Sumpah, Tika serba salah dan bingung. Bagaimana ini?.
Orang kalau selesai resepsi ngapain deh?.
Nggak lakuin nganukan?.
Nggak harus malam ini?.
Ini masalahnya badan sudah babak belur lelah setelah menyapa banyak tamu butuh istirahat. Eh, Tika baru ingat kalau ini malam pernikahan kalau kata orang malam pertama.
Aduh. Tika gerogi abis dan jantungnya nabuh terus nggak ada henti.
Walau abang belum masuk sedari selesai resepsi. Mungkin masih ngobrol bersama teman dan kolega di bawah, Tika mah sudah masuk kamar vila. Sudah melarikan diri karena takut digigit abang gara-gara omongan teman-temannya tentang malam pertama.
Pintu kamar terbuka Tika langsung duduk bersila di atas kasur yang tadinya sedang rebahan menatap langit-langit kamar.
"Kamu belum tidur, dek?."
Ya gimana mau tidur, orang overthinking sama malam pertama. Anunya nggak akan robek kan kalau dimasukin sama punya abang yang nggak mau Tika jabarkan.
"Belum. Abang udah mandi?. "
"Belum, ini abang mau mandi."
"Oh, yaudah."
Begitu, Tika jawabnya kikuk menatap abang yang berjalan membuka kemeja putihnya hanya menyisakan celana bahan mahalnya yang di pakai resepsi tadi. Terus nyelonong ke kamar mandi.
Badan abang berotot ternyata, Tika lupa untuk buang muka sekedar malu melihat tubuh atas abang terlihat.
Tika mana sempat buat buang muka, sayang udah jadi suami masa di abaikan nikmat tuhan.
Terus Tika rebahan lagi, memaksa menutup mata walau tidak juga kunjung datang si kantuk. Akhirnya tetap ia paksakan. Sampai ada sesuatu yang menarik pinggang Tika dan membuat Tika langsung berjengit tapi nggak bisa bangun.
Tubuhnya di kekepin, pas nengok ternyata abang yang nempel kaya lintah. Kakinya juga nimpah kaki Tika, no akhlak banget. Nggak tau jantung Tika hampir copot pas tau ada yang meluk, di kira orang jahat ternyata suami sendiri.
Maklum, biasa tidur sendiri pas ada orang di kira orang mesum.
Eh, ini abang juga nyium-nyium bahu Tika yang tertutup piama jadi rasanya geli. Apalagi napas abang terasa menggelitik sampai ke leher.
Dan entah bagaimana diawali, abang sudah ada diatas sambil melumat dua bongkahan kenyal bibirnya.
Tika yang pasif terpaku diatas ranjang dengan Abang yang aktif diatas. Abang juga bawa tangan Tika melingkari lehernya, tangan abang benar-benar nggak bisa diam.
Baju piama Tika terangkat dan abang meraba bagian pinggang sampai perutnya, bikin geli dan Tika melenguh protes. Itu bagian paling sensitif untuk dipegang. Tika jadi kaya cacing kepanasan karena abang ngusap-ngusap terus.
Tika nggak biasa. Bibir abang turun ke leher dan kebahu, di cium seringan bulu, bulu kuduk Tika berdiri merinding. Apalagi abang terus melepas baju piama couplenya. Uh, tanpa sadar Tika balas mengelus roti sobek milik abang yang tidak seberapa. Terus Tika sentuh lengan kekar abang.
Tika suka, abang badannya Bagus.
Sampai Tika tersentak dan menyebut nama abang sambil menatap kearah abang yang menatapnya penuh kabut gairah.
"A-abang, ngapain?!!."
Disana, jari abang membelai dibalik celana dalamnya. Disana, abang menariknya dan masuk ke tempat paling lembab milik Tika.
Tika sampai meringis dan pias mukanya.
Abang malah mendesis ketika tau akan sangat sulit untuk lewat walau sudah mekar disana. Sari bunga Tika melimpah ruah karena foreplay nya.
"Bang—ah"
Tika menjerit. Sakit. Tika nggak kuat, ia pegang tangan abang dibawah sana agar jangan lebih dalam lagi. Tika menggeleng kuat sedang abang mulai merayu lagi.
"Nggak apa. Ini akan baik-baik saja, tenang dan rileks."
Abang kecup leher dan bahunya rakus bak akan kehilangan harumnya. Turun bagian dada, abang tarik penutupnya dan Tika menutup kembali dengan kedua tangannya.
Badan Tika melengkung ketika abang mulai bergerak. Ini aneh, Tika merasa melayang dan pikirannya berkabut sampai lupa daratan.
Abang benar-benar pro. Beda sama Tika yang nob ini, uh.
Tapi ketika abang sudah siap dengan senjata pamungkasnya, baru saja ujung menerobos. Tika sudah menjerit menangis meminta abang berhenti.
"Uh!, udah bang. Keluarin!! Keluarin!! Sakit, itu sakit banget."
Baru begitu, abang tidak tega. Gairahnya sudah diambang batas, kesadaran sudah diambil kepala bawah. Aduh, semuanya serba salah. Mau berhenti sudah di tengah, tinggal terobos. Mau lanjut Tika menangis sesegukan menahan tubuh abang agar jangan mendorong lagi.
Baru setengah jalan sudah ada darah yang mengalir sampai senjata abang ikut kena.
.
.
.
Seminggu setelah resepsi.
"Gimana bang. Udah belah durennya?."
Tanya Farrel, adik paling bungsu di keluarga Winata.
"Ya udahlah, mana kaut abang nahan-nahan kan. Udah lama ditahan pas dapet pasti langsung jos!"
Itu adik perempuannya yang pertama. Yang mulutnya nggak ada filter hp oppen. Serius deh, mereka nanyain hal kaya dini dari pas pagi setelah gagalnya dia cetak gol.
Yang terjadi, Tika yang menangis dan dia menahan pusing karena tidak jadi mengeluarkan lahar kenikmatan malam pertama.
"Mana sempat, keburu nangis."
"Hah?."
Jawab kedua adiknya bersamaan, tidak paham.
"Susah banget ngrayu si Tika. Polos abis, abang mau polosinnya nggak tega. Pelan-pelan dululah, nggak mungkin abang gas kan."
"Whut!!!! Jadi seminggu ini abang puasa donk? Nggak ada tuh celup-celup oreo?."
Abang mengangguk sambil lalu menuju kamar membawa makan.
"Lah tapi, seminggu ini abang telat keluar kamar mulu. Kalau nggak nganu di kamar. Ngapain? Main ludo?."
Abang abaikan, biarin mereka mikir yang iya-iya. Abang bangun telat itu, karena lagi latihan agar Tika tidak polos lagi.
Dia ajari Tika perlahan-lahan. Soalnya Tika masih takut buat abang masukin. Astaga, akhlak tidak terserver.
Tika tiap malam sering abang patok mulutnya, abang buat cetak merah ditubuh.
Namanya pengantin baru, masih anget panasnya luar biasa. Jadi nggak bisa lepas, mau di kelonin aja. Kan enak. Begitu pemikiran abang.
Apalagi cobaan buat bikin Tika paham itu lumayan bikin abang nyebut naman tuhan terus. Bikin emosi tapi abang nggak nyerah.
Pantang menyerah, abang tau gimana cara jinakin Tika. Tapi butuh usaha keras.
Apalagi banyak penjantan yang dekatin Tika pas abang mulai sadar rasa. Tika inikan labil, kalau tidak diancam nggak bakal tuh menerima abang. Kalau tidak ditinggalkan, mana mau Tika ikutin kemauan abang.
Pokoknya ribet sama anak gadis satu ini.
"Hei, bangun dek. Udah jam sembilan."
Punggung itu abang kecup dalam ,menghirup harum yang tidak hilang walau belum mandi. Uh, abang jadi enggan beranjak.
Dari punggu abang kecup pundak terbuka itu terus sampai ke pipi dan abang gigit telinga Tika.
Yang ada melenguh abang jadi kecanduan.
Dasar abang, nyari gara-gara sendiri. Sudah tau belum bisa masuk kandang.
"Dek, bangun ya. Bantu tidurin yang bangun."
Bisik abang meminta tapi Tika enggan bangun walau sudah tau tangan abang perginya kemana.
"Abang ihh!! Nggak usah dicubit juga, bekas digigit abang semalam masih perih tau!." Tika protes dalam pejamnya.
Sumpah mati, Tika cape abis nurutin abang yang sudah kaya musafir dalam perjalanan digurun pasir dan ketemu sumber air yang bukan hanya fatamorgana semata.
"Uhh..."Suara Tika langsung mencicit pas abang rubah posisi tidur yang tadinya tengkurap jadi telentang dengan abang yang sudah bersarang saja bibirnya dibagian paling abang suka hisap dan gigit gemas.
"Abang nggak tau kalau Tika yang abang kenal, bikin abang jadi kaya nggak ada berhentinya haus. Nggak bisa abang kalau nggak nyentuh kamu."
"Abang, huwaaaa. Jangan di gigit. Tika kan tadi udah bilang kalau itu masih perih. Huhuhu."
Abang akhirnya berhenti mengigiti biji kacang cokelat itu dan beralih mengecupi geraham Tika yang mana kedua legan Tika melingkari leher abang. Sedang tangan abang ini sudah mulai pro untuk merangsang titik spot paling sensitif Tika, yaitu bagian perut dan belakang telinganya yang kini sedang abang beri kecup basah.
Tangan abang yang pro mengusap teratur seringan bulu di bagian kedua pinggang yang sesekali akan mengusap perut Tika sampai Tika belingsakan tidak tahan. Nggak tau, akal sehat Tika sudah pamit tanpa klarifikasi. Tubuhnya melemas namun mendamba.
"Sekarang abang minta ya?."
Tika masih dalam kondisi menikmati tidak fokus pada permintaan abang dimana sudah menurunkan celana dalam Tika juga milik abang sendiri.
Abang sih enak, Tika tidur hampir telanjang karena hanya pakai celana dalam sehabis di gempur abang tapi tidak lepas segel.
"Abang...Uh... inihhh."
"ABANG KENAPA MASUK!! KELUAR IH... SAKIT ITU!!"
Tika teriak ketika setengah dari perkututnya abang menyelinap dan rasa sakitnya terasa perih sekali, soalnya sudah setengah jalan. Abang mau keluar keburu nikmat.
Serba salah sekali. Sedang abang sudah merem melek, bagaimana ini?.
Sampai Tika menangis sambil gigit bahu abang sedang abang bekerja keras mencipta gelombang surga dibawah sana. Sudahlah, mana bisa keburu telat.
Baru lima kali dorongan perlahan abang muntahkan sambil memeluk Tika erat dan menanamkan wajah diceruk leher sambil menghembuskan napas lega bahagia.
Abang berhasil, tapi durasinya kecepatan. Abang jadi kecewa sendiri.
"Keluar duluan dek..." Dengan suara lemah abang kecupi bahu Tika yang sudah tidak betah dan merasa perih.
Jadi begitulah cipta kenikmatan dari abang dan adik zone yang berakhir menikah. Banyak drama yang di lalui sebelum mereka pada akhirnya membuat keputusan dari sebuah ikrar yang abang buat.
Jadi mari kita mulai cerita ini.
And....
ACTION!!
"Seriusan, abang suka banget sama dia dek. Tapi kenapa dia minta putus sih, padahal dia tau sesuka apa abang sama dia. Abang dateng kerumahnya malah diusir sama bundanya, abang juga udah manggil bunda ke ibunya saking deketnya."Santika dengarkan bagaimana kakak-kakakannya bercerita tentang mantan pacar yang minta putus pas lagi sayang-sayangnya. Malam-malam Santika dibangunkan dengan dering ponsel yang berteriak minta di angkat, sialan banget memang abangnya ini. Sudah tau jam menunjukkan pukul satu malam.Malah menganggu bobonya Tika, kan jadi sebel. Abang cerita dari A sampai Z terus di ulang lagi yang akhir cerita keluhan itu tidak terima diputusin, kalau bisa abang aja yang mutusin. Katanya lebih sakit ditinggalkan ketimbang meninggalkan."Gimana terus, cariin abang cewek deh biar
Tika lucu, habis ngambek malah minta dijajanin beli pakan kucing kesayangan dan kandang baru lebih besar. Tapi bukan cuma itu, dia juga minta di jajanin abang banyak makanan dan buku novel.Abang cuma ngintilin dan gesek kartu, mengikuti saja tanpa komentar selagi adik manisnya tidak merengek ataupun ngambek berkepanjangan.Tidak enak rasanya kalau tidak diributin Tika sehari saja, kaya kemarin ngambekkan dua hari mendiamkan Farhan. Padahal Farhan mau curhat kalau liat mantannya uplod poto dengan tangan saling membentuk love jadi ada yang nyeri didada melihat itu sedang dia masih belum punya pasangan buat sombongkan diri.Jangan ikuti jalan abang, ya, teman-teman. Nggak baik, sama saja memanfaatkan pasangan kita yang sudah begitu memberi hatinya ada kita. Ternyata hanya untuk pamer sam
Tika selesai merevisi naskah milik salah satu penulis terkenal ter best seller, habis itu dia buka hp cek sebentar untuk lihat email. Karena dalam sehari ada seribu lebih pesan yang masuk bertanya soal rekrutmen yang dilakukan para editor mengajak join kedalam aplikasi Novelis.Banyak pertanyaan yang perlu ia jawab, dan perlu konsentrasi penuh agar tidak salah membalas.Perusahaan baru saja meluncurkan web versi beta untuk menulis yang bisa digunakan melalui pc. Jadi kita perlu ekstra fokus apalagi bagian IT. Mereka sering lembur malam jika banyak pengguna yang masuk membludak dimalam hari kemudian web terjadi error, mereka akan mengupayakan agar web bisa diakses kembali.Oh iya, Tika benar-benar marah setelah kejadian abang main ciu
Pokoknya Habis ini Tika mau pulang terus teriak dirumah."Tika sekarang punya pacar!!!"Uh, nanti tapinya kalau ketahuan abang di gampar lagi. Eh, bukan abang Farhan ya. Tika lagi ngomongin abang kandung bukan abang-abangan.Abaikan dulu abang-abangan nya Tika. Sudah wasalam dulu. Tika malas bahasnya. Tika marah, biarkan. Katanya kalau ada punya pacar baru atau lagi dekat harus saling cerita.Apa ini maksudnya kemarin ketemu abang lagi jalan bilangnya gebetan baru, pantes hidungnya abang nggak keliatan main dirumah Tika hampir sebulan lamanya, paling cuma nelpon dan sekedar ng-chat Tika.
Akhir pekan Tika sekarang berbeda dari biasanya yang banyak rebahan dan mandi pukul tengah hari kemudian di rapel ke sore. Jam sembilan Tika sudah berdandan cantik menunggu pacar menjemput buat nonton dan beli novel sama cat buat Tika. Katanya sih di traktir tapi nanti bulan depan Tika yang traktir Daru.Di jemput di depan rumah Tika langsung ngacir sambil pamit ke abang yang didalam kamar, mencium pipi gembil keponakan lelakinya yang sedang makan di meja pantri. Tika ucapkan salam perpisahan untuk jalan akhir pekan sama pacar.Tika senang, jadi cengengesan selama perjalanan sampai Daru ketakutan dibuatnya. Untung cinta, jadi memaklumi tingkah Tika yang ajaib.Sampai di bioskop, keduanya melihat-lihat film yang sedang tayang, mereka
Abang mana bisa diemin Tika, Tika kan ngangenin. Jadi wajar Tika balas diemin malah abang yang belingsakan kaya ikan didaratan.Tapi seriusan, waktu bang Tara beberin rahasia yang Tika umpet-umpetin dari bang Farhan langsung hengkang balik. Mukanya nggak ada selow-selow nya, Tika takut dan nggak lama Burhan yang paham balik. Tika samperin bang Tara yang nonton tv."Abang ngomong apa sama bang Farhan?. Kok mukanya asem gitu, bukan aneh-aneh kan?."""Oh, enggak. Abang cuma bilang tentang kamu yang di apelin tiap malam minggu sama cowok."Segera Tika geplak pala abang Tara dan berteriak hiperbola."Abang!!! Kok malah dibilangin, kan Tika suruh jangan bilang-bilang bang Farhan... Ih, terus gimana ini. Abang Farhan pasti marah, huhuhu. Nanti yang jajanin Tika siapa kalau abang Farhan ikut marah, harusnya kan Tika aja yang marah dan diemin abang."Terus Tika yang sudah garuk-garuk kepala frustasi berat, agak lebay sih. Langsung ingat dan bilang.
Aneh, tapi nyata. Gimana donk?.Sejak kejadian Tika di manfaatkan Daru yang ternyata sudah berumah tangga dan hampir meniduri Tika, Farhan dan Tara murka. Dengan kekuasaan Farhan mengancam agar mencari kelemahan dan masalah dalam pekerjaan Daru agar dikeluarkan.Ternyata abang kalah cepat sebab Daru sudah resign dari kantor. Tara yang masih tidak terima karena Daru merendahkan sang adik seperti perempuan murahan mencari terus menggunakan pengetahuan ITnya. menghack dan mengancam Daru juga istrinya.Tika yang tau langsung marahi bang Tara, kalau istrinya tidak ada sangkut pautnya. Malah istrinyalah yang memberitahu Tika bagaimana dia dimanfaatkan. Kembali ke kakak-kakakan Tika. Kakak angkatlah bahasanya, biar pembaca paham.:')Abang jadi sering antar jemput Tika. Terus abang sering ngchat Tika, telepon juga iya. Abang buang-buang waktu banget kan ngchat Tika yang malas balas chat terus malas angkat telepon. Sampai abang pernah telepon bang Tara bua
Tika berhenti kerja sejak seminggu setelah dia mengetahui telah dibohongi oleh Burhan. Walau sempat tidak diizinkan sampai kantor menemukan penggantinya, untung bang Tara membantu menemukannya. Jadi Tika tidak perlu lama-lama disana.Yang sekarang Tika lakukan adalah menganggur, jajannya ada dari bang Tara dan abang. Terus ada kakak perempuannya yang sedang berlibur disini dengan ponakan bulenya, bulepotan maksudnya.Tika sekarang sudah rapih, dia mau diajak jalan sama abang. Sekarang akhir pekan dan abang sedang punya waktu luang. Soalnya tiap kali abang ada waktu pasti ngapelin Tika atau ajak jalan. Kadang jalannya ke tempat makan di pinggir jalan atau malah tidak jelas, kadang ada jalan yang arahnya belum diketahui abang pasti tetap saja dilibas.Katanya biar tau aja ini bakalan mablas kemana, kalau nyasar bisa bertanya. Uh, terserah abang saja kata Tika. Tika kan cuma ikut saja karena di jajanin terus walau pengangguran."Mau kemana lu, rapih bener. B