Share

Ditolak

Den Aaraf masuk ke dalam ruangan, menatap kami penuh selidik, nampak sekali ia tidak sabar untuk mendapat jawaban.

"Kita akan bicarakan ini di rumah!"

Bapak mematahkan tatapan dan harapan itu.

"Kenapa?"

"Karena ini masalah pribadi, kantor hanya tempat untuk orang-orang yang bekerja secara profesional."

Aku berpura-pura sibuk sendiri dan tidak mendengar percakapan mereka. Kutangkap selintas Den Aaraf menatapku.

"Baiklah. Aku hanya datang untuk memberikan ini."

Den Aaraf berjalan ke meja bapak dan menyimpan sebuah berkas. Lalu, menatapku lagi dan bergegas menuju pintu.

"Aku rasa belum saatnya kita memberitahu ini, Pak." Aku sedikit berbisik mengatakan ini, takut Den Aaraf masih ada di luar dan mendengarnya.

"Dia bukan anak kecil, Gigi. Dia bahkan sudah menikah. Hal seperti ini harusnya bisa diterima. Selain itu, Aaraf bisa melihat gelagatmu yang berbeda."

Perasaan tidak ada yang berbeda dariku, bukannya bapak yang bertingkah aneh dua hari ini?

"Itu salah satu contoh penyakit barumu, suk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status