Home / Romansa / Gadis Liar Milik Sang Penguasa / Pertemuan Panas Pertama

Share

Gadis Liar Milik Sang Penguasa
Gadis Liar Milik Sang Penguasa
Author: Phebe Fortunata

Pertemuan Panas Pertama

last update Last Updated: 2025-08-04 21:07:31

“Kalian sudah melihatnya bukan? Dia ada di sebelah sana, sedang terpuruk, minum sendirian dan ... kalian punya waktu banyak untuk bersama dengannya.”

“Jangan lupakan kalau kita sudah membayar, sehingga kita harap kalau kamu tidak memberikan batasan atas apa yang akan kita lakukan padanya!”

Senyuman terukir dengan jelas di bibir perempuan bernama Selina, dia mengangguk dengan santai. “Tentu saja, aku tahu bagaimana permainan dalam dunia ini, kalian sudah membayar mahal, kalian bebas melakukan apa saja dengan dia, lagi pula ... aku tidak peduli dengan dirinya yang sudah tidak memiliki apa pun.”

Keempat pria itu dengan seketika mengangguk, mereka paham dengan apa yang sudah dibicarakan, hingga akhirnya mereka semua berjalan menjauh dari tempat ini untuk menghampiri Elara yang sekarang sudah berbaur menyatu dengan lagu yang sedang menggema.

Tubuh indah perempuan bernama Elara Felicya bergerak menari mengikuti alunan musik dengan kesadaran yang sudah setengah hilang karena pengaruh alkohol yang dia minum. Beberapa pria tadi bergerak dengan cukup rapi, berjalan masuk tanpa meninggalkan kecurigaan siapa pun, lagi pula siapa yang akan mencurigai gerak-gerik seseorang di club?

“Sedang menikmati musiknya, cantik?”

Elara mengabaikan pertanyaan itu, dia terus mengabaikan mereka, sampai kesadaran Elara yang tersisa merasa ada sesuatu yang tidak beres, apalagi dengan pegerakan tangan mereka yang seolah terus mencoba menyentuhnya. Pergerakan mereka membatasi ruang Elara untuk bergerak bebas.

“Sebelumnya, kenapa kalian begitu mengganggu? Aku tidak minat untuk membuat circle, aku ingin menikmati semuanya sendiri.” Elara berbicara dengan nada yang masih di batas wajar, dia tidak mau langsung menuduh, karena kesalahpahaman di tempat ini akan menjadi sebuah bencana.

“Tidak ada kesenangan yang bisa dinikmati sendirian, lebih baik kita nikmati bersama.” Senyuman di bibir pria itu terukir dengan jelas, kalimatnya disetujui oleh pria lainnya.

“Kenikmatan yang sesungguhnya ada setelah kita menikmati bersama.” Senyuman miring terukir di bibir pria itu, tatapannya berbeda, memperhatikan Elara dari atas sampai ke bawah dengan tatapan tertarik.

“Lebih tepatnya setelah kita menikmati kamu bersama,” larat pria lain yang membuat tubuh Elara menegang, matanya melebar dengan pikiran yang sudah mengerti apa yang mereka maksudkan.

“Sekarang, mari ikut kita.” Tangan pria itu menarik tangan Elara, hanya saja Elara menolak.

Pandangannya mulai kabur dengan kepala yang terasa begitu berat, sehingga dia tidak sepenuhnya bisa menghindar, apalagi dengan mereka yang membelai Elara, memberikan asupan pada gejolak yang sekarang semakin terasa membara dalam diri Elara.

Secara perlahan pertahanan Elara runtuh, dengan tambahan minuman yang dia minum membuat dia semakin kehilangan kesadaran, mereka menggerakan tubuh Elara seiring dengan musing yang mengalun, sampai langkahnya yang mereka tuntun sampai ke sebuah private room.

Elara yang semakin penas, mulai bermain dengan mereka, setiap belaian yang mereka berikan terasa sebuah asupan untuknya, hingga Elara tanpa sadar dia sudah dijatuhkan dari pangkuan pria yang dia goda di atas tempat tidur. Pandangan mereka saling bertemu dengan senyuman yang menunjukkan gairah masing-masing.

Ketiga orang itu tidak mengganggu, mereka sepakat untuk bergantian dengan orang yang memberikan bayaran paling mahal sebagai orang yang akan menggodanya. Tangan pria itu membelai lembut wajah Elara, hingga perlahan turun ke area lehernya yang perlahan menyingkap tali dress yang Elara gunakan.

Brak!

Sebuah pintu terbuka dengan sangat kencang membuat mereka semua kaget, terlebih dengan ketiga orang yang duduk menunggu giliran. “Siapa kamu?”

“Tidak usah banyak tanya, sekarang keluar!”

“Tidak! Jangan mengganggu waktu kami bersama dengannya, kalau kamu mau ... tunggu giliran. Kamu akan menjadi yang terakhir bersenang-senang dengannya, itu pun jika dia masih punya tenaga setelah memuaskan kami!”

Kalimat itu membuat pria itu mengepalkan tangan penuh amarah, hingga tinjuannya melayang dan mendarat di sudut bibir pria yang baru saja berbicara. Kericuhan terjadi, beberapa anak buahnya diperintahkan membawa mereka secara paksa keluar.

Pria yang menggunakan setelan jas yang rapi berjalan ke arah tempat tidur, dia langsung menarik bahu pria itu seelum dia berhasil melepaskan pakaian Elara. Tubuh pria itu jatuh kasar ke lantai dengan amarah yang memuncak, tapi dia tidak sempat beradu fisik dengan orang yang tak menghargai kesenangannya. Anak buah pria itu langsung menarik paksa dia keluar dari Ruangan.

Elara mencoba membuka matanya yang terasa berat, mencoba memfokuskan pandangannya yang buram. “Ada keributan apa?” tanya Elara yang perlahan mencoba bangkit, hanya saja kepalanya sudah terasa pusing.

Pandangan Elara menangkap sosok pria berwajah tampan dengan penampilan sangat rapi, aura penuh wibawa yang kuat sangat terpancarkan yang secara perlahan membangkitkan sebuah rasa dalam diri Elara yang sempat tertahan. Senyuman di bibir Elara terukir dengan seketika saat melihat wajah yang terpahat nyaris sempurna.

Tangan Elara perlahan membelai rahang tegas milik pria itu. “Kau ... tampan,” ucap Elara dengan senyuman yang terlihat menjadi penanda kalau batas kewarasannya sudah hilang. Tanpa aba-aba, Elara mengecup bibir pria yang belum berucap apa pun itu.

“Kita tidak perlu menunggu lama, bukankah kamu menginginkan sebuah kesenangan malam ini?” Tatapan sayu Elara bertemu dengan tatapan tegasnya, tangan Elara terus membelai pria di hadapannya mencoba menggoda agar permainan bisa segera dimulai.

“Apakah kamu baik-baik saja?” Suara dingin memecah keheningan dan menciptakan kembali senyuman di bibir Elara sebelum dia mengangguk pelan.

“Aku baik-baik saja, bahkan akan sangat baik setelah kita bersama.” Dengan tenaga yang tersisa, Elara mengalungkan tangannya di leher pria itu dan dengan seketika menariknya membuat posisi keduanya lebih intens, apalagi dengan Elara yang sudah kembali menjatuhkan dirinya di atas ranjang.

Pria itu tahu kalau Elara benar-benar sedang mabuk, bahkan pergerakan tangan Elara sekarang semakin liar, mulai menelusuri setiap bagian dirinya, bahkan pria itu merasakan ada sesuatu yang menyentuh miliknya dari luar. Batasan kain celana yang dia gunakan seolah tidak berguna, karena pergerakan tangan Elara mulai membangunkannya.

Bola mata pria itu membulat besar, dia merasa ada sesuatu yang mencekam, pandangannya turun untuk memastikan dan sesuai dugaannya, kalau Elara bukan hanya mengelusnya, melainkan memberikan sedikit sentuhan yang lebih tegas.

Selang beberapa detik, tubuh atas Elara sudah bersih, menciptakan sebuah pemandangan indah. Dua buah kesayangan Elara begitu nampak, sedikit memberikan godaan dengan Elara yang membusungkan dada dan sentuhan lain di area lainnya membuat pria yang tidak sedang mabuk itu merasa terpancing.

“Malam ini akan terjadi, sesuai permintaanmu, tapi jangan salahkan aku.” Pria itu membenarkan posisinya, dia sekarang sudah benar-benar di atas Elara, tidak sampai menindih yang membuat sesak, dia masih bisa memberikan kebebasan untuk Elara menggeliat.

“Tidak akan ada yang salah di tengah kenikmatan.” Ucapan Elara terasa sebuah ajakan halus yang meningkatkan gairah dalam dirinya, terlebih permainan tangan Elara semakin liat.

Senyuman di bibir pria itu terukir dengan jelas. “Rupanya gadis ini mulai liar dan dia menginginkan bermain denganku, iya?” Tangan kekar miliknya perlahan mengelus wajah Elara, turun mengelus lehernya yang menciptakan suasana tegang yang semakin Elara nikmati, apalagi saat pergerakan tangan pria itu menyentuh bagian dadanya.

“Dunia terlalu memaksaku untuk hidup baik-baik saja, tanpa memberikan kesenangan yang kubutuhkan.”

Beralaian lembut dari masing-masing menjadi awal dari permainan mereka, hingga kesunyian tercipta saat kedua mulut mereka bertaut, saling mengulum dengan lembut dan cukup terasa sedikit minuman yang sudah Elara nikmati dan itu menjadi penambah kenikmatan di tengah cumbuan mereka.

Suasana di dalam kamar terasa semakin memanas dan pria itu cukup menikmati permainan Elara yang sudah berada di bawah pengaruh alkohol yang sudah dia minum dalam jumlah yang banyak, sehingga tidak perlu memerlukan waktu yang banyak, permainan mereka benar-benar dimulai dengan mereka yang secara intens menyatukan keduanya.

*****

Malam yang menyenangkan, sekaligus melelahkan membuat kedua makhluk ciptaan Tuhan itu tertidur dengan begitu nyenyak, apalagi Elara yang merasa kalau dunia benar-benar sedang berpihak kepadanya, dia sampai sekarang masih tertidur pulas di balik selimut.

Waktu terus berlalu, pandangan seorang pria yang duduk di sofa tak jauh dari tempat tidur terus fokus memperhatikan Elara dengan senyuman kecil yang terukir. “Aku tidak menyangka kalau kamu tumbuh dengan cepat dan malam tadi ... aku menemukan sisimu yang lain.” Pikiran pria itu berputar pada kejadian semalam.

“Bagaimana kamu memancingku dengan pergerakan tanganmu yang liar, ternyata menciptakan malam yang panas dan penuh sensasi.” Tawaan kecilnya keluar. “Permainan dari seorang gadis manis di malam tadi ... cukup liar.”

Kepala Elara terasa begitu pusing, dia membuka matanya secara perlahan dan betapa terkejutnya dia saat melihat ada seorang pria berdiri di samping tempat tidurnya. “Heh! Siapa kamu?!” teriak Elara yang refleks bangkit dari posisi tidurnya dan hal itu membuat selimut melorot, hingga sensasi dingin begitu Elara rasakan.

Pandangan Elara dengan seketika turun, dia sangat terkejut melihatnya karena tidak ada sehelai benangpun yang terpasang ditubuhnya, dengan cepat dia kembali menarik selimutnya. “Kenapa aku tidak berbusana? Siapa kamu dan apa yang sudah kamu lakukan padaku semalam?!”

“Tidak ada, hanya ada malam yang sedikit ... penuh kenangan.”

Bola mata Elara membulat penuh amarah. “Arh! Dasar pria kurang ajar!” Tamparan langsung dia layangkan ke arah pria di hadapannya yang membuat dia terkejut.

“Kamu meniduri seorang gadis secara gratis, padahal banyak yang ingin meniduriku dengan bayaran fantastis!” teriak Elara yang kemudian bangkit dengan rasa ngilu yang begitu dia rasakan, bahkan tangannya terasa ingin memegangi miliknya untuk meredakan rasa sakit itu.

Elara mengambil bra dan juga dress yang tak jauh dari jangkauannya. Menarik napas untuk menenangkan semua perasaan yang bercampur aduk.

“Diam di tempat dan jangan mengejar aku! Lupakan apa yang sudah terjadi semalam! Semua itu terjadi karena sebuah kesalahan! Saat aku sedang sadar! Aku tidak akan mau melakukan semua hal itu!” jelas Elara dengan telunjuk yang mengarah tajam ke arah pria di hadapannya, sementara pria di hadapannya tersenyum dengan jelas.

“Sebuah kesalahan yang bagus, sampai kamu menikmatinya hingga mengeluarkan desahan merdu, begitu?”

Elara dengan cepat menggeleng, tatapannya masih penuh amarah. “Tidak! Tidak ada yang menikmati, itu hanya dugaanmu saja! Aku sama sekali tidak menikmati itu semua, kalau pun iya, maka itu bukan aku, melainkan sisi lain dari diriku yang sedang berada di bawah pengaruh alkohol!”

“Oh, kalau begitu saya lebih suka dengan sisi dirimu yang lain.” Pria itu menjawab dengan tenang, apalagi tatapan yang dia berikan terus tertuju pada Elara. “Sisi liar dalam dirimu mulai terlihat,” lanjutnya dengan senyuman yang terukir dengan jelas.

“Jaga mulutmu!” tekan Elara dengan telunjuk yang menunjuk jelas wajah pria di hadapannya. “Aku tidak punya waktu untuk pria bejad sepertimu!” Elara melangkah penuh amarah meninggalkan Ruangan yang semalam dipenuhi oleh suara desahan dengan kenikmatan yang terjadi di antara mereka.

“Bos, dia pergi, apakah kita harus mengejarnya?”

Pria itu menggeleng. “Tidak perlu, biarkan saja. Saya yakin kalau akan ada pertemuan kembali antara saya dan dia.” Tatapan penuh keyakinan telihat dengan jelas. “Nanti akan ada waktu di mana dia yang menyerahkan dirinya.” Senyuman penuh dengan keyakinan tercetak dengan jelas di bibir pria yang sekarang tengah kembali membayangkan adegan panas yang dia lakukan dengan Elara semalam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Liar Milik Sang Penguasa   Tawaran Kerja Sama

    “Memangnya kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan saat ada yang memanggil kamu ke Ruang private?”Dengan penuh kejujuran, Elara menggelengkan kepalanya. “Maaf Tuan, saya tidak tahu, karena saya baru di sini.” Elara menjawab dengan penuh kesopanan, dia sadar kalau dia harus bersikap profesional untuk menghindari masalah nantinya. “Apakah Tuan ingin saya menari di sini untuk Tuan saksikan secara pribadi?”Dominick mengangguk, lalu alunan musik dimulai dan dia begitu memperhatikan setiap gerakan dari Elara, terlihat sedikit malu, hanya saja tidak begitu kaku dengan tubuh indah yang membuatnya cukup merasa terhibur, apalagi saat melihat gerakan Elara yang semakin menyatu dengan musik.Waktu berlalu, hingga kemudian Dominick bangkit dengan tangan yang secara perlahan menyentuh Elara dan itu membuat Elara merasa tidak nyaman, tapi dia masih berusaha menyatu dengan musik dan terus menari dengan indah. “Kita lanjutkan tarian ini di atas tempat tidur.”Sontak bola mata Elara membulat, dia

  • Gadis Liar Milik Sang Penguasa   Menjadi Penari

    “Apakah kamu sudah siap malam ini?” tanya Fia sambil memperhatikan Elara yang berulang kali menghela napas dengan sangat panjang.Terlihat jelas dari tatapannya, kalau Elara tidak bersemangat, lesu penuh dengan keterpaksaan. “Siap tidak siap? Aku bisa apa? Karena aku juga tidak mau kalau harus dipenjara!”“Ya ... sudahlah, jalani saja, setidaknya pekerjaan ini bayarannya menjanjikan, apalagi kalau di penampilan kamu selanjutnya, bahkan bisa saja sekarang juga, jika kamu bisa menarik perhatian penonton dan kamu akan mendapatkan tips yang cukup besar dari mereka.”Hembusan napas Elara keluar dengan kasar, dia mengangguk dengan jelas dan dari ujung Ruangan, seorang wanita dengan lipstick merah menyala dan kipas di tangannya mendekat. “Elara! Siap-siap sekarang, segera ke belakang panggung, pertunjukan akan dimulai 5 menit lagi dan saya tidak ingin ada yang telat dan mengacaukan semuanya!”“Baik Madam,” jawab Elara secara terpaksa.“Jangan lupa, lepas jaket yang kamu gunakan, karena tida

  • Gadis Liar Milik Sang Penguasa   Pertemuan Keluarga Scott

    “Tidak ada cara lain, kita harus menerima perjodohan dari keluarga Scott, kita harus menikahkan Elara dengan Putra Sulung keluarga Scott, karena hanya itu yang bisa menyelamatkan perusahaan kita!” Nada bicara Wandah begitu tinggi, setengah gemetar. Pikirannya kacau memikirkan kondisi perusahaan keluarga yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan besar yang tersisa, sehingga saat perusahaan diambang kehancuran, semuanya panik.Bola mata Elara membulat penuh amarah, tangannya mengepal kuat. “Aku tidak sudi menikah dengan pria cacat! Aku masih pantas mendapatkan pria yang sepadan denganku!”Melinda yang sedari tadi diam mendengarkan Mertuanya berucap, langsung menatap Elara tajam, dia tidak suka terhadap penolakan yang Elara berikan. “Kapan? Kapan waktu itu tiba? Mana yang akan tiba lebih awal, pernikahanmu dengan pria yang bisa menolong hidupmu atau kehancuran dirimu? Kita sudah bangkrut Elara!”Elara tahu bagaimana kondisi perusahaannya, bahkan sejak lama dia sudah tahu kalau perusah

  • Gadis Liar Milik Sang Penguasa   Tawaran Pekerjaan

    “Hei! Jangan main-main denganku! Aku butuh uang yang banyak, semua lowongan kerja yang kau berikan tidak akan menolong hidupku! Aku mungkin bisa bertahan hidup 1 minggu atau 1 bulan ke depan dalam keterpaksaan dengan uang itu, tapi hidupku akan hancur selamanya, bahkan aku tak yakin aku masih bisa bebas dengan semua hutang yang menggunung!”Seorang perempuan bernama Elara Felicya G. bukan membutuhkan uang untuk bertahan hidup, melainkan untuk menyelamatkan hidupnya yang sudah dititik kebangkrutan, perusahaan yang dia pegang, mengalami kehancuran karena kesalahan yang tak sengaja dia lakukan, dia terjebak dalam banyak jebakan.“Aku butuh uang yang banyak, menjanjikan dan bisa menolong kehancuranku Fia!”Hembusan napas keluar dari mulut Fia, pikirannya sudah terasa panas, kepalanya terasa akan pecah mendengarkan masalah sahabatnya. “Aku sudah memberimu banyak uang sebagai bentuk pertolongan untukmu dan aku juga sudah menawarkan pekerjaan yang melebihi gaji satu bulan sebagai karyawan, t

  • Gadis Liar Milik Sang Penguasa   Kasus Penipuan

    “Pak Handoko?” Elara diam sejenak sambil memperhatikan layar handphone-nya, dia memikirkan apakah dia harus menerima panggilan itu atau tidak, sampai kemudian Elara mengukirkan senyumannya karena sebuah hal terlintas di pikirannya dan panggilan langsung dia terima.“Hallo Om?”“Hallo, kamu di mana? Bisa kita bertemu sekarang?”Senyuman Elara melebar dengan pikiran yang semakin fokus pada satu rencana. “Aku di Kantor Om, aku usahakan ke sana ya. Ada apa? Apakah Om rindu?”“Iya, kita ketemu sekarang ya? Saya tunggu di Kantor.”“Iya Om, aku selesaikan dulu urusan aku, nanti aku ke sana.”“Hati-hati.”“Iya Om, aman.” Sambungan telepon terputus dan sekarang raut wajah Elara berubah dengan rasa bahagia yang muncul.“Anak baik, selalu ada saja uang yang datang! Aku akan ke sana, setidaknya aku bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup dan juga bisa membayar gaji beberapa karyawan yang punya pengaruh besar dan relasi besar, agar mereka tidak membawa masalah ini ke jalur hukum! Untuk karyawan

  • Gadis Liar Milik Sang Penguasa   Pertemuan Panas Pertama

    “Kalian sudah melihatnya bukan? Dia ada di sebelah sana, sedang terpuruk, minum sendirian dan ... kalian punya waktu banyak untuk bersama dengannya.”“Jangan lupakan kalau kita sudah membayar, sehingga kita harap kalau kamu tidak memberikan batasan atas apa yang akan kita lakukan padanya!”Senyuman terukir dengan jelas di bibir perempuan bernama Selina, dia mengangguk dengan santai. “Tentu saja, aku tahu bagaimana permainan dalam dunia ini, kalian sudah membayar mahal, kalian bebas melakukan apa saja dengan dia, lagi pula ... aku tidak peduli dengan dirinya yang sudah tidak memiliki apa pun.”Keempat pria itu dengan seketika mengangguk, mereka paham dengan apa yang sudah dibicarakan, hingga akhirnya mereka semua berjalan menjauh dari tempat ini untuk menghampiri Elara yang sekarang sudah berbaur menyatu dengan lagu yang sedang menggema.Tubuh indah perempuan bernama Elara Felicya bergerak menari mengikuti alunan musik dengan kesadaran yang sudah setengah hilang karena pengaruh alkohol

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status