Share

Bab 1178

Author: Hazel
Saat beberapa orang Negara Yumai melancarkan serangan diam-diam ke punggung Tirta, wanita misterius berkerudung itu memperingatkan, "Bocah, hati-hati ...."

Tirta mengangkat kakinya dari tubuh Yara, lalu bersiap menghadapi para penyerang. Pada saat yang sama, dia menoleh ke arah wanita misterius itu dan membalas sambil menyeringai lebar, "Hehe. Tenang saja, Kak! Cuma beberapa orang payah seperti mereka, mana bisa melukaiku?"

Pipi wanita misterius yang tadinya sudah merah karena malu, kini makin panas. Dia mengalihkan pandangan dan mengingatkan Tirta dengan suara pelan, "Bocah, jangan terlalu percaya diri. Lebih baik kamu berbalik dan tetap waspada."

"Tenang saja, Kak! Lihat saja nanti, aku bakal bikin mereka babak belur!" ucap Tirta. Dia mulai menyadari kenapa wajah wanita ini memerah. Entah kenapa, hatinya terasa lebih bersemangat dan suasana hatinya pun membaik. Dia bahkan tersenyum lebih lebar ke arahnya.

Wanita misterius itu awalnya enggan meladeni Tirta, tetapi pada saat yang sama,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1567

    Begitu mengungkit kompetisi pasukan khusus internasional, Saba tidak terlihat santai lagi. Dia meletakkan cangkir tehnya di atas meja. Dia menghela napas sembari menggeleng.Kemudian, Saba tiba-tiba teringat seseorang. Dia berucap, "Tapi, mungkin ada satu orang bisa bantu ...."Saat hendak menyebut nama orang itu, Saba melihat gerak-gerik Yahsva. Dia langsung mengalihkan topik pembicaraan dan menegur, "Tunggu dulu. Yahsva, apa maksudmu mengacaukan bidakku? Apa kamu nggak bisa menerima kekalahanmu?"Wajah Yahsva memerah. Dia menarik tangannya, lalu berdeham dan membantah, "Kak Saba, bukan begitu. Aku cuma lihat bidaknya kotor, jadi aku mau membersihkannya. Lagi pula, apa mungkin aku melakukan hal rendahan seperti itu?"Saba langsung mengungkap perbuatan Yahsva tanpa ragu sedikit pun, "Bukannya tadi kamu sudah melakukannya?""Ini .... Aduh, Devika! Kebetulan kamu datang, cepat duduk dan main catur dengan Kakek Saba. Aku masih ada urusan, aku pergi dulu," ujar Yahsva.Seketika Yahsva tida

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1566

    Devika berpikir jika dia keluar dan mengungkap identitasnya, pasti dia bisa membuat Tirta ketakutan setengah mati dengan mudah. Bahkan, Devika tidak perlu menggertak Tirta. Nantinya Tirta pasti tidak berani mendekati Marila lagi.Tentu saja, jika Tirta tidak tahu diri, Devika juga tidak keberatan memberinya pelajaran. Tiba-tiba, Devika yang teringat sesuatu menghentikan langkahnya dan mengubah arah tujuan. Dia berkata, "Oh, iya. Aku harus bertemu Kakek Saba biar dia memutuskan hubungan dengan pria berengsek ini."Devika pergi ke vila yang letaknya di dekat pinggiran Nagamas. Sejak Saba kembali ke ibu kota, dia sering pergi ke rumah Yahsva untuk minum teh dan main catur saat senggang.Saba tidak berada di vila Keluarga Dinata. Jadi, Devika harus pergi ke rumah Yahsva jika ingin mencari Saba.....Pada saat yang sama, di gazebo vila Yahsva. Saba dan Yahsva duduk berhadapan. Yahsva memegang bidak hitam sambil mengernyit. Dia merenungkan cara untuk melawan bidak putih yang berada di posisi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1565

    Mata Tirta juga menjadi hitam. Pupilnya dipenuhi dengan garis-garis vertikal putih. Kala ini, Tirta hanya ingin berangkat ke ibu kota untuk menyelamatkan ayah kandungnya. Dia juga ingin menghabisi Altair untuk membalas dendam ibunya.Namun, perubahan Tirta membuat Marila dan Shinta ketakutan. Mereka tanpa sadar mundur melihat aura Tirta yang mengerikan. Hanya saja, mereka tetap mengkhawatirkan Tirta. Keduanya berusaha menahan ketakutan sambil menenangkan Tirta."Ah, Pak Tirta? Kamu kenapa?""Kak Tirta, jangan buat aku takut! Kami tahu kamu sangat sedih .... Aku dan Kak Marila akan cari cara untuk bantu kamu balas dendam. Kak Tirta, cepat pulihkan kondisimu!"Mendengar suara Marila dan Shinta, Tirta baru memaksa dirinya tenang. Dia berusaha tersenyum saat bicara agar mereka berdua tidak khawatir, "Nggak apa-apa. Bu Marila, aku baik-baik saja. Kalian nggak usah khawatir."Tirta melanjutkan, "Kalian ikut aku pulang ke vila dulu. Aku mau makan terakhir kali bersama Bi Ayu dan lainnya, lalu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1564

    Biarpun sudah selesai melihat dokumennya, Tirta masih tidak bisa menerimanya. Dia mengembalikan dokumen tersebut kepada Marila.Sebenarnya wajar saja jika Tirta bereaksi seperti ini. Dia sudah hidup selama belasan tahun di suatu tempat. Tiba-tiba, seseorang memberitahunya orang tua yang dia akui bukan orang tua kandungnya. Meski ini adalah kenyataan, takutnya siapa pun juga sulit menerimanya.Kemudian, Shinta yang juga sudah selesai melihat dokumen berkata dengan ekspresi curiga, "Kak, aku juga nggak terlalu percaya dokumen ini asli. Mungkin Kak Devika sengaja mengarangnya biar kamu nggak berharap pada Kak Tirta lagi. Lihat, bukannya di bagian awal tertulis Kak Tirta punya banyak kekasih?"Marila mengatupkan bibirnya, lalu mendesah dan menimpali, "Shinta, dengan status Devika, apa kamu rasa dia perlu berbuat seperti itu? Selain itu, kalaupun Devika sengaja mengarang semua ini demi membuatku menjauhi Pak Tirta, sudah cukup dia mengumpulkan informasi tentang Pak Tirta punya banyak kekasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1563

    Shinta tanpa sadar meremas ujung bajunya dan bertanya dengan gugup, "Kenapa, Kak Tirta? Apa pesonaku sebagai wanita kurang menarik?"Tirta tidak ingin menyinggung mereka berdua. Dia menjawab, "Tentu saja kamu menarik. Kamu dan kakakmu sangat cantik dan memesona."Kemudian, Tirta langsung mengalihkan pembicaraan, "Sudahlah, ayo ikut aku pulang ke vila. Kalian tinggal di Desa Persik beberapa hari dulu biar aku bisa melayani kalian. Setelah itu, kita baru pergi ke ibu kota sama-sama."Selesai bicara, Tirta hendak memimpin jalan. Namun, Marila segera memanggil Tirta, "Tunggu, Pak Tirta. Ini ... aku punya dokumen tentang latar belakangmu. Sebaiknya kamu lihat dokumen ini dulu sebelum memutuskan kapan pergi ke ibu kota."Marila juga ingin merasakan lingkungan tempat tinggal Tirta di Desa Persik, tetapi dia sudah tahu latar belakang Tirta. Jadi, dia tidak boleh menyembunyikannya lagi. Kalau tidak, Marila tidak akan datang bersama Shinta untuk mencari Tirta.Sambil bicara, Marila mengeluarkan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1562

    "Hei ... Shinta, jangan bicara sembarangan! Nanti Pak Tirta salah paham setelah mendengarnya!" bentak Marila.Marila merasa malu karena payudaranya diremas Shinta. Ditambah dengan ucapan Shinta, wajah Marila merah padam. Dia memasukkan ponselnya ke saku, lalu mulai balik menyerang Shinta. Marila tidak ingin Tirta salah paham dirinya mempunyai penyimpangan orientasi seksual.Shinta mendengus dan menegaskan, "Marila, jangan kira kamu itu sangat hebat karena lebih tua dariku! Kak Tirta itu milikku. Kalau kamu berani mengincarnya, aku pasti menyerahkanmu kepada Kak Devika ...."Kemudian, Tirta mendengar suara Shinta meminta ampun dari ujung telepon. "Ah ... jangan. Kak, aku salah. Aku nggak bilang lagi, jangan remas payudaraku. Kalau nggak, nanti aku biarkan kamu perbesar payudara terlebih dulu."Shinta mengingatkan, "Aku susah payah memperbesar payudaraku! Jangan remas lagi, nanti meledak!""Apa Shinta ketagihan karena rasanya sangat nikmat waktu aku memperbesar payudaranya terakhir kali?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status