Beranda / Rumah Tangga / GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU / Bab 5. Berteriak Tak Jelas

Share

Bab 5. Berteriak Tak Jelas

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 16:04:15

"Astagfirullah, Momoooooon." suara teriakan Mas Bryan membuat aku lari kejer dari dapur menuju kamar.

"Ada apa, Mas? Kok teriak-teriak gitu?" tanyaku, kulihat Mas Bryan tampak kusut di atas tempat tidur sambil menggenggam gawai pipihnya.

"Masih nanya, kamu! Lihat jam sekarang sudah pukul berapa!" bentaknya.

Tanpa melirik pun aku sudah tahu pukul berapa sekarang, pukul 08.00 pagi, memang kenapa?" jawabku polos sembari membuka gorden dan jendela kamar.

"Kamu, tuh ya. Kan sudah ku bilang tadi bangunin jam tujuh, ini udah molor sejam jadinya." ketusnya, lalu menyambar handuk yang sedari tadi ku taruh di bibir ranjang lebih tepatnya di dekat kaki Mas Bryan.

Aku menghela napas panjang dan berlalu meninggalkan kamar tanpa merespon apa yang dikatakan Mas Bryan. Percuma juga merespon bakalan nggak selesai-selesai nantinya berdebat. Padahal aku sudah membangunkannya lebih dari tiga kali, jangan kan beranjak duduk menggeliat saja dia tidak.

Sekarang giliran udah pukul 08.00 pagi baru teriak-teriak kayak orang kesurupan. Aku jadi curiga jam berapa Mas Bryan tertidur sampai-sampai lelapnya bagai orang mati suri. Sambil memotong kentang di dapur pikiran ku masih menerka-nerka. Apa jangan-jangan?

Dia sungguh berbeda dua hari ini, baru dua hari rasa sakitnya begitu mengulum jantungku. Tapi aku berusaha untuk bersabar, mungkin memang Mas Bryan ada masalah dengan pekerjaannya. Semoga saja tidak ada hal lain yang sedang disembunyikan oleh laki-laki yang berambut hitam pekat itu.

"Momoooooooon," teriaknya lagi.

Jika tadi aku berlari kejer dari dapur ke kamar, sekarang sengaja aku berjalan santai masuk ke kamar. "Ada apa, Mas? Teriak mulu? Kamu tuh kenapa sih, beberapa hari ini beda sama aku. Agak kasar, aut-autan?"

"Haaaa? Enggak, maaf Mon. Mas lagi banyak pikiran," elaknya seperti menelan Saliva lalu dengan salah tingkah dia membuka pintu lemari dan mengambil kemeja lengan panjang warna merah maroon.

"Jangan seenaknya bilang maaf, kamu kalau memang ada masalah sama kerjaan, sharing ke aku, bukannya aku yang disemprot." cecarku.

Aku yang masih berdiri di ambang pintu mencoba membaca lebih detail gerak-gerik Mas Bryan, "Halah, ngelak lagi kan kamu, Mas. Barusan kenapa manggil aku kayak begitu? Kamu nggak malu apa kedengaran sama tetangga?" gumamku membathin.

"Aku nggak nemuin laptop, makanya aku teriak tadi. Panik"

"Tuh laptop sama sarapan kamu udah ku siapin di meja luar." aku pun merapikan tempat tidur yang acak-acakkan.

"Ooh, baiklah." jawaban bikin aku makin gemesh pengen nyakar, bukannya bilang makasih.

Setelah selesai merapikan tempat tidur, aku pun bertolak ke dapur. Hari ini aku mau masak dendeng balado pake kentang untuk Mas Bryan, ditambah sayur kangkung. Dua menu itu selalu ku gandeng karena Mas Bryan suka begitu, maklum salah satu masakan favorit dia.

"Kurang bersyukur apa kamu, Mas! Di saat kamu membentak dan tidak mengacuhkanku, aku masih berusaha menyiapkan makanan kesukaanmu" bisikku aalam hati.

"Rara, mana Mon? Udah berangkat kuliah?" tanya Mas Bryan, tampak dia duduk di sofa meja luar di depan kamar Rara.

"Kamu rapi-rapi udah nanyain Rara, Mas? Keluhku, betapa tidak aku yang istrinya tak ditanyakan apakah sudah sarapan atau belum. Atau mungkin aku nya saja yang rada sensi?

"Ya enggak, nanya aja. Kamu kok sensian banget sekarang?" protesnya.

Ada apa sebenarnya dengan Mas Bryan? Atau perasaan Monalisa saja yang keliru melihat tingkah suaminya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Rasa Bimbang Mendominasi

    "Saya bisa bicara dengan Bu Eti nggak, Bu?""Bisa, tapi tidak sekarang, nanti palingan, Bu Mona. Tapi sebelumnya, saya minta untuk dikabulkan permintaan beliau, ya. Semoga kesehatan beliau semakin membaik dan hatinya juga ikut membaik. Sebagai perempuan ibu pasti paham."Monalisa bergeming mendengar ucapan ketua pengelola panti jompo."Apa sebenarnya yang dikatakan Bu Eti selama di sana? Apa ibu Eti tahu jikalau aku ... tidaklah, mana mungkin dia tahu tentang ...," batinnya."Iya, Bu. Palingan sore atau malam saya bisa standby hape. Sekitaran jam segitu bisa, Bu?""Bisa, nanti saya telpon lagi."Waktu berjalan kian terasa berat, dibalik dirinya harus fokus mempelajari jobsdesk sebagai administrasi di sebuah klinik, pikiran Monalisa tak hentinya dihantam dan begitu berisik.Dadanya penuh sesak, pikirannya juga selalu berbisik penyesalan. Ada terbesit penyesalan kenapa ibu yang hampir ditabraknya itu adalah ibu dari perempuan yang sudah menyakitinya dengan sengaja."Halo. Assalamu'alaik

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Keadaan Bu Eti Memburuk

    Seminggu pun berlalu ... kabar dari perusahaan tak juga ada. Monalisa mulai merasa gundah dan berfirasat dirinya tidak akan diterima."Tadi ibu yang interview kamu kemarin, nemuin aku, katanya dia srek sama kamu, cuma mengingat kamu umurnya sudah cukup dewasa, jadinya dia urung lanjutin kamu ke test selanjutnya."Sesampainya di kost, Namira langsung menuju kamar Monalisa."Aku sudah feeling sih, tapi ya nggak papa juga. Nanti aku cari lowongan kerja lainnya. Kamu udah makan belum? Kalau belum makan di luar yuk!" ajak Monalisa menghempaskan suasana yang sempat tidak enak.Saat dirinya mengambil bergo dan memasangnya, di tiba-tiba ..."Tapi ... tadi, lepas ibu itu keluar, ada temenku yang sama-sama posisinya HRD ngasih tahu, kalau saudaranya baru mendirikan sebuah klinik, terus butuh posisi administrasi satu lagi, kalau kamu berkenan bikin aja surat lamarannya, biar besok aku kasih ke dia. Gimana?"Monalisa sempat bergeming sesaat ..."Boleh, dicoba aja kali ya. Sambilan nanti aku bikin

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Dia Menghantam Pintu Utama

    Monalisa terus disemangati oleh Namira. "Rezeki nggak ada yang tahu, umur juga bukan patokan."Malam harinya, mata Monalisa terasa sulit dipejamkan. Tidak terhitung pula dia bertukar posisi tidur."Mata panda kamu kelihatan, Mon. Nggak nyenyak ya tidurnya semalam?"Kedua wanita dewasa ini sedang berada di stasiun menunggu kereta api."Susah, aku kepikiran soal interview nanti.""Wajar sih, hal normal kok. Pake ini aja." Namira merogoh sebuah benda berbentuk bulat dan panjang, rata-rata perempuan memakai ini."Nggak menor ntar, Na?" Monalisa tampak ragu menerima benda itu."Nggak kok. Coba aja dulu. Ntar kalau nggak nyaman bisa dihapus. Atau solusi lain pake kacamata."Dari rumah, Monalisa hanya memakai sunscreen, bibir di poles dengan lipstik berwarna merah bata, serta matanya dipakaikan eyeliner.Sebelum kereta jurusan mereka datang, Monalisa sibuk merias diri, memberi cushion dan concelear di wajahnya."Nah, gitu kan lebih cantik. Mata panda nya jadi lenyap," puji Namira setelah se

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Diajak Diskusi Malah Ngeyel!

    Monalisa lekas beranjak dan membukakan pintu utama."Papa!" sentak Monalisa yang masih memanggil mantan mertuanya itu dengan sebutan papa."Bisa kita berbicara?" tanya Burhan langsung pada tujuannya."Boleh, masuk, Pa, eh, Pak!"Burhan pun melangkahkan kaki masuk dan duduk di sofa single. Kemudian, menyisir pandangan."Mau dipanggilkan, Rara?" tanya Monalisa."Nggak, tujuan saya ke sini bahkan bukan untuk menemui Rara. Melainkan tentang Bryan dan mama mertua kamu.""Tujuan? Apa itu?""Saya ingin kamu mencabut laporan, nanti bilang saja kalau sudah damai.""Hmm, gimana ya, Pak. Agaknya saya nggak akan lakukan itu deh. Soalnya udah pada keterlaluan." Monalisa menjawab santai."Apa kamu nggak kasian sama mertua dan Bryan?"Di dalam kamar, Rara yang sedang tertidur karena kepalanya begitu pusing, tiba-tiba tersentak saat mendengar suara dari luar kamar.Dia beranjak dan mendekatkan telinga ke pintu kamar."Dia? Ngapain dia ke sini?""Apa aku keluar dan menemuinya?""Nggak ... Nggak ... Bu

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Berubah 360°

    Part Lanjutan Menggunakan PoV 3 ya 🫶"Nggak ... Nggak ... Kalau aku kerja dan notabenenya seperti ini, pasti akan timbul hal lain. Aku tidak ingin embel-embel seorang wanita independen diketahui nantinya."Monalisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada rasa trauma baginya."Aku harus jadi Monalisa yang baru, sederhana tanpa kemewahan yang kumiliki ini." Dia bergumam sendiri.Sesampainya di hotel, Monalisa langsung mengemasi barang-barangnya. Kemudian, mandi dengan air hangat. Dan, setelahnya menikmati hidangan makan malam yang ada di hotel.Dia duduk di bangku paling depan, pemandangannya sungguh indah. Hamparan lautan yang bercahaya oleh kapal yang sedang berlayar. Kembali dirinya teringat akan masa-masa indah dengan Bryan yang hanya sekejap mata dirasakannya. Namun, detik kemudian dia kembali diingatkan bagaimana perlakuan mantan suaminya itu.Menjelang tidur, Monalisa mencoba melamar pekerjaan melalui situs aplikasi. Di sana terpampang beraneka ragam posisi jabatan yang dibutuhkan k

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Pulang, Sudah Malam!

    "Ya sudah sekarang kita pulang, motor kamu tinggal di sini dulu.""Apa nggak sebaiknya tidur di sini saja, Mon. Apalagi sudah mala gini," ujar Yuyul."Nggak usah, Yul. Aku dan Rara pulang saja, maaf sudah merepotkan kamu," aku menuntun Rara untuk berdiri.Sepanjang jalan aku hanya diam, sedangkan Rara masih menangis tersedu, aku sengaja tak menanyakan lagi soal kejadian itu. Takut mentalnya makin terguncang, lagian aku juga harus fokus mengemudi supaya tidak terjadi hal yang sama seperti tadi. Masih untung aku dan Bu Eti selamat. Bagaimana kalau tidak, tamat sudah hidupku.Sesampainya di rumah Rara langsung masuk ke dalam rumah mungkin masuk ke kamarnya, masih ada isakan tangisnya ketika turun dari mobil. Aku masih memarkir mobil, sekilas tadi tampak rumah gundikku sudah sepi tidak ramai ketika aku pergi menjemput Rara tadi.Setelah membersihkan diri, aku membaringkan tubuh yang begitu lelah, sebagian sendi ada yang sakit akibat kejadian tadi yang hampir menabrak Bu Eti.***Deringan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status