Share

021.

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 09:02:14

“Memangnya mereka itu siapa, Ma?” Tanya Rian, mulai penasaran.

“Dia dulu teman kuliah Mama, sukses banget sekarang. Cafe ini aja milik anaknya yang sekarang jadi suami Aisyah itu.” Jawab Indri.

Rian terperanjat. Ternyata suami Aisyah yang penampilannya seperti preman itu, pemilik cafe ini??

“Mama serius?” Tanya Rian, memastikan.

“Iya... Maka dari itu, mereka kok mau ya punya menantu dari keluarga miskin seperti si Aisyah itu?!” Ujar Indri, tak terima Aisyah di nikahi orang berada.

Rian menghela napas berat, seberat fakta yang baru saja ia ketahui.

“Mama... Sudahlah! Jangan hina Aisyah terus!” Rian mulai tak terima.

“Lho, emang faktanya seperti itu kan?”

Rian geleng-geleng kepala, “Ya sudah... Gak usah di bahas lagi, kita cari tempat duduk aja dulu.” Ajak Rian.

Indri dan Rian ke cafe itu karena ada janji pertemuan dengan salah satu vendor yang akan menyiapkan pesta pertunangan Rian dan Mila. Indri benar-benar merancang semuanya secara detail.

°°°

Kini, Renita beserta keluarg
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    169.

    Waktu terasa begitu cepat berlalu... Sudah satu bulan Wijaya pisah rumah dengan Renita. Selama itu juga, Wijaya juga tak bersama Indri. Nomor ponsel Wijaya tiba-tiba tidak bisa di hubungi oleh Indri sejak kepergiannya izin ke kantor sebulan yang lalu. Indri jadi kalang kabut mencari kabar Wijaya yang tiba-tiba menghilang bak di telan bumi. Padahal, Wijaya sudah janji akan tinggal bersama Indri, tetapi sampai sekarang Wijaya tak juga menghubunginya. “Kemana sebenarnya kamu, Mas Wijaya? Di rumah lama kamu, kamu gak ada, di kantor juga kata karyawan kamu gak ada,” Gumam Indri, merasa khawatir. la sudah mencari Wijaya ke rumah pria itu, bahkan sampai ke kantor. Namun, karyawan di kantor itu bilang bahwa Wijaya tidak pernah lagi datang ke kantor. “Atau jangan-jangan Renita sengaja menyembunyikan Mas Wijaya? Atau diam-diam mereka kembali tapi sengaja menyembunyikan semuanya dari aku?” Gumam Indri lagi, tiba-tiba memiliki prasangka seperti itu. Menurut Indri, tak mungkin Wijaya mengh

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    168.

    Renita tiba di rumah Galih dengan selamat. Ia segera turun dan masuk ke dalam rumah. Di dalam, Aisyah yang tengah bersantai di delan tv langsung menyambut Ibu mertuanya dengan wajah sendu. ‘Kasian Mama, wajahnya sembab setiap hari,’ Batin Aisyah saat melihat Renita berjalan masuk. “Mama...” Panggil Aisyah lembut. Renita langsung berjalan menghampiri Aisyah dan memeluk begitu saja. “Maafin Mama ya, Syah. Maaf karena Mama membuat kamu cemas. Mama akan akhiri semuanya biar kita semua kembali tenang,” Ungkap Renita, walaupun rasanya berat, tapi memang inilah jalan yang terbaik menurutnya. Aisyah terkejut, “Maksud Mama?” Tanyanya bingung. “Mama sudah memutuskan akan pisah dari Papa, Syah. Mama bener-bener gak bisa maafin Papa gitu aja, hati Mama terlalu sakit, Mama trauma kalau nanti malah kembali di khianati lagi,” Ungkap Renita lagi sembari melepas pelukannya pada Aisyah. Renita kemudian duduk dan menyandarkan tubuhnya di sofa dengan wajah yang kusut. “Bi Ani, tolong biki

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    167.

    “Ikut aku, Renita!!” Seru Wijaya kemudian mendorong tubuh Renita untuk masuk ke dalam mobil. “Apa-apaan kamu, Wijaya?!” Bentak Renita tak terima Wijaya hanya diam, tak menggubris teriakan Renita. Ia kemudian ikut masuk ke kursi pengemudi, lalu segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. “Kamu mau bawa aku ke mana kamu, Wijaya?? Hentikan mobilnya sekarang juga!!! Kamu itu udah gak punya hak untuk bawa aku seperti ini!!” Teriak Renita sedikit panik. Wijaya tersenyum menyeringai, menoleh sejenak pada Renita yang menatapnya tajam, “Kenapa tidak? Kamu saja bebas melakukan apa yang kamu mau kan, maka aku juga bisa bebas melakukan apa yang aku mau!!” Jawab Wijaya. Napas Renita jadi memburu, ia sekarang benar-benar takut dengan Wijaya yang bisa saja melakukan sesuatu di luar kendali. “Renita, Renita... Aku sudah berusaha membujuk kamu dengan baik-baik. Tapi, kamu sepertinya memang sudah tidak bisa di ajak bicara baik-baik!” Ucap Wijaya lagi, membuat Renita semakin ketakutan. “Janga

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    166.

    “Mas, kita mau ke mana?” Tanya Indri penasaran. Kini, mereka berada di dalam taksi yang sama. Wijaya juga tak bisa membawa mobilnya, karena dalam isi surat perjanjian pra nikah itu memang semua aset termasuk mobil dan segalanya akan menjadi hak milik Renita apabila Wijaya sampai terbukti berselingkuh. “Sekarang kita ke rumah kamu,” Jawab Wijaya, santai. Indri terkejut mendengar ucapan Wijaya, “Ke rumahku, Mas? Kamu mau tinggal sama aku?” Tanyanya lagi memastikan, raut wajahnya begitu bahagia. Wijaya mengangguk. “Untuk sementara waktu, sampai Renita mau melunakkam hatinya dan mau memaafkan aku!” Jawabnya. “Emang sebenernya gimana sih, Mas? Kok bisa kamu di usir dari rumah kamu sendiri? Terus kenapa kamu juga gak bawa mobil?!” Tanya Indri lagi, penasaran. Indri sangat yakin jika Wijaya tak akan mungkin bisa miskin. la menebak pasti hanya Renita lah yang merencanakan itu semua. Wijaya hanya diam, matanya menatap lurus ke depan. Memikirkan bagaimana caranya agar Renita mau memaafkan

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    165.

    “Apa kurang jelas perkataan saya tadi? Rumah ini bukan lagi milik Pak Wijaya!! Rumah ini adalah milik Mama saya. Jadi, Silakan Tante bawa aja ini laki-laki, urus Pak Wijaya dengan baik ya!!” ucap Galih mempertegas kemudian memanggil asisten rumah tangga yang sudah ia suruh untuk membereskan semua pakaian Wijaya. “Bi, tolong berikan koper itu pada wanita itu!” Titah Galih pelan, membuat Bi Nun mengangguk pelan. “Apa apaan ini, Galih?! Kenapa kamu usir Papa kamu sendiri?!” Tanya Indri heran. “Loh? Katanya Tante mau sama Papa? Ya sana bawa aja Papa pergi, kurang baik apa coba? Mama udah gak mau sama Papa. Itu kan yang Tante inginkan?” Jelas Galih seraya tersenyum sinis ke arah Indri. Indri menatap Wijaya serius untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Namun, pria itu hanya diam, Wijaya benar-benar seperti orang bodoh yang tak bisa bersuara membela dirinya lagi. “Udah, cepetan! Sana bawa Papa! Semua milik Papa buat Tante deh.” Ucap Galih lagi kemudian mendorong koper itu ke arah Indri.

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    164.

    {Mas, kamu di mana Mas! Gawat, kita harus ketemu, Mas!} Indri mengirim pesan pada Wijaya.Namun sampai sepuluh menit belum ada tanda-tanda balasan dari lelaki itu.Gigi Indri gemeretak kesal, bagaimana kalau dia viral di sosial media?“Pak, lebih cepat lagi ya, Pak!” Titah Indri pada supir taksi.Tujuan Indri saat ini adalah ke rumah Wijaya. Mau tak mau ia harus mencari pria itu di sana. Tak peduli jika nantinya bertemu dengan Renita. Yang penting sudah bertemu dengan Wijaya.Sampai di depan gerbang rumah yang besar itu, Indri akhirnya menghela napas lega.“Rumah masa depan... Huhh, gak sabar banget jadi nyonya di sini,” Gumam Indri kemudian berjalan ke depan gerbang usai membayar taksi.“Permisi...” Teriak Indri sambil mengetuk pintu pagar.Namun, beberapa menit belum ada tanda-tanda satpam menghampirinya. la pun mencari bel yang ternyata ada di pojok pintu gerbang.Dua, bahkan sampai lima kali Indri memencet bel, tapi tak kunjung ada seseorang yang datang membukakan gerbang.“Satpam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status