LOGINBara berkelit ke kanan saat sosok cahaya yang merupakan roh pedang tersebut menerjang.Blaaarr!Tanah terbelah setelah Pedang Pembunuh Iblis di tangan sosok bernama Ruya Mahasura itu menghantam. Bara melompat ke udara kemudian melepaskan Pukulan Menarik Mata Langit miliknya.Hembusan angin kencang disertai kilatan cahaya menderu kearah sosok Ruya Mahastra. Namun sosok itu tak bergeming. Dia mengibaskan tangan kanannya. Lima semburat cahaya emas menderu kearah cahaya terang yang Bara kerahkan. Dan akhirnya kedua pukulan tersebut saling beradu di udara.Duaaarrr!!!Bara tersentak hingga ke belakang. Dia segera mendarat di tanah dan bersiap untuk menyerang. Namun ternyata Ruya Mahastra terus merangsek. Begitu Bara mendarat dia langsung menerjang dengan serangan beruntun. Terjadi jual beli serangan yang menciptakan ledakan ledakan beruntun di tempat tersebut.Setelah ratusan jurus berlalu dan tak kunjung bisa mengalahkan lawan, Ruya Mahastra pun menjadi semakin murka. Dia mengangkat tanga
Anak panah angin itu mendekat dengan cepat kearah Athena yang sudah siap dengan Tameng miliknya. Lalu secara tiba-tiba dan tak terduga, muncul Bara Sena yang langsung menggenggam anak panah tersebut kemudian menjadikan tameng Athena sebagai pijakan kedua kakinya.Tubuh pemuda itu melompat ke atas lalu setelah tubuhnya berputar, dia melemparkan anak panah di tangannya kearah kepala Athena. Dewi Perang itu terkejut dan tak sempat menangkis karena rasa terkejut akan gerakan Bara yang terlampau cepat.Blash!Anak panah angin itu hancur setelah menghantam kepala Athena. Bara terkejut karena serangannya berhasil mengenai sasaran tapi tak melukai lawan sama sekali. Dia pun menjauh dan menggunakan kekuatan mata miliknya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Setelah menyelidikinya, akhirnya Bara tahu kenapa anak panah angin miliknya hancur begitu saja setelah menyentuh kepala Athena. Ternyata di kepala wanita itu ada pelindung kepala yang memancarkan aura sangat kuat."Luar biasa...Kau m
Dewi Athena melesat dengan cepat. Bara menahan serangan kaki wanita cantik tersebut dengan lengannya. Lalu kemudian Dewi Perang itu pun melanjutkan serangan dengan mengayunkan tangannya kearah kepala sang Dewa Cahaya.Tak!Bara menahannya dengan telapak Tangan lalu mencengkram lengan wanita tersebut dengan cepat dan melemparkan tubuhnya ke samping. Tubuh Athena melayang di udara dengan cepat. Sebelum menabrak dinding Aula, kedua kaki Athena bergerak melepaskan serangan jarak jauh berupa bola kekuatan yang menderu ganas kearah Bara lalu kemudian dia menggunakan kedua telapak kakinya untuk menahan tubuhnya agar tidak terbentur dinding batu.Wuss!Bola kekuatan berkecepatan sangat tinggi melesat. Bara merunduk menghindari bola petir berwarna kuning tersebut.Sret!Bola kekuatan pun lewat satu inci di atas kepalanya. Nyaris saja mengenai kepala pemuda itu. Untung dia memiliki kecepatan dan pandangan mata yang tajam sehingga dengan mudah bisa menghindarinya meski hampir terlambat."Seranga
Bara Sena menatap wanita yang ada di depannya. Dewi Perang Athena masih duduk sambil menatap kearah api unggun. Pemuda itu tersenyum kecil."Kalau begitu, kapan kita akan bertarung?" tanyanya kemudian."Secepatnya. Karena kau tak memiliki banyak waktu. Dua bulan lagi babak kedua akan dimulai, belum lagi kau akan pergi ke Gerbang Dunia Harta." sahut Athena. "Hm, dimana kita akan bertarung? Bukankah pertarungan antar Dewa akan mencitakan kehebohan? Itu bisa memancing Dewa-Dewa yang lain untuk ikut campur." kata Bara."Ada satu tempat yang tak bisa dikunjungi oleh siapa pun kecuali diriku. Dan disana bisa meredam kekuatan Dewa yang keluar dari tubuh kita. Dengan kata lain, itu adalah tempat terkuat di Olimpus yang tak bisa ditembus oleh siapa pun termasuk Zeus. Jadi, disana sangat aman untuk bertarung kita." kata Athena.Bara terdiam, menimbang perkataan Athena."Tempat yang sulit ditembus...? Apakah dia memiliki niat lain dibalik semua ini...? Sepertinya aku harus menyusun satu rencana
Bara membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk di kamarnya sendiri. Ketiga temannya pun nampak lebih memilih untuk beristirahat setelah menjalani pertarungan jiwa yang melelahkan. Sukma Geni yang tinggal terpisah pun sudah masuk ke dalam penginapan lebih awal karena luka yang masih dia derita.Mata Bara terpejam namun dia memasuki Alam Jiwa miliknya. Disana dia melakukan semedi untuk meningkatkan kekuatan. Hingga akhirnya Bara membuka mata karena merasakan adanya aroma harum dari arah jendela kamar."Wewangian ini..." "Tuan Bara, bisakah kita berbicara sebentar? Aku menunggu di tepi laut tak jauh dari tempat tinggalmu. Kau ikuti saja aroma wangi ini," terdengar suara wanita seperti berbisik. Suara yang terdengar merdu."Dengan jarak sejauh ini dia bisa memberikan pesan kepadaku hingga tak ada satu orang pun yang menyadari. Sepertinya dia bukan wanita sembarangan...Siapa Dewi ini sebenarnya? Untuk apa dia mengundang diriku?" batin Bara.Karena rasa penasaran yang tinggi, dia pun
Ledakan yang sangat dahsyat melanda Lubang Neraka. Gelombang mengerikan disusul awan jamur raksasa membubung tinggi ke langit. Bola api raksasa yang ukurannya setara dengan beberapa gunung dijadikan satu itu membuat tempat tersebut ditutupi aura merah dan biru.Gelombang ledakan itu bahkan menyapu ke segala arah hingga jarak ratusan ribu tombak. Badai hitam pun sempat tersingkir oleh ledakan mengerikan tersebut.Para Dewa yang menyaksikan hal itu sampai berdiri karena saking terkejutnya. Mereka seolah-olah bisa merasakan dampak ledakan yang mengerikan dari Pukulan Neraka Es milik Bara Sena."Mustahil...! Pukulan sehebat ini dilakukan oleh Dewa yang masih baru...?" seru salah satu Dewa.Bersama dengan ledakan sebesar itu, tentu saja Dewa Bumi Ruka tidak akan bisa selamat. Tubuhnya langsung musnah seketika itu juga bersama benteng tanah yang ia ciptakan.Dia kembali di atas arena dalam keadaan terluka setelah jiwanya musnah di dalam lubang Neraka. Namun bibirnya sunggingkan senyum bangg







