Share

Yang Lebih Berharga Dari Dunia Nyata

Aplikasi Fingstory milik Eri minta pembaharuan. Karena di kamarnya ia memakai wifi, langsung saja Eri menekan OK untuk menyetujui aplikasinya diperbaharui. Eri mengecek draft cerita terbaru yang ada di dalam folder rahasianya. Butuh password rumit yang hanya diketahui Eri. Joyce kadang meminjam laptop ketika bermain di rumah dan itu membuat Eri sedikit takut jika fanfictionnya dibaca orang lain, meksipun itu Joyce.

Profil Echan, nama samarannya di dunia Fingstory muncul dengan banyak notifikasi. Ada 10 vote baru di fan fictionnya minggu lalu dan juga komentar-komentar yang belum terbalas.

Kapan update cerita terbaru? Oya ada lowongan dari SK Agency buat nulis script tuh, Echan. Ikutan aja tuh.

Echan, aku kasi vote 4 dulu karena ceritanya masih ngegantung. Bikinin cerita lain dong yang lebih panjang. Aku pengin Kim Jae Min jadi CEO gitu. Jangan jadi dokter atau polisi. Biar kesannya lebih cool.

Aah, Echan. Aku mau jadi Min Yu Ri. Gimana rasanya dapat pelukan hangat dari seorang Kim Jae Min?

Pesan-pesan seperti itu membuat Eri tersenyum. Banyak gadis terhipnotis dengan cerita khayalannya tentang Kim Jae Min. Eri sangat suka menulis cerita fiksi meski baru fan fiction. Baginya ini juga menyenangkan apalagi jika membuat cerita dengan ending berbeda versi dari film atau drama yang pernah dibintangi idolanya itu.

Eri tidak perlu bersusah-payah belajar siang malam demi menjadi juara. Kadang ia juga membuat status penuh keluhan atau mengumpat di beranda Fingstory karena kesal dengan teman-teman di sekolah contohnya. Tidak akan ada yang menegurnya. Malah ada yang ikut nimbrung curhat lalu minta dibuatkan tulisan berdasarkan cerita itu.

“Bunda sama Ayah nggak akan cerita ke temen-temenmu kalau kami udah pisah. Kita juga masih bisa liburan bareng kalau kamu minta. Bunda tahu kalau kamu nggak mau sampai orang lain tahu. Cuman ya teman-teman bunda di kantor udah tahu itu dan nggak ada anak-anak mereka yang satu sekolah sama kamu. Jadi aman, kan?” kata bundanya sebulan setelah surat perceraian diresmikan di pengadilan.

Joyce beberapa kali pernah menyarankan Eri untuk berpacaran. Eri adalah gadis cerdas dengan wajah manis yang misterius. Rambut sebahunya jika diurai dan diberi jepit rambur akan menambah kesan manis. Berbeda dengan Joyce yang sangat ramah dan mudah tertawa, Eri lebih suka tenggelam di dalam buku pelajarannya. Terlepas dari semua label anak pintar dan kutu buku itu, cowok-cowok keren juga berebut perhatian Eri.

“Aku nggak bisa, jangan dipaksa, Joyce,” kata Eri ketika untuk ketigakalinya Joyce akan mengenalkannya dengan Tommy, teman akrab Raka, pacar Joyce yang entah keberapa.

Joyce terus merajuk. “Ayo kita double date, nggak apa-apa kan kamu nggak bakal sendirian. Tommy lumayan cakep lho. Banyak cewek yang masuk klub hanya demi ngelihat Tommy.”

Eri tak bisa menyalahkan Joyce. Hatinya lelah setelah kepindahan ayahnya dari rumah. Tidak ada tempat curhat selain dengan menulis.

Siapa tahu dengan punya pacar aku bisa lupa sama sumpeknya rumah. Eri berusaha berpikir positif.

Kesan pertama Eri tentang Tommy berjalan mulus. Tommy berpakaian rapi dengan kaus polo merah dan celana jins biru tua. Kata Joyce, Tommy juga seorang atlet panjat tebing. Kulitnya kecokelatan dengan bahu tegap yang lumayan berotot. Joyce sampai ikut berdebar ketika Tommy mengajak Eri berkenalan.

“Aku suka banget waktu lihat Erika itu naik ke podium tiap kali dia menang lomba. Anaknya manis dan pintar. Pokoknya kalian harus kenalin aku sama dia ya.” Tommy menyandang status jomblo sudah hampir 4 bulan dan sejak awal melihat Erika sampai dia punya pacar hingga jomblo lagi, mata Tommy tetap terpancang untuk gadis pintar itu.

Kencan ganda berlanjut ke Java Playground yang baru dibuka di Surabaya. Wahana-wahana menarik membuat Eri makin bersemangat. Sejenak ia bisa lupa soal orang tuanya yang sedang bermasalah.

“Kita main ke sana dulu ya, aku kan nggak berani naik jet coaster,” ujar Joyce lalu menarik lengan pacarnya, meninggalkan Eri dan Tommy berdua. Eri tersenyum menahan grogi.

“Yuk jalan,” ajak Tommy.

Baru saja berjalan beberapa langkah, seorang gadis yang kelihatannya lebih muda dari Eri menabrak Tommy karena ia berjalan sambil bercanda.

“Maaf, Kak. Saya nggak sengaja,”

“KAMU NGGAK LIHAT? MAKANYA JALAN ITU YANG BENER! HUH!” teriak Tommy sampai pengunjung lain ikut menonton.

Tommy mengusap noda es krim dari kaosnya. Wajahnya memerah. “KALAU JALAN PAKAI MATA. MAKANYA JANGAN FOKUS MAKAN TERUS! LIHAT TUH BADAN UDAH KAYA SAPI!”

Eri sependapat jika gadis yang menumpahkan eskrim ke kaus Tommy itu tidak berhati-hati, tetapi teriakan itu membuat Eri gemetar. Jantungnya berdebar kencang. Kerumunan orang di sekeliling membuat kepala Eri berputar. Kalimat teman kencannya itu terlalu kasar. Makian Tommy membangkitkan ingatan tidak enak di kepala Eri.

“DIEM! KALAU KAMU NGGAK MAU MATI!”

“MAS ERWIN NGGAK PERNAH MAU NGERTIIN AKU! LIHAT SEKARANG ERI JADI KORBANNYA!”

Tommy mendekati Eri yang berdiri linglung. “Erika, kamu sakit?”

“Jangan deketin aku!” Eri mendorong Tommy. Ia berlari mencari pintu keluar wahana. Suara keras dan gertakan Tommy, membangkitkan kenangan buruknya saat disekap. Pertengkaran orang tuanya pun membuat Eri menangis berhari-hari.

Langit cerah namun tidak dengan hati dan isi kepala Eri. Ia tak ingin lagi didekati siapapun kecuali Joyce. Ia tak mau bertemu laki-laki yang membuatnya ketakutan seperti Tommy.

Joyce meminta maaf berkali-kali. Ia juga tak pernah tahu kalau Tommy punya sisi sekasar itu. Eri merasa ada yang berubah di dalam dirinya. Rasa-rasanya jatuh cinta akan jauh dari kamus hidupnya. Hanya dengan menjadi fangirl maka ia bisa menyukai seseorang tanpa takut untuk melukai apalagi disakiti.

Di dunia maya, Eri tidak perlu berpura-pura. Ia bisa mengagumi Kim Jae Min dengan penuh kebebasan. Eri lebih suka berdiam diri di kamar sambil membaca buku pelajaran atau novelnya.

SPECIAL ANNOUNCEMENT

FOR SK AGENCY DRAMA FANS AROUND THE WORLD

Calling you who love our stories so much or having a big interest in drama industry. We love to invite you to be our family. We want you to participate in our  team to produce a new web drama.

Please submit your ideas and it is only for the people from South Korea, Indonesia and Japan. As a growing industry, we have established our market in these countries. If you are a Japanese, South Korea and Indonesia citizen living in abroad also can participate in this submission.

…..

Eri membaca detail informasi dari l**k yang diberikan salah satu follower Fingstorynya. SK Agency baru saja membangun anak perusahaan di Jakarta dan Tokyo. Langkah ini tentu membuat mereka menarik perhatian para penyuka KPop dan KDrama. Tiga orang dari tiga negara berkesempatan mendapat gemblengan selama satu bulan di Jepang untuk membuat web drama 3 episode. Rencananya lokasi syuting memang dilaksanakan di Jepang. Siapapun yang belum punya background penulis naskah juga bisa mengirimkan sinopsis dan outline tokoh serta alurnya. Kesempatan bagus untuk belajar menulis skenario sekaligus jalan-jalan di Jepang.

“Cerita apa ya yang bisa kujadiin sinopsis? Aku nggak biasa bikin cerita baru selain bikin fanfic,” gumam Eri sambil menggaruk kepalanya. Ia meletakkan laptop lalu melihat buku-buku novelnya yang berjajar di rak buku.

Kim Jae Min

Cerita fiksi

Skenario

“Kenapa aku nggak bikin yang sesuai sama khayalanku aja? Nama tokohnya aja yang kuganti. Aku bisa membayangkan posisi ini sudah kumenangkan dan aku ketemu idola yang kusuka,”

Eri mengetik cepat ide yang sudah ada di dalam kepalanya. Notif di aplikasi Fingstorynya berbunyi lagi. Kali ini dari penulis Fingstory yang Eri suka. Agatha Rey baru saja menulis cerita baru. La Venganza akhirnya akan mencapai bab akhir. Cerita drama misteri sebuah keluarga yang penuh teka-teki. Eri membaca sebentar bab baru La Venganza yang baru diunggah.

Gimana sih penulisnya bisa bikin bab yang selalu bikin penasaran pembaca? Aku baru bisa bikin fanfiction pendek aja. Hmm, nggak apa-apa. Aku bakal baca semua ceritanya Agatha Rey supaya bisa merasuk gaya kepenulisannya nanti. Menulis skenario pasti beda sama nulis cerita biasa. Paling nggak aku bisa bikin cerita manis yang nggak klise.

“EERII! LAGI DI RUMAH?” Suara keras membuat Eri kaget. Dia hapal siapa yang doyan berteriak di depan paga rrumah ketimbang memencet bel rumahnya.

Eri segera memencet tombol ponsel. Ia berkata gemas. “Mbak Della yang malu dikit dong. Jangan bikin malu!”

Yang dipanggil Della tertawa di seberang sana. Sepupu Eri yang tinggal di Sidoarjo itu kadang mampir tanpa pemberitahuan. Dan hobinya adalah memanggil nama Eri tanpa mau menekan bel.

“Aku males mencet bel. Enakan teriak biar suara merduku dinotice tetangga,” kata Della masih dengan sisa tawa yang jelas sangat berisik di siang yang lengang ini. “Aku baca statusmu di IG kalau les Bahasa Inggrismu dicancel karena gurumu sakit, makanya mumpung aku lagi nggak ada jadwal bimbingan skripsi, aku mampir kemari.”

“Kok yakin kalau aku di rumah? Bisa aja kan aku jalan-jalan?”

Della melepas sepatu lalu berganti sandal dalam rumah. “Jalan-jalan? Kamu pasti udah baca pengumuman SK Agency itu kan? Kamu pasti lagi bikin draft cerita buat diikutin kompetisinya.”

Eri berbalik menghadang Della. Jari telunjuknya menyentuh bibir. “Duh, Mbak Della, jangan asal ngomong kalau masih di teras.” Eri dan Della lalu masuk ke dalam rumah. Eri mengunci pintu ruang tamu.

“Ups, sorry lupa. Maklum mulutku itu susah direm, hihihi. Kangen nih maen ke rumah kamu? Ada variety shownya Yong Kwang yang baru tapi belom aku tonton. Enak nonton di sini bebas.”

“Masih nggak dibolehin Bude nonton di rumah?” tanya Eri.

Gelengan kepala Della menjawab pertanyaan Eri. Ia menyalakan televisi di ruang tengah lalu menancapkan USB ke DVD player. Sebuah acara berbahasa korea yang baru beberapa menit awal diputar, sukses mengocok perut Della dan membuat Eri lama-lama ikut tersenyum.

“Mbak Della selalu seseneng ini kalau lagi nonton idolanya. Susah juga ya kalau mesti fangirling diam-diam. Aku hanya sembunyi dari temen sekolah di rumah dibebasin banget.”

Della tak mengalihkan pandangannya dari layar TV. “Itu risiko, Eri. Kamu tahu kan gimana koleksi DVD sama posterku dibakar di kebun belakang rumah sama mamaku? Aku juga diputusin Eka gara-gara dia bilang aku nggak nerima dia apa adanya. Hah? Padahal nggak ada kaitannya. Aku nggak pernah nuntut dia berubah kaya idolaku. Aku juga nggak pernah ngobrolin soal KPop sama dia. Dia hanya nggak suka lihat update twitterku yang penuh hal-hal berbau korea.”

Eri ngeri membayangkan posternya dihancurkan. Untung ayah dan bundanya adalah orang yang berpikiran terbuka. Eri seorang fangirl sejak SMP tetapi prestasi sekolahnya juga tidak pernah merosot. Fangirling adalah kompensasi untuk melepas lelah setelah belajar dan membaca buku.

“Sekarang Mbak Della masih sering fangirling di Twitter? Kok aku lihat udah jarang ngetweet lagi.”

Della tersenyum sedih. “Iya, soalnya aku lagi naksir cowok lain lagi. Dan sedihnya dia nggak suka sama hal-hal berbau korea. Jadi aku bikin akun alter.”

Akun alter adalah akun yang dibuat tanpa menyebutkan identitas asli dan foto artis.

“Samaan. Tapi akun alterku ada di Fingstory sama IG. Hehehhe. Padahal menjadi fangirl itu nggak nyakitin orang lain. Kenapa sih banyak orang yang nggak ngerti?”

Della tak menjawab. Dia pun mesti berpura-pura tidak lagi menjadi fangirl demi bisa merebut hati gebetannya.

“Kalau nanti aku naksir atau ditaksir seseorang, aku pengennya dia tahu soal hobiku ini. Ibarat cowok suka main game aja, nggak masalah selama tahu porsinya,” kata Eri berandai-andai.

Della mengusap kepala Eri. “Kalau sampai kejadian beneran, apalagi kalau sampai kamu jadian sama idola, wah aku mau bikin tumpengan ngundang keluarga besar, hahahhaha.”

“Idolaku bukan artis Indonesia, ya jadi itu mustahil, hahahaha.” Tawa Eri pecah membahana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status