Seharusnya itu berita bahagia, tapi entah mengapa jiwaku makin merana dan tersiksa, sedang fisikku serasa mati rasa. Aku kehilangan seluruh nyawa dan sebongkah harapan yang masih ada.
Benar-benar tak ada lagi harapan yang tersisa.
Satu-satunya jiwa yang bakal berada di dekatku telah diambil jiwa suci bertubuh mungil yang baru muncul ke dunia. Dia telah mencuri satu bagian dari jiwaku yang tersisa.
Aku hanya menunduk merana, tidak mampu lagi berkata-kata, lidahku sudah kehilangan fungsi, otakku serasa tak ada guna.
Jay berjalan mendekat lalu memegang bahuku yang sudah runtuh dan mengangkatnya sehingga aku berdiri dihadapannya masih menundukkan kepala, merasa sakit di dada "Harusnya kau mencemaskan dirimu sendiri, bukan mencemaskan orang lain" Katanya.
Kyoji, dia pemicu penganiayaan batinku makin merana.
Ketika aku diselamatkan Kyoji aku merasa menyerah pada perasaanku terhadap Jay. Aku merasa dilema yang belum pe
Ketika perayaan kecil-kecilan diadakan di danau belakang rumah Jay Sykes, aku tidak tahu kapan dan siapa yang telah mempersiapkan segalanya.Yang mampu kulakukan hanya menurut saja saat ibuku membantu memasangkan gaun pengantin yang luar biasa pas di badanku.Jay yang tampak luar biasa tampan, tak sedikit mau melepaskanku dari sampingnya. Ia cengengesan dan tersenyum sepanjang malam diantara olokan teman-temannya yang datang. Kebanyakan teman-temannya adalah orang-orang yang tak memandangku rendah.Bahkan teman-temannya sudah seperti tidak asing denganku, sampai-sampai mereka memberiku julukan gadis summer camp."Akhirnya Gadis Summer Campnya Jay tak hanya menempel di loker. Selamat bro"Aku mengerutkan kening, lalu menoleh pada Jay meminta penjelasan "Gadis Summer Camp itu maksudnya apa?" tanyaku karena sudah terlalu sering di lontarkan teman-temannya yang datang.Namun Jay hanya mengangkat bahu lalu mempertont
"Ya, sesudah kau jelaskan padaku tentang Gadis Summer Camp apalah itu" kataku gugup. Posisi kami yang kelewat dekat adalah penyebabnya, apalagi sesuatu di bawah sana sudah menekan milikku.Jay sykes tersenyum nakal ke arahku dan sebelum aku sadar, mulutnya sudah berada di mulutku.Bibirku terpisah, membiarkan lidahnya menggeser masuk, beradu dengan lidahku dengan irama yang indah. Aku ingin lebih dan lebih lagi. Apalagi saat tangan jay mulai bergerak di perbukitan kembarku, mengelusnya dan mulai meremasnya dengan lembut. Ia membuka ikatan jubah tidurku, dan membebaskan diriku tanpa menghentikan ciuman itu."Kita bahas itu nanti, setelah aku menyelesaikan urusan denganmu" katanya serak dan terengah-engah saat melepaskan ciuman panjang itu.Aku juga terengah-engah akibat perbuatannya barusan, hilang akal untuk mengatakan apapun.Pandanganku mulai berkabut dengan nafsu yang murni, gairah dan keinginan kuat dari dalam diri
Aku menatap rumah utama keluarga HIME, rumah yang penuh aturan dan para pelayan itu dahulu pernah menjadi tempatku tumbuh. Dan sekarang ibu dan adik-adikku sudah kembali ke sana."Silahkan" kata seorang pekerja di rumah utama "Tuan sudah menunggu kalian di ruangannya"Ruangan kakek masih seperti yang kuingat, tidak ada yang berbeda. Ruang itu masih kuno sama seperti pemikiran kakek.Kakek sudah duduk di kursi kebesarannya, meski seluruh rambut di kepalanya sudah bertranformasi menjadi uban, tapi kakek masih sehat dan kuat, pandangan matanya yang tajam masih sama seperti kuingat."Tidak perlu" kata kakek saat kami menyalaminya.Dengan serba salah kami duduk di depannya. Dan aku merasa begitu terintimidasi dengan tatapan tajam kakek.Suasana sekarang amat akrab denganku, suasana kakek amat marah, suasana mencengkram yang sangat mencekikku. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Kau pernah bertanya tentang gadis summer camp"Aku mengangkat kepala, mengangguk meski dia tidak bisa melihatnya dan memasang telinga dengan baik. Aku masih penasaran setengah mati tentang julukan 'Gadis Summer Camp' yang disematkan teman-teman Jay terhadapku."Itu karena aku pernah menyukaimu. Kau mungkin tidak ingat kita pernah bertemu" Jelas Jay Sykes lebih lanjut.Jantungku berdebar tak karuan. Mengapa mengakui perasaan disaat tidak tepat seperti sekarang? Harusnya ia mengatakan pada saat makan malam romantis atau apapun yang penuh romansa. Dibawah cahaya remang-remang di temani alunan biola. Bukan dipisahkan pintu seperti sekarang.Dasar suamiku, makhluk paling tidak romantis dan entah mengapa aku mendadak menjadi dungu. Dia mungkin hanya berusaha mengarang cerita demi berbaikkan denganku. Agar kontrak sepuluh tahun perusahaan kami tidak terganggu."Aku pernah menjadi pembimbing Summer Camp saat masih di universiti. Ku
"Oh ya? Apa yang bisa kubantu?" Tanyaku pada Nicholas Sykes."Kau kenal Yui, kan?" tanya Nicholas Sykes, wajahnya nampak lebih lembut mengucapkan nama itu.Yui? Aku kilatan kasih sayang dalam mata abu-abu Nicholas Sykes saat menyebut nama Yui. Dan aku merasa sedikit cemburu.Aku mengangguk "Yui? maksudmu Yui Kito-kan? Bisa di katakan kami teman dekat" Kataku mencoba mengepalkan tangan, tenggorokanku agak berat mengeluarkan kata teman.Siapapun wanita, akan menjadi pembenci wanita yang pernah menjadi masa lalu prianya. Begitu pula aku. Meski Yui adalah teman paling dekatku, meski dia sering membantuku dan meski akulah yang menjadi pihak ketiga, entah mengapa aku tetap tidak bisa menyukainya."Aku senang mendengarnya. Aku mencintai Yui, sangat. Tapi Yui pernah punya hubungan dengan Jay selama empat tahun, kau mungkin pernah dengar hal itu" kata Nicholas.Benarkan! Nicholas tahu hubungan mereka. Hanya aku seorang yang begitu d
"Walaupun hanya non-fans, harusnya ia melaporkan ke polisi" gumam asisten berambut pendek membawaku kembali pada dunia nyata.Kristopher Kristoff sudah mendekam dipenjara dan dia tidak bakal bisa mengangguku lagi. Aku harus menjalani kehidupan ini dengan tenang. Fokusku saat ini hanya berusaha keras memenangkan hati Jay Sykes."Ehm" aku berdeham tidak bisa menahan rasa penasaranku lebih lama lagi "Maksud kalian Riley model dari HME itu?" tanyanya."Nyonya mengenalnya?" tanya penata rias berambut pendek."Tidak bisa juga dikatakan saling kenal. Tapi kami pernah sekali bertemu di pesta" jawabku. Mengenalnya? Jangan bercanda. Aku sama sekali tidak sudi mengenal wanita kurang ajar itu."Lihat, parah sekali"Aku melihat foto yang di tunjukkan asisten penata rias itu. Wajah Riley benar-benar hancur, sejumlah memar di wajahnya, hidungnya seperti patah. Orang yang menghajarnya brutal sekali. Pasti Riley sudah berbuat sesuatu
"Siapa mereka? Kenapa mereka menembakku?" tanyaku masih dalam dekapan Jay Sykes.Ia melepaskanku, dan aku merasa kehilangan meski ia masih memegang bahuku. Mata abu-abunya nampak menimbang-nimbang. Dia bakal mengalihkan lagi, pikirku. Karena itulah yang terjadi hari-hari sebelumnya.Jay Sykes menarik nafasnya dan menghembuskan dengan tenang "Tenang, Kristopher sudah ditangkap polisi dan ia tidak bakal pernah keluar dari penjara" katanya pada akhirnya.Tubuhku bergetar lagi, diikuti isakku "Bukankah ia mendekam di penjara?" tanyanya. Namanya saja membuatku mengingat sejumlah kejadian buruk yang menghampiriku dan aku berakhir dalam dekapan suamiku lagi "Pacarnya Riley menjaminnya keluar, tapi ia berulah lagi. Sebelum menembakmu, dia membuat Riley babak belur karena tak mau memberinya uang. Sekarang kau aman"Mendengar perkataan Jay aku ikut merasa kasian dengan Riley, ia pasti mendapat lebih banyak luka dariku, penganiayaan yang lebih bera
"Nona Kito, Aku ikut bahagia dengan pernikahanmu" komentar Aime yang baru saja datang dari arah belakang Yui, langsung memeluk wanita itu seperti sangat merindukan kehadirannya.Yui balas memeluk Aime dan mulai mengomel seperti yang sering ia lakukan kepada semua orang "Aime, berapa kali aku harus mengatakan padamu, panggil aku Yui. Kau itu sudah seperti keluargaku, hilangkan kesopanan yang memisahkan kita itu. Ah, ini, aku juga punya undangan untukmu" katanya menyerahkan undangan yang sama denganku."Tapi saya tidak pantas berada di sana, Nona Kito. Ah, Nyonya Sykes" kata Aime malu-malu. Wanita itu selalu kaku padaku dan menjadi begitu ekspresif pada Yui. Apakah kesalahan memang ada padaku? Mengapa semua orang begitu akrab dengan Yui sedangkan padaku begitu kaku."Yui" kata Yui Kito psekali lagi mengingatkan Aime "Aku bakal mematahkan kaki siapapun yang bakal merendahkanmu di sana. Kalau kau tidak nyaman di sana, datanglah pada pernikahan keduaku di