Share

Jangan Pisahkan Aku!

Author: Ivander Kaz
last update Last Updated: 2025-07-16 13:42:02

Rumah yang disebut Leon sebenarnya sebuah Mansion besar bagi Arabella dan bayinya. Gerbang tinggi terbuka lebar menyambut tuan rumah dan tamu. Dalam perjalanan Lawrence telah memberitahu lebih dulu kedatangan mereka setelah berbulan-bulan pergi berbisnis keluar negeri kini kembali sekaligus membawa kejutan menghebohkan.

Masih terngiang pengakuan sang boss di luar rumah sakit tadi bahwa Arabella dan bayi yang baru dilahirkan sebagai istri dan anaknya. Berita panas tersebut sudah pasti terdengar di seluruh jagat raya termasuk seisi penghuni mansion yang berada di Milan Utara.

"Kita berada dimana sekarang, bukankah sudah dibilang biarkan kami pulang sendiri?" tuding Arabella tak lagi ingin terlibat lebih jauh dengan bajingan terkenal mengusik kehidupan pribadi. Leon tak menjawab sama sekali membiarkan semakin ketakutan menghadirkan mereka ke lingkungan keluarganya.

Mobil dikendarai Lawrence berhenti tepat di depan pilar putih. Sekilas lalu dari depan pintu gerbang, Arabella sudah terhenyak melihat banyak pengawal dan pelayan berdiri menyambut mereka. "Selamat datang, Tuan Leonardo," sapa Lorenzo, kepala pelayan dan rumah tangga. Ia dan penghuni lainnya sungguh terkejut sesaat melihat seorang wanita muda menggendong bayi bersama majikan mereka berjalan beriringan masuk ke dalam mansion.

"Lorenzo, apa sudah siapkan semuanya?" tanyanya sambil melirik tajam Arabella sedang mengamati kagum seisi mansion. Wanita asing berada di tempat asing sedang menggendong bayi erat-erat seolah khawatir dirampas olehnya. Terdengar jawaban kepala pelayan membuyarkan pikiran sang tuan rumah, "Sebentar lagi semua siap seperti yang anda inginkan, Tuan Muda."

Namun Leon tak mau menunggu lama setelah kejadian tak menyenangkan di luar rumah sakit, memanggil seorang pelayan wanita dikenal baik selama ini, "Anna, urus bayi ini, sementara ibunya beristirahat di kamar milik-ku!" Lalu meminta Arabella menyerahkan putranya.

Sontak saja wanita asing itu menolak, "Tidak, aku tak akan biarkan siapapun menyentuh putraku, tidak juga kau!" Langsung berbalik meninggalkan mansion yang tak bersahabat baginya, apalagi pemiliknya.

"Tunggu!" Leon menarik lengan menahan untuk tidak pergi. "Apa kau belum tahu yang terjadi di luar sana, bila para wartawan brengsek terus mengintai kita sepulang dari rumah sakit, huh?" Jelas wanita bodoh itu tidak tahu resiko besar mengejar mereka setelah mengeluarkan pernyataan bombastis di depan media.

"Itu semua gara-gara kau, kenapa juga bilang ke wartawan bahwa aku istri dan bayi ini anakmu?" Arabella balik menyerang hebat di depan seluruh penghuni mansion, "Semua masalah bermula darimu, Tuan, bukan aku!"

Pengawal Lawrence, kepala pelayan Lorenzo dan Anna terdiam kaku mendengarkan pembelaan wanita asing yang dibawa majikan mereka. Betapa berani dia menentang Tuan Muda, mempermalukan atas tindakan tak disengaja menutupi rahasia seorang ibu muda dan bayinya. Secara berangsur mereka segera mundur teratur meninggalkan medan pertempuran.

"Anna!" Tiba-tiba saja perintah keras tuan rumah tidak bisa lagi dibantah mengambil paksa bayi yang sedang digendong Arabella, kemudian menyodorkan padanya. "Urus sebaik-baiknya, bila sudah saat menyusui bawa dia ke kamar ibunya!"

"Oh, tidak, jangan!" tukas Arabella marah. "Jangan kau pisahkan aku dari anakku!" Namun, bajingan itu malah merengkuhnya membopong ke kamar utama di lantai atas. "Kita harus beristirahat dulu, nanti kita teruskan pertengkaran ini setelah energimu kembali!" balas Leon tak mau kalah.

Hari pelik bagi mereka berdua. Kejadian sepulang dari rumah sakit setelah wanita asing melahirkan membuat lelah dan tak mampu berpikir jernih lagi. Terdengar lirih tangis sesegukan sesaat membaringkan ke ranjang, lalu diselimuti dan menunggu sejenak sampai akhirnya tertidur tenang.

--------------

Di ruang kerja, Anthony sabar menanti kedatangan tuan rumah. Sesekali meneguk minuman tersaji di meja bar, dan dari mulutnya mengepulkan asap putih keluar jendela. Dinding putih terpampang sebuah lukisan besar Tuan Besar Dario Constanzo, ayah Leonardo yang wafat beberapa tahun lalu. Diangkat gelas menyulang menghormati mendiang sang majikan.

Tak lama Leon tiba berwajah kusut. "Sorry, aku ketiduran tadi di sofa, apa kau menunggu lama di sini?"

Pengawal senior menyambut putra Dario sambil tertawa, "Tidak juga, karena ada hiburan menarik di bawah tangga tadi yang membuatku bertahan untuk bertanya, mengapa kau nekat membawa wanita muda dan anaknya ke mansion ini?" Pertunjukan paling memukau setelah sekian tahun tak ada yang mampu melawan kekuasaan putra mahkota, membentaknya begitu keras dan mempermalukan dihadapan seisi penghuni mansion.

"Brengsek kau!" sahut Leon kesal sambil menuangkan botol ke gelas miliknya.

Klik! Anthony menyalakan televisi layar lebar di depan mereka. Berita menghebohkan di luar rumah sakit terus disiarkan. Berita panas, sang pengusaha tampan dan kaya raya yang sering berganti pasangan diperebutkan banyak wanita, ternyata kini telah memiliki anak dan istri. Tidak ada menduga sama sekali bila putra Dario Constanzo berani mengambil langkah besar dalam hidupnya.

"Siapa sebenarnya wanita muda itu?" sidiknya penasaran.

"Aku tidak tahu!" Leon lebih kesal ditanya hal yang sama sekali tidak diketahui.

Pengawal keluarga Constanzo langsung menghampiri dan menuding ke wajahnya, "Lalu bagaimana bisa kau sebut wanita itu istrimu, dan bayinya anakmu, jika kau tak tahu siapa dia?" Dari dulu sifatnya memang tidak bisa diduga berbuat seenaknya dan tak bertanggung jawab segala masalah sepeninggal Tuan Besar tiada.

Leon mematikan televisi, dan melempar remote ke dinding hingga pecah tak beraturan. "Aku sungguh tidak tahu siapa wanita itu, identitasnya sama sekali tidak jelas! Yang membuatku heran, tidak ada riwayat keluarga tercatat, atau kriminal di kepolisian, lalu Arabella itu putri siapa, huh?"

Bingung pada diri sendiri; meneguk habis minuman menuangkan isinya sekali lagi. Mabuk salah satu jalan keluar dari masalah sebelum menghadapi wanita galak seperti singa yang sedang tidur di kamarnya.

"Arabella, singa yang cantik!" guman Anthony pelan.

Nama yang sering dipakai para wanita di seluruh dunia. "Seharusnya dia memiliki nama keluarga di belakang, kecuali seorang anak yatim piatu dan tidak memiliki kerabat." Hanya itu dapat disimpulkan sebelum meminta penjelasan lebih lanjut ke wanita itu sendiri.

Namun Leon terlanjur mengangkat bahu, "Jangan coba-coba desak aku lagi membangunkan Bella cuma untuk menanyakan asal usulnya, dia sudah lelah setelah melahirkan dan bertengkar denganku gegara ingin menyelamatkan dari amukan wartawan."

"Dimana kau bertemu Arabella sebelumnya?" Ia terus menanyakan setiap detil kejadian di antara Leon dan wanita asing itu. "Apakah dia hamil karena perbuatan dirimu; menjebak demi harta kekayaan Dario Constanzo setelah tahu siapa kau sebenarnya?"

Sayang sekali, Leon kembali menggeleng belum tahu motifnya selama empat hari bersama di rumah sakit, "Kami bertemu tanpa sengaja di pusat perbelanjaan, wanita itu sedang mencari susu ibu hamil, dan aku cuma membantu mengambilkan karena rak terlalu tinggi tak bisa dijangkau olehnya. Lalu mendadak dia melahirkan di rumah sakit dengan aku ditunjuk dokter sebagai suaminya."

Anthony menyimak cerita menarik darinya; menduga wanita itu mungkin tahu siapa sebenarnya Leonardo Dario Constanzo ternyata pewaris harta terbesar dan pengusaha kaya raya. "Apa kalian pernah berhubungan belakangan ini, atau mungkin sebelum akhirnya kau tahu dia mengandung anakmu?"

Mengorek keterangan putra mahkota namun lagi lagi jawabannya buntu. Anak muda itu terus menggeleng tak tahu sampai ia akhirnya menyerah. "Entah bagaimana lagi bisa membantu, jika kau sendiri tak mengingat apapun!" Kemudian beranjak dari sofa meninggalkan ruang kerja.

"Zio, apa kau tega meninggalkan putra Dario Constanzo sendiran lagi?" tuduh Leon di belakang punggung pengawal ayahnya. "Semua juga gara-gara kau melarikan diri setelah papa terbunuh, tidak mau bertanggung jawab atas masalah sesudahnya termasuk mengurus bisnis-ku!"

Pernyataan yang menyakitkan keluar dari mulut orang yang sangat percaya pria paruh baya itu memang tak bersalah tapi sedang ketakutan terhadap sesuatu membuat lari dari kenyataan. Anthony mencengkram leher Leon, "Apa kau bilang tadi, aku pria tidak bertanggung jawab atas kematian Dario Constanzo?"

Matanya tajam menatap putra mahkota masih menantang sampai akhirnya kalah menunduk sejenak, lalu ia melepaskan cengkraman kembali duduk di kursi. "Pembunuh ayahmu bukan orang sembarangan, kasusnya ditutup sejak Dario dimakamkan; aku pergi karena tak ingin kau terluka ketika tak mampu menyelamatkan pewaris berikutnya."

Leon tersadar pengakuan Anthony cukup mengejutkan. Pria paruh baya itu sudah dianggap ayah pengganti baginya, dengan beralasan pensiun dini membangun karir di tempat lain padahal sesungguhnya  diasangat mengkhawatirkan sang pewaris.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Starla July
Benar-benar misterius Arabella ini tetiba hamil kemudian melahirkan ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Setahun Lalu

    Di sebuah villa mewah megah, Rudolf sedang memberi pengarahan ke seluruh karyawan mengenai jamuan makan malam menyambut tamu pemilik villa. "Tugas kalian seperti biasa sebelumnya, jangan sampai ada kekacauan yang terjadi nanti!" Tangan Arabella berpautan gelisah memikirkan bayi Matteo ditemani pengasuh di rumah. Hari pertama yang berat memulai pekerjaan paruh waktu. Selesai jamuan makan, merapikan ruangan dan pulang. "Ayo Bella, jangan diam berdiri di situ saja, sebentar lagi tamu Tuan Duncan tiba!" seru Rudolf mengatur anak buahnya menuju dapur bersiap menyajikan makanan. Tak lama satu persatu tamu undangan tiba memasuki ruangan, senda gurau sebentar dengan tuan rumah sampai akhirnya para pelayan menyajikan makanan pembuka hingga penutup. Pesta jamuan makan berlangsung hanya beberapa jam, selebihnya hanya tinggal beberapa tamu masih menikmati minuman dan percakapan penting. Ia pun bersiap pulang bersama teman kerja, hatinya terasa tak karuan jika harus meninggalkan Matteo sen

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Mencari Jejak Arabella

    Musim dingin yang kejam kini lebih hangat dengan kehadirannya. "Aihhh, betapa tampan dirimu, sayang," puji Celine tiada habis menggendong bayi sahabatnya. "Ayahmu pasti juga sama rupawan seperti dirimu!" Ia menikmati waktu sebelum bekerja lagi di shift malam. "Sudahlah, letakkan Matteo di ranjang, berdandanlah dari sekarang dan segera berangkat," tegur Arabella ke sahabat karib terus memanjakan putranya. "Oh ya, jangan lupa tanyakan ke Rudolf, bila membutuhkan karyawan baru!" Celine menggeleng, "Anakmu baru berusia tiga bulan, kenapa harus ditinggalkan lagi?" protesnya keras. "Dia masih butuh asimu, Bella!" Namun ia malah bersikeras ingin tetap bekerja. "Kami perlu makan dan sewa tempat tinggal, tabungan sudah habis begitu juga uangmu aku pinjam gara-gara harus membantu melarikan diri dari Milan," sahutnya tak mau kalah. "Oh, Bella." Dipeluk gadis sebaya dengannya yang terus mengalami kesusahan belakangan ini. Hamil tanpa suami, diburu oleh ayahnya bayi. "Mengapa tak bilang k

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Bab 13. Kehamilan Esperanza

    "Dokter yakin hasil tes DNA ini benar-benar menunjukkan aku-lah ayah dari Matteo?" seru Leonardo tak percaya berharap dugaannya salah. "Perlukah untuk mengambil sampel ulang agar bisa dianalisa kembali?" Ia merasa bimbang data laporan diberikan tertera 99 persen akurat dan tepat, bayi itu darah dagingnya keturunan Dario Constanzo. Sang dokter memaklumi sikap penolakan klien. "Tidak menjadi masalah bagi rumah sakit menguji ulang lagi, asalkan Tuan dan bayinya hadir dalam pengambilan sampel," ujarnya bijaksana demi kebenaran diinginkan kedua pihak. "Hasilnya keluar dua minggu lebih cepat dengan proses yang hati-hati di laboratorium kami." "Terima kasih!" Leonardo langsung keluar ruang periksa setelah konsultasi selesai. Di selasar, Anthony bergegas menemuinya menanyakan hasilnya. "Kau sakit apa, dan bagaimana hasilnya setelah bertemu dokter?" cecarnya khawatir. Tuan Muda malah menyerahkan secarik kertas analisa dari laboratorium. "Hei, ini tentang apa?" tunjuknya bingung tak me

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Bab 12. Hasil Test DNA

    Dua minggu berlalu. Leon tidak pernah menghubungi atau menanyakan keadaan Arabella. Perjalanan bisnis berlanjut dari Napoli ke kota lain. Situasi yang tegang di antara mereka kian membuat jarak semakin jauh. Hanya sedikit waktu Tuan Muda menyempatkan bicara lewat panggilan video-nya untuk Matteo. Pelayan Anna senang menunjukkan bayi lucu sering tertawa ketika mengobrol dengan tuannya begitu akrab seperti ayah dan anak. Dari jauh Arabella menatapnya pedih. Kebahagiaan Matteo jika memiliki ayah yang peduli, tapi rasa takut bila tidak menerima ibunya telah menyembunyikan kehamilan selama ini. Dia tak mau menjebak Leonardo, bahkan ingin merawat bayinya sendirian. Hatinya kini menuntut sebuah pelarian lagi. "Aku harus secepatnya keluar dari sini selagi dia belum kembali ke mansion, jangan sampai terlambat lagi!" pikirnya berulangkali. Pengawal dan pelayan bersikap baik menghormati seakan dia nyonya rumah dengan memenuhi segala keperluan sesuai perintah tuannya. Seharusnya tiada al

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Kalung Liontin Oval

    Pukul dua dini hari. Botol minuman dituang kembali ke gelas. Meneguknya tandas mengisi berulangkali menghilangkan rasa kesal. Ulah wanita sialan yang menampar begitu membekas lalu berlari di saat bayinya menangis kelaparan. Alasan terbaik menyingkir sebelum bisa membalas lebih kejam atas perbuatannya. Leon menarik laci mencari botol minuman berharga mahal yang sering menemani kesendirian. Tangannya tak sengaja meraih sesuatu yang unik; sebuah kalung dengan liontin oval. Sudah lama ia menyimpan tanpa tahu siapa pemiliknya. "Bukan ini yang kucari!" Dilempar di atas meja begitu saja, lalu mengambil botol, dan meneguk tanpa gelasnya lagi. Sebatang rokok di tangan membimbing lamunannya ke dunia khayalan; membayangkan Arabella lembut mengajak bercinta semalaman. "Oh, kau memang wanita begitu istimewa," gumannya tak berdaya. Baru kali ini merasakan seorang wanita mampu menjerat hatinya dengan cara berbeda. Bukan tampilan cantik berwajah palsu seperti bekas tunangan. Ya, Esperanza b

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Nasib Bayi Matteo

    Di selasar rumah sakit, Arabella terkejut kedatangan pria itu tepat waktu ketika mereka baru saja dipanggil dokter Eric ke ruang periksa. Beberapa menit kemudian Matteo dicek demamnya mulai menurun, dan thermometer menunjukkan sebuah angka normal. Dosis obat yang diberikan sesuai dengan umur bayi itu sejak dilahirkan. "Tuan dan Nyonya Leonardo Dario Constanzo, kondisi putra kalian baik-baik saja, mohon perhatikan asupan asi termasuk pola makan ibunya juga mempengaruhi," ucap dokter setelah pemeriksaan menyeluruh. Panggilan nyonya diabaikan Arabella sejenak. Ia lebih antusias keadaan Matteo menanyakan banyak hal soal kebutuhan makan dan minumnya, "Mengapa bayiku terus menyusui dalam sehari 7-8 kali di minggu-minggu awal kelahirannya?"Ia kelelahan bangun setiap malam, namun tugasnya menjadi seorang Ibu memaksanya terus bertanggung jawab demi bayinya. "Itu hal yang normal, Nyonya," jawab Dokter Eric tenang. "Bagi ibu menyusui bayi laki-laki memang butuh asi lebih banyak di bulan per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status