Share

Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya
Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya
Penulis: Piemar

Bab 1

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-18 16:04:03

“Oh, jadi kamu beneran datang juga, Mbak Andin,” suara Amanda melengking nyaring dari pelaminan, cukup keras untuk membuat seluruh penghuni ballroom menoleh. Ia tersenyum tipis namun sinis.

“Andaikan aku tahu kamu akan datang,” lanjutnya, “mungkin aku harus menyiapkan kursi khusus di belakang. Kursi untuk mantan.”

Beberapa tamu mulai saling berbisik. Mata-mata menyorot ke arah pintu utama ballroom, tempat seorang wanita berdiri dengan gaun hitam sederhana namun elegan, Andini.

Suasana ballroom Hotel Sun Shine yang sebelumnya romantis—dengan musik lembut dan gemerlap lampu gantung kristal—mendadak menjadi seperti panggung drama. Kehadiran Andini mengusik kebahagiaan pesta.

Andini baru saja kembali dari Malaysia. Dan kini, apa yang dikhawatirkan selama ini terbukti benar. Sahabatnya tak berbohong, tunangannya, Bima, pria yang pernah bersumpah takkan meninggalkannya, kini berdiri gagah di pelaminan. Bersanding dengan Amanda, adik tiri yang selama ini pura-pura lugu.

“Kukira kamu sibuk dengan... ya, urusan-urusan gelapmu di Malaysia,” lanjut Amanda, matanya menyipit penuh kemenangan. “Tapi ya sudahlah, kamu kan kakakku. Jadi tetap pantas datang, walau cuma sebagai tamu yang tak diharapkan.”

Andini tidak langsung menjawab. Langkahnya pelan namun tegas menuju keramaian yang tiba-tiba lenyap. Semua perhatian tertuju padanya.

Sisi lain, Bima berdiri kaku di samping Amanda, wajahnya tegang. Namun Amanda justru semakin menjadi.

“Jangan lihat aku seperti itu, Mbak. Semua ini terjadi karena kamu,” suara Amanda menggema, menuding seolah dirinya yang jadi korban. “Kalau kamu nggak main belakang sama pria-pria tua di luar negeri, mungkin Bima nggak akan lari ke aku.”

Andini mengerutkan alis, dadanya naik turun. Tapi ia tetap diam, tidak terburu-buru membalas.

“Sudah cukup, Amanda.” Suaranya akhirnya terdengar. Tenang, namun dingin. “Selamat untuk kalian berdua. Semoga bayi di kandunganmu tumbuh sehat, adikku,” lanjut Andini dengan senyum penuh luka. 

Boom.

Ballroom gempar. Beberapa tamu bahkan menjatuhkan gelasnya.

Hah? Tamu-tamu sontak berbisik. 

Beberapa orang bahkan mengeluarkan ponsel untuk merekam dan menantikan apa yang terjadi.

Sebab, mereka tahu jika Andini adalah kekasih Bima. Namun entah mengapa adiknya–Amanda–yang menggantikan posisi dirinya, menjadi pengàntin Bima.

Ternyata, penyebabnya adalah hamil di luar nikah? Jadi, mereka berselingkuh?

Mendengar bisik-bisik yang melebar, Amanda dan Bima yang sudah berhasil mengendalikan diri–menatap Andini tajam. 

“Andini!” bentak pria itu, “tega sekali kamu memutar balikan fakta. Jangan memfitnah kami di depan semua orang. Kami menikah karena ulahmu sendiri yang telah mengkhianatiku! Jika tak ada Amanda, aku mungkin sudah tak ada di sini. Dasar wanita murahan!”  

“Murahan?” Andini mengerutkan keningnya heran. “Maksudmu, apa?”

“Jangan pura-pura polos.” Bima mendadak mengeluarkan ponselnya dan menghubungkannya dengan sistem audio ballroom hotel.

Seketika rekaman percakapan Andini dengan seorang pria asing saat ia berada di Malaysia terdengar.

[Kamu tahu Andini … wanita secantik dirimu sayang kalau cuma kerja magang di kantor. Aku bisa memberimu apartemen, mobil, dan … apapun yang kamu mau.]

[Aku … aku gak tahu. Ini bukan hal yang biasa aku lakukan.]

[Tenang saja, kamu cuma perlu menemanimu sesekali. Makan malam, perjalanan bisnis dan ya … sedikit perhatian.]

[Selama aku gak melakukan hal yang terlalu jauh.]

Seketika para tamu terdiam dan mulai menyalahkan Andini yang jelas geram dengan aksi Bima yang manipulatif. 

“Lihat? Kamu sendiri yang menjual diri dan sekarang kamu malah menyalahkan kami?” ujar Bima dengan puas.

“Dasar playing victim!” potong Andini sembari tertawa sinis. 

Ternyata, ini jebakannya?

Bima sudah memanipulasi rekaman suara percakapan dirinya dengan seorang pengusaha di Malaysia.

“Kamu masih mengelak?” geram Bima.

Andini menatap tajam pria itu. Ia pun menyalakan rekaman utuh dari percakapan dirinya dengan sang pengusaha.

[Tenang saja, kamu cuma perlu menemaniku sesekali. Makan malam, perjalanan bisnis dan ya … sedikit perhatian terhadap kebutuhan klien.]

[Selama aku nggak harus melakukan hal-hal yang terlalu jauh, melanggar batas profesional, aku bisa pertimbangkan.]

[Tentu, ini soal menjaga relasi bisnis. Tapi kau tahu, ada tekanan dari pihak sponsor. Mereka ingin komitmen penuh.]

[Kalau itu bisa menyelamatkan proyek keluarga dan nama baik perusahaan, aku akan berdiskusi lagi dengan tim hukum.]

Perlahan, tapi pasti wajah Bima memucat.

Adik tirinya juga mendadak gelisah. Dia pun memasang wajah memelas, “Mbak Andin, apa kamu tak malu? Kita–”

“Malu?” Andini yang sebenarnya menahan diri, sontak merasa kesal. 

Dibukanya amplop yang baru didapatkan sore itu dan mengeluarkan beberapa foto perselingkuhan Bima dan Amanda. 

Tak lama, Andini melemparkannya ke udara seperti confetti.  

“Lihat ini, para tamu terhormat!” seru Andini dengan suara lantang. 

“Inilah calon mempelai pria kita, Bima Abimanyu, si pecundang sejati yang tega mengkhianati tunangannya. Dan ini dia, adikku tercinta, Amanda, yang dengan senyum manis merebut calon suami kakaknya sendiri. Sungguh drama yang memukau, bukan?”

Suasana ballroom meledak dalam kekacauan. Para tamu berteriak, berbisik, dan saling menunjuk dengan ekspresi terkejut dan jijik. 

Beberapa orang mencoba menenangkan situasi, sementara yang lain justru menikmati pertunjukan itu. Bima dan Amanda, yang tak tahan malu, mencoba melarikan diri dari sana.  

Namun Andini tidak membiarkan mereka lolos begitu saja. Dengan gerakan cepat, ia mencengkeram pergelangan tangan Amanda, mencegahnya untuk kabur. “Kalian mau pergi ke mana? Pertunjukan belum selesai!” serunya dengan seringai sinis.  

Bima menarik tangan Andini dengan kasar. “Lepaskan dia, Andini! Kamu sudah gila!”

Andini menepis tangan Bima dengan gerakan refleks. Amarahnya yang selama ini tertahan akhirnya meledak. Dengan sekuat tenaga, ia menampar wajah mantan tunangannya itu.  

PLAK!

Tamparan itu begitu keras hingga meninggalkan jejak merah di pipi Bima. Beberapa anak kecil yang melihat kejadian itu tertawa cengengesan, mengira itu bagian dari pertunjukan badut.  

Amanda merentangkan tangannya di depan Bima, melindungi suaminya dari amarah Andini. “Mbak Andin, apa yang kamu lakukan? Kamu tega sekali menampar suamiku!” serunya dengan air mata berlinang.  

Andini tertawa sinis. “Tega? Kalian yang tega mengkhianatiku, merebut kebahagiaanku, dan sekarang kalian berlagak menjadi korban? Sungguh, aku tidak habis pikir dengan kelakuan kalian.”

Hanya saja, Andini menyadari bahwa para pengawal ballroom mulai mendekat ke arahnya. 

Tatapan mereka tajam dan mengancam. Sepertinya, keluarga Hadinata tidak akan membiarkan Andini lolos begitu saja setelah membuat kekacauan di pesta pernikahan ini.  

Dengan cepat, Andini mengambil keputusan. Ia tidak akan membiarkan dirinya ditangkap dan dipenjarakan oleh keluarga kejam itu.  

Saat seorang pelayan mendorong kereta kue pengantin mendekat, Andini mengambil kue besar itu dan melemparkannya tepat ke wajah Bima. 

Krim putih dan potongan buah-buahan menghiasi wajah tampan pria itu, membuatnya terlihat konyol dan memalukan.  

Para tamu tertawa terbahak-bahak melihat pemandangan itu. Memanfaatkan situasi, Andini pun pergi dari sana.

“Tangkap gadis itu!” pekik ibu Bima dengan wajah merah padam. 

Ia memerintahkan para pengawal bertubuh besar untuk mengejar Andini dan menyeretnya ke kantor polisi! 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
gwejhkeren
suka bngt tokoh type andini gniii
goodnovel comment avatar
Aritha
nice story
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 207 Tamu tak diundang

    “Assalamualaikum,” suara berat terdengar dari luar.Naura yang membuka pintu terperangah sejenak. “Waalaikumsalam… Dokter Gilang?”Tumben, dokter itu singgah di rumahnya. Ada apakah gerangan?Gilang tersenyum sopan, meski ada kelelahan di wajahnya. “Maaf, Nau, eh, Naura. Saya kebetulan lewat daerah sini, sekalian silaturahmi. Nggak ganggu, kan?”Naura tersenyum tipis. "Eh, ya, gak apa-apa kok. Mari masuk!"Pak Acep bangkit ramah. “Ah, nggak apa-apa, Nak Gilang. Malah bagus, jarang-jarang dokter mau main ke rumah kecil kami. Silakan duduk.”Gilang masuk, duduk di kursi tamu dengan sikap sopan. Naura menyuguhkan teh manis hangat. “Silakan, Dok. Cuman ada teh manis.”“Terima kasih, maaf merepotkan,” jawabnya singkat. Pandangannya sempat bertemu dengan Naura, tapi cepat ia alihkan.Obrolan berlanjut dengan ringan, hingga akhirnya dr. Neng bertanya tanpa basa-basi, “Nak Gilang, istri kamu apa kabar? Sudah punya anak, belum?”Pertanyaan itu membuat Gilang terdiam sejenak. Senyum getir muncu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 206 Tamu tak diundang

    Vina seperti terpaku di tempatnya. Kata-kata “calon pengantin” dari mulut dr. Dipta terus terngiang di telinganya. Dadanya terasa sesak, wajahnya menegang tapi ia cepat-cepat menutupi ekspresi dengan senyum tipis.“Calon pengantin?” gumamnya pelan, seolah bercanda, tapi nadanya menyelidik.Naura langsung panik. Ia buru-buru menunduk, berpura-pura merapikan map rekam medis di tangannya. “Eh, itu maksudnya… anu, saya kan sering bantu bagian administrasi acara pernikahan di kampus, mungkin maksudnya—”Dipta menoleh, tatapannya tajam tapi cool. “Kamu ini suka ngeles.” Ia menggeleng pelan, lalu berbalik melangkah pergi dengan gaya tenang, meninggalkan dua perempuan itu dengan perasaan berbeda.Naura menelan saliva, wajahnya memerah habis-habisan.Vina menatap Naura dengan senyum samar yang sulit ditebak. “Naura, kamu ada yang mau diceritain ke aku? Atau… ada rahasia yang kamu sembunyikan?” suaranya manis, tapi mengandung sindiran halus.Naura buru-buru menggeleng. “Nggak, Vin. Nggak ada ap

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 205 Calon pengantin?

    Seminggu kemudianPesawat dari Kuala Lumpur mendarat mulus di Soekarno-Hatta sore itu. Andini menggenggam erat tangan Dewa saat keluar dari terminal, wajahnya lelah tapi matanya berbinar. Ia masih merasakan euforia dari hari wisuda yang berlangsung meriah beberapa hari yang lalu. Selain itu kejutan kedatangan dari sahabat dan sang ayah tercinta semakin membuatnya merasakan sukacita. “Alhamdulillah, akhirnya pulang juga,” ucap Andini sambil menarik nafas lega.Dewa menoleh, menatap istrinya dengan senyum hangat. “Capek nggak? Kalau mau kita langsung istirahat aja di apartemen.”Andini menggeleng kecil. “Capek, tapi aku kangen apartemen kita, Yah. Udah lama nggak pulang.”Beberapa jam kemudian, mereka tiba di apartemen mewah Dewa yang berada di pusat Jakarta. Begitu pintu terbuka, aroma khas ruangan yang lama ditinggalkan langsung menyambut.Dewa membukakan pintu apartemen lalu menaruh koper di dekat sofa. Andini menyusul di belakanganya. Matanya langsung berkeliling menyapu pandangan.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 204 Ketika Rival Beraksi

    Malam itu, apartemen terasa hening. Lampu kamar hanya menyala redup, menyisakan cahaya temaram yang lembut. Andini duduk di sisi ranjang, rambutnya tergerai, memandang kosong ke arah jendela yang menampilkan gemerlap kota KL.Dewa masuk setelah menaruh gelas di meja kecil. Ia duduk di samping istrinya, lalu meraih tangannya. “Masih kepikiran omongan Ayah tadi, ya?” tanyanya pelan.Andini mengangguk, suaranya bergetar. “Aku nggak nyangka Ayah bisa ngomong begitu. Selama ini… aku kira dia nggak pernah benar-benar mikirin aku.”Dewa mengusap punggung tangannya lembut. “Itu bentuk penyesalan dia, Sayang. Justru kamu beruntung. Dia sadar, meski agak terlambat.”Andini menoleh, matanya berkaca-kaca. “Kamu dengar sendiri, kan? Ayah bilang jangan sampai anakku nanti merasa tidak adil seperti aku dulu.” Ia menghela napas panjang. “Aku takut, Mas Dewa. Takut aku nggak bisa jadi ibu yang baik.”Dewa tersenyum tipis, lalu menatapnya dalam-dalam. “Hei, kamu udah jadi istri yang baik buat aku. Aku

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 203 Permintaan maaf

    “Eeeeh…” Zayn pura-pura garuk kepala. “Ini… apa aku salah masuk? Ini ruang olahraga?!”Naura buru-buru mundur beberapa langkah, wajahnya merah padam. “Bukan apa-apa, Bang! Tadi aku cuma… ngomong soal hadiah rumah sama mobil.”Zayn menaikkan alis tinggi-tinggi. “Ngomong soal hadiah… sambil dipelototin cowok stopless? Heh, Naura, kamu jangan bikin abang jantungan!”Dipta menghela napas panjang, tetap cool. “Zayn, tenang aja. Aku cuma jelasin maksudku. Lagian aku kan lagi olahraga, bukan sengaja mau bikin drama.”Zayn mendengus, lalu sengaja melirik adiknya. “Drama? Hmmm, iya, iya… cocok sih. Adikku sama dokter bule six pack. Udah kayak drama short.”Naura gemas sampai stamping kaki. “Bang, serius deh! Jangan bikin malu aku di depan dr Dipta!”Zayn malah ngakak sambil menepuk bahu Naura. “Santai, Nau. Lagian kalau abang jadi kamu, Abang nggak bakal nolak sih. Lihat tuh, calon suami kaya, ganteng, bonus rumah mobil… paket komplit! Hahaha!”Naura menutup wajah dengan kedua tangan, makin sa

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 202 Kompensasi

    Setelah makan siang yang penuh kejutan itu, Naura dan Zayn pamit pulang dari mansion keluarga Dipta. Saat keluar halaman, Zayn dengan santai menerima kunci mobil yang disodorkan oleh salah satu staf. Mobil SUV mengkilap sudah siap di depan. Zayn tidak bisa menolak karena Dipta memaksanya.Naura langsung terbelalak. “Eh, Bang… itu mobil siapa?”Zayn dengan gaya sok kalem memutar kunci di jari telunjuknya. “Mobil kita. Maksudnya… mobil Abang.”Naura nyaris menjatuhkan tas miliknya. “APAA?! Kok bisa-bisanya tiba-tiba abang punya mobil kayak gini?!”Zayn menyeringai lebar. “Tadi kan Dipta udah bilang. Ini hadiah buat abang. Rumah plus mobil. Anggap aja ‘uang jaga adik’ versi sultan.”Naura menutup mulut dengan kedua tangan. “Astaghfirullah… ini beneran, Bang? Mobil SUV?! Bukan mobil rentalan, kan?”Zayn ketawa ngakak. “Rentalan kepala kamu! Kuncinya asli nih. Surat-suratnya juga lengkap. Abang resmi jadi juragan mobil sekarang.”Naura memukul pelan bahu abangnya. “Bang Zayn! Gila aja… ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status