Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 446. Keluarin, Sayang!

Share

446. Keluarin, Sayang!

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-12-30 13:05:18

“Tahan dikit, Ra. Just feel it. Kalo lo nyaman, lo gak bakalan kesakitan. Percaya deh sama gue, lo hanya perlu … menikmati setiap hentakan gue yang enak ini. Oke?” gumam Sagara, tangannya merambat naik untuk mengusap peluh di dahi Ara.

Akhirnya, Ara benar-benar kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Ia hanya bisa pasrah dan mengikuti ritme yang diciptakan Sagara.

Bahkan, saat Sagara mengangkat kedua kakinya dan meletakkannya di atas pundak pria itu, Ara tidak menolak. Ia justru iya-iya saja tanpa perlawanan berarti.

Dalam posisi yang sangat intim dan terbuka itu, Ara merasakan hantaman di bawah sana terasa jauh lebih dalam dan intens.

Rasa sakit yang tadi ia keluhkan kini benar-benar telah bermutasi menjadi sensasi nikmat yang luar biasa panas. Sebuah kepuasan yang begitu sulit untuk ia enyahkan dari pikirannya.

“Ah … ah ... Gara ….” Akhirnya, pertahanan Ara runtuh sepenuhnya.

Suara desah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   447. Ciye, Abis Digarap Barang Gede!

    “Ah, Ra ... tubuh lo candu buat gue! Gue mau lo layanin gue paling gak seminggu sekali setelah ini!” gumam Sagara dengan suara yang sudah benar-benar pecah oleh gairah.Dosa? Sagara sama sekali tidak peduli. Ia tidak ambil pusing dengan makian, amukan Damar, atau bahkan ancaman dari Arnold Haven sekalipun. Di dalam kepalanya yang mendidih, satu-satunya yang ia pedulikan hanyalah puncaknya sendiri yang sudah berada di ujung tanduk dan tidak mungkin bisa ditahan lebih lama lagi.“Sial banget! Milik Ara makin sempit ... dan gue masa kalah dalam tujuh menit?” batin Sagara merutuk.Sagara tak mau kegagahannya hanya sampai di situ saja. Ia menolak kalah oleh waktu yang singkat. Dengan sisa tenaga yang masih meluap-luap, ia kembali membolak-balikkan posisi Ara, mengeksplorasi setiap sudut tubuh gadis itu yang kini sudah sepenuhnya pasrah di bawah kuasanya.Menit demi menit berlalu, dihiasi oleh suara napas, suara peraduan ku

  • ENAK, PAK DOSEN!   446. Keluarin, Sayang!

    “Tahan dikit, Ra. Just feel it. Kalo lo nyaman, lo gak bakalan kesakitan. Percaya deh sama gue, lo hanya perlu … menikmati setiap hentakan gue yang enak ini. Oke?” gumam Sagara, tangannya merambat naik untuk mengusap peluh di dahi Ara. Akhirnya, Ara benar-benar kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Ia hanya bisa pasrah dan mengikuti ritme yang diciptakan Sagara. Bahkan, saat Sagara mengangkat kedua kakinya dan meletakkannya di atas pundak pria itu, Ara tidak menolak. Ia justru iya-iya saja tanpa perlawanan berarti. Dalam posisi yang sangat intim dan terbuka itu, Ara merasakan hantaman di bawah sana terasa jauh lebih dalam dan intens. Rasa sakit yang tadi ia keluhkan kini benar-benar telah bermutasi menjadi sensasi nikmat yang luar biasa panas. Sebuah kepuasan yang begitu sulit untuk ia enyahkan dari pikirannya. “Ah … ah ... Gara ….” Akhirnya, pertahanan Ara runtuh sepenuhnya. Suara desah

  • ENAK, PAK DOSEN!   445. Mentokin, Sayang!

    “Akhirnya, pesawat landing juga! Akhirnya Lo jadi milik gue selamanya!” bisik Sagara di sela napasnya yang memburu. Ia menyandarkan dahi ke dahi Ara, menatap wajah gadis itu yang kini basah oleh air mata. “Bajingan akut!”“Lo yang dateng ke sini ngasih daging. Singa lapar ini mana bisa nolak, sih?”“Dasar lo nya aja yang sangean!”“Emang. Btw, thanks, Ra. Setelah ini, gue janji ... lo bakalan jadi cewek terakhir dalam hidup gue!”Begitu Sagara melepaskan ciuman mereka, Ara menatap pria itu dengan kabut tipis di matanya, sebuah perpaduan antara rasa sakit, benci, dan kehancuran.“Lo gila! Sakit tahu! Lepasin, deh!” rintih Ara dengan suara parau. “Aduh! Gak nyaman, Gar! Punya lo gede banget!”“Nanti gak gede, lo nya gak puas!”“Sagara! Udah ….”“Gue bakalan tanggung jawab! Gak usah takut!” sahut Sagara mantap, tanpa ada keraguan sedikit pun di wajahnya.“Sssh! Lepasin! Udah, lepas! Perih banget,

  • ENAK, PAK DOSEN!   444. Finally! Unboxing

    “Tenang, pertama nggak bakalan sakit! Gue bakalan pelan-pelan! Gak usah takut, semua akan baik-baik aja,” bisik Sagara dengan suara serak yang mengerikan, sama sekali tidak memedulikan isak tangis Ara. Kepalang tanggung. Kalau tidak begini, Ara akan pergi darinya dan bisa saja Louis yang akan mendapatkan kesucian Ara. Gak, Sagara gak akan membiarkan itu terjadi. Jadi selagi ada kesempatan, maka … Sagara tetap akan melancarkan aksinya. Tak peduli wanita ini akan memakinya, memukulnya, melaporkannya ke bokapnya, atau ke polisi, Sagara gak peduli. Yang ada di otaknya hanyalah bercinta dengan Ara secepat mungkin, sebelum petang tiba, paling gak mereka harus selesai. “Gar, ini nggak lucu!” teriak Ara dengan suara bergetar hebat. Kulitnya dan kulit Sagara bersentuhan, terasa begitu hangat, dan membuat tubuhnya panas. “Yang ngelawak siapa? Siapa bilang lucu?” Sagara menatap Ara dengan tatapan yang b

  • ENAK, PAK DOSEN!   443. Memaksanya

    “Gar! Aaaargh!” Ara memekik pelan, suaranya tertahan di tenggorokan saat Sagara mulai menyentuh titik sensitifnya.Jujur, ia mulai terangsang hebat. Sagara benar-benar mempermainkannya, memberinya sensasi panas yang tidak pernah ia dapatkan.Sagara menyunggingkan senyuman. Wajahnya begitu beringas ketika ia menjilati leher Ara yang begitu wangi. “Ngapain Lo teriak, hah? Lo gak bakalan didenger sama orang-orang di luaran sana.”Ara sendiri mulai kelimpungan. Sagara menjilati telinganya yang sensitif, menimbulkan denyut nyeri yang menjalar ke seluruh badan.“Gara, jangan nodain gue!”“Alah, lo sendiri yang minta dinodain. Udah tahu ini kandang singa, ngapain Lo ngumpanin diri? Sengaja, hum?” kekeh Sagara. Ia tidak salah, sebab Ara yang datang ke sini, mungkin hendak menguji nyali.Sayang, Sagara bukan tipe pria yang akan melepaskan buruannya begitu saja.Sebelum Ara sempat mengumpulkan tenaga untuk mendorong Sagara, pemuda

  • ENAK, PAK DOSEN!   442. Berc'umbu

    “Hummmmph!”Kalimat Ara terputus begitu saja. Bibirnya dibungkam paksa oleh lumatan kasar dari Sagara. Ara membelalak, ia tak mengerti kenapa pria di depannya ini bisa se-agresif itu di usianya yang terbilang muda.Di usianya yang bahkan belum menyentuh angka 20 tahun, Sagara ternyata sudah sangat ahli dalam urusan berciuman. Ia memimpin tautan itu dengan dominasi yang menyesakkan. Setelah hampir lima menit Ara berjuang dan nyaris kehabisan udara, barulah Sagara melepaskan tautan bibir mereka dengan perlahan.Pria itu bergerak mundur, menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan senyum puas yang menghiasi wajah tampannya. “Lo udah gue tandain! Artinya, lo milik gue!”“Bajingan lo!” Ara terengah-engah, napasnya memburu tak beraturan. Ia mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan. Saat meraba, ia bisa merasakan bibirnya sedikit membengkak dan tebal. Ara benar-benar kehilangan akal. Ia ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status