Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 160: Memaafkan Diri Sendiri

Share

Bab 160: Memaafkan Diri Sendiri

last update Last Updated: 2025-05-28 23:49:02

Hari Ketiga Puluh Tiga: Memaafkan Diri Sendiri

Pagi ini Anya bangun lebih awal dari biasanya. Di cermin, ia menatap wajahnya sendiri. Mata itu terlihat lebih tenang dibanding sebulan lalu, tetapi masih menyimpan luka yang dalam. Hari ini tema kelas adalah “Memaafkan Diri Sendiri: Melihat Duka Sebagai Bagian dari Pertumbuhan.”

07.30 – Jalan Hening: Perjalanan Menuju Dalam Diri

Semua peserta diajak berjalan perlahan di sekitar taman hening, tanpa berbicara, hanya mendengarkan suara langkah kaki dan alam. Instruktur meminta setiap orang membawa satu pertanyaan dalam hatinya.

Pertanyaan yang muncul dalam benak Anya adalah:

“Apakah aku sudah cukup baik untuk Rio?”

Di tengah perjalanan, ia berhenti sejenak di bawah pohon flamboyan yang sedang gugur bunganya. Kelopak merah itu jatuh satu per satu—indah namun rapuh. Anya teringat kenangan masa-masa terakhir Rio: ciuman terakhir, permintaan terakhir, dan tatapan terakhirnya di ICU.

Air mata turun pelan-pelan.

09.00 – Sesi Terapi: Bayangan Diri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 162: Hari Ketiga Puluh Delapan

    Berdamai dengan Diri Sendiri, Memaafkan yang Tidak Pernah Meminta Maaf.Pagi itu langit Banten cerah, angin sejuk menerpa wajah para peserta yang berkumpul di aula terbuka, dikelilingi taman kecil yang harum bunga kamboja. Hari ke-37 ini fokus pada proses yang dalam namun penting: pengampunan, terutama memaafkan orang yang tidak pernah meminta maaf, termasuk… diri sendiri.07.00 – Meditasi Pagi: “Memaafkan Tanpa Syarat”Dipandu oleh Ibu Ratna Ayu, seorang terapis transpersonal dan penyintas kehilangan anak, sesi meditasi hari ini mengajak peserta melepas beban lama dari luka batin.“Memaafkan bukan berarti melupakan atau membenarkan. Tapi memberi ruang bagi jiwa untuk sembuh, agar tidak dikendalikan oleh dendam yang diam.”Anya meresapi setiap instruksi perlahan. Ia membayangkan semua luka yang tidak bisa ia jelaskan—dari Rio yang pergi tiba-tiba, dari teman yang menjauh saat ia bersedih, dari dirinya sendiri yang merasa ‘gagal’ menyelamatkan.Ia meneteskan air mata saat membisikkan k

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 161: Hari Ketiga Puluh Enam

    Mengurai Rasa Bersalah, Memaafkan Diri Sendiri.Pagi itu awan menggantung rendah, dan udara di sekitar tempat retret begitu sejuk dan hening, seolah semesta ikut mengatur napas bersama para peserta. Hari ini adalah salah satu hari yang paling emosional dan mendalam dalam program 100 hari tersebut. Tema besar yang diangkat adalah:“Mengurai Rasa Bersalah: Langkah Awal Memaafkan Diri dan Melangkah ke Depan.”07.00 – Jalan Sunyi: Silent Walking MeditationPeserta diajak untuk melakukan meditasi jalan dalam keheningan, menyusuri jalur setapak menuju kebun bambu. Setiap langkah diiringi dengan napas perlahan dan penuh kesadaran. Di sepanjang jalan, terdapat papan-papan kecil bertuliskan refleksi:“Maafkan dirimu karena tidak bisa menyelamatkannya.”“Kamu telah melakukan yang terbaik dengan cinta yang kamu punya.”“Tidak ada yang benar-benar pergi jika kamu masih mengingatnya dengan kasih.”Anya berjalan dengan pelan, mengenang malam terakhir Rio masuk ICU, detik-detik saat dokter keluar da

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 160: Memaafkan Diri Sendiri

    Hari Ketiga Puluh Tiga: Memaafkan Diri SendiriPagi ini Anya bangun lebih awal dari biasanya. Di cermin, ia menatap wajahnya sendiri. Mata itu terlihat lebih tenang dibanding sebulan lalu, tetapi masih menyimpan luka yang dalam. Hari ini tema kelas adalah “Memaafkan Diri Sendiri: Melihat Duka Sebagai Bagian dari Pertumbuhan.”07.30 – Jalan Hening: Perjalanan Menuju Dalam DiriSemua peserta diajak berjalan perlahan di sekitar taman hening, tanpa berbicara, hanya mendengarkan suara langkah kaki dan alam. Instruktur meminta setiap orang membawa satu pertanyaan dalam hatinya.Pertanyaan yang muncul dalam benak Anya adalah:“Apakah aku sudah cukup baik untuk Rio?”Di tengah perjalanan, ia berhenti sejenak di bawah pohon flamboyan yang sedang gugur bunganya. Kelopak merah itu jatuh satu per satu—indah namun rapuh. Anya teringat kenangan masa-masa terakhir Rio: ciuman terakhir, permintaan terakhir, dan tatapan terakhirnya di ICU.Air mata turun pelan-pelan.09.00 – Sesi Terapi: Bayangan Diri

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 159: Memulihkan Relasi dengan Keluarga

    Hari Ketiga Puluh Satu: Mengenal Ulang Diri Sendiri.Matahari pagi menyelinap dari sela-sela jendela kamar Anya. Ini hari ke-31 dari program 100 hari pemulihan. Setelah kemarin membebaskan rasa bersalah, hari ini difokuskan pada “penemuan kembali identitas diri setelah kehilangan.”Anya duduk di tepi ranjang sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Dulu ia adalah istri Rio. Tapi siapa dirinya sekarang? Pertanyaan itu menjadi pembuka hari ini.08.30 – Sesi Psikodrama: “Siapa Aku Tanpa Dia?”Di aula utama, para peserta diajak melakukan simulasi psikodrama. Mereka diminta duduk berhadapan dengan kursi kosong, seolah sedang bicara dengan orang terkasih yang telah pergi. Kemudian diminta menjawab pertanyaan:Siapa aku sebelum mengenal dia?Siapa aku saat bersamanya?Siapa aku sekarang, tanpanya?Anya perlahan berkata sambil menatap kursi kosong:“Aku dulu perempuan mandiri yang punya dunia sendiri.Bersamamu, aku menjadi istri yang belajar mencintai dan bertumbuh.Sekarang... aku adalah

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 158: Hari Kedua Puluh Sembilan

    Menemukan Diri yang Baru. Hari Kedua Puluh Sembilan.Pagi itu langit Banten cerah, namun angin semilir membawa hawa hening. Di hari kedua puluh sembilan ini, tema kegiatan adalah: “Mengenali Identitas Baru Setelah Kehilangan.” Para peserta perlahan mulai menyadari bahwa hidup mereka tak lagi sama, dan sekarang waktunya untuk menemukan siapa diri mereka tanpa sosok yang telah tiada.07.30 – Meditasi Diam di Taman TerapiPeserta diarahkan duduk di taman kecil yang dikelilingi pohon kamboja dan suara gemericik air. Dengan posisi lotus, mereka berlatih meditasi hening selama 30 menit. Tidak ada bimbingan suara, hanya napas dan kesadaran.Anya duduk bersila. Awalnya pikirannya melayang: tentang Rio, tentang Reza, tentang dirinya. Tapi perlahan, hanya suara napasnya yang terdengar jelas. Untuk pertama kalinya, ia tidak merasa kehilangan—ia hanya merasa hadir.---09.00 – Sesi Psikodrama: “Siapa Aku Tanpamu?”Dipandu oleh Ibu Meta, seorang psikodrama trainer, peserta diminta membayangkan mer

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 157: Rekonsiliasi dengan Masa Lalu

    Hari Kedua Puluh Tujuh: Menciptakan Makna dari KehilanganPagi itu, aula pelatihan diterangi cahaya matahari yang hangat, seperti menyambut semangat baru dari peserta yang perlahan mulai bertransformasi. Hari kedua puluh tujuh mengangkat tema: "Meaning Making – Menemukan Makna dari Kehilangan."08.00 – Sesi Inspirasi oleh Prof. Surya Darma: “Duka yang Menjadi Jalan Pencerahan”Prof. Surya, seorang psikolog transpersonal, membuka sesi dengan mengajak peserta melihat kehilangan bukan sebagai akhir, melainkan sebagai transisi jiwa.“Orang yang kamu cintai tidak benar-benar pergi. Mereka hanya berpindah bentuk menjadi pelajaran, menjadi bagian dari perjalanan batinmu.”Anya duduk terpaku. Kata-kata itu seperti membalut luka dalam hatinya yang selama ini terus berdarah. Ia mencatat satu kalimat dari Prof. Surya:“Kehilangan yang tidak diberi makna akan berubah menjadi beban.”09.30 – Latihan Visualisasi: Bertemu dengan Sosok yang Telah PergiPeserta diajak dalam meditasi visualisasi mendal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status