Share

Delapan Puluh Satu

Sejak lamaran mendadak itu aku dan Reyhan semakin dekat dan aku merasakan hal yang sama dengan pemuda itu.

Setiap hari kami bertemu. Kalau Reyhan sibuk ia hanya menghubungiku melalui video call.

"Mama!" Bayu keluar dari mobil dan berlari ke arahku. Anak itu sudah semakin besar. Wajahnya mirip sekali dengan Mas Ilham.

"Bayu, akhirnya kamu pulang." Kupeluk anakku, kerinduan yang mengebu terobati.

"Tentu saja pulang. Aku rindu Mama. Bagaimana liburan Mama?" tanyanya menatap wajahku lekat. Tubuh Bayu bertambah gemuk. Mamaku pasti sangat memanjakannya.

Kulirik Mama dan Reyhan yang sudah berdiri dekatku. Mungkin saja mereka terpaksa berbohong untuk menutupi permasalahan yang telah aku hadapi.

"Cukup menyenangkan dan banyak pelajaran yang Mama ambil." Mencium pipi gembul Bayu gemas.

"Kenapa tak mengajakku?" tanyanya merajuk.

"Kamu saja tak mengajak Mama."

Bayu menatapku. "Kita seri Ma." Kami terkekeh geli mendengarnya.

Reyhan berdehem di saat kami telah menyelesaikan makan siang ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status