Share

Bab 8

Tatapan Ellea begitu nanar menatap pintu kamarnya. Pastilah di sana Reno sudah kembali berperang peluh. Entah dengan siapa, Ellea pun tak tahu. Ini bukan hal baru untuk Ellea dalam pernikahannya selama enam bulan ini.

Tak ingin membuang energi dengan melihat apa yang dilakukan suaminya, Ellea memilih menyeret langkahnya masuk ke dalam kamar tamu.Tak ada air mata yang tampak di wajah gadis itu. Hanya senyum getir yang terlihat di sana.

Bagaimana bisa Reno memintanya untuk pulang dari rumah sakit sementara lelaki itu sendiri malah asik menikmati dunia gelapnya bersama para wanita bayaran. Seakan, Reno memang sudah lupa di nama dia berpijak sekarang. Jangankan menghargai Ellea sebagai istrinya, melihat sebagai manusia saja sepertinya tak pernah Reno lakukan.

Hanya desahan kasar yang terdengar dari bibir Ellea. Sesak, selalu memenuhi relung jiwanya. Reno benar-benar lelaki egois yang pernah Ellea temui sepanjang hidupnya. Lelaki itu terus cemburu buta pada Ellea sementara yang melakukan perselingkuhan adalah dirinya sendiri.

Begitu sampai di dalam kanar, Ellea segera merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang. Tak peduli dengan apa yang yang sedang diselami suaminya saat ini. Yang pasti Ellea sudah lelah dan ingin istirahat. Itu saja!

Dengan tubuh lelahnya, tak berselang lama Ellea tampak memejamkan mata. Biarlah besok dia menemui suaminya untuk menyampaikan kepulangannya.

Lagi Pula, sekarang Reno tak akan peduli dengan kehadirannya. Yang ada, lelaki itu malah akan marah besar karena aktivitas menyenangkan yang dilakukannya terganggu. Bisa-bisa Ellea akan kembali merasakan kenikmatan siksaan suaminya. Sungguh itu tak pernah Ellea inginkan.

***

Dinginnya angin yang menusuk kulit, membuat Ellea tampak membuka mata. Sepertinya semalam Ellea sampai lupa untuk menggunakan selimut.

Wanita itu meregangkan tubuhnya lalu menoleh ke arah jam di atas nakas. Ternyata ini sudah jam lima pagi. Waktunya Ellea untuk memulai aktivitasnya.

Wanita itu segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Apalagi setelah kejadian semalam membuat Ellea merasa tubuhnya baru saja dihajar habis-habisan hingga terasa begitu remuk.

Wajar saja memang semalam Ellea juga mendapatkan kekerasan. Suaminya yang membuat Ellea harus masuk rumah sakit dengan beberapa luka yang sebenarnya cukup fatal.

Akan tetapi mau bagaimana lagi. Ellea tak mempunyai kekuatan untuk melawan lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu.

Setelah selesai membersihkan diri, Ellea segera keluar dengan menggunakan bathrobe. Wanita itu berniat kembali ke kamar miliknya karena memang di kamar tamu tak ada satu pun pakaiannya.

Ellea hanya berharap wanita yang diajak oleh Reno sudah pergi. Dengan begitu dia bisa leluasa untuk masuk ke kamarnya sendiri.

Ah! Kadang Ellea merasa menjadi orang lain di rumahnya sendiri. Tentu kejadian seperti ini bukan pertama kalinya untuk Ellea. Bahkan sering Reno membuat ulah yang lebih parah lagi.

Ceklek!

Ellea membuka pintu kamar dengan perasaan yang tidak karuan. Keinginannya hanyalah tinggal keinginan. Pasalnya, di atas ranjang sana suaminya sedang terlelap sembari memeluk wanita. Wanita kali ini yang menemani Reno tak lain adalah sekretaris lelaki itu sendiri.

Tak ingin ambil pusing, Ellea segera membuka lemari dan mengambil pakaiannya. Semua itu Ellea lakukan dengan gerakan perlahan. Tak ingin tentunya Ellea membuat suaminya terbangun dan membuatnya menerima semua amarah dari lelaki itu lagi.

Namun ketika Ellea hendak berbalik, sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya. Ellea langsung menahan nafas karena tahu benar siapa pemilik lengan kekar itu.

"Kamu benar-benar pulang semalam, Sayang? Aku bahagia karena ternyata kamu menuruti keinginanku," bisik Reno sembari menghujani leher jenjang Ellea dengan kecupan-kecupan kecil.

Jijik! Sudah pasti Ellea sangat jijik pada suaminya sendiri! Bibir yang semalam dipakai Reno untuk mencumbu wanita jalang yang masih terlelap di atas ranjang sana, kini jembali dipakai untuk mencumbu Ellea.

"Badanmu wangi sekali, Sayang. Aku benar-benar tidak tahan untuk merasakan kenikmatan tubuhmu," ucap Reno dengan suara berat menahan hasrat.

"Ta-tapi di sini masih ada orang lain, Mas. Aku merasa risih kalau kita menyatu dan ada orang lain yang melihat aktivitas kita," ujar Ellea berusaha menolak suaminya dengan cara halus.

"Hish, wanita itu memang kebo! Kamu tenang saja, Sayang! Aku akan membuat kebo itu bangun sekarang!" sahut Reno segera melepaskan pelukannya dari Ellea.

Ellea bisa sedikit bernafas lega. Wanita itu pun buru-buru masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya.

Sedangkan Reno, dengan wajah kesalnya langsung menyiramkan segelas air putih pada Renata, sekretaris sekaligus ban serep miliknya.

"Astaga, Tuan! Kenapa Anda menyiram saya?" tanya Renata benar-benar merasa kesal dengan kelakuan Reno.

Wanita itu menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya sembari menyeka air yang membasahi wajahnya akibat kelakuan Reno.

"Bukankah sudah aku katakan kalau kamu itu harus pulang setelah kita selesai bertempur? Kenapa masih di sini juga, hah? Kamu sengaja ingin menimbulkan masalah untukku? Bagamana kalau tiba-tiba keluargaku datang dan melihat kamu ada di sini? Benar-benar tidak berguna!" bentak Reno penuh kemarahan.

"Loh, bukannya semalam itu Tuan yang tidak ingin melepaskan saya dan meminta lagi dan lagi? Kenapa sekarang malah menyalahkan saya?" kesal Renata tak terima Reno malah menyalahkannya sementara semalam Reno sendiri yang meminta Renata untuk datang dan melayani nafsu Reno yang tidak ada padamnya.

"Jadi kamu malah menyalahkan aku dan bukannya introspeksi, hah? Sekarang juga kamu pergi dari rumahku! Atau aku akan menendangmu ke jalanan sekarang juga!" usir Reno penuh ancaman.

"Hish, iya iya saya pergi! Tapi jangan lupa upah kerja saya malam ini doubel loh Tuan, kan Tuan yang janjiin!" pinta Renata mengingatkan Reno tentang janjinya semalam.

"Hem, kemu tenang saja! Aku akan mentransfer nya sekarang juga! Yang penting kamu pergi dari sini dan jangan sampai ada orang yang tahu kamu keluar dari rumahku!" ucap Reno penuh peringatan.

"Tentu, Tuan, sesuai keinginan Anda."

Renata pun segera keluar kamar sembari membalut tubuh polosnya dengan selimut. Itu Renata lakukan karena semalam bajunya dikoyak Reno di luar. Jadi, Renata memang lumayan kerepotan.

Sementara Ellea yang sudah kembali berpakaian rapi, langsung keluar dari kamar mandi. Tentu penampilan Ellea itu mendapatkan perhatian khusus dari Reno.

"Kenapa kamu memakai baju itu? Bukankah aku sudah bilang kalau aku ingin kamu melayaniku sekarang?" tanya Reno dengan nada bicara yang kentara tak suka dengan kelakuan Ellea.

"Ba-barusan aku asal ambil baju, Mas. Enggak lihat-lihat dulu. Maaf, ya," sahut Ellea tergagap penuh ketakutan.

"Hem, ya sudah tidak apa-apa. Cepat lepas lagi bajumu itu! Aku sudah tidak sabar untuk mencicipi kenikmatan pelayanmu. Aku ingin kamu melayani aku seperti semalam jalang itu melayaniku! Kamu masih ingat, bulan?" tanya Reno sembari mendekat pada Ellea.

"I-iya ingat, Mas," sahut Ellea berusaha menahan tangisnya mendengar permintaan Reno.

Dengan tidak sabaran Reno membantu Ellea melepaskan kembali setiap benang yang menempel di tubuhnya. Ellea hanya bisa pasrah dan pura-pura menerima setiap sentuhan yang Reno lakukan.

Tak lupa Ellea pun bersikap seperti jalang yang kemarin melayani Reno. Kalau sedikit saja Ellea melakukan kesalahan, maka amarah Reno yang akan diterimanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status