Home / Pendekar / Divine Power / Bab 10 – Keseimbangan Baru

Share

Bab 10 – Keseimbangan Baru

Author: Mineoyoo
last update Last Updated: 2025-01-18 20:13:40

Setelah melewati ujian berat yang menguji kekuatan fisik, spiritual, dan mental mereka, Arka dan Lira berdiri di hadapan Penguasa Alam, yang kini melihat mereka bukan lagi sebagai dua pejuang biasa, tetapi sebagai penjaga potensi keseimbangan dunia. Namun, keputusan yang akan mereka buat selanjutnya adalah keputusan yang akan menentukan jalan hidup mereka.

“Untuk memperoleh pengakuan sejati,” suara Penguasa Alam bergema dengan kebijaksanaan yang mendalam, “kalian harus memilih antara tetap menjadi bagian dari dunia yang kalian kenal, atau menerima tugas yang lebih besar—menjaga keseimbangan alam ini dan dunia manusia. Kekuatan yang kalian miliki sekarang bukan hanya milik kalian, tetapi milik dunia ini. Kalian harus siap untuk konsekuensi dari setiap tindakan.”

Arka dan Lira saling bertatapan, merasa beban tanggung jawab yang sangat berat menimpa pundak mereka. Dunia yang mereka kenal, dengan desa mereka yang damai, kini terasa jauh lebih besar dan lebih kompleks. Dunia ini penuh dengan kekuatan yang tak tampak, kekuatan alam yang harus dijaga agar tidak merusak keseimbangan. Mereka tidak lagi bisa melihat dunia hanya dengan mata manusia biasa, tetapi dengan kesadaran yang lebih dalam.

Arka berpikir sejenak, mengenang perjalanan panjang yang telah ia jalani, mulai dari desa kecilnya hingga melintasi dunia yang penuh dengan makhluk gaib dan kekuatan tak terduga. Ia tahu bahwa dunia membutuhkan penjaga, dan mungkin, mereka berdua adalah orang-orang yang dipilih untuk melaksanakan tugas itu. Tapi pilihan itu bukan tanpa pengorbanan. Jika mereka memilih untuk tetap berada di dunia ini, mereka akan kehilangan kesempatan untuk menjalani hidup yang sederhana dan damai.

Lira, yang selama ini berjuang dengan masa lalunya yang penuh penderitaan, kini melihat bahwa pilihannya bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh dunia. Meskipun ia ingin kembali ke masa-masa tenang bersama keluarganya yang telah tiada, ia menyadari bahwa dunia yang damai hanya bisa tercipta jika ada yang berjuang untuk mempertahankannya. Ia sudah terikat pada perjalanan ini, dan takdirnya kini terjalin dengan takdir Arka dan dunia yang lebih besar.

“Aku memilih untuk melanjutkan perjalanan ini,” kata Lira dengan keyakinan, suaranya mantap dan penuh dengan kebijaksanaan yang baru ditemukan. “Bukan hanya karena kita memiliki kekuatan, tetapi karena kita tahu betapa rapuhnya keseimbangan ini. Kita bisa membuat perbedaan.”

Arka mengangguk, merasakan tekad yang sama mengalir dalam dirinya. “Aku juga memilih untuk melanjutkan,” jawabnya dengan penuh semangat. “Kita tak bisa berpaling dari dunia ini. Kita telah diberi kekuatan ini untuk suatu alasan. Kita harus menjaga keseimbangan, bukan hanya dengan kekuatan kita, tetapi dengan kebijaksanaan.”

Penguasa Alam menatap mereka dalam diam, senyum bijak muncul di wajahnya. “Kalian telah memilih dengan hati yang tulus. Kekuatan kalian akan semakin kuat, tetapi ingatlah bahwa dengan kekuatan besar datang tanggung jawab yang lebih besar. Setiap tindakan kalian akan berpengaruh pada dunia ini.”

Dengan sebuah gerakan tangan yang anggun, Penguasa Alam memberikan mereka dua artefak baru—sebuah cincin yang terbuat dari tanah yang hangat dan bercahaya, dan sebuah kalung dengan batu yang bersinar seperti bintang. “Ini adalah simbol penghubung kalian dengan alam. Cincin ini akan menguatkan hubungan kalian dengan elemen tanah dan bumi, sementara kalung ini akan memperkuat kemampuan kalian untuk berkomunikasi dengan angin dan air. Kekuatan kalian akan terus berkembang, tetapi kalian juga harus menjaga keharmonisan.”

Dengan hadiah itu, Arka dan Lira merasa lebih terhubung dengan dunia alam. Mereka kini bukan hanya pahlawan, tetapi juga penjaga keseimbangan yang harus menjaga harmoni antara kekuatan manusia, alam, dan dimensi spiritual. Mereka kembali ke dunia manusia, tetapi kini dengan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia mereka. Setiap pilihan yang mereka buat, setiap langkah yang mereka ambil, akan berpengaruh besar pada dunia yang lebih luas.

Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Dunia ini masih penuh dengan tantangan yang tak terduga, dan mereka masih harus berhadapan dengan ancaman yang lebih besar. Tetapi sekarang, mereka tidak lagi merasa sendirian. Mereka memiliki satu sama lain, kekuatan yang lebih dalam, dan pemahaman bahwa keseimbangan dunia ini adalah sesuatu yang harus dijaga dengan kebijaksanaan.

Arka menatap horizon yang terbentang luas di hadapannya. Di balik gunung dan hutan yang jauh, ia bisa merasakan energi alam yang mengalir, menghubungkannya dengan segala hal. Dengan Lira di sampingnya, ia siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang, mengetahui bahwa kekuatan sejati bukan hanya datang dari pertarungan dan kemenangan, tetapi dari kemampuan untuk menjaga keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan.

“Ayo, Lira,” kata Arka dengan senyum yang penuh makna. “Dunia ini menunggu kita.”

Lira tersenyum, tangan mereka saling menggenggam erat. “Mari kita pastikan keseimbangan ini tetap ada.”

Dengan langkah tegap, mereka melangkah maju, siap menghadapi dunia yang lebih besar, dengan kekuatan yang lebih besar, dan dengan pemahaman yang lebih dalam tentang apa artinya menjadi penjaga sejati dunia ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Divine Power   Bab 111 - Penjaga Baru

    Lira menelan ludah. “Ya. Aku tidak akan membiarkanmu keluar dari sini.”Asvaros tertawa kecil—suara yang terdengar seperti derai bayangan yang retak. “Lucu sekali. Kau pikir kau bisa menghentikanku? Kau pikir kau bisa memahami kekuatan yang kau miliki sekarang?”Seketika, Asvaros mengangkat tangannya, dan bayangan di sekeliling mereka menggeliat liar. Dari tanah, muncul sosok-sosok berbentuk humanoid yang terbuat dari kegelapan, mata mereka bersinar merah layaknya majikan mereka.“Kalau begitu, mari kita lihat apakah kau benar-benar layak menyebut dirimu penjaga.”Dengan satu gerakan tangan, Asvaros melepaskan gelombang energi hitam yang melesat ke arah mereka.Arka bergerak lebih dulu, melompat ke depan dan menebas energi itu dengan pedangnya. Cahaya dari bilahnya meledak dalam kilatan emas, menahan serangan Asvaros sementara Lira dan Daren mundur mencari posisi.Daren melemparkan

  • Divine Power   Bab 110 - Sang Kegelapan Yang Terasing

    Arka mengepalkan tangannya. “Apa artinya itu? Apakah dia akan tetap bersama kami?”Zaroth menggeleng. “Itu tergantung padanya.”Lira menunduk, merasakan getaran kekuatan di dalam tubuhnya. Ia bisa merasakan batas antara dunia fisik dan energi yang tersembunyi di dalamnya. Dengan satu langkah, ia bisa melintasi dunia yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Tetapi apakah itu berarti ia harus meninggalkan teman-temannya?Ia mengangkat kepalanya, menatap Arka dan Daren. “Aku tidak akan meninggalkan kalian.”Arka menghela napas lega, tetapi sorot khawatir tetap ada di matanya. “Lalu, apa langkah kita selanjutnya?”Sebelum Lira sempat menjawab, seluruh ruangan mulai bergetar. Gerbang yang baru saja disegel kembali berdenyut dengan energi yang tidak stabil. Simbol-simbol di dinding menyala dengan intensitas yang tidak wajar.Zaroth memicingkan mata. “Ini tidak seharusnya terjadi…”

  • Divine Power   Bab 109 - Penjaga Keseimbangan

    Arka mengernyit. “Apa maksudmu?”Zaroth melangkah maju, dan dengan satu gerakan tangannya, bayangan-bayangan itu mundur. “Makhluk-makhluk ini bukanlah ancaman yang harus kalian hancurkan. Mereka adalah bagian dari segel, bagian dari keseimbangan.”Lira terkejut. “Jadi… mereka adalah penjaga segel?”Zaroth mengangguk. “Mereka adalah serpihan dari kekuatan yang tersegel di balik gerbang ini. Jika kalian menyerang mereka, kalian hanya akan mempercepat kehancuran segel.”Varian yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. “Lalu bagaimana kita menghentikan segel ini dari runtuh?”Zaroth menatap gerbang raksasa yang terus bergetar. “Segel ini membutuhkan sesuatu untuk menyeimbangkannya kembali. Cahaya dan kegelapan harus kembali menjadi satu.”Lira menggigit bibirnya, berpikir. “Jadi kita harus menggunakan energi kita untuk menstabilkannya?”Zaroth menatapnya dalam-dalam. “Tidak

  • Divine Power   Bab 108 - Zaroth

    Varian menatapnya tajam. “Kalian adalah orang-orang yang telah menyeberangi batas cahaya dan kegelapan. Kalian telah menerima bayangan dalam diri kalian tanpa kehilangan cahaya. Tidak ada orang lain yang bisa menghadapi ini kecuali kalian.”Lira menelan ludah, hatinya berdebar. Ia tahu sejak awal bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tapi kini ia merasa seakan-akan mereka sedang berjalan menuju sesuatu yang jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan.Tanpa membuang waktu, mereka menaiki tangga katedral yang berdebu dan mendorong pintu kayu yang berat. Suara deritnya bergema di aula kosong.Bagian dalam katedral terasa lebih dingin dari luar. Patung-patung malaikat di sisi ruangan tampak rusak, beberapa bahkan kehilangan wajah mereka, seolah-olah terkikis oleh waktu atau sesuatu yang lebih jahat. Di ujung aula, altar utama berdiri tegak, tetapi lantai di depannya memiliki simbol yang bersinar redup—lingkaran sihi

  • Divine Power   Bab 107 - Bayangan di Rivelle

    Mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mencapai pintu gerbang kota. Biasanya, pada jam seperti ini, gerbang masih terbuka dengan para penjaga berjaga di posnya. Namun, malam itu, gerbang tertutup rapat, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.Daren melangkah maju, mengetuk pintu gerbang kayu yang besar. “Ada orang di dalam?”Hening.Lira merapatkan mantel di tubuhnya. “Ini tidak normal…”Arka melirik pria tua itu. “Kau punya cara untuk masuk?”Senyuman kecil muncul di wajahnya. “Tentu saja.”Dengan satu ketukan tongkatnya ke tanah, simbol sihir bercahaya muncul di sekitar mereka. Udara bergetar, dan tiba-tiba, mereka tidak lagi berdiri di luar gerbang. Dalam sekejap mata, mereka telah berada di dalam kota.Namun, yang mereka lihat membuat mereka terdiam.Rivelle yang mereka kenal sebagai kota yang ramai dan penuh kehidupan kini tampak seperti kot

  • Divine Power   Bab 106 - Para Penjaga Keseimbangan

    Arka mengepalkan pedangnya, yang kini juga bersinar dengan aura yang berbeda. “Jadi, apa yang terjadi sekarang?”Penjaga itu tersenyum kecil, kemudian mengangkat tangannya. Seketika, di hadapan mereka, terbentuk sebuah lingkaran besar, mirip dengan gerbang yang mereka temui sebelumnya. Namun, kali ini, di dalam lingkaran itu, mereka bisa melihat berbagai pemandangan—kerajaan yang mereka kenal, hutan-hutan lebat, lautan luas, dan kota-kota yang masih berjuang melawan bayangan kegelapan.“Dunia tidak berhenti bergerak hanya karena kalian telah sampai di sini,” lanjut penjaga itu. “Keseimbangan tidak hanya dicapai dengan pemahaman, tetapi juga dengan tindakan. Sekarang, kalian adalah bagian dari keseimbangan itu. Dan dengan itu… kalian memiliki tugas.”Lira menatap lingkaran tersebut dengan perasaan bercampur aduk. Ia melihat wajah-wajah yang dikenalnya—orang-orang yang pernah mereka temui dalam perjalanan mereka, beber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status