"Sial!" Dodi melonggarkan dasinya, kesal dan marah karena Deni sudah menjebaknya dan membalas dendam padanya."Kalian semua goblok! Masa mengeksekusi mereka berdua saja gagal!" Dodi memijid pelipisnya karena pusing memikirkan uang yang harus disetorkan kepada Deni dengan jumlah yang sangat besar.Dodi benar - benar marah karena kegagalan yang didapatkannya saat akan mengeksekusi Sherly. Ditambah lagi ada Deni di belakang Sherly yang akan mempersulitnya melenyapkan Sherly. "Ancamanmu tak akan mampan, Deni!" Dodi menghubungi anak buahnya untuk kembali berulah pada proyek yang digarap Radit. Dengan seperti ini maka proyek akan semakin lambat pengerjaannya dan Radit akan mendapatkan nilaik buruk dari beberapa perusahaan yang sudah bergabung dengannya.Deni memasuki halaman kediaman Kakek Yusman dengan santai. Kakek Yusman sebenarnya sudah tahu apa yang dilakukan Deni. Tak sulit bagi Kakek Yusman untuk melacak setiap gerak gerik atau tujuan salah satu cucu angkatnya termasuk Deni dan Radi
Sherly senyum - senyum sendiri memperhatikan Radit sedang makan. Dia membayangkan jika suatu saat akan menjadi pasangan Radit.Ting[Jangan membayangkan yang tidak - tidak!] Pesan yang dikirimkan oleh Deni membuat Sherly kesal.[Biarin, Sherly suka Kak Radit] balas Sherly.[Dia belum cerai, mau jadi pelakor?] Sherly kesal ketika Deni membahas pelakor padanya.[Dia dalam proses cerai, Sherly siap menjadi pengganti istri pertama] balas Sherly disertai emoji bergambar menjulurkan lidah.[Dia akan kembali pada istrinya jika rahasia orang tua Lita terbongkar] Deni tak mau jika suatu saat Sherly akan bersedih karena patah hati dengan Radit."Kenapa kalian berdua tidak makan?" Radit memperhatikan Kakak adik di depannya sedang asik dengan ponselnya. Karena merasa tak enak dengan Radit maka Deni segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya, begitu juga dengan Sherly.Ting[Siang, Pak Radit. Jangan lupa besok sidang kedua digelar, jika anda berkenan hadir maka saya persilahkan][Maaf Pak Ahwan,
Meski Radit berusaha fokus namun tetap saja gagal, bayangan Lita bersama Candra terus saja terngiang padanya."Aku harus fokus membalas hinaan mereka, harus!""Dan kamu, Lita. Kamu akan menyesal karena tidak pernah mempercayaiku!" Radit berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, Radit sudah lelah selama menikah dengan Lita tidak pernah dihargai oleh kedua orang Lita. Hinaan serta cacian menjadi makanan sehari - hari meski tidak tinggal serumah. Puncaknya ketika Radit difitnah sehingga pernikahan mereka kandas. Lita bahkan lebih percaya pada kedua orang tuanya yang punya bukti palsu dari pada dirinya.BrakRadit membanting vas bunga karena sedari tadi belum juga fokus. Radit memijid pelipisnya karena sedari tadi bayangan Lita belum juga hilang sempurna."Sepertinya kamu harus refresing sebentar, Nak!" Radit terkejut ketika Kakek Yusman sudah berada di ambang pintu ruang kerja Radit. Begit juga dengan Deni yang merasa kasihan kepada Radit."Kakek.""Ambilah cuti kerja beberapa hari
Drrtt drrtt Ponsel Radit berdering karena panggilan dari nomor tak dikenal. Awalnya Radit enggan sekali menerima panggilan itu namun Deni memberi isyarat supaya Radit segera menerima panggilan tersebut. "Halo," Radit mendengar suara yang tidak asing. "Halo Radit, aku Candra," mendengar suaranya saja Radit ingin menutup panggilan teleponnya."Apa maumu, Candra?" Rahang Radit mengeras mendengar suara Candra, namun sebisa mungkin Radit tetap tidak mengedepankan emosi."Hanya ingin memberitahukan kalau aku dan Lita akan segera menikah usai perceraian kalian. Aku harap kamu mendoakan aku dan Lita menjadi keluarga bahagia," tangan Radit terkepal kuat karena Candra. Deni mengusap bahu Radit yang kini dilanda rasa emosi."Itu urusan anda, Pak Candra. Sudah tidak ada hubungannya lagi dengan saya," Radit menggunakan bahasa resmi dan besikap tenang supaya Radit tidak kelihatan jika sedang cemburu."Baiklah kalau begitu! Saya tidak akan melepaskan Lita sampai kapanpun," Ucapan Candra tidak ter
Deni tertawa puas melihat Candra dan keluarganya seperti sedang kebakaran jenggot atas kasus skandal Candra, setidaknya kasus ini menjadi pelajaran untuk Candra. Ting[Keluarga Candra mau menutup kasus ini dan dianggap salah orang] anak buah Deni yang menjadi mata - mata mengirimkan persan kepada Deni.Bibir Deni tersungging, Deni memiliki saham terbesar dari perusahaan media masa tersebut. Deni menghubungi rekan kerjanya untuk menolak permintaan kerja sama oleh keluarga Candra. "Sekuat apapun keluargamu berserta dirimu untuk menutup berita itu tetaplah hal yang mustahil!" Deni tersenyum smirk sambil menatap berita viral mengenai berita viral Candra."Pak Deni," Deni yang sedang duduk di balkon terkejut ketika Radit ternyata berada di belakangnya. Deni khawatir jika perbuatannya akan diketahui Radit namun Deni tetap bersikap tenang layaknya tidak terjadi apa - apa. Deni berdiri dan menghadap kepada Radit dengan tatapan serta sikap yang santai."Pak Radit.""Nanti malam kita berangka
Ada rasa ragu tiba - tiba muncul dilubuk hati Lita atas hubungannya dengan Candra. Lita sendiri tidak tahu apa penyebabnua ketika rasa ragu muncul tiba - tiba."Kenapa aku teringat Radit, sedang apa dia sekarang?" Pertanyaan itulah yang muncul dari benak Lita."Ah, kenapa harus memikirkan pacar orang, lagian dia juga sudah punya kekasih. Untuk apa aku memikirkannya!" "Mikirin apa, Lita?" Lita terkesiap dengan suara Candra yang sedari tadi memperhatikannya."Ah, tidak apa - apa, Cand!" Lita mengelak dari Candra.'Aku tahu jika kamu masih memikirkan Radit, setelah ini akan kubuat kamu membenci Radit selamanya, Sayang! Gumam Candra dalam hati.Candra mencari cara untuk membuat Lita membenci Radit. Dengan begitu, Candra akan lebih mudah mendapatkan Lita. Diam - diam Candra menggubungi rekannya untuk memata - matai gerak gerik Radit, termasuk bersama dengan wanita. Dengan mendapatkan foto Radit bersama wanita lain maka Lita akan membencinya.*Sherly begitu menikmati kebersamaannya dengan
Kedua mata Lita memanas ketika Radit bersama dengan wanita lain yaitu Sherly. Tak dapat dipungkiri meski keduanya sudah diambang perceraian namun hati seakan tidak bisa lepas. Keduanya sama-sama ingin move on namun tetap saja akan saling bertemu."Apa yang Pak Radit pikirkan?" Pertanyaan Deni mengejutkan Radit yang tidak bisa tidur malam ini."Hanya ingin pergi jauh dari orang-orang yang sudah membuat saya jatuh," Deni manggut-manggut karena mengerti dengan apa yang diinginkan Radit saat ini. Pergi jauh dari orang-orang yang sudah menyakitinya."Saya tahu, Pak. Saya juga paham dengan hati Pak Radit yang dipaksa untuk melepaskan hubungan kalian berdua."Huft"Begitulah cinta beda kasta, alurnya seperti benang kusut, Pak Deni.""Apapun alurnya, harus tetap dihadapi, Pak Radit. Mau bagaimana lagi, manusia layaknya wayang dan Tuhanlah yang menjadi dalangnya. Semua kehidupan tergantung rencana dalangnya," Deni menyesap sisa kopi hingga habis begitu juga dengan Radit."Apakah proyek akan am
Keesokan harinya, mereka bertiga menuju dari basecam ke pos perijinan ranu pane usai sarapan. Udara di pagi hari sungguh menyegarkan karena terletak di ketinggian 2100 mdpl. Radit menghirup nafas dalam - dalam untuk menikmati udara segar di ranu pane. Semua masalah yang menjadi bebannya kini berangsur menghilang. "Kak, kita kesana yuk! Sambil nunggu Kak Deni antri di perijinan," Sherly mengajak Radit ke sebuah danau yang tak jauh dari lokasi perijinan. Danau yang indah disertai hijaunya pohon dan air yang bening."Cantik," Radit takjub dengan keindahan danau yang ada di ranu pane. Kesejukan udara membuat pikiran jauh lebih tenang, ditambah lagi dengan keindahan."Udara dan cuaca akan lebih dingin jika musim kemarau, Kak. Embun-embun akan membeku seperti salju, suhunya bisa mencapai minus empat derajat celsius," Sherly menatap keindahan danau ranu pane. Danau yang ada di sepanjang perjalanan menuju ke semeru menjadi tempat paling favorit bagi Sherly. Tempat yang selalu membuatnya lup