LOGIN“Memangnya kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan saat ada yang memanggil kamu ke Ruang private?”
Dengan penuh kejujuran, Elara menggelengkan kepalanya. “Maaf Tuan, saya tidak tahu, karena saya baru di sini.” Elara menjawab dengan penuh kesopanan, dia sadar kalau dia harus bersikap profesional untuk menghindari masalah nantinya. “Apakah Tuan ingin saya menari di sini untuk Tuan saksikan secara pribadi?”
Dominick mengangguk, lalu alunan musik dimulai dan dia begitu memperhatikan setiap gerakan dari Elara, terlihat sedikit malu, hanya saja tidak begitu kaku dengan tubuh indah yang membuatnya cukup merasa terhibur, apalagi saat melihat gerakan Elara yang semakin menyatu dengan musik.
Waktu berlalu, hingga kemudian Dominick bangkit dengan tangan yang secara perlahan menyentuh Elara dan itu membuat Elara merasa tidak nyaman, tapi dia masih berusaha menyatu dengan musik dan terus menari dengan indah. “Kita lanjutkan tarian ini di atas tempat tidur.”
Sontak bola mata Elara membulat, dia melirik dengan jelas ke samping. “Maksudnya bagaimana? Apakah ingin saya menari di atas tempat tidur?”
“Iya, benar, tapi lebih tepatnya menemani saya dan membuat saya puas.”
Saat itu juga Elara menghentikan kegiatannya, dia menatap Dominick dengan tatapan penuh amarah, lalu dia menggelengkan kepala. “Saya tidak akan melayani orang di sini, karena saya hanya bekerja sebagai penari, bukan sebagai pelacur!” jelasnya penuh dengan penekanan.
Dominick terkekeh pelan, tatapannya terlihat tidak percaya dengan apa yang Elara ucapkan. “Oh ya? Biasanya para penari di sini menerima double job.”
“Tidak! Saya tidak seperti itu!” tolak Elara penuh dengan kesadaran, bahkan dia juga sadar kalau dia tidak berucap sesopan tadi.
“Saya akan membayar kamu, tenang saja dan saya rasa bayaran dari saya bisa membantu keuanganmu yang sedang hancur!”
Elara sempat diam beberapa saat, dia merasa aneh kenapa pria itu bisa tahu tentang keungannya, tapi tidak terlalu lama memikirkan dari mana tahu, dia kembali menggelengkan kepala. “Saya tidak mau melakukan hubungan ranjang bersama dengan pria asing!”
“Apakah seorang pria yang pernah tidur bersama dengan kamu masih termasuk pria asing?”
Pertanyaan itu membuat Elara dengan seketika diam. Beberapa saat Elara kembali memandangi pria di hadapannya, hingga bola mata Elara membulat besar saat dia ingat jelas siapa pria di hadapannya, dia adalah pria yang sudah menemaninya malam itu, sampai dia terbangun tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Pada awal masuk, Elara sudah merasa tidak asing dengan orang yang memanggilnya, tapi dia melupakan pikiran itu begitu saja.
“Ah! Lupakan malam itu!”
Senyuman kecil di bibir Dominick terukir dengan jelas, lalu dia melangkah mendekat ke arah Elara yang membuat Elara secara refleks melangkah mundur. “Lalu, apa yang harus saya ingat kalau malam itu harus dilupakan?”
Ada sebuah rasa bingung di dalam benak Elara untuk memberikan jawaban dari pertanyaan itu, dia diam beberapa saat, mencoba untuk mengamati ekspresi Dominick. “Singkat saja, sekarang apa yang kamu inginkan?”
“Tidak ada yang saya inginkan sekarang, selain kamu yang bermalam dengan saya.”
“Saya tidak mau, karena saya tidak menerina double job tersebut!” tolak Elara yang masih berpegang teguh pada prinsipnya untuk tidak berhubungan dengan siapa pun sebelum menikah, meski sudah pernah berhubungan dengan pria di hadapannya, tapi Elara tidak ingin berhubungan secara sadar.
“100 juta untuk satu malam.”
Mendengar nominal yang disebutkan membuat Elara diam dengan cukup serius, dia memandangi orang di hadapannya dengan penuh pemikiran. Kali ini bukan karena Elara menginginkan uang itu, dia memang butuh uang, tapi ada hal lain yang lebih menguasai otaknya.
“150 juta, asalkan kamu bisa membuat saya puas dan saya akan kasih kamu tips kalau kamu bermain dengan sangat bagus.” Tawaran semakin diberikan, terlihat jelas kalau pria itu sangat tertarik pada Elara dan pendirian Elara semakin goyah, dia sadar tentang kehidupannya yang sedang tidak baik-baik saja.
“Apakah anda punya banyak uang Tuan?” Nada bicara Elara berubah lebih lembut, bahkan Elara secara perlahan mendekat, hingga tangannya menyentuh bahu lebar milik pria di hadapannya. Tatapan yang Elara berikan juga semakin intens dan terlihat mulai menggoda.
“Ya dan saya menginginkan kamu.”
Senyuman yang begitu manis terukir dengan seketika. “Kalau begitu, bagaimana kalau ... kita melakukan sebuah kesepakatan, seperti sebuah kontrak kerja?”
Kening Dominick dengan seketika mengernyit, dia sama sekali tidak menyangka kalau Elara akan memberikan tawaran seperti itu. “Bagaimana bisa penari murahan sepertimu mengajak kerja sama denganku?”
Kalimatnya setengah merendahkan, hanya saja Elara tidak terlalu memikirkan hal tersebut, dia kembali mengukirkan senyumannya. “Bukankah Tuan semula ingin tidur dengan saya?” Elara memberikan jeda sebentar, hingga Dominick mengangguk. “Saya akan melayani Tuan sesuai dengan keinginan Tuan, asal dengan satu syarat.”
“Katakan, apa syaratnya?” Rasa penasaran juga Dominick rasakan, apalagi saat Elara semakin dekat dan menggoda dirinya.
“Pernikahan.”
Dominick mengernyit, tatapannya dipenuhi dengan rasa bingung, sementara Elara semakin tersenyum dengan tangan yang kembali mengelus bahu Dominick, bahkan lebih berani karena jari lentiknya mulai mengelus wajah Dominick.
“Singkat saja, saya sedang bangkrut, punya banyak hutang, kemudian akan dijodohkan, saya ingin kita barter yang saling menguntungkan, bagaimana?”
“Kamu ingin saya melunasi hutang-hutang itu dan menyelamatkan hidupmu?” tebak Dominick dengan penuh percaya diri dan Elara mengangguk penuh kejujuran.
“Tepat sekali, bagaimana? Saya akan melakukan apa pun sesuai dengan kesepakatan yang ada, asalkan Tuan bisa menyelamatkan hidup saya.” Elara menggoda. “Saya bisa melayani Tuan sepenuhnya, asalkan Tuan menikahi saya terlebih dahulu.”
“Oh, kamu ingin status yang resmi?” Tawaan Dominick keluar, dia juga tidak diam saja, dia menarik tangan Elara yang membuat jarak di antara tubuh mereka semakin terhapus. Pandangan Dominick turun memperhatikan dua buah dada milik Elara yang terbentuk dengan jelas.
Tidak membiarkan tubuhnya membeku dengan pikiran yang tidak bekerja, Elara mencoba untuk menyadarkan kembali dirinya dan kembali mengangguk. “Iya, untuk mempermudah hubungan dan pelayanan, jadi Tuan tidak perlu memesan saya, karena saya sudah sepenuhnya milik Tuan.”
“Deal!”
Senyuman penuh dengan kemenangan terukir dengan jelas di bibir Elara, hingga kemudian mereka berjabat tangan dan terasa ada sebuah oksigen yang begitu segar yang Elara hirup, dia merasa akan terbebas dari berbagai tekanan yang membuat kepalanya terasa panas dan akan meledak.
“Tapi layani saya terlebih dahulu, nanti kontrak pernikahan itu akan terjalin!”
Elara membulatkan matanya, tubuhnya menegang, sementara Dominick dengan sangat mengukirkan senyumannya dan di sela-sela bengongnya Elara, dia berhasil mengecup bibir Elara, sebelum pada akhirnya dia kembali menyatukan kedua bibir mereka dan mulai menikmati bibir Elara.
“Kenapa pagiku harus terganggu dengan panggilan ini?” Elara sebenarnya merasa malas saat dia harus menerima panggilan itu, hanya saja dia tahu kalau dia tidak menerima panggilan itu, maka dia akan terus merasa terganggu. “Ada apa?!” tanya Elara dengan nada tidak senang.“Kamu tinggal di mana? Kita sudah mencoba mencari tadi di mana kediaman Tuan Dominick, tapi kita masih kebingungan ke mana dia membawa kamu.”“Ada apa menanyakan tempat tinggalku? Aku di sini tinggal dengan tenang dan nyaman.”“Bukan itu, terserah saja kalau kamu tinggal tidak nyaman juga, intinya kita ingin bertemu dengan kamu. Jadi, katakan di mana kamu tinggal sekarang, agar kita bisa segera ke sana.”Kalimat yang baru saja Elara dengar dari Melinda membuatnya berpikir penuh dengan keseriusan. Kalau aku memberi tahu mereka di mana tempat tinggal aku, maka mereka bisa dengan suka hati datang ke sini dan mengganggu ketenangan aku? Lebih baik aku mengajak mereka bertemu, agar aku masih punya Rumah untuk tempat aku beri
“Jam segini dia belum pulang, emangnya dia semalaman ngerjain apaan sih?” Elara terus melangkahkan kaki ke Ruang tengah Rumah milik Dominick dan dia belum menemukan keberadaan pria yang dia cari.“Selamat pagi Nona, ada yang bisa saya bantu?”Mendengar kalimat itu membuat Elara mengalihkan pandangannya, dia memperhatikan seorang pelayan yang ada di hadapannya. “Emh ... dia ke mana? Apakah dia sudah pulang?”“Dia? Dia siapa yang Nona maksud? Apakah Tuan Dominick?”“Iya, ke mana dia? Apa dia belum pulang?”“Belum Nona, saya belum melihat Tuan pulang.”Mendengar kalimat itu membuat Elara menarik napas dengan sangat dalam, lalu menghembuskan dengan kasar, dia juga bahkan bersandar lelah di sofa.“Ada yang Nona inginkan, mungkin segelas teh hangat atau lainnya?”Elara diam sejenak. “Buatkan apa pun, tapi jangan yang tawar. Aku ingin minum sesuatu yang menenangkan sekarang.”“Baik Nona, apakah ada request lainnya, seperti manis, asam, atau ingin ditemani cemilan lainnya?”“Terserah, apa saj
Pandangan Elara terus dia edarkan memperhatikan sekeliling, langkah kakinya terus mengikuti ke mana Dominick melangkah. Seharusnya aku tidak heran dengan seberapa megahnya Rumah ini, karena dia berani mengiyakan persyaratan yang aku berikan untuk melunasi hutang yang tidak sedikit, tapi tetap saja ... Rumah ini ... sangat luar biasa!Dominick melirik ke arah di mana Elara berada, dia tersenyum kecil kala melihat wajah cantik dari seorang perempuan yang secara status adalah Istrinya, sampai kemudian dia masuk ke sebuah kamar yang sudah dibukakann oleh pelayan yang berada di depan kamar.“Kamu bisa istirahat di sini,” ucap Dominick yang memecah keheningan di antara dirinya dan Elara.“Hem, ini kamar aku?”“Kamar kita,” sahut Dominick dengan senyuman kecilnya, bahkan senyuman itu terlihat nakal.*****Waktu berlalu dengan sendirinya, Elara tidak banyak melakukan kegiatan, dia diam di atas tempat tidur dengan pikiran yang terus berputar. “Emh ... aku boleh minta sesuatu tidak?” Elara mena
“Maaf, pernikahan antara Julio Scott dengan Elara Felicya tidak bisa dilanjutkan.”Mendengar hal tersebut membuat mereka membelalakan mata, mereka merasa terkejut dengan ini. “Lho kenapa tidak bisa dilanjutkan? Ini sudah mendekati waktu, hanya tersisa 1 jam lagi, kenapa tidak bisa dilanjutkan? Apakah ada berkas yang kurang? Jika iya, kita bisa melengkapinya dengan segera dan pernikahan harus tetap dilaksanakan!”“Tidak bisa Bu, karena kami tidak akan mungkin menikahkan seorang seorang laki-laki bersama dengan seorang perempuan yang berstatus sebagai istri sah dari orang lain.”“Apa? Istri sah?!”Semua yang ada di Ruangan begitu terkejut, pihak keluarga Elara dan juga keluarga Julio sama sekali tidak tahu kalau Elara sekarang berstatus sebagai Istri dari orang lain.“Gak mungkin Pak, anak saya belum menikah dengan siapa pun, sehingga tidak mungkin Elara berstatus sebagai Istri orang lain. Elara baru akan melangsungkan pernikahannya dengan Julio sekarang.” Melinda mencoba untuk menjelas
“Memangnya kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan saat ada yang memanggil kamu ke Ruang private?”Dengan penuh kejujuran, Elara menggelengkan kepalanya. “Maaf Tuan, saya tidak tahu, karena saya baru di sini.” Elara menjawab dengan penuh kesopanan, dia sadar kalau dia harus bersikap profesional untuk menghindari masalah nantinya. “Apakah Tuan ingin saya menari di sini untuk Tuan saksikan secara pribadi?”Dominick mengangguk, lalu alunan musik dimulai dan dia begitu memperhatikan setiap gerakan dari Elara, terlihat sedikit malu, hanya saja tidak begitu kaku dengan tubuh indah yang membuatnya cukup merasa terhibur, apalagi saat melihat gerakan Elara yang semakin menyatu dengan musik.Waktu berlalu, hingga kemudian Dominick bangkit dengan tangan yang secara perlahan menyentuh Elara dan itu membuat Elara merasa tidak nyaman, tapi dia masih berusaha menyatu dengan musik dan terus menari dengan indah. “Kita lanjutkan tarian ini di atas tempat tidur.”Sontak bola mata Elara membulat, dia
“Apakah kamu sudah siap malam ini?” tanya Fia sambil memperhatikan Elara yang berulang kali menghela napas dengan sangat panjang.Terlihat jelas dari tatapannya, kalau Elara tidak bersemangat, lesu penuh dengan keterpaksaan. “Siap tidak siap? Aku bisa apa? Karena aku juga tidak mau kalau harus dipenjara!”“Ya ... sudahlah, jalani saja, setidaknya pekerjaan ini bayarannya menjanjikan, apalagi kalau di penampilan kamu selanjutnya, bahkan bisa saja sekarang juga, jika kamu bisa menarik perhatian penonton dan kamu akan mendapatkan tips yang cukup besar dari mereka.”Hembusan napas Elara keluar dengan kasar, dia mengangguk dengan jelas dan dari ujung Ruangan, seorang wanita dengan lipstick merah menyala dan kipas di tangannya mendekat. “Elara! Siap-siap sekarang, segera ke belakang panggung, pertunjukan akan dimulai 5 menit lagi dan saya tidak ingin ada yang telat dan mengacaukan semuanya!”“Baik Madam,” jawab Elara secara terpaksa.“Jangan lupa, lepas jaket yang kamu gunakan, karena tida







