Home / Rumah Tangga / Diculik Musuh Mantan Suamiku / 5| Aku Ditinggalkan di Tangan Sang Penculik

Share

5| Aku Ditinggalkan di Tangan Sang Penculik

Author: Kay Liavin
last update Last Updated: 2025-02-14 08:43:30

LILIANA

Darahku berdesir kencang, napasku tersengal, dan tubuhku membeku dalam kehangatan yang aneh. Tidak lama aku duduk di pangkuan Ethan yang keras dan berotot. Entah bagaimana aku memikirkan semua itu.

Apakah dia berolahraga? Ethan bahkan tidak bisa berdiri dengan kedua kakinya, lalu bagaimana dia melatih otot-otot kakinya sampai sekeras dan seenak ini? Wajahku bersemu merah memikirkan hal-hal yang tak pantas. Aku segera menepis pemikiran memalukan itu.

"Kenapa kau kembali ke sini?" geram Ethan. "Sudah kuperingatkan kau untuk tidak pernah muncul lagi di hadapanku, kan?"

Di pangkuannya, aku berusaha mendorong dada Ethan agar aku bisa menatapnya dengan tajam. "Aku juga tidak menginginkannya! Kaulah... jika bukan karena kau, para serigala ini tidak akan memburuku!"

Ethan marah, bukankah seharusnya itu aku yang marah? Enak saja dia menyalahkanku. Aku berusaha untuk turun dari pangkuan Ethan, akan tetapi dari arah yang berbeda, aku mendengar suara derap langkah kaki. Bukan hanya satu atau dua, tetapi banyak. Aroma kejahatan yang sangat kuat memenuhi udara malam ini.

Jantungku mencelos saat melihat pemandangan di depan mataku. Sekawanan dari berbagai penjuru menghadang kami. Mata mereka memancarkan keganasan, senjata mereka teracung, dan kemarahan terdengar mengancam.

Ethan menghentikan kursi rodanya, tangannya yang memeluk pinggangku terasa lebih erat, seolah-olah berusaha melindungiku dengan cara apapun yang bisa ia lakukan. Tapi, itu mustahil! Ethan membenciku!

"Si-siapa mereka?" bisikku panik.

"Aku juga memikirkan pertanyaan yang sama," jawab Ethan dengan suara dalam, penuh waspada.

Kami memang berada di kawasan yang dikuasi oleh para gangster dan mafia. Tapi, tetap saja aku tidak mengira akan jadi semenakutkan ini.

Di antara para anggora gangster yang besar dan menakutkan itu, muncul satu sosok yang sangat dominan. Posturnya tegap, matanya tajam seperti belati yang siap mengiris mangsanya. Namun, dia tidak cukup kuat untuk menjadi seorang pemimpin, mungkin hanya tangan kanan. Entah dari kelompok mana mereka datang, tapi yang jelas, mereka bukan dari pihak Ethan.

Aku mendengar Ethan menggertakkan rahangnya. Ia tampak marah, tangannya mencengkeram pinggangku lebih erat. Aku bisa merasakan ketegangan dalam tubuhnya meskipun dia tetap duduk diam di kursi roda.

"Lihat siapa yang ada di zona kumuh seperti ini? Wah... Ethan Darnell! Benar-benar kau datang untuk menyerahkan dirimu?"

"Jadi kau menargetkanku?" Ethan mendesis. "Kau salah memilih korban!"

"Bukan kamu yang menentukan." Pria itu memiringkan sedikit kepalanya seolah meledek ancaman Ethan.

Dia memberi perintah pada kawanannya untuk menyerang Ethan. Aku cemas dan juga panik.

"Bisa kau tunggu aku di sini?" bisik Ethan di belakang telingaku, seolah mengirim sensasi janji yang tak akan dia ingkari.

 Aku segera tersadar dan merinding. Aku turun dari pangkuan Ethan dan menepi ke dinding yang lembab. Aku tak kuasa melihat pengepungan yang tidak seimbang itu. Ethan bisa saja tercabik-caik oleh mereka. Dia bahkan tak bisa berkelahi dengan kakinya. Namun, dengan penuh percaya diri Ethan menghadapi kawanan gangster itu dari atas kursi rodanya.

"Berani sekali kalian menyentuh Bosku!" teriak Sanders yang muncul dari kegelapan gang sambil menodongkan pistolnya.

Dia melontarkan sejumlah tembakan dan memberi jarak untuk Ethan dari kawanan gangster itu. Suara teriakan kemarahan Sanders begitu menggelegar. Bahkan meski dengan Sanders melindunginya, mereka tak akan bisa selamat. Aku terus memikirkan kemungkinan terburuk.

Salah satu berhasil menyerang Ethan dan melukai lengannya hingga koyak. Sanders mulai kehilangan fokus pada lawannya karena harus melindungi Ethan di saat yang sama.

"Kita harus pergi dari sini, Bos!" desak Sanders.

"Bawa Liliana bersamamu," pinta Ethan. "Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Tapi, Bos--" Sanders jadi ragu-ragu.

Dia sama sekali tidak mendengarkan perintah Ethan. Dengan sisa-sisa kekuatannya, Sanders malah mendorong kursi roda Ethan dan meninggalkan aku sendirian di tengah-tengah serangan para gangster ini.

mereka!

Pemimpin kelompok yang menyerang kami menyeringai, menampilkan deretan gigi putihnya. "Biarkan dia pergi!" teriaknya pada para kawanannya lalu menoleh padaku dengan tajam. "Sebagai gantinya, kita bawa saja perempuan ini! Dia pasti akan mendatangi kita untuk mendapatkan perempuan ini!"

Semuanya terjadi sangat cepat. Pria itu menerjangku di saat aku berusaha kabur. Aku menjerit ketakutan. Tubuhku terasa ringan saat diangkat dengan mudah olehnya, seperti aku hanya sehelai bulu di tangannya.

Tangisku pecah di punggung pria yang membawaku dengan kasar. Kami melintasi gang-gang kota yang gelap dan basah, hawa dingin menggigit kulitku, suara langkah para di belakang kami menggema di lorong-lorong sempit. Aku menoleh, berusaha melihat ke belakang, berharap ada keajaiban, berharap Ethan kembali dan menyelamatkanku. Tapi harapanku pupus ketika aku melihat kami semakin menjauh.

"Lepaskan aku!" teriakku putus asa. "Mau apa kalian? Aku tidak ada hubungan dengan Ethan Darnell!" Aku menendang, memukul, dan meronta-ronta sebisaku. Tak peduli meski aku harus jatuh atau bahkan terlempar yang penting aku bisa bebas.

Tapi mereka sangat kuat dan kasar. Perlawananku rasanya-. Aku malah kehabisan energi.

Aku melihat sebuah van besar menunggu di pinggiran kawasan distrik hitam itu. Tanpa peringatan, tubuhku dilemparkan begitu saja ke dalamnya. Aku mendarat keras di lantai besi yang dingin dan kasar. Tanganku berusaha menopang tubuhku, tetapi rasa sakit menjalar dari bahuku hingga pergelangan tanganku. Aku terbatuk, mencoba mengatur napas, sementara pintu van ditutup dengan keras di belakangku.

Rasanya tulang rusukku ada yang patah! Aku terbatuk hebat dan rasanya sangat sakit.

Gelap. Hanya suara napasku yang tersisa di dalam van sempit ini. Aku mencoba meraba-raba sekeliling, mencari sesuatu yang bisa membantuku melarikan diri. Tapi tidak ada. Hanya kehampaan dan ketakutan yang menyelimuti.

Aku menelan ludah. Aku harus mencari cara keluar dari sini. Aku tidak bisa hanya diam menunggu sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Samar-samar aku mendengar dua orang saling berbicara. "Apa kau sudah melapor pada Bos?"

"Tentu saja! Sejak awal tujuan kita memang bukan Ethan Darnell, tapi wanita ini!"

Lalu tidak ada lagi obrolan di antara mereka. Aku hanya mendengar suara deru mesin dan tubuhku mulai bergerak-gerak pelan seiring laju van. Ke mana mereka akan membawaku? Tidak!

Para, jadi mereka memang ingin menculikku? Aku mulai panik. Sedangkan Ethan kabur begitu saja! Dia jauh lebih dari para penculik ini!

Sambil menahan rasa sakit luar biasa di dada, aku menendang-nendang seluruh bagian van yang gelap itu. Tiba-tiba van berhenti. Mereka menekan rem dengan sangat keras. Aku malah jadi panik. Seseorang membuka pintu van dan cahaya membajiri mataku. Rasanya mataku tersengat. Aku tutupi dengan kedua tangan.

"Lepaskan aku!" teriakku. "Aku tidak ada hubungan dengan si Ethan--"

Seorang pria dengan sepatu bot tentara mendekatiku dan memukulku dengan sangat keras. Aku kehilangan kesadaran dan semuanya jadi gelap.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   6| Telanjangi Dia!

    ETHANLangit malam berpendar dengan sinar bulan yang redup ketika Sanders berhenti di depan gerbang mansion, dan pasti dia akan membawaku masuk ke ruanganku. Napasku masih terengah-engah, bukan karena kelelahan, tetapi karena amarah yang mendidih di dadaku. Begitu pintu mobil terbuka, aku berteriak padanya dengan tatapan penuh bara."Sanders! Apa yang kau lakukan?!" teriakku penuh kemarahan.Dia tidak menjawab. Sanders bergerak secara efektif dan membantuku duduk di kursi roda. Tubuh tegapnya bergetar halus sebelum akhirnya dia berlutut di hadapanku, kepalanya tertunduk. Aku tidak membutuhkan penjelasannya. Aku tahu persis apa yang baru saja dia lakukan.Plak!Tinju kananku mendarat keras di wajahnya, membuat kepalanya sedikit terpelanting. Namun, Sanders tetap diam, tidak membalas, bahkan tidak mengangkat kepalanya."Maafkan aku, Bos. Aku hanya menjalankan tugasku untuk melindungimu," ujarnya lirih.Plak!Tinju keduaku menghantam pipinya, lebih keras dari sebelumnya. Napasku memburu,

    Last Updated : 2025-03-01
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   7| dan Kuda Hitam

    LILIANATubuhku gemetar bukan hanya karena dingin, tetapi juga karena amarah dan ketakutan yang menyatu dalam nadiku. Aku tidak berdaya, hanya berbalut pakaian dalam, dengan tangan yang dicengkeram kuat oleh dua priabertubuh kekar. Mereka menahanku dengan cengkeraman baja seolah aku hanyalah seekor anak rusa yang siap dikorbankan.Sang bosmelangkah mendekat. Langkahnya pelan, penuh keyakinan, dan matanya yang tajam berkilat dari balik topeng yang menutupi sebagian wajahnya. Aku berani bersumpah, di balik topeng itu tersembunyi ekspresi penuh perhitungan."kau!" umpatku, menendang ke arahnya. Tapi ia hanya sedikit memiringkan tubuhnya, dengan mudah menghindari seranganku seolah itu hanya sebuah angin lalu.Dia mengambil pakaianku yang robek dan penuh lumpur dari tanah, menimbangnya sejenak sebelum melemparkan ke salah satu anak buahnya. "Kirim pakaiannya sebagai bukti!" perintahnya dingin.Mataku membelalak. "Siapa kau?

    Last Updated : 2025-03-02
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   8| Sepasang Paha yang Berotot

    LILIANAAku pikir dia tahu tentangku saat dia menyebutkan ancaman bahwa aku mungkin tidak akan bisa bertemu dengan anakku. Rupanya dia tidak tahu apa pun. Aku hanya tersenyum kecut. Tiga tahun lalu setelah aku diusir dari Solaris Heights oleh suamiku sendiri, Ethan Darnell, dan dituduh menjadi penipu dalam pernikahan politik itu, aku benar-benar menghilang dan bersembunyi. Tidak ada yang tahu jika aku masih hidup atau apa yang sedang aku lakukan.Ryder Black adalah teman masa kecil Ethan Darnell. Begitu yang aku dengar dari gosip yang beredar di kalangan sosialita Celestia. Meski demikian, hanya sekali aku pernah bertemu dengannya, di pesta pernikahanku dengan Ethan. Lebih tepatnya, aku melihat dia tapi dia tidak melihatku. Jadi kenapa tiba-tiba sekarang dia muncul dan menculikku?Aku mengerjap-ngerjapkan mataku saat menatap wajah Ryder. Dia tampan sekali dari jarak sedekat ini. Pertemuan pertamaku dengannya tidak berkesan sama sekali. Saat itu aku bahkan tidak menganggap dia ada. Kar

    Last Updated : 2025-03-03
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   9| Upaya untuk Melawan

    ETHANAku menunggu cemas di kantorku. Sudah beberapa botol vodka tapi tidak juga membuatku merasa lebih baik. Entah sudah berapa jam waktu berlalu sejak mereka membawa atau bahkan menculik Lili.Kukepalkan tinjuku kuat-kuat. Kenapa di saat seperti ini aku merasa menjadi sangat lemah? Selama ini aku tidak pernah merasa goyah dan selalu percaya diri meski wolf di dalam diriku hilang pergi entah ke mana usai kecelakaan itu. Bahkan kedua kakiku pun mengkhianatiku. Aku jadi lumpuh. Tapi aku tidak pernah merasa terpuruk. Lalu kenapa sekarang aku merasa seperti pecundang?Harga diriku mereka cabik-cabik. Mereka sengaja merebut apa yang aku inginkan atau tidak? Aku jadi ragu pada diriku sendiri. Kenapa aku harus merasa cemas? Aku mencoba menguraikan perasaanku yang kacau saat ini.Pertama, aku dan Liliana tidak ada hubungan lagi. Aku sudah mengusirnya dari keluargaku sejak tiga tahun lalu dan selama itu pula dia hilang seolah ditelan bumi. Kedua,

    Last Updated : 2025-03-04
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   10| Oh, Kau Pialaku!

    LILIANARyder tiba-tiba menangkap pergelangan tanganku dengan sangat cepat dan menjepitnya sekuat jepitan baja. Dia langsung menjauhkan tanganku dari pistol di pinggangnya."Jangan coba-coba," bisiknya tajam.Aku mengerang kesakitan, bahkan menjerit kesal karena kalah. Aku benar-benar merasa sangat frustrasi. Mata kami bertemu, dan dalam kilatan sekilas, aku bisa melihat peringatan di matanya. Ia tahu apa yang kupikirkan.Aku menggertakkan gigi, berusaha menyembunyikan keterkejutanku. "Kau ... mungkin salah paham. Aku hanya... haus dan ingin ke toilet."Aku tidak punya ide lain, hanya alasan itu yang terlintas di dalam kepalaku saat ini.Ryder tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia hanya menatapku lebih dalam, sebelum akhirnya melepaskan genggamannya perlahan.Aku menarik tanganku dengan hati-hati, lalu menegakkan punggung. "Aku bilang ingin ke toilet... dan haus."Dia menghela napas, seolah mempertimbangkan jawabannya. "Tahanlah sebentar lagi. Kau bukan anak kecil. Tidak jauh lagi kit

    Last Updated : 2025-03-04
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   11| Pertunangan Terancam

    SOPHIAAku benci diabaikan!Ethan tidak hanya mengabaikan pertanyaanku, tetapi juga secara gamblang mengabaikan keberadaanku. Kami seharusnya menghadiri jamuan makan malam keluarga malam ini dan mempertegas tanggal pertunangan kami. Namun, sejak aku tiba di rumahnya, dia tampak gelisah, seolah pikirannya berada di tempat lain. Itu membuatku muak!"Kenapa kau ke sini, Sophi?" tanyanya dengan nada enggan.Aku tersinggung sekali. Aku memandangnya dengan tajam, menuntut penjelasan atas sikap dinginnya."Apakah ini karena Lili?" Aku tidak bisa menahan diri untuktidakbertanya.Ethan mengalihkan tatapan dariku, ekspresinya tampak lelah dan... penuh kebingungan. Aku semakin curiga."Bukankah kau sudah mengusirnya, Ethan? Kenapa dia kembali ke sini?""Aku tidak tahu!" jawab Ethan gusar. Rahangnya mengeras, kedua tangannya terkepal di atas sandaran lengan kursi rodanya."Bagaimana bisa kau tidak tahu?"

    Last Updated : 2025-03-05
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   12| Tidak Ada Hierarki

    LILIANAAku memandang berkeliling. Orang-orang ini telah mengubah penampilan mereka dari para bandit ke para pria dan wanita pada umumnya. Membuat satu hal tampak jelas: mereka semua orang-orang kota. Tidak seperti dugaanku jika mereka para penjahat yang biasa hidup bebas dan berkeliaran bersama kelompoknya. Aku pikir mereka para atau anggota geng yang terorganisasi.Harus aku akui, sikap dan suaraRydermemikat.Dia tampak lebih menonjol dibandingkan yang lain.Matanya luar biasa biru dan berkilau, tapi apakah benar-benar memesona?Tiga tahun lalu, Ryder yang aku dengar memang seorang CEO grup perusahaan terkenal. Tapi, sepertinya di sini mereka tidak memandangnya begitu.Jika benar, apakah mereka semuakumpulan orang-orang yang terusir dari rumah dan perusahaan masing-masing oleh Ethan Darnell?Wah... aku kaget dengan pemikiranku sendiri. Apalagi perempuan yang agresif tadi, juga termasuk di dalamnya? Apa y

    Last Updated : 2025-03-06
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   13| Hutan Merah

    LILIANAAku mengerjapkan mata, mencoba memahami apa yang baru saja kudengar. Ryder Black berdiri di depanku dengan tangan terlipat di dada, matanya menatapku dengan penuh percaya diri. Kata-katanya bergema di pikiranku."Memaksa suamimu membuka akses ke Hutan Merah!"Aku terkejut. Sama sekali jauh dari dugaanku. Jika mereka menculikku demi uang atau harta, itu masih masuk akal. Tapi ini? Mereka menginginkan akses jalan ke sebuah kawasan yang bahkan belum pernah kudengar sebelumnya.Dan... Ethan Darnell? Wah, tampaknya dia salah mengira aku masih ada hubungan Ethan Darnell dan memiliki nilai tukar.Aku hampir membuka mulutku untuk mengatakan yang sebenarnya agar mereka bisa membebaskan aku. Tapi, aku lalu menutup rapat lagi mulutku dan menggeleng.Aku bisa saja dalam bahaya jika ternyata aku tidak bernilai untuk tujuan mereka, bukan? Aku tidak punya jaminan kalau mereka akan membebaskanku begitu saja. Karena aku sudah tahu tuju

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   35| Tidur di Lantai atau di Ranjang?

    LILIANAMalam itu terasa dingin meski api di perapian pondok masih menyala. Kabut tipis menggantung di luar, seolah-olah ikut menyembunyikan dosa-dosa yang belum sempat terbongkar.Aku mencoba mendorong dadanya. Tapi dia terlalu kuat, dan aku terlalu lemah dalam pelukannya.“Lepaskan aku, Ryder!” desisku, separuh panik, separuh muak.Tangannya menelusuri pinggangku dengan perlahan, seolah menandai wilayah kekuasaannya. Sentuhan itu membuat tubuhku tegang, tidak karena gairah, tapi karena jijik dan ketakutan. Getar tangannya terasa dingin di kulitku, menciptakan gelombang mual dalam perutku.“Aku tidak melakukannya! Aku bukan pelacur!” teriakku putus asa.Tapi memang itu kabar yang beredar. Bahkan dimuat dalam laporan berita khusus untuk istri-istri pria ternama. Nama dan wajahku terpampang jelas di layar, disandingkan dengan judul yang membuat semua orang jadi menyalahkanku atas perceraianku dengan Ethan tiga tahun lalu. Gosip yang terlalu sempurna untuk dipercaya, terlalu keji untuk

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   34| Jangan Sentuh Kelemahanku

    LILIANAMalam sudah larut. Angin dari celah pintu pondok tua ini menggesek pelan kulitku, membawa aroma tanah basah dan kabut. Di dalam pondok yang terbuat dari kayu keras ini hanya diterangi lampu minyak, aku berdiri mematung. Napasku tertahan. Di depanku, Ryder berdiri tegak. Tegas. Matanya menyorotiku seperti elang memangsa mangsanya."Baiklah," katanya akhirnya, suaranya dalam dan tajam. "Aku akan melepasmu..."Aku hampir tidak percaya dengan yang kudengar. Lidahku kelu. Dadaku seperti akan meledak. Apakah ini berarti dia sadar akan kebodohannya karena telah mempercayai Ethan? Ataukah... apakah kata-kataku akhirnya menyentuhnya? Membuatnya iba?Namun, sebelum aku bisa meresapi perasaan itu, suara dinginnya kembali menusuk."Dengan satu syarat," lanjutnya.Aku mengerjapkan mata. Tentu saja. Selalu ada syarat. Tak pernah semudah itu. Aku mengepalkan tangan, mencoba menenangkan detak jantungku yang kacau."Syarat?" gumamku, nyaris tak terdengar.Ryder menatapku tajam, seperti memutus

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   33| Terus Memprovokasi

    LILIANAEntah berapa lama aku duduk meringkuk di ranjang keras itu, tubuhku kaku dan pegal. Tali kasar yang mengikat pergelangan tangan dan kakiku terasa semakin menyakitkan setiap kali aku mencoba bergerak. Udara di dalam pondok kayu ini dingin, menusuk tulang, dan semakin menambah perasaan putus asa yang menggerogoti hatiku.Aku benar-benar bosan, tapi yang lebih dominan adalah rasa kesal yang membakar dalam dada.Siang tadi, seorang pria bertubuh kekar mengantarkan makanan. Ia juga menawariku bantuan untuk ke toilet, dengan sikap dingin dan formal seperti robot. Aku menolak keduanya. Aku tidak ingin bergantung pada siapapun di tempat ini, apalagi menunjukkan kelemahan.Dia mengabaikan semua rengekanku untuk membebaskanku. Wajahnya datar, bahkan saat aku berusaha memohon ataupun mengancam. Sejak upayaku kabur semalam — dengan mencuri salah satu kuda mereka — semua orang di tempat ini tampaknya jauh lebih berhati-hati.Aku mendesah pelan, menahan rasa frustrasi.Ketika malam tiba dan

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   32| Hanya Sandiwara Mereka Berdua

    LILIANADia menjatuhkanku ke ranjang kokoh dan cukup besar di pondok ini. Ranjang ini bahkan terasa lebih nyaman daripada yang mereka berikan padaku di pondok tempat aku dikurung semalam. Tapi, bukan soal ranjang yang ingin aku keluhkan. Aku inginkan jawaban.Ryder tidak bisa pergi begitu saja setelah apa yang baru saja dia katakan. Seharusnya aku sadar dari awal ini terasa aneh. Aku berjuang untuk duduk dan berlari ingin mencegah Ryder pergi.Aku menatap punggung Ryder dengan tatapan marah yang membara. Lelaki itu tetap tak bergeming, seolah-olah pertanyaanku tak berarti apa-apa baginya. Tanpa menoleh sedikit pun, dia berjalan menuju pintu kayu pondok yang reyot itu. Pondok ini bahkan tak memiliki jendela—tempat ini jelas dibuat untuk menahan seseorang. Sepertiku.“Tunggu!” teriakku, suaraku menggema keras di ruangan yang pengap ini. “Jangan coba-coba meninggalkanku tanpa jawaban, Ryder! Jangan berani mengabaikan pertanyaanku!”Aku merasakan nadiku berdegup cepat di bawah kulitku. Ke

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   31| Aku Takut Mengetahui Kebenarannya

    LILIANAAku tidak punya pilihan selain berkuda dengannya. Ryder menarikku ke atas kudanya dengan kasar, membuat tubuh kami otomatis berimpitan. Aku bisa merasakan napasnya yang berat di belakang telingaku, sementara satu tangannya mencengkeram tali kendali dan tangan lainnya melingkari pinggangku erat.Aku merasa muak pada diriku sendiri. Aku menyesal kenapa tidak pernah mau repot-repot belajar cara bertahan hidup di alam. Setidaknya akan bermanfaat pada saat seperti ini. Tidak memiliki keahlian khusus menjadikanku seperti beban."Duduk diam dan jangan banyak bergerak," desisnya. "Kalau kau mencoba melompat turun, aku tidak akan bertanggung jawab jika kau terluka."Aku menggigit bibir, menahan amarah yang berkecamuk di dadaku. Aku tahu Ryder bukan orang yang bisa diajak bernegosiasi dengan mudah, terutama dalam situasi seperti ini. Kudanya berlari melintasi jalanan berbatu yang sepi, jauh dari perkampungan terdekat. Aku merasa terperangka

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   30| Pelarian di Tengah Malam

    LILIANATekadku sudah bulat. Seharian bahkan sampai malam, aku terus memikirkan rencana untuk kabur. Aku mencuri waktu berkeliling perkampungan ini demi mempelajari rute pelarianku dan kendaraan apa yang bisa kugunakan.Ada sejumlah mobil kemah dan truk di lapangan desa terpencil ini, diparkir di area yang digunakan untuk api unggun saat malam. Tapi terlalu banyak orang di sana saat malam. Mustahil aku mencuri salah satunya tanpa membuat mereka sadar.Lalu cara lain apa yang bisa kugunakan? Kuda? Entah kenapa tiba-tiba aku teringat kuda yang dipakai Ryder saat membawaku ke sini. Aku mengoreksi ide itu. Kuda itu ditinggalkan di kampung sebelumnya, dan kami ke sini menggunakan truk.Tak putus asa, aku menyelinap lagi setelah dari sungai untuk mandi. Aku terus mencari dan benar saja, ada beberapa kuda di kandang. Sekitar tiga atau empat. Tampaknya mereka menggunakan kuda untuk berburu.Aku sudah memikirkan dan mempersiapkan segalanya. Malam nanti, menjelang fajar, saat orang-orang terlel

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   29| Menyiapkan Strategi Untuk Lolos

    LILIANADengan susah payah, aku akhirnya berhasil melepaskan diri darinya dan menjauh. Aku menarik selimut yang tadi menjadi alas dudukku, membungkus tubuhku, lalu berguling di bawah pohon. Jika dia melarangku pergi ke pondok, maka aku akan tidur di sini. Aku tidak peduli.Angin malam bertiup pelan, menyentuh kulitku yang mulai dingin. Aku merapatkan selimut, mencoba menenangkan diri. Tapi ketenangan itu tidak berlangsung lama.Tanpa peringatan, Ryder meraih tubuhku, mengangkatku bersamaan dengan selimut yang membungkusku erat. Aku terperangkap! Aku meronta sekuat tenaga, tapi itu sia-sia."Apa yang kau lakukan?" pekikku."Membawamu pergi," jawabnya singkat.Aku terus menggeliat, mencoba melepaskan diri, tapi Ryder tetap melangkah mantap seolah aku hanyalah gumpalan kapas dalam gendongannya. Dengan sekuat tenaga, aku berusaha menggigit lengannya, berharap dia akan melepaskanku."Aww!" Dia mengumpat pelan, tapi tidak menghentikan langkahnya. "Sial, kau benar-benar liar."Aku tidak pedu

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   28| Pikiranku Berkhianat, Aku Ingin Disentuh Olehnya!

    LILIANAAku menggigit bibir bawahku, menyadari bahwa aku telah menginjak ranah yang seharusnya kuhindari. "Aku hanya bertanya," jawabku akhirnya, berusaha membela diri.Ryder menghela napas pelan, lalu bangkit dari tempatnya duduk. Dia menarikku ke balik batu besar tempatnya bersandar tadi. Kami tersembunyi dari semua orang. Anehnya, aku tidak menolak. Sebaliknya, aku tidak bergerak, meskipun ada dorongan dalam tubuhku untuk mundur."Serina bukan siapa-siapaku," katanya, berdiri tepat di hadapanku. Dia mengunci tubuhku di antara kedua lengannya yang menekan batu. "Dan aku tidak membiarkan siapa pun memilihkan jalan hidupku."Aku menelan ludah. Ada sesuatu dalam caranya berbicara yang membuatku merasa seakan ia sedang berusaha menegaskan sesuatu padaku."Kalau begitu," suaraku hampir berbisik, aku tidak akan terintimidasi. "Mengapa dia begitu marah kepadaku?"Ryder menyipitkan matanya. "Kau terlalu banyak bertanya."Aku mendengus pelan, mencoba menutupi kegugupanku. "Aku sandera di sin

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   27| Kenapa Tidak Kau Nikahi Dia?

    LILIANASebelum aku bisa merespons, satu penjaga pintu sudah bergerak cepat, tangannya yang besar mencengkram tanganku dan menarikku dengan kasar. Aku berusaha melawan, berteriak dan berontak sekuat tenaga. "Tidak!" aku berteriak, suaraku pecah. Aku berusaha untuk menarik diriku dari genggaman tangan penjaga yang kasar, tetapi usahaku sia-sia. Tangan besar itu tak tergoyahkan, menarikku tanpa ampun.Aku merasa tubuhku terangkat dari lantai, tak mampu melawan. Tanpa ampun, mereka membawaku keluar dari balai pertemuan itu, menarikku kembali ke pondok. Aku tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Aku akan terkunci di sana, sendirian. Mereka tidak akan membiarkanku keluar sampai mereka yakin aku tak akan mencoba melarikan diri atau melakukan sesuatu yang bisa membahayakan mereka.Setiap langkah yang mereka ambil membawa aku semakin jauh dari apa yang masih tersisa dari kebebasanku. Rasanya seperti ada tembok besar yang menghalangi jalanku, dan aku tak tahu bagaimana cara menghindarinya. Ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status