Beranda / Pendekar / Divine Power / Bab 8 – Penguasa Alam

Share

Bab 8 – Penguasa Alam

Penulis: Mineoyoo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 20:13:54

Kehidupan di Desa Mandala, yang sempat tenang setelah kekalahan Darian, kembali dihantui oleh kegelisahan. Arka dan Lira telah melalui banyak hal—pertempuran besar, penemuan kekuatan luar biasa dalam diri mereka, dan mengalahkan seorang penyihir gelap yang mengancam keseimbangan dunia. Namun, kedamaian itu tak berlangsung lama. Meski Darian telah terjatuh, sebuah ancaman baru mulai muncul, lebih besar dan lebih mengerikan daripada apa yang pernah mereka hadapi sebelumnya.

Di pasar desa, desas-desus tentang sebuah entitas kuno yang disebut Penguasa Alam mulai terdengar. Beberapa orang mengatakan bahwa ia adalah makhluk yang tak terhingga usianya, yang mampu mengendalikan elemen-elemen dasar alam: api, air, tanah, dan udara. Ada yang mengklaim bahwa ia adalah penjaga keseimbangan dunia yang sebenarnya, seorang entitas yang hidup di luar batas-batas dimensi yang diketahui manusia, mengamati dan menjaga dunia dari kerusakan yang disebabkan oleh kelahiran dan keserakahan umat manusia.

Arka, yang telah mempelajari kekuatan ilahi, merasa bahwa ancaman ini mungkin jauh lebih besar dari apa pun yang pernah ia hadapi sebelumnya. Kekuatannya yang baru ditemukan mungkin tidak cukup untuk menghadapi Penguasa Alam—makhluk yang bisa mengendalikan dasar-dasar kehidupan itu sendiri. Lira, yang selalu menjadi pendamping setianya, merasakan hal yang sama. Mereka tahu bahwa untuk melawan Penguasa Alam, mereka harus memahami lebih dalam tentang entitas ini.

Pencarian mereka membawa mereka jauh ke dalam pegunungan terpencil yang hampir tidak pernah dijamah oleh manusia. Hutan lebat dan jalur berbatu yang terjal membuat perjalanan semakin sulit. Namun, mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mundur. Dalam perjalanan ini, mereka bertemu dengan makhluk-makhluk gaib—burung raksasa yang terbang di atas mereka, pohon-pohon yang seolah bergerak dengan kehendak sendiri, dan makhluk-makhluk yang hanya ada dalam legenda.

Setelah berhari-hari berkelana, Arka dan Lira sampai di sebuah lembah yang tertutup kabut tebal. Di sana, mereka bertemu dengan seorang wanita misterius yang tampak seolah keluar dari kabut itu sendiri. Wanita itu mengenakan jubah berwarna hijau daun, dan rambutnya mengalir seperti air terjun yang mengalir dari sebuah sungai.

"Sira," kata wanita itu dengan suara yang lembut namun penuh kekuatan. "Aku adalah pengikut Penguasa Alam. Kalian datang untuk mencarinya, bukan?"

Arka dan Lira saling berpandangan. Meskipun mereka sudah mendengar banyak tentang Penguasa Alam, bertemu dengan seorang pengikutnya membuat mereka merasa ada sesuatu yang lebih dalam yang harus mereka pahami.

"Sira, kami mencari jawaban," kata Arka dengan tegas. "Kami mendengar cerita tentang Penguasa Alam, tentang kekuatannya yang luar biasa. Tapi kami perlu tahu—apakah ia berniat menghancurkan dunia ini seperti Darian dulu?"

Sira menggelengkan kepala. "Tidak. Penguasa Alam bukanlah ancaman. Tujuannya bukan untuk menghancurkan dunia, melainkan untuk mengembalikannya ke keseimbangan yang lebih alami. Dunia ini telah dirusak oleh tangan manusia—kelahiran kota-kota besar, perusakan alam, dan keserakahan yang menguasai jiwa-jiwa banyak orang. Penguasa Alam ingin dunia ini kembali pada keadaan semula, di mana manusia hidup selaras dengan alam."

Lira merenung. "Jadi, kalian ingin mengembalikan dunia seperti dulu? Sebelum peradaban manusia berkembang pesat?"

"Benar," jawab Sira. "Penguasa Alam percaya bahwa umat manusia telah kehilangan keseimbangan dengan alam. Kekuatan yang kalian miliki, Arka, adalah bagian dari perubahan besar. Namun, apakah kalian akan memilih untuk bertarung melawan alam atau berdamai dengannya?"

Arka merasa terombang-ambing. Ia telah berjuang untuk melindungi dunia dari kejahatan yang datang dari luar, tetapi kini ia dihadapkan pada pertanyaan yang lebih besar. Apakah mereka, sebagai manusia, berhak untuk terus mengendalikan dunia, mengubah alam sesuai dengan kehendak mereka? Atau, apakah mereka harus menerima kenyataan bahwa dunia ini lebih besar dan lebih rumit dari apa yang mereka bayangkan?

Lira, yang biasanya lebih tegas dalam bertindak, kini terlihat ragu. "Jika Penguasa Alam benar-benar ingin mengembalikan keseimbangan, apakah itu berarti ia akan menghancurkan semua yang telah kita bangun? Apa yang akan terjadi pada manusia, pada desa kita, dan pada semua yang telah kita perjuangkan?"

Sira menatap mereka dengan mata yang penuh kedamaian. "Penguasa Alam tidak berniat menghancurkan kehidupan manusia. Namun, jika dunia tetap berada di jalurnya yang sekarang, keseimbangan akan rusak. Dan alam akan menuntut pemulihan. Penguasa Alam percaya bahwa kalian memiliki kekuatan untuk mengubahnya. Tetapi keputusan itu ada di tangan kalian."

Kata-kata Sira menggema dalam hati Arka dan Lira. Mereka telah melalui banyak hal—pertempuran, kehilangan, dan penemuan diri. Namun, kali ini, mereka dihadapkan pada pilihan yang jauh lebih besar. Kebaikan dan kebenaran mereka berbenturan dengan tujuan yang lebih besar dan lebih misterius.

"Jadi, apa yang harus kami lakukan?" tanya Arka, suaranya penuh keraguan.

Sira menghela napas, matanya tampak jauh, seolah menatap masa depan yang tidak pasti. "Kalian harus memilih. Kekuatan yang kalian miliki bisa menjadi jalan untuk menjaga dunia tetap hidup, atau menjadi alat untuk mengubahnya. Tapi ingatlah, Arka, dunia ini bukan hanya milik manusia. Alam memiliki haknya sendiri."

Dengan kata-kata itu, Sira menghilang dalam kabut, meninggalkan Arka dan Lira untuk merenungkan takdir mereka.

Dalam keheningan malam, Arka dan Lira berdiri bersama, memandang ke kejauhan, ke arah dunia yang luas dan tak terjamah. Dunia yang telah mereka selamatkan, dunia yang mereka cintai, tetapi juga dunia yang mungkin membutuhkan perubahan besar untuk menjaga keseimbangannya.

Mereka tahu bahwa mereka tidak dapat mengabaikan kebenaran yang baru saja mereka temui. Namun, mereka juga tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil sekarang akan membawa dampak besar, tidak hanya bagi mereka, tetapi bagi seluruh dunia. Apa yang seharusnya mereka lakukan? Itu adalah pertanyaan yang hanya dapat dijawab dengan tindakan, dan Arka, dengan Lira di sisinya, siap untuk melangkah ke jalan yang tidak mereka ketahui.

Takdir mereka masih belum sepenuhnya terungkap, dan perjalanan mereka, yang penuh dengan pilihan besar, baru saja dimulai.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Divine Power   Bab 111 - Penjaga Baru

    Lira menelan ludah. “Ya. Aku tidak akan membiarkanmu keluar dari sini.”Asvaros tertawa kecil—suara yang terdengar seperti derai bayangan yang retak. “Lucu sekali. Kau pikir kau bisa menghentikanku? Kau pikir kau bisa memahami kekuatan yang kau miliki sekarang?”Seketika, Asvaros mengangkat tangannya, dan bayangan di sekeliling mereka menggeliat liar. Dari tanah, muncul sosok-sosok berbentuk humanoid yang terbuat dari kegelapan, mata mereka bersinar merah layaknya majikan mereka.“Kalau begitu, mari kita lihat apakah kau benar-benar layak menyebut dirimu penjaga.”Dengan satu gerakan tangan, Asvaros melepaskan gelombang energi hitam yang melesat ke arah mereka.Arka bergerak lebih dulu, melompat ke depan dan menebas energi itu dengan pedangnya. Cahaya dari bilahnya meledak dalam kilatan emas, menahan serangan Asvaros sementara Lira dan Daren mundur mencari posisi.Daren melemparkan

  • Divine Power   Bab 110 - Sang Kegelapan Yang Terasing

    Arka mengepalkan tangannya. “Apa artinya itu? Apakah dia akan tetap bersama kami?”Zaroth menggeleng. “Itu tergantung padanya.”Lira menunduk, merasakan getaran kekuatan di dalam tubuhnya. Ia bisa merasakan batas antara dunia fisik dan energi yang tersembunyi di dalamnya. Dengan satu langkah, ia bisa melintasi dunia yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Tetapi apakah itu berarti ia harus meninggalkan teman-temannya?Ia mengangkat kepalanya, menatap Arka dan Daren. “Aku tidak akan meninggalkan kalian.”Arka menghela napas lega, tetapi sorot khawatir tetap ada di matanya. “Lalu, apa langkah kita selanjutnya?”Sebelum Lira sempat menjawab, seluruh ruangan mulai bergetar. Gerbang yang baru saja disegel kembali berdenyut dengan energi yang tidak stabil. Simbol-simbol di dinding menyala dengan intensitas yang tidak wajar.Zaroth memicingkan mata. “Ini tidak seharusnya terjadi…”

  • Divine Power   Bab 109 - Penjaga Keseimbangan

    Arka mengernyit. “Apa maksudmu?”Zaroth melangkah maju, dan dengan satu gerakan tangannya, bayangan-bayangan itu mundur. “Makhluk-makhluk ini bukanlah ancaman yang harus kalian hancurkan. Mereka adalah bagian dari segel, bagian dari keseimbangan.”Lira terkejut. “Jadi… mereka adalah penjaga segel?”Zaroth mengangguk. “Mereka adalah serpihan dari kekuatan yang tersegel di balik gerbang ini. Jika kalian menyerang mereka, kalian hanya akan mempercepat kehancuran segel.”Varian yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. “Lalu bagaimana kita menghentikan segel ini dari runtuh?”Zaroth menatap gerbang raksasa yang terus bergetar. “Segel ini membutuhkan sesuatu untuk menyeimbangkannya kembali. Cahaya dan kegelapan harus kembali menjadi satu.”Lira menggigit bibirnya, berpikir. “Jadi kita harus menggunakan energi kita untuk menstabilkannya?”Zaroth menatapnya dalam-dalam. “Tidak

  • Divine Power   Bab 108 - Zaroth

    Varian menatapnya tajam. “Kalian adalah orang-orang yang telah menyeberangi batas cahaya dan kegelapan. Kalian telah menerima bayangan dalam diri kalian tanpa kehilangan cahaya. Tidak ada orang lain yang bisa menghadapi ini kecuali kalian.”Lira menelan ludah, hatinya berdebar. Ia tahu sejak awal bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tapi kini ia merasa seakan-akan mereka sedang berjalan menuju sesuatu yang jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan.Tanpa membuang waktu, mereka menaiki tangga katedral yang berdebu dan mendorong pintu kayu yang berat. Suara deritnya bergema di aula kosong.Bagian dalam katedral terasa lebih dingin dari luar. Patung-patung malaikat di sisi ruangan tampak rusak, beberapa bahkan kehilangan wajah mereka, seolah-olah terkikis oleh waktu atau sesuatu yang lebih jahat. Di ujung aula, altar utama berdiri tegak, tetapi lantai di depannya memiliki simbol yang bersinar redup—lingkaran sihi

  • Divine Power   Bab 107 - Bayangan di Rivelle

    Mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mencapai pintu gerbang kota. Biasanya, pada jam seperti ini, gerbang masih terbuka dengan para penjaga berjaga di posnya. Namun, malam itu, gerbang tertutup rapat, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.Daren melangkah maju, mengetuk pintu gerbang kayu yang besar. “Ada orang di dalam?”Hening.Lira merapatkan mantel di tubuhnya. “Ini tidak normal…”Arka melirik pria tua itu. “Kau punya cara untuk masuk?”Senyuman kecil muncul di wajahnya. “Tentu saja.”Dengan satu ketukan tongkatnya ke tanah, simbol sihir bercahaya muncul di sekitar mereka. Udara bergetar, dan tiba-tiba, mereka tidak lagi berdiri di luar gerbang. Dalam sekejap mata, mereka telah berada di dalam kota.Namun, yang mereka lihat membuat mereka terdiam.Rivelle yang mereka kenal sebagai kota yang ramai dan penuh kehidupan kini tampak seperti kot

  • Divine Power   Bab 106 - Para Penjaga Keseimbangan

    Arka mengepalkan pedangnya, yang kini juga bersinar dengan aura yang berbeda. “Jadi, apa yang terjadi sekarang?”Penjaga itu tersenyum kecil, kemudian mengangkat tangannya. Seketika, di hadapan mereka, terbentuk sebuah lingkaran besar, mirip dengan gerbang yang mereka temui sebelumnya. Namun, kali ini, di dalam lingkaran itu, mereka bisa melihat berbagai pemandangan—kerajaan yang mereka kenal, hutan-hutan lebat, lautan luas, dan kota-kota yang masih berjuang melawan bayangan kegelapan.“Dunia tidak berhenti bergerak hanya karena kalian telah sampai di sini,” lanjut penjaga itu. “Keseimbangan tidak hanya dicapai dengan pemahaman, tetapi juga dengan tindakan. Sekarang, kalian adalah bagian dari keseimbangan itu. Dan dengan itu… kalian memiliki tugas.”Lira menatap lingkaran tersebut dengan perasaan bercampur aduk. Ia melihat wajah-wajah yang dikenalnya—orang-orang yang pernah mereka temui dalam perjalanan mereka, beber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status