Share

Dosa dalam Cinta
Dosa dalam Cinta
Author: A. Rani

Prakata

Author: A. Rani
last update Last Updated: 2025-04-08 23:35:24

Dengan penuh rasa syukur dan penghormatan, saya mempersembahkan kisah ini kepada para pembaca yang telah bersedia meluangkan waktu dan hati untuk menyelami perjalanan panjang yang tertuang dalam Dosa dalam Cinta. Sebuah kisah yang lahir dari refleksi atas cinta yang tak terungkap, pengorbanan yang tak dihargai, dan luka yang tak pernah benar-benar sembuh.

Sejak awal, cerita ini bukan hanya tentang dua hati yang saling bertaut, tetapi juga tentang bagaimana cinta bisa menjadi sumber kebahagiaan sekaligus kehancuran. Cinta tidak selalu berakhir dengan kebersamaan, seperti yang sering kita harapkan. Ada kalanya, cinta justru menjadi pengikat yang menyeret seseorang ke dalam kegelapan, membawa mereka ke jalan yang penuh duri dan penyesalan.

Melalui perjalanan Satrio Kusumo, seorang pria yang harus menghadapi kenyataan pahit tentang pengkhianatan dan kehilangan, serta Citra Anindita, seorang wanita yang mencintai dalam diam tetapi justru harus membayar harga yang paling mahal, saya ingin mengajak para pembaca untuk melihat bahwa tidak semua cinta berakhir dalam pelukan. Kadang, cinta adalah pengorbanan. Kadang, cinta adalah kehilangan. Dan kadang, cinta adalah sesuatu yang harus dilepaskan demi kebahagiaan orang lain, meski hal itu menyisakan luka yang tak terobati.

Saya percaya bahwa setiap kisah memiliki jiwanya sendiri, dan setiap karakter dalam buku ini hadir bukan hanya sebagai tokoh rekaan, tetapi sebagai cerminan dari emosi manusia yang nyata. Sekar Puspita, yang penuh ambisi dan ketakutan akan masa lalu, adalah potret dari seseorang yang berusaha keras mengendalikan hidupnya tetapi justru terjebak dalam rencana yang ia buat sendiri. Rangga Adibrata, dengan kelicikannya yang terselubung di balik sikap bersahabat, adalah gambaran dari pengkhianatan yang sering kali datang dari orang yang paling kita percaya.

Namun, lebih dari sekadar tokoh dan alur cerita, kisah ini berbicara tentang takdir. Takdir yang tidak bisa dilawan, tidak bisa diubah, tetapi bisa dihadapi dengan keberanian. Kita semua memiliki masa lalu yang tak bisa kita hapus, keputusan yang kita sesali, dan perasaan yang kita harap bisa kita buang, tetapi pada akhirnya, semua itu tetap menjadi bagian dari diri kita.

Dalam menulis cerita ini, saya merenungi banyak hal tentang cinta, pengorbanan, dan perjalanan manusia dalam mencari kebahagiaan. Saya bertanya-tanya, apakah cinta yang tulus selalu membawa kebahagiaan? Ataukah cinta terkadang justru membawa lebih banyak penderitaan daripada yang bisa ditanggung oleh hati?

Saya ingin pembaca merenungkan sendiri makna cinta setelah membaca kisah ini. Apakah cinta adalah sesuatu yang harus diperjuangkan mati-matian, ataukah kadang cinta justru harus dilepaskan demi sesuatu yang lebih besar? Apakah cinta sejati adalah tentang memiliki, ataukah tentang merelakan?

Pada akhirnya, Dosa dalam Cinta bukan hanya tentang kisah Satrio dan Citra, atau Sekar dan Rangga. Ini adalah tentang kita semua, tentang bagaimana kita pernah jatuh cinta, bagaimana kita pernah dikhianati, bagaimana kita pernah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan sesuatu yang akhirnya tetap pergi.

Saya berharap bahwa kisah ini bisa menyentuh hati, membangkitkan emosi, dan membawa pembaca ke dalam perenungan yang mendalam tentang kehidupan dan cinta itu sendiri.

Terima kasih kepada semua yang telah mendukung proses penulisan cerita ini—kepada sahabat, keluarga, dan para pembaca yang selalu percaya pada kekuatan sebuah kisah.

Semoga kisah ini bisa menjadi pengingat bahwa cinta, dalam segala bentuknya, tidak selalu berakhir bahagia, tetapi selalu memiliki makna yang mendalam bagi mereka yang mengalaminya.

Selamat membaca, dan semoga kisah ini beresonansi di hati Anda.

Dengan penuh rasa hormat,

Penulis

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dosa dalam Cinta    Bab 60 Kepergian Tanpa Kepastian, Luka yang Tertinggal

    Satrio meninggalkan Batavia dengan perasaan kosong, menumpang kapal yang menuju entah ke mana. Ia tak meninggalkan pesan, hanya jejak langkah yang memudar di dermaga. Di dalam biara, Citra tetap di kamarnya, memandang surat tanpa nama yang menyimpan pesan terakhir Satrio—tentang cinta yang tak bisa ditebus dan dosa yang tak bisa dihapus. Mereka berjalan di jalan masing-masing, terpisah oleh dinding, lautan, dan luka yang terlalu dalam untuk sembuh. Namun dalam keheningan, bayangan cinta itu tetap hidup, seperti hantu yang tak pernah benar-benar pergi.Angin malam membawa aroma laut yang samar, bercampur dengan tanah basah sisa hujan sore tadi. Satrio menarik napas dalam, membiarkan udara malam mengisi paru-parunya sebelum perlahan menghembuskannya kembali. Ia mencoba merasakan kekosongan itu, mencoba membiarkan semua perasaan itu larut dalam angin yang membawa dingin ke kulitnya. Tetapi semakin ia berusaha, semakin kuat kenangan itu menyesak di dalam dadanya.Di dalam biara, Citra ber

  • Dosa dalam Cinta    Bab 59 Pertemuan yang Tak Pernah Terjadi

    Di malam penuh kabut Batavia, Satrio berdiri di luar gereja, menatap jendela kecil yang menyala samar. Ia hampir mengetuk pintu, hampir memanggil nama Citra, tetapi keraguan dan rasa bersalah menahannya. Di dalam, Citra membuka pintu, merasakan kehadirannya yang hanya tersisa dalam bayangan. Langkah mereka hanya dipisahkan dinding batu dan jarak beberapa langkah, namun mereka seperti hidup di dunia yang berbeda, tak lagi bisa saling menjangkau.Citra membuka pintu dengan hati-hati, tetapi saat matanya menyapu halaman depan, yang tersisa hanyalah jejak kaki di atas tanah yang basah. Tidak ada siapa pun di sana, hanya bayangan malam yang bergerak mengikuti tiupan angin. Ia berdiri di ambang pintu, merasakan sesuatu di dadanya yang sulit dijelaskan. Ia tahu seseorang telah ada di sana. Ia tahu siapa yang datang, tetapi tidak menemuinya. Ia menundukkan kepalanya, menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan menutup pintu.Satrio, yang telah berjalan menjauh dari gereja, berhenti sejenak sebel

  • Dosa dalam Cinta    Bab 58 Di Balik Dinding Biara, Bayangan Tak Terhapus

    Citra mencoba menjalani hidup baru di balik dinding biara yang sunyi. Namun, doa-doa panjang dan langkah-langkah dalam lorong-lorong batu tidak pernah mampu menghapus bayangan Satrio dari pikirannya. Sementara itu, Satrio pun terjebak dalam kesepian, menyadari bahwa cinta mereka telah terkubur oleh pilihan-pilihan pahit. Meski terpisah jarak dan tembok, mereka masih terhubung oleh rasa yang tak terucapkan, masing-masing membawa luka yang menganga.Denting lonceng gereja tua bergema di atas langit Batavia yang mendung. Suaranya menggema di lorong-lorong sempit dan jalanan berbatu, menandakan waktu doa telah tiba. Di balik dinding tinggi biara, seorang perempuan berdiri dalam keheningan, mengenakan jubah putih sederhana yang kini menjadi satu-satunya identitasnya. Citra menatap ke arah jendela kecil di atas altar, tempat cahaya matahari menyusup melalui kaca berwarna, membentuk siluet samar di lantai batu. Ia telah menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada dunia yang berbeda, dunia yang tid

  • Dosa dalam Cinta    Bab 57 Kembali ke Batavia, Janji yang Harus Dituntaskan

    Satrio memutuskan untuk meninggalkan desa yang memberinya kedamaian sementara. Dengan hati berat, ia berjalan menuju Batavia, menyadari bahwa kota itu bukan sekadar tempat, tetapi panggung di mana takdirnya harus diselesaikan. Di sepanjang perjalanan, kenangan tentang Nyai Rahayu, Citra, dan Rangga menghantui pikirannya. Di gerbang kota, seorang perantara misterius menyerahkan pesan: “Jika kau ingin tahu kebenaran, temui aku di rumah yang dulu kau tinggali.”Satrio melangkah masuk ke Batavia, menatap dinding-dinding kota yang menyimpan luka lama. Kali ini, ia datang bukan untuk melarikan diri, tetapi untuk menghadapi siapa pun yang menantinya—dan menyelesaikan segalanya, meskipun itu berarti mengorbankan dirinya sendiri.Bagas tersenyum kecil, tetapi tidak menjawab langsung. Ia mengeluarkan sebuah gulungan kain kecil dari balik jubahnya, lalu melemparkannya ke arah Satrio. Satrio menangkapnya dengan cepat, lalu membukanya. Di dalamnya terdapat simbol yang sudah lama ia kenali, lambang

  • Dosa dalam Cinta    Bab 56 Masa Lalu yang Membayangi di Tengah Kedamaian

    Satrio mencoba menjalani hidup baru di desa kecil yang damai, jauh dari hiruk-pikuk Batavia. Setiap hari ia bekerja di ladang, bercengkerama dengan penduduk desa, dan menikmati ketenangan yang sudah lama hilang. Namun, bayangan masa lalunya tidak pernah benar-benar pergi. Pesan rahasia yang diterimanya, kedatangan pria asing dengan luka di wajahnya, dan ancaman samar tentang masa lalu yang akan mengejarnya, memaksa Satrio menghadapi kenyataan: tidak ada tempat yang cukup jauh untuk melarikan diri dari takdir. Ketika seorang utusan dari Batavia muncul di malam yang sunyi, Satrio tahu—pertempuran belum usai, dan masa lalunya telah menunggu di tikungan.Malam di Batavia terasa lebih sunyi daripada biasanya. Awan hitam menggantung di langit, menyelimuti kota dengan kegelapan yang terasa lebih pekat dari sebelumnya. Angin berembus perlahan, membawa hawa dingin yang merayap ke dalam kulit. Namun, di dalam hati Satrio, ada kekosongan yang jauh lebih dingin dari angin malam mana pun.Ia berdi

  • Dosa dalam Cinta    Bab 55 Ancaman Baru dari Bayangan Kota

    Satrio berusaha keluar dari hutan, tetapi bahaya belum selesai. Serangan mendadak dari orang-orang misterius, desingan panah, dan kejaran di lorong-lorong Batavia membuktikan bahwa kematian Rangga hanyalah awal dari pertarungan yang lebih besar. Ada kekuatan yang lebih gelap, lebih berbahaya, yang mengincarnya. Satrio harus menghadapi bayangan musuh yang lebih kuat, kelompok yang bersembunyi di balik kekuasaan kota. Dengan luka yang belum sembuh dan beban dendam yang belum terbalas, Satrio melangkah menuju pertempuran baru—satu langkah menuju nasib yang belum pasti, di bawah langit Batavia yang kelabu.Tiba-tiba, suara derap kuda yang mendekat dari kejauhan menarik perhatiannya. Ia segera bersembunyi di balik semak-semak di tepi jalan, mengintai ke arah sumber suara. Tidak lama kemudian, sekelompok penunggang kuda muncul di ujung jalan. Mereka mengenakan pakaian berwarna gelap dengan lambang kecil di lengan mereka, sebuah tanda yang pernah Satrio lihat sebelumnya.Matanya menyipit saa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status