Home / Rumah Tangga / Gairah di Balik Tirai Kehidupan / Bab 51: Gairah yang Tersembunyi

Share

Bab 51: Gairah yang Tersembunyi

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-02-14 23:30:50

Adrian duduk di pinggir jendela, menatap langit yang perlahan memudar menjadi biru keabu-abuan. Hembusan angin malam menyapu rambutnya yang tergerai panjang, namun pikirannya jauh lebih berat daripada angin itu. Setiap detik yang berlalu semakin memperjelas satu hal: dia tidak bisa terus bersembunyi dari perasaannya sendiri. Ia tak bisa terus bertahan dalam kebingungan dan keraguan. Perasaan yang selama ini dipendam, yang selalu ia coba ingkari, kini meresap dalam setiap napasnya. Ia tahu, malam ini adalah malam yang tak bisa ditunda lagi.

Alena, wanita yang telah menorehkan begitu banyak luka dan cinta di hatinya, sedang berada di ruang sebelah, sibuk dengan pekerjaannya. Suara ketukan penanya di atas kertas tidak mampu menghapus perasaan yang menguasai diri Adrian. Cinta. Cinta yang tumbuh diam-diam, namun kini telah meruntuhkan benteng pertahanannya. Tapi apakah ia siap menghadapinya? Dan apakah Alena, dengan segala keteguhannya, akan menerima perasaan itu?

Malam te

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 246

    Sophia berjalan masuk ke kantor dengan langkah ringan, seolah hari ini adalah hari biasa. Ia menyapa beberapa rekan kerja dengan senyum ramah, berbeda 180 derajat dengan suasana tegang yang menyelimuti seluruh gedung Hartono Digital Solutions."Pagi, Soph," sapa Rina, rekan satu divisinya, dengan wajah cemas. "Kau sudah dengar berita tentang Pak Adrian?""Berita apa?" tanya Sophia dengan ekspresi polos yang dipraktikkan di depan cermin semalam. "Aku tidak sempat baca berita pagi ini.""Ada skandal besar! Pak Adrian ketahuan punya hubungan dengan wanita bersuami. Fotonya sudah tersebar di mana-mana."Sophia membuka mulutnya dengan ekspresi terkejut yang dibuat-buat. "Serius? Dengan siapa?""Belum tahu identitasnya, tapi katanya wanita itu sering datang ke kantor. Mungkin karyawan sini.""Astaga," Sophia menggeleng dengan dramatis. "Padahal aku selalu menganggap Pak Adrian sebagai profesional yang bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan."Sementara percakapan itu berlangsung, Sophi

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 245

    Suara Nadira di ujung telepon terdengar khawatir tapi hangat. "Alena? Astaga, aku sudah khawatir sekali. Kau menghilang berbulan-bulan! Apa yang terjadi?"Alena mengusap air mata yang masih mengalir. "Nadi, aku... aku dalam masalah besar. Bisakah kau datang?""Tentu saja. Aku akan ke sana sekarang. Kirim alamatmu."Setelah menutup telepon, Alena duduk terdiam di sofa, menatap pantulan dirinya di layar TV yang mati. Pipinya masih terasa perih, tapi yang lebih menyakitkan adalah kesadaran betapa jauhnya ia telah tersesat dari dirinya sendiri.Sementara itu, di kantor Hartono Digital Solutions, suasana sangat berbeda. Adrian duduk di ruang rapat utama, dikelilingi oleh tim hukum, tim PR, dan beberapa direktur senior. Laptop terbuka di depannya menampilkan puluhan artikel berita yang terus bermunculan."Situasinya semakin buruk, Pak Adrian," lapor Sari, kepala divisi PR dengan wajah tegang. "Portal berita besar sudah mengangkat story ini. Media sosial juga mulai ramai dengan spekulasi.""

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 244

    Alena terbangun karena suara benturan keras—Adrian membanting ponselnya ke meja dengan wajah yang memerah. Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi, dan Adrian sudah berpakaian rapi, tapi ekspresinya sangat berbeda dari biasanya."Adrian? Ada apa?" tanya Alena, masih setengah mengantuk."Bangun. Sekarang." Suara Adrian dingin dan berbahaya. "Kita perlu bicara."Alena bangkit dengan perasaan cemas. Ada sesuatu dalam cara Adrian berdiri—kaku, seperti binatang yang siap menyerang. Ia mengambil ponselnya dari nakas, tapi Adrian lebih cepat merebutnya."Jangan sentuh itu," bentak Adrian. "Duduk."Alena duduk di tepi tempat tidur, hatinya berdebar kencang. "Adrian, kau membuatku takut. Ada apa sebenarnya?"Adrian mengambil laptopnya dan membukanya di hadapan Alena. Di layar terpampang website berita bisnis terkemuka dengan headline yang membuat darah Alena membeku:"CEO MUDA BERBAKAT DALAM PUSARAN SKANDAL PERCINTAAN: Diduga Menjalin Hubungan dengan Wanita Bersuami""Baca," perintah Adrian dengan sua

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 243

    Pukul 3 pagi, Alena berdiri di depan cermin kamar mandi dengan lampu redup menyala. Adrian tertidur nyenyak di kamar—tidur orang yang merasa telah memenangkan perang. Tapi Alena tidak bisa tidur. Sejak percakapan mengerikan tadi malam, ia merasa seperti terjaga dari mimpi buruk yang panjang.Wanita di cermin menatapnya balik dengan mata yang cekung, pipi yang kurus, dan bahu yang membungkuk. Ia hampir tidak mengenali dirinya sendiri. Kapan terakhir kali ia melihat senyum tulus di wajah itu? Kapan terakhir kali mata itu bersinar karena kegembiraan, bukan karena air mata?"Siapa kau?" bisiknya lagi, pertanyaan yang sama seperti kemarin. Tapi kali ini pertanyaan itu datang dengan kemarahan—kemarahan pada dirinya sendiri.Ia ingat Alena yang dulu. Alena yang menolak lamaran Reno karena merasa belum siap berkomitmen. Alena yang memilih bekerja di startup kecil daripada perusahaan besar keluarga karena ingin membuktikan kemampuannya sendiri. Alena yang pernah backpacking sendirian ke Thaila

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 242

    Malam itu, Alena mengumpulkan keberanian yang tersisa dalam dirinya. Setelah percakapan dengan ibunya, sesuatu dalam hatinya telah bergeser—seperti jendela yang terbuka sedikit setelah terkunci rapat bertahun-tahun. Ia memutuskan untuk berbicara jujur dengan Adrian tentang perasaannya.Adrian sedang duduk di sofa, menonton berita sambil sesekali mengetik di laptopnya. Wajahnya tenang, bahkan terlihat puas—seperti seorang raja yang merasa kerajaannya berjalan dengan sempurna."Adrian," panggil Alena pelan, duduk di ujung sofa yang berlawanan. "Aku ingin bicara denganmu.""Hmm?" Adrian tidak mengalihkan pandangannya dari layar TV. "Tentang apa?""Tentang kita. Tentang hubungan kita."Kali ini Adrian menoleh, alisnya terangkat dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Ada masalah?"Alena menarik napas dalam-dalam. "Aku merasa... aku merasa tidak bisa bernapas dalam hubungan ini."Keheningan mengisi ruangan. Adrian mematikan TV dengan remote, kemudian menutup laptopnya dengan gerakan yang sanga

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 241

    Setiap pagi ia bangun dengan rutinitas yang sama—menunggu Adrian memilihkan pakaiannya, menunggu persetujuan untuk sarapan apa yang akan dibuat, menunggu jadwal hari itu yang sudah disusun Adrian dengan rapi."Hari ini kita akan makan siang di restoran Italia," ucap Adrian sambil menyiapkan dasi. "Yang dekat kantorku. Kau bisa ke sana naik taksi online—aku sudah order. Jangan terlambat, aku hanya punya waktu satu jam."Alena mengangguk dari cermin rias. "Baik.""Dan ingat, jangan bicara dengan driver kecuali perlu. Beberapa dari mereka suka bertanya-tanya tentang penumpang.""Adrian," Alena berbalik dari cermin, "mereka hanya basa-basi. Itu normal.""Normal untukmu, tapi tidak untukku." Adrian mendekat, mengecup keningnya. "Kau terlalu ramah, sayang. Itu bisa disalahartikan."Setelah Adrian berangkat, Alena duduk di sofa sambil menatap TV yang menyala tanpa suara. Ia tidak ingat kapan terakhir kali memilih acara yang ingin ditontonnya. Bahkan remote TV seolah menjadi benda asing di ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status