Share

Bab 26

Aku memasuki dapur untuk mencari kudapan dan menemukan ibu sedang memasak di depan tungku api.

"Gak beli kompor aja, bu? Lebih efisien." kataku, ikut berjongkok di depan tungku api yang menghantarkan rasa hangat di telapak kulitku. 

Ibuku meringis. "Untuk apa? Kayu masih mudah dicari, Na! Lagian ibu juga sendiri, ngirit."

Aku tersenyum maklum. Hidup di pedesaan memang dimudahkan untuk mendapatkan hasil alam. Apalagi di daerah ini adalah dataran tinggi, tempat yang cocok untuk menanam sayuran hijau. Tak ayal, harga-harga sayuran disini sangat terjangkau. Namun, harap diingat, sesuatu yang murah tidak menjamin nasib para petaninya. 

Ibu mengaduk sayur lodeh rebung, aku menyunggingkan senyum. Di ibukota aku jarang mendapatkan masakan seenak buatan ibu, apalagi sekarang circle pertemananku sudah berubah. Berubah juga menu makanku. 

"Sudah matang, ayo makan!" 

Kami berdua menyiapkan semuanya di meja makan minimalis, tidak ada

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Handari Nauval Msi Parimo
duh pak Ardi pengen tak bungkus deh anda ... nyebelin
goodnovel comment avatar
Poernama
Nyusuull pasti rindu
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
bener2 g ada matinya pak Ardi,, semakin menyebalkan..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status