Share

Ngambek

Penulis: Riwriter
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-18 20:40:43

“Mau sampai kapan kamu nangis terus?”

Bumi menghampiri Renjana setelah menelpon temannya yang menjadi dosen di tempat Renjana kuliah.

Ia menanyakan perihal konsekuensi apa yang akan diterima oleh mahasiswa jika terlambat masuk, dan ternyata tak ada keringanan sama sekali. Mahasiswa terlambat tetaplah terlambat. Tak bisa mengikuti mata kuliah sampai jamnya selesai.

Kasihan dengan nasib Renjana, Bumi pun berpikir keras untuk menemukan cara, dan akhirnya ia mendapatkan solusi bagaimana agar Renjana tetap bisa mengikuti mata kuliah.

Tentu ujung-ujungnya tetap mengandalkan yang namanya uang. Ia bayar dosen itu untuk mengajari Renjana ulang materi mata kuliah secara mandiri.

Tadi, sebelum sempat berbicara, Renjana yang dalam mode ngambek langsung meninggalkannya begitu saja di meja makan, dan kini wanita itu sedang meringkuk di sofa dengan tangis belum mereda.

“Kamu belum sarapan,” ucap Bumi sekali lagi karena ucapannya yang tadi tak mendapat respon. Ia sentuh bahu Renjana dengan pelan. Nam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Pesan Mantan

    Setelah Renjana terlelap dengan tenang di pelukannya, kini gantian Bumi yang tak bisa terlelap kembali, meskipun beberapa kali sudah berusaha mencoba.Ia yang awalnya tak tahu harus melakukan apa, akhirnya mengambil ponsel.Sudah satu jam berlalu fokus pandangannya belum juga berpindah dari layar benda pipih yang menampilkan sederet panggilan tak terjawab dan pesan belum terbaca dari Amaris, mamanya Renjana, di WhatsApp.+6282349xxxxxx:[Mas Bumi.][Ini aku, Amaris. Pakai kartu baru. Kartu lama terblokir waktu itu.][Maaf, baru bisa kirim pesan sekarang.][Mas di mana sekarang?][Sibuk ya? Kok di telfon dari semalam nggak diangkat.][Bisa kita bertemu?][Ah tidak ... bisakah mas jemput aku di bandara sore ini?][Balas pesan ini kalau mas udah baca.]Bumi memijat kening dengan resah. Bibirnya boleh berkata tak ingin peduli lagi apa pun yang menyangkut tentang Amaris. Namun, lain hal dengan hatinya yang entah mengapa masih saja menyisakkan rasa untuk wanita yang menorehkan kecewa di hat

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Perempuan pertama

    Bumi langsung menoleh mendengar suara tanya Renjana. Tampak jelas sekali ada keresahan dari raut wajahnya yang berusaha ia sembunyikan. “Teman kerja. Saya keluar sebentar ya.”Anggukan beruntun Renjana berikan sebagai balasan. Sepeninggal Bumi, wanita itu langsung duduk kembali dengan gerakan kaku. Jemarinya terangkat menyentuh bibir. Disusul matanya mengedip beberapa kali.Untuk sejenak debar di dada Renjana kembali berdetak kencang, bahkan napasnya ikut tertahan saat mengingat kembali apa yang terjadi di antara dirinya dan Bumi tadi.Renjana bingung. Ada apa dengan dirinya yang malah ikut membalas perlakuan Bumi. Namun, sejujurnya ia memang tak bisa mengelak lagi, jika menyukai sentuhan Bumi di bibirnya.“Om Bumi dulu sering cium mama kayak gitu juga nggak ya?” gumamnya tiba-tiba berpikiran lebih. Entah, mengapa ada rasa sedikit tak suka. Lebih tepatnya, Renjana hanya ingin ialah satu-satunya wanita yang diperlakukan oleh Bumi seperti tadi.Kesal dengan pikirannya yang semakin menja

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Bukan pertama kalinya

    “Saya tidak bermaksud menyebut kamu sebagai pelacur, Jana ....” Bumi bersuara pelan untuk membujuk Renjana yang masih menangis. Ia sentuh pelan tangan yang sedang menutup wajah itu. “Selama ini yang selalu saya lihat, kamu tidak pernah pakai pakaian seksi seperti ini. Mama kamu juga pernah bilang kalau kamu bukan tipe cewek yang suka berpakaian seperti itu. Jadi, saya heran saja kenapa kamu tiba-tiba mau pergi dengan alasan nonton dan makan bersama Zizi, tapi penampilannya kurang enak dipandang ....”“Om Bumi aja yang noraknya kebangetan!” teriaknya kesal, kemudian langsung menggeser duduknya agar jauh dari jangkauan Bumi.Ternyata benar. Menaklukan Renjana tak semudah menaklukan Amaris. Bumi berdehem sejenak saat menggaruk bawah matanya yang tak gatal. Lalu pria itu ikut menggeser duduk juga sampai berada di dekat sang istri.“Maaf, saya salah. Tadinya cuma berniat mau iseng ke kamu, tapi kamu–”“Om pikir yang kayak gitu bagus dijadiin bahan bercandaan?! Lucu?!”Helaan napas samar be

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Ngambek

    “Mau sampai kapan kamu nangis terus?”Bumi menghampiri Renjana setelah menelpon temannya yang menjadi dosen di tempat Renjana kuliah.Ia menanyakan perihal konsekuensi apa yang akan diterima oleh mahasiswa jika terlambat masuk, dan ternyata tak ada keringanan sama sekali. Mahasiswa terlambat tetaplah terlambat. Tak bisa mengikuti mata kuliah sampai jamnya selesai.Kasihan dengan nasib Renjana, Bumi pun berpikir keras untuk menemukan cara, dan akhirnya ia mendapatkan solusi bagaimana agar Renjana tetap bisa mengikuti mata kuliah.Tentu ujung-ujungnya tetap mengandalkan yang namanya uang. Ia bayar dosen itu untuk mengajari Renjana ulang materi mata kuliah secara mandiri.Tadi, sebelum sempat berbicara, Renjana yang dalam mode ngambek langsung meninggalkannya begitu saja di meja makan, dan kini wanita itu sedang meringkuk di sofa dengan tangis belum mereda.“Kamu belum sarapan,” ucap Bumi sekali lagi karena ucapannya yang tadi tak mendapat respon. Ia sentuh bahu Renjana dengan pelan. Nam

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Indah tapi buruk

    "Saya terima nikah dan kawinnya Amaris Meshazara binti Abirama dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai!" Bumi mulai membuka kelopak mata perlahan saat merasa ada beban berat yang menindih hidungnya. Pria rupawan itu mengedip-ngedip. Ternyata ia memimpikan melangsungkan akad nikah dengan Amaris. Setelah kesadaran benar-benar terkumpul, Bumi memindahkan kaki jenjang Renjana yang semula menindih kuat hidungnya. Nasib baik Bumi tak kehabisan napas dan tulang hidungnya juga tak patah, karena meski kaki Renjana kecil, tapi beratnya setara dengan kaki berotot pria. Lekas ia perbaiki cara tidur Renjana yang super berantakan sekali. Kepala sudah terpisah dari bantal, guling yang tergeletak sembarangan di lantai, bahkan selimut pun tak lagi menutup tubuhnya. Setelah terlihat sedikit rapi, Bumi menarik selimut sampai sebatas dada. Ia tatap sejenak wajah Renjana yang tertutup beberapa helai rambut. Bumi baru akan mengulurkan jari dan berniat menyingkirkan helai-helai rambut di waj

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Posesif

    “Kamu suka bibir saya, Jana?” Bumi melengkungkan sudut bibirnya.“Sepertinya kamu memang tertarik dengan bibir saya atau sebenarnya sudah candu sampai berkeinginan untuk mencium saya lagi?” Untuk pertama kalinya ia tersenyum pada Renjana. Namun, bukan senyum tulus, melainkan senyum meledek.Renjana langsung mencebik kesal. Sudah pertanyaannya tadi diabaikan, sekarang Bumi pun seolah sengaja malah menyudutkan atas penawaran cium bibir itu. “Dih! Aku kasih penawaran ciuman semata-mata sebagai bentuk pancingan aja, biar om terdorong mau jawab jujur. Nggak usah kegeeran deh. Lagian siapa juga yang doyan sama bibir murahan. Yang kerjaannya nemplok sana-sini.”Tak marah dengan kalimat blak-blakan yang diucapkan istrinya, Bumi justru semakin tersenyum meledek. “Apa salahnya jujur saja?”“Ih! Ayo jawab jujur pertanyaan aku tadi! Jangan mengalihkan ke topik lain. Om sebenarnya udah nidurin berapa cewek selama ini?”“Bukannya sudah saya bilang sebelumnya? Kamu tidak berhak mencampuri privasi sa

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Tawaran menggiurkan

    “Om Bumi mesum, iiih!” teriak Renjana dengan secepat kilat turun dari ranjang. Pupil matanya masih melebar saking terkejut dengan sentuhan tiba-tiba beberapa detik yang lalu.“Lah, kok, saya mesum? Memangnya di mana letak mesum dari perbuatan saya yang tadi?” Bumi menyandarkan punggung di ujung ranjang dan bersedekap santai.“Pokoknya om mesum! Nyentuh-nyentuh punya aku tanpa izin dulu!” bentak Renjana tak mau dibantah. Lalu ia tarik kursi yang terletak di depan meja rias, kemudian duduk di sana dengan raut wajah kesal.Bumi sedikit melengkungkan sudut bibirnya. “Paham dari arti kata mesum?”“Paham, lah!” sahut Renjana cepat. “Emangnya aku ini masih anak TK?” sambungnya dengan gaya congkak.“Coba kamu jelaskan mesum itu apa.”Renjana mengangkat dagu agar lebih terlihat kemampuannya menjawab karena tak suka dengan Bumi yang bersikap seperti sedang memandangnya rendah. “Itu, doang, mah, gampang! Mesum adalah tindakan yang nggak senonoh, kotor, dan cabul.”“Itu saja?”“Terus om maunya ak

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Kebohongan

    “Fungsinya kondom apa, sih?” tanya Renjana berbisik pada Mbak Google.Sebenarnya Renjana sudah tahu fungsinya apa. Ia hanya ingin memperjelas lagi untuk menguatkan prasangka buruknya terhadap Bumi.“Menurunkan resiko tertular penyakit s3ksual,” sahut Mbak Google.“Anjiiir!” Refleks Renjana mengumpat.“Om Bumi yang aku pikir cowok terjaga dan nggak pernah tersentuh sama tangan-tangan cewek, ternyata aslinya pemain handal ... gilaaa!”Di sisi lain, Bumi yang sudah berada di luar kamar menghampiri mama dan papanya yang sedang duduk bersisian di ruang keluarga. Tampak kedua sosok lanjut usia itu sedang terlibat pembicaraan serius.Endah, mamanya Bumi yang menyadari kedatangan putranya, mendadak berhenti berbicara. Hal itu membuat Harja mengikuti ke mana arah pusat pandangan istrinya.“Sendirian saja? Jana mana, Nak?” tanya Harja menyambut putranya dengan senyum ramah.Bumi langsung mengambil posisi duduk di depan mereka.“Halah, palingan bocah bau kencur itu masih asyik ngebo,” sahut Enda

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Penolakan

    “Saya tidak ingin menyentuh kamu sekarang.”Selepas mengatakan kalimat tegas itu, Bumi mengubah posisi menjadi berbaring telentang. Kedua tangannya turun ingin menyingkirkan kaki Renjana yang masih mengurung pinggang. Namun, tangannya lebih dulu ditahan. Lebih tepatnya dicengkram Renjana.“Kenapa nggak pengen?” tanya Renjana semakin merapat, bahkan ia sengaja menempelkan dada di lengan Bumi.Bumi mengeraskan rahang. Ia resah dengan tindakan Renjana yang semakin berani menggoda.Tak ingin meladeni lagi, Bumi bersedekap, kemudian menutup mata.“Ih, Om Bumi, kok, gitu? Nggak sopan banget, aku masih pengen ngomong malah ditinggal tidur!”“Kenapa om nggak mau nyentuh aku? Bukannya om pengen aku hamil?” Pantang menyerah, Renjana mengguncang-guncang kuat lengan itu.“Oh ... atau jangan-jangan ternyata Om Bumi sebenarnya nggak normal?!”“Jangan berisik!” Bumi mendengkus. “Suara kamu menganggu kenyamanan telinga. Saya ingin istirahat.”Renjana mengembuskan napas kasar. Wanita itu melepas cengk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status