dilakukan anggota keluarga Ran yang bertemu dengan kepala keluarga.

"Kudengar kamu menghajar Geri tempo hari lalu, apakah itu benar?" Tanya sang ayah tanpa menoleh melihat Derrick yang sudah jauh di belakangnya.

"Apa pedulimu?" Tanya Derrick melirik sedikit ayahnya.

"Haha, aku memang tidak peduli, aku hanya penasaran saja." Balas sang ayah.

"Cih," Derrick hanya berdecak, lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan rombongan ayahnya tersebut.

"Derrick, apakah aku membiarkanmu pergi?" Tanya ayah Derrick yang belakangan bernama Hanzo tersebut sambil menekan Derrick dengan aura tenaga dalam miliknya.

Seketika itu Derrick langsung tertekan dan kesulitan bernafas akibat aura tenaga dalam milik ayahnya yang terlalu kuat tersebut, dada Derrick bahkan merasa sesak.

Bersambung.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status