Hamil di Malam Pertama
Bab 18 : 10 Bulan Silam
Flashback ke-10 bulan silam.
“Kenapa kamu, Car?” tanya Willy pada Caroline yang sedang menangis sendirian di sebuah kafe.
“Yuta mutusin aku, Wil, padahal dia udah janji mau nikahin aku .... “ Caroline menangis sejadi-jadinya.
“Kok bisa? Bukannya hubungan kalian baik-baik saja?” Willy menautkan alisnya.
“Yuta dijodohin dengan anak sahabat Papinya, dan dia milih cewek itu dan mencampakkan aku .... “ Caroline menatap nelangsa temannya itu.
Willy hanya menghela napas panjang sambil meraih gelas minuman di depan Caroline dan menyeruputnya sampai habis.
“Yuta tega banget sama aku, Wil, setelah semua aku serahkan sama dia ... tapi dia ... malah seenaknya mencampakkan aku ... aku tak bisa menerima semua ini .... “ Hati Caroline benar-benar hancur saat ini, bagaimana tidak, ia sudah berpacaran selama dua tahun dengan Yuta dan sudah
Hamil di Malam PertamaBab 19 : ASIZaki membawa sang bayi menjauh lalu menyumpal mulut bayinya itu dengan botol susu.“Kak Zaki mah kelewat baik, dia kayaknya bakalan lebih sayang ama tuh bayi dari pada aku.” Vaulin menatap kesal tingkah Zaki.“Aduuhh ... dadaku yang membusung ini kembali terasa sakit. Ya ampun, apa mau meledak, ya? Kok bisa segede buah kelapa gini dan sakit pula.” Vaulin meringis kesakitan, karena ini sudah hari ketujuh pasca ia melahirkan.“Zaki, bukannya Papa menyuruhmu memimpin rapat hari ini? Kok belum berangkat ke kantor juga?” Malik berbicara di depan pintu kamar yang terbuka itu, ditatapnya sang menantu yang sedang menggendong bayi dari putrinya yang hingga detik ini belum terkuak juga siapa bapaknya.“Iya, Pa, ini udah mau berangkat ke kantor, lagi mimikin Fatihah sebentar,” jawab Zaki dengan menunjuk bayinya.“Ya sudah, kamu tak perlu ke kantor lag
Hamil di Malam PertamaBab 20 : KonspirasiUntuk beberapa saat, keduanya sama-sama diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.“Aku ... jadi berpikir ... apa bayi itu mau ... aku bertanggung jawab kepada Mamanya, begitu?” Willy memegangi kepalanya, ia tak tenang semenjak benih yang ia semai tanpa sengaja itu telah terlahir ke dunia dengan rupa yang menyerupai dirinya.“Gila, mana mau Vaulin sama kamu! Dia itu udah nikah sama Kakak angkatnya!” bisik Caroline lagi, ia harus bisa menyakinkan Willy agar tak buka suara sebab karir dan hidupnya terancam atas masalah ini. Apalagi ia belum menuai hasil apa-apa, Yuta masih tak mau berpaling kepadanya.“Hahh ... belum juga aku usaha, kamu udah kebakaran jenggot begitu! Kamu juga bisa kutaklukan, siapa tahu Vaulin juga bisa .... “ Willy tersenyum sambil mengusap dagunya, di kepalanya mulai memikirkan cara untuk bisa mendekati Mama dari anaknya itu.“Jangan
Hamil di Malam PertamaBab 21 : TerkuakTanpa disadari, air mata mulai membanjir wajah. Vaulin segera mengubah posisi berbaring dengan menghadap dinding dan membelakangi Zaki. Kalau sudah begini, mulai terpikir olehnya untuk mengakhiri hidup. Ia menangis dalam diam, semua kejadian yang membuat hidupnya berantakan mulai berputar di kepalanya.Zaki yang mendengar suara isakan dari istrinya itu segera membalikkan badan dan mendekat.“Dek, kamu nangis? Hey, kenapa?” Zaki mengintip dari belakang, dengan menongkatkan tangannya pada kepala.Vaulin tak memperdulikan Zaki, ia terus saja menangis.“Hey, jangan nangis! Kakak nggak marah kok sama kamu, cup ... cup ... jangan nangis dong istriku sayang .... “ bujuknya dengan memeluk Vaulin dari belakang.“Isshh ... nggak usah meluk-
Hamil di Malam PertamaBab 22 : MaafDengan cepat, Yuta segera masuk ke dalam mobilnya. Dibenamkannya kepala pada setir, hatinya hancur tak berkeping saat ini, ia merasa sangat bersalah kepada Vaulin. Semua penderitaan yang menimpa mantan istrinya adalah akibat kesalahannya.“Vaulin ... maafkan aku ... akar semua permasalahan ini ternyata ada padaku .... “ Yuta menarik napas dalam dengan dada yang terasa sangat sesak, ia menyesali semua perlakuannya kepada Vaulin di malam pertama mereka.Andai ia bisa lebih bijak malam itu, mungkin ia tak perlu sampai menjatuhkan talaknya dan menceraikan Vaulin. Andai ia tahu duduk permasalahan yang sebenarnya, mungkin ia akan bisa menerima semuanya.“Agghhh!!!”
Hamil di Malam PertamaBab 23 : Kedatangan Yuta“Vaulin, Yuta mau bicara sama kamu katanya.” Della masuk ke kamar yang pintunya tak tertutup itu.Vaulin yang sedang duduk di tempat tidur dengan pikiran yang tak menentu langsung mengangkat wajah, melihat kehadiran Mamanya. Zaki terlihat sedang mengganti popok Fatihah di dalam boxnya.“Ada apa, Ma?” tanya Vaulin dengan meremas jemari tangan, jantung mendadak berpacu cepat.“Mama nggak tahu, katanya ada hal penting yang mau dia bicarakan sama kamu. Hadapi saja dia, Mama akan menemani kamu.” Della mengusap pundak putrinya.“Iya, Ma, aku mau bilang sama Kak Zaki dulu,” jawab Vaulin sambil beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Zaki yang terlihat muram, dengan pandangan nanar ke arah bayi yang kini sedang memainkan tangan ayahnya yang sang ayah.“Kak, kata Mama ... Mas Yuta mau bicara hal penting denganku. Hmm ... Kakak bolehin gak .
Hamil di Malam PertamaBab 24 : DilemaSetelah berbicara dengan Yuta di ruang tamu, Vaulin hanya duduk melamun di atas tempat tidurnya. Ia benar-benar bingung tak mengerti akan semua ini. Setengah hatinya bersorak gembira karena Yuta telah meminta mereka untuk berbaikan dan melupakan semua yang telah terjadi. Itu artinya, mereka akan melanjutkan pernikahan yang penuh cinta itu. Akan tetapi, setengah hatinya malah takkan terima setelah semua perlakuan buruk Yuta kepadanya.“Dek, kok melamun?” Zaki menghampiri istrinya yang kini duduk dengan memeluk lututnya itu, ia terlihat sedang tak baik-baik saja.“Eh, Kak Zaki .... “ Vaulin segera tersadar dari lamunan panjangnya.“Yuta bicara apa sama kamu? Sehingga kamu jadi murung begini.” Zaki mengusap kepala Vaulin, ia tak bisa jika melihat istrinya itu murung.Vaulin menggigit bibirnya bimbang, ia ingin bercerita kepada sang Kakaknya tapi ia takut kalau pria yang
Hamil di Malam PertamaBab 25 : Sebuah Chat[Selamat pagi, Sayang, jangan lupa sarapan. I love you.]Pagi ini, Vaulin kembali berdebar-debar saat melihat Yuta kembali mengirimkan chat kepadanya. Ia mendengus kesal walau ada sedikit rasa senang juga di hatinya."Dek, Kakak berangkat ke kantor dulu, ya. Kamu jangan melamun terus di kamar, keluar kek ... main ama Fatihah dan Bik Ijah .... " Zaki menghampiri Vaulin yang segera menyembunyikan ponselnya saat melihat kakaknya itu menghampiri dirinya."Iya, Kak, hati-hati, ya!" Vaulin mengangkat wajahnya seraya tersenyum tipis.Zaki mengulurkan tangannya, meminta Vaulin untuk salim kepadanya. Dengan menahan tawa, Vaulin mencium punggung tangan pria yang sudah rapi dengan kemeja berwarna abu-abunya.'Cup'Zaki mendaratkan kecupan di dahi Vaulin, lalu mengacak rambutnya dengan gemas."Kakak berangkat dulu, assalammualaikum." Zaki tersenyum lalu membalikkan badannya."Waalai
Hamil di Malam PertamaBab 26 : Willy VS Yuta“Willy!” Yuta menatap geram pria dengan rambut ikal yang kini sudah bergabung bersama mereka, duduk manis dengan gaya sok akrabnya.“Nggak apa-apa ‘kan kalau saya gabung sama kalian, duduk sendirian itu nggak enak,” ujar Willy dengan tersenyum ramah kepada dua pasangan mantan itu, walau kini Yuta menatapnya tajam.Vaulin hanya diam, ia sudah pernah bertemu Willy walau tak kenal dekat. Ia tak keberatan jika teman Yuta itu ikutan duduk di sini, itu lebih bagus menurutnya daripada harus mendengarkan bujuk rayu dari mantan suaminya yang masih ngotot untuk meminta kembali bersama itu.“Hay, Vaulin, apakabar?” Willy mengulurkan tangannya ke hadapan Vaulin. “Masih ingat saya ‘kan? Saya Dokter Willy, kita pernah bertemu di Klinik, di taman juga di rumah sakit saat kamu mau lahiran,” sambungnya.“Hmm ... baik.“ Vaulin menerima uluran