/ Romansa / GAIRAH LIAR PASANGAN MUDA / Officially & 100% Single

공유

Officially & 100% Single

작가: Tutur K. S
last update 최신 업데이트: 2025-10-31 00:54:48

Beberapa jam kemudian, hujan berhenti.

Ayara menatap kosong jendela mobilnya yang basah seperti terhipnotis whiper yang bergerak berulang kiri dan kanan. Ayara tidak sadar sudah menyetir tanpa tujuan, lalu berhenti di depan minimarket kecil di pinggir jalan.

Ayara dapat merasakan perutnya berbunyi. Ia lupa makan dari kemarin malam. Perutnya sudah berontak. Ia turun dan memasuki minimarket di depannya. Tanpa berpikir panjang, Ayara berjalan lurus ke lorong paling belakang, membuka kulkas minuman dingin, mengambil kopi hitam dalam botol plastik, dan sebatang coklat kesukaannya di lorong snack.

Saat hendak ke kasir, langkahnya berhenti.

Seorang pria berdiri di depan mesin pembayaran digital, jaket hitam, kacamata bulat dengan tatapan dingin yang khas. Raymond.

Ia menoleh sekilas. “Eh, Ayara? Ngapain lo jauh ke sini?. Dinner keluarga kita kan masih besok lusa...”

Suara itu menampar pelan kenangan masa kecil — makan malam keluarga, lomba tujuh belasan, pertengkaran kecil soal remote TV.

Ayara mengangguk sopan. “Eh Hai, Mond.”

Ia berusaha tersenyum, meski otot pipinya terasa kaku. Ia malas sekali bertemu orang yang ia kenal di situasi seperti ini.

"Gak apa-apa...gue abis maen dari rumah temen gue tadi."

Lalu dari belakang Raymond, muncul seorang perempuan muda dengan kemeja coklat muda yang rapi dipadukan dengan celana panjang bermotif kotak-kotak cokelat yang elegan. Di pundaknya, tersampir santai sebuah sweater berwarna gelap, memberi sentuhan kasual yang disengaja. Ia menggandeng lengan Raymond sambil tertawa kecil. Maya. "Mond!"

Wanita itu melangkah dengan aura profesional dan berkelas, matanya tersembunyi di balik kacamata bingkai tipis elegan. Ia memegang erat tas suede besar dan beberapa buku, seolah membawa kesibukan intelektual di tangannya. Dari penampilannya, ia memancarkan kesan berwibawa dan penuh fokus. Mungkin itulah yang membuat Raymond begitu tergila-gila dan mau-maunya menanti Maya bertahun-tahun. Padahal Maya selalu pacaran dengan orang lain. 

Ayara sering sekali tidak sengaja menguping pembicaraan Raymond dan Maya saat ia sedang kabur dari acara pertemuan rutin keluarga mereka. 

Ayara menunduk sedikit, menahan perih yang datang entah dari mana. Maya melirik Ayara. "Siapa Mond?"

"Eh, ini Ayara anaknya sobat ortu gue yang suka gue ceritain itu..."

"Cerita?" Ayara heran ngapain Raymond ceritain dia ke orang-orang.

"Oh, yang suka dijodo-jodoin sama lo itu ya? Hahhaa" tawa Maya sedikit membuat Ayara kesal. Tapi ia malas membalas.

"Sorry guys. Kalau kalian masih lama...Gue mau duluan bayar nih. Kasian mbak nya udah nungguin dari tadi..." Ucap Ayara melerai rangkulan tangan Maya dan Raymond di tengah karena ia berjalan ke kasir. “Nice to see you both by the way,” katanya singkat.

Ia membayar belanjaannya, lalu keluar duluan. Kedua mata Raymond dan Maya mengikuti langkah Ayara yang berjalan santai. 

"Hish! Nape tuh anak!" Ucap Raymond.

"Relax Mond...doi masih childish...yuk cepetan ada yang kurang gak? Anak-anak udah pada nungguin."

Di sisi lain, di kursi metalic depan toko, Ayara duduk sambil membuka bungkus coklat dan meneguk kopi dinginnya. Malam Jakarta terasa lengket. Lampu toko menyinari wajahnya setengah, memberi bayangan di bawah mata.

Ia menggigit coklatnya kecil-kecil, pelan, seolah manis itu bisa menambal pahit di dadanya.

Mobil lalu-lalang, suara motor lewat, anak kecil tertawa di kejauhan.

Kehidupan terus berjalan, dan ia cuma salah satu penumpangnya.

Dari kaca minimarket, ia sempat melihat Raymond membayar belanjaan, Maya memeluk lengannya.

Bukan pemandangan yang menyakitkan. Hanya aneh.

Karena di tengah semua itu, Ayara merasa kosong tapi… ringan.

Ia menatap sisa hujan di jalan.

“Lucu ya hidup ini Tuhan...,” gumamnya pelan.

Ayara berdiri. Membuang bungkus coklat ke tempat sampah.

Menatap langit Jakarta yang masih basah.

Dan untuk pertama kalinya sejak lama, ia benar-benar sendiri — tapi tidak merasa kalah.

Ponsel Ayara bergetar tak berhenti sejak tadi. Ia segera mencarinya di dalam tas dan mematikannya. Kali ini, ia benar-benar mau sendiri. Gak mau tau orang lain ngomong apa. Ia cuma mau duduk tenang.

"Jahat banget lo Lex...kont*l lo gak bisa diatur. Segitunya lo ngebet pingin tidur sama cewe...", kata Ayara tipis agar tidak terdengar orang-orang yang duduk di meja sebelah.

Raymond dan Maya keluar dari minimarket dengan dua kantung plastik di tangan. Raymond melihat Ayara yang sejak tadi membuang nafas panjang. Mereka memasuki mobil Raymond. Di sudut spion, Raymond memperhatikan Ayara. Ada yang tidak biasanya dari Ayara yang biasanya sangat cheerful dan ramah.

Ayara melihat mobil Raymond berjalan menjauh.

"Beruntung banget si Maya, si Raymond baik juga tuh..." kata Ayara dengan nada lirih. Ia sirik melihat pemandangan dua orang sejoli di seberang sana. Ia jadi keingetan lagi Alex.

"Damn!! Brengsek lo Alex!"

이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • GAIRAH LIAR PASANGAN MUDA   Sore di Reykjavik

    Sore itu Reykjavik berbau garam dan roti panggang. Angin dari pelabuhan menggigit telinga, tapi pasar akhir-pekan tetap ramai. Di deret paling ujung, Freya merapikan stand kecilnya: kotak-kotak poskort berilustrasi mercusuar, sketsa paus biru, dan seri “Aurora yang Tersesat”—gradasi hijau yang seolah patah di tengah.“Kalau gue jadi London, beneran nggak ada yang kangen?” gumamnya, menatap pesan pemesanan yang belum ia kirim.Suara tawa lelaki memecah pikirannya.Erik datang dengan coat hitam, scarf dililit asal, senyum yang terdengar seperti ajakan main. Freya mengangkat alis, datar tapi ramah. “Hari ini ‘open space’. Mau beli atau cuma bikin keributan?”Erik tertawa, mengambil satu set kartu pos. “Yang ini kayak kita.”“Kayak lo,” koreksi Freya. “Gue sih enggak.”Bel kafe di belakang mereka berdenting. Ayara masuk dengan syal krem dan tote bag kain. Raymond menyusul, telinganya memerah oleh dingin. Wajah mereka cerah tenang, seperti orang yang rajin mempraktikkan keputusan baru.“St

  • GAIRAH LIAR PASANGAN MUDA   One last kiss good bye

    Bar kecil di tepi pelabuhan itu hampir gelap seluruhnya. Hanya sisa dua lampu gantung kuning pucat yang bergoyang pelan tertiup hembus angin laut yang merembes lewat celah pintu. Rak botol memantulkan kilau samar; kaca-kaca tinggi berkabut tipis, menyisakan garis-garis lembap yang mengalir perlahan. Di luar, Reykjavik tertidur: denting tiang bendera, desir ombak halus menyapu dermaga, dan sesekali bunyi langkah turis yang tersesat malam-malam.Erik tertidur tengkurap di meja bar, pipi menempel pada lengan, rambut pirangnya acak-acakan. Nafasnya berat, menyisakan wangi bercampur antara whiskey, garam laut, dan parfum maskulin yang mahal. Di sampingnya, gelas kosong berderet seperti saksi nakal: terlalu banyak tawa, terlalu sedikit kendali. Lelaki itu tetap tampan bahkan dalam kekalahan kecil begini; sialnya, hal itulah yang membuat banyak hati—termasuk hati Freya—selalu memaafkannya.Freya berdiri beberapa langkah darinya. Mengenakan mantel wol abu-abunya yang bergelayut di bahu; dari

  • GAIRAH LIAR PASANGAN MUDA   Freya dan Erik

    Sore di Reykjavik mulai redup. Cahaya matahari musim dingin hanya tersisa sedikit, membuat langit berwarna oranye pucat. Di sebuah bar kecil dekat pelabuhan, Erik duduk santai di kursi tinggi, satu tangan memutar gelas whiskey, sementara matanya sibuk menatap layar ponsel. Senyum tipisnya muncul sesekali—senyum khas Erik yang entah untuk siapa, tapi selalu berhasil menyalakan rasa penasaran orang di sekitarnya.Freya masuk. Seorang wanita cantik mengenakan kemeja flanel motif kotak-kotak dan jeans keluar dari pantry. Tubuhnya kurus tapi payudaranya yang besar terlihat mencuat menantang diantara 2 kancing yang terbuka. Rambut pirangnya diikat setengah, mantel panjang wolnya menutupi tubuh mungil tapi anggun. Begitu melihat Erik, ia langsung menegang. Ada banyak pria di kota ini, tapi hanya Erik yang bisa membuat jantungnya berdebar tidak karuan.“Hey,” sapa Freya, mencoba tenang, meski senyumannya agak ragu.Erik menoleh, lalu tersenyum lebar seolah benar-benar baru sadar ada dunia sel

  • GAIRAH LIAR PASANGAN MUDA   Kamu Butuh Dibantu?

    Pagi itu Reykjavik diselimuti kabut tipis. Dari jendela apartemen, terlihat burung-burung beterbangan rendah, mencari santapan ikan di danau. Raymond sudah duduk di meja kerja, laptop terbuka dengan tiga jendela zoom meeting sekaligus. Rambutnya agak acak-acakan, matanya fokus penuh.“Gue harus rapat sampai jam makan siang, sayang. Lo mau ngapain hari ini?” tanya Raymond tanpa mengalihkan pandangan dari layar.Ayara mengikat syal di lehernya, tersenyum kecil. “Gue harus ke pasar. Mau beli bahan makanan. Biar lo gak kerja sambil ngeluh lapar terus.”Raymond mengangkat alis sekilas, lalu tersenyum hangat. “Hati-hati ya honey. Jangan nyasar. Pake google maps.”“Siap, boss.” Ayara mencium cepat pipi Raymond sebelum mengambil tote bag kanvas besar.Pasar Reykjavik bukan seperti pasar di Jakarta yang bising dan penuh teriakan. Di sini, deretan kios kayu berwarna pastel menjual ikan segar, sayur organik, dan roti hangat. Bau laut bercampur dengan aroma kopi hitam dari gerobak kecil di ujung

  • GAIRAH LIAR PASANGAN MUDA   Rumah di Puncak Bukit Nafsu Menggelora

    Pagi itu Ayara terbangun di pelukan Raymond dengan telanjang bulat. Ia tersenyum melihat wajah tampan suaminya yang sangat seksi itu. Ayara berencana untuk menjauhkan diri dari dada bidang dan berorot Raymond. Tapi gerakannya malah justru membangunkan suaminya."Morning sayang..." kata Raymond sambil mengecup bahu dan leher istrinya."Ih geli sayang...""Ra, liat pemandangannya indah banget ya..." Raymond menatap jendela kamar mereka yang langsung dapat melihat bagaimana sinar matahari pagi menerangi hamparan padang rumput yang beberapa bagian tertutupi salju dan danau yang cukup besar di depan mereka dengan tenang. "Gue mau lo bangun tiap hari kaya gini Ra...""Tenang, kita tinggal di sini sebulan sayang...kenyang-kenyangin deh liat pemandangan ini...mau dua bulan juga bisa...apa mau pindah juga bisa...", jawab Ayara tengil.“Ra...” Raymond berbisik. “Ini pertama kalinya setelah semua drama akhir-akhir ini, gue ngerasa... ringan.”Ayara menggeser tubuhnya, kepalanya bersandar di bahu

  • GAIRAH LIAR PASANGAN MUDA   Ranjang yang Panas di Kota Es

    Raymond tersenyum nakal, lalu menindihnya di atas kasur dengan bulu-bulu lembut yang memberikan sensasi berbeda, siap membuktikan bahwa bahkan di Reykjavik yang dingin, mereka bisa bikin panas dunia mereka sendiri. Kepalanya dengan sekejap sudah diselusupkan di ceruk leher Ayara dan membuat bulu roma Ayara berdiri karena kenikmatan.Ayara tersenyum menikmati setiap sentuhan yang diberikan Raymond. Jemarinya mengelus leher Fajar, seolah menyampaikan pesan bahwa Ayara sangat menginginkannya malam itu."Ahh...Raymond...suami gue...", suara Ayara manja dan mendesah di telinga Fajar yang sedang asik menikmati lehernya. Ia bisa merasakan tangan Raymond sudah mulai bermain ke dadanya."Gue ijin perk*sa lo ya Ra...""Please lakuin Mond...Suami seksi gue...""Lo bakal gue nikmatin malem ini sayang...desah aja sekuat lo karena di bukit dan danau ini cuma ada kita...gak punya tetangga..." desah Raymond."Mau dong digerayangin Raymond Maharadja..." ucap Ayara genit.Raymond saling menatap Ayara i

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status