Share

Lebih ingin melayanimu.

Semua orang yang berada di tempat rapat saling pandang dan melongo. Mereka saling berbisik membicarakan sikap Carlos yang tiba-tiba berubah.

"Laila kamu tidak salah lihat. Barusan memang bos kita tersenyum. Tapi aku tidak tahu bos pergi kemana," balas Angga.

"Kalau begitu kita kembali saja ke ruangan kita masing-masing. Nanti kalau ada informasi dari bos akan aku sampaikan ke kalian," ucap Laila.

Di waktu yang sama Carlos sedang menuju kafe dekat perusahaannya dan menemui Amanda.

Hatinya berdebar saat sudah mendekati kafe. Bahkan dia resah karena bingung akan mengatakan apa saat akan bertemu dengan Amanda lagi.

"Carlos, sebelah sinI," panggil Amanda saat melihat Carlos. Ia juga melambaikan tangannya agar Carlos bisa melihatnya.

Carlos menoleh ke arah Amanda dan langsung menuju ke arahnya, "Apa kamu sudah menunggu lama, Amanda?" tanya Carlos sembari duduk di bangkunya.

"Aku baru lima menit ada di sini," balas Amanda.

Amanda menatap Carlos dari atas sampai bawah. Sepertinya ada yang beda dari penampilannya. Dia tampak rapi dari sebelumnya.

"Apa ada yang salah dari penampilanku, sehingga kamu menatapku dari ujung ke ujung?" tanya Carlos sembari memperhatikan penampilannya.

"Tidak ada, apa kebetulan kamu berada di sekitar sini? Aku membuat janji denganmu pukul tujuh malam. Karena aku rasa tempat kerjamu agak jauh dari sini, baru setengah enam kamu sudah berada di depanku," balas Amanda.

Carlos lega jadi itu yang dipikirkan Amanda. Dia awalnya agak kebingungan mau menjawab apa. Tidak mungkin dia langsung mengaku kalau bos di tempat kerja Amanda.

"Kebetulan aku ada kerjaan di sekitar sini," balas Carlos.

"Apa baru saja selesai melayani seorang tante-tante kesepian?" tanya Amanda.

"Kamu kebanyakan bertanya. Daripada melayani tante-tante aku lebih ingin melayanimu," goda Carlos.

"Dasar mesum," balas Amanda sewot.

Cukup lama mereka saling terdiam tak ada pembicaraan apapun. Suasana ini membuat mereka canggung. Carlos merasa dirinya payah karena sebagai pria tak bisa mencairkan suasana. Tapi dia tak mengerti akan membicarakan tentang apa.

"Emm, Amanda. Apa kita akan terus berdiam diri seperti ini? Kita berada di kafe apa tidak memesan makanan? Hanya minuman apa membuatmu kenyang?" ucap Carlos yang mencoba mencairkan suasana.

"Ah, maafkan aku Carlos. Aku bingung mau memulai pembicaraan dari mana jadi aku diam saja," balas Amanda.

"Oh iya, pesanlah makanan yang kamu suka. Aku akan menaktrirmu," imbuh Amanda.

Bagi Carlos yang mempunyai banyak uang. Pantang di traktir oleh seorang wanita. Dia melihat sekeliling, ini adalah restoran biasa di dekat tempat kerjanya. Bahkan dia tak pernah datang ke sini sebelumnya. Tapi Amanda tidak tahu identitas aslinya. Dia harus menyembunyikannya sampai tiba waktu untuk mengakuinya di depan Amanda.

"Aku tidak suka di traktir wanita," balas Carlos.

"Kalau sedang melayani tamu. Siapa yang membayar makananmu?" balas Amanda.

"Tapi kamu bukan tamuku. Kali ini aku yang akan membayar untukmu. Makanlah sebanyak yang kamu mau, pilihkan saja aku menu seperti yang kamu makan," ucap Carlos.

Amanda tak punya pilihan lain. Daripada lapar mending langsung memesan makanan. Selesai memesan makanan mereka lanjut mengobrol lagi.

"Jadi Amanda, apa kamu sudah tahu ingin menjawab apa tentang penawaranku tempo hari? Apa kamu tahu aku sampai tidak bisa tidur memikirkannya!" tegas Carlos.

Sepertinya Amanda melupakan sesuatu. Hari ini dia ingin bertemu Carlos karena ingin meminta bantuannya. Ternyata ada satu hal yang baru saja ia ingat, yakni, permintaan Carlos untuk jadian dengannya.

"Astaga, aku hampir melupakan ini karena banyak kerjaan," balas Amanda.

"Jadi kamu memintaku ke sini untuk apa?" tanya Carlos sedikit kecewa. Wajahnya menjadi murung.

"Maafkan aku yang melupakan satu hal. Tapi kalau kamu ada waktu luang, apakah bisa menemaniku ke acara reuni sekolahku?" tanya Amanda.

Amanda menatap Carlos penuh harap. Carlos yang melihat mata Amanda menjadi tidak tega. Dia tidak mungkin mengungkapkan kalau tidak suka keramaian. Tapi karena Amanda berinisiatif untuk meminta ditemani. Carlos menganggap ini adalah ajakan kencan untuknya.

"Kapan acaranya?" tanya Carlos.

"Hari sabtu ini. Apa kamu ada waktu? Kalau tidak ada waktu aku akan meminta bantuan pria lain untuk menemaniku," balas Amanda.

Carloa sedikit tidak senang dengan ucapan Amanda. Beraninya dia ingin mengajak pria lain di acara seperti itu. Apa dia ingin memperkenalkan pria lain sebagai kekasihnya di depan teman-temannya.

"Aku ada waktu. Kamu tidak boleh bersama pria lain di acara reuni teman-temanmu," balas Carlos.

"Kamu ini bertindak seperti kekasihku saja. Tapi terima kasih mau menemaniku besok. Karena aku takut tak kuat menerima cacian dan hinaan dari Herlina dan Diksa di acara itu," ucap Amanda.

"Aku memang kekasihmu. Saat kamu memintaku untuk menemanimu ke acara reuni sekolahmu. Berarti kamu percaya padaku dan kamu menerima tawaranku tempo hari," kata Carlos.

Amanda menatap Carlos lalu tersenyum geli. Kenapa seorang gigolo yang sudah terbiasa melayani para wanita bersikap kekanakan seperti ini.

"Baiklah kalau begitu aku menerimamu menjadi seorang kekasih. Tapi ...," Amanda tidak melanjutkan ucapannya.

"Tapi apa?" sahut Carlos.

"Aku berpacaran dengan seorang gigolo yang setiap hari berkencan dengan wanita paruh baya. Aku tak sanggup harus cemburu setiap hari," balas Amanda.

"Hahaha, Jadi itu yang kamu khawatirkan? Aku bisa berhenti dan mencari pekerjaan lain," balas Carlos.

Amanda menatap ragu Carlos. Mereka baru saja kenal apa mungkin Carlos mau melepas pekerjaannya sebagai gigolo hanya karena menjadi kekasihnya.

"Apa kamu yakin? Mencari pekerjaan itu tidak mudah loh!" seru Amanda.

"Aku akan menggunakan koneksi para tante itu untuk mencarikanku pekerjaan," ucap Carlos.

"Benar juga, pasti para tante itu kaya raya dan banyak koneksi tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada mereka," balas Amanda.

Carlos senang bertemu Amanda yang tak mempermasalahkan identitasnya sebagai seorang gigolo. Biasanya para wanita itu akan merasa jijik berteman dengan orang yang pekerjaannya kotor seperti ini.

"Amanda kamu sudah tahu aku seorang gigolo. Apa kamu tidak merasa jijik berteman denganku?" tanya Carlos.

"Sejatinya setiap manusia itu sama dimata Tuhan. Untuk apa aku jijik terhadapmu. Kita tidak bisa menghakimi pekerjaan seseorang. Karena jalan hidup yang diberikan oleh Tuhan itu berbeda pada setiap manusia," jawab Amanda.

Baru kali ini Carlos mendapatkan jawaban yang enak di dengar. Amanda membuat Carlos semakin ingin mengenalnya lebih dekat.

"Terima kasih sudah mau menjadi temanku. Bukan teman sekarang, tapi seorang kekasih," ucap Carlos.

"Untuk apa mengucapkan terima kasih. Mungkin sudah takdir Tuhan kita harus bersama," balas Amanda.

"Benar juga kalau bukan karena ditakdirkan. Kita tidak mungkin akan bersama," ucap Carlos.

Amanda melihat jam di tangannya. Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Dia merasa sudah cukup lama bersama dengan Carlos. Karena sudah mendapatkan jawaban dari Carlos yang mau menjadi pendampingnya di acara reuni sekolah. Dia merasa lega.

"Maafkan aku menyita waktumu hari ini, Carlos. Sampai jumpa hari sabtu," ucap Amanda.

"Apa kita sudah akan berpisah?" balas Carlos sedikit tidak rela akan berpisah dengan Amanda.

"Aku harus pulang, besok masih ada satu hari lagi untuk bekerja. Gajiku akan di potong kalau telat, Carlos," ucap Amanda.

Bagi Carlos yang tak pernah kekurangan tak akan pernah memikirkan gaji di potong karena telat. Tapi bagi Amanda. Waktu dan uang itu sangat berharga untuknya.

"Apa hidupmu sangat sulit, Amanda?" tanya Carlos penasaran.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ruhaidah Allan
waittt finallyyy mereka pacaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status