Share

Pelajaran Hidup

Dewa diam sambil tersenyum sinis. Matanya memerhatikan ke bawah. Ke dua kaki Bapak itu menginjak tanah. Memang sepantasnya kalau pengemis sakit beneran mana bisa membeli perban, boro-boro beli perban makan saja susah. Setidaknya kalau pengemis itu beneran, kan akan mendahulukan mana yang lebih penting atau tidak. Dan setahu Dewa kalau pengemis yang kaki atau tangannya dibalut perban itu hanya modus (modal dusta). Seperti yang ditemuinya di Jogja atau di terminal-terminal tempat makam Sunan Wali Songo. 

 "Sakit ya, Pak?" Dewa menendangnya lagi. "Maaf," seloroh Dewa kemudian tanpa berdosa. Dia lalu memasukkan beberapa kepingan logam ke dalam gelas aqua yang sedari tadi dipegang Bapak itu. 

 "Seharusnya Bapak berpikir! Kaki Bapak masih bisa berjalan dengan sempurna, kenapa malah bohong-bohongan seperti ini? Bapak mau beneran terluka?" hardik Dewa.

 Bapak itu diam, tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Dia merasa telah dipermalukan oleh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status