Share

Pemu4s Erik

Penulis: CitraAurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-28 20:39:02
“Aku tahu aku salah aku minta maaf,” pria itu terus memohon kepada Laura berharap istrinya mau memaafkannya. Tapi itu tidak mungkin!

Laura memalingkan wajah tak mau lagi berurusan apapun dengan suaminya yang sebentar lagi akan menjadi mantan suami.

"Aku tidak punya banyak waktu menunggumu Laura. Cepatlah atau kita akan telat!" David melangkah masuk ke dalam mobil.

Tanpa berkata apa-apa lagi Laura masuk ke dalam mobil, meninggalkan Rendra yang masih mencoba membujuknya.

"Pulanglah Rendra, dia masih ada kerjaan." Lalu David menutup kaca mobilnya.

Rendra terpaku di tempatnya menatap mobil David yang mulai berjalan. Entah kenapa hatinya mulai tak nyaman, merasa tak rela Laura bersikap seperti ini.

Di dalam mobil Laura nampak was-was dia takut kalau Rendra nekat dan mengikuti mereka.

“Aku takut Mas Rendra mengikuti kita paman.” Laura terus menengok ke belakang.

David mencoba menenangkan Laura, Rendra tak mungkin mengikuti orang yang masih sibuk bekerja.

Namun meskipun b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Aku Tak Sanggup!

    Acara pertunangan masih berlangsung meriah di ballroom. Tamu-tamu bercengkrama dengan riang, tertawa, bersulang. Musik mengalun dengan ceria. Semua orang terlihat bahagia.Tapi tidak dengan Dara.Gadis itu menyelinap keluar dari keramaian tanpa ada yang menyadari. Kakinya melangkah gontai menuju lift, naik ke lantai kamarnya. Begitu sampai di kamar, dia langsung berjalan menuju balkon.Balkon hotel itu menghadap ke kota yang penuh dengan lampu berkelip. Angin malam berhembus sejuk, tapi tidak bisa menenangkan badai di hati Dara. Langit terlihat kelabu, awan tebal menutupi bintang dan bulan.Dara berdiri di tepi balkon, tangannya berpegangan pada pagar pembatas. Matanya menatap kosong ke kota di bawah sana. Tapi pikirannya melayang jauh.Cincin pertunangan di jari manisnya terasa sangat berat. Seolah ada beban berton-ton yang mengikatnya. Dia mengangkat tangannya, menatap cincin itu dengan tatapan penuh kebencian.Ini bukan cincin yang dia inginkan. Ini bukan pria yang dia cintai. Semu

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Tunangan

    Malam itu langit terlihat begitu kelam. Tidak ada bintang, tidak ada bulan. Seolah langit ikut merasakan kesedihan yang menyelimuti dua hati yang saling mencintai tapi tidak bisa bersatu.Ponsel Dara bergetar di atas meja. Layarnya menyala, menampilkan sebuah pesan masuk. Dara yang sedang duduk melamun di tepi ranjang langsung meraih ponsel-nya dengan cepat.Satu pesan dari Raymond.Jantung Dara langsung berdegup kencang. Tangannya bergetar ketika membuka pesan itu."Temui aku di taman kota. Sekarang. Aku tunggu."Singkat. Tegas. Tapi cukup membuat Dara panik.Dia melirik jam dinding. Pukul sepuluh malam. Terlalu malam untuk keluar. Tapi bagaimana dia bisa menolak? Ini mungkin kesempatan terakhir mereka bertemu sebelum pertunangan.Dara dengan cepat mengganti pakaiannya. Dia memakai hoodie hitam dan celana jeans. Rambutnya diikat asal. Tanpa makeup, tanpa perhiasan. Dia tidak peduli penampilannya. Yang penting dia bisa bertemu Raymond.Dengan langkah hati-hati, Dara menuruni tangga. R

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Raymond Sedih

    Suara itu membuyarkan lamunannya. Dara menoleh dan mendapati semua orang menatapnya."Maaf, apa ada yang bicara sama aku?" tanya Dara gugup.Laura tersenyum geli. "Iya sayang. Reyhan tadi tanya kamu suka makan apa.""Oh," Dara menoleh ke arah Reyhan yang menatapnya dengan tatapan penuh perhatian. "Aku... aku suka makanan italia.""Wah, sama dong," Reyhan tersenyum lebar. "Aku juga suka. Favoritku carbonara. Kalau kamu?""Aglio olio," jawab Dara pelan."Boleh juga," Reyhan mengangguk setuju. "Simpel tapi enak."Keheningan kembali menyelimuti. Dara kembali menatap ke luar jendela, tidak tertarik melanjutkan obrolan.Reyhan yang melihat Dara yang terlihat tidak nyaman akhirnya berdehem pelan. "Om, Tante," panggilnya sambil menatap David dan Laura. "Boleh aku ngobrol sebentar dengan Dara? Berdua saja?"David dan Laura saling berpandangan. Lalu mereka tersenyum."Tentu boleh," jawab David. "Kalian ke taman belakang saja. Di sana lebih tenang.""Terima kasih Om," Reyhan berdiri lalu menatap

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Pertemuan Dengan Reyhan

    Sore itu matahari mulai condong ke barat, meninggalkan semburat jingga keemasan di langit. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma bunga melati dari taman depan rumah keluarga David. Suasana terasa begitu tenang, seolah tidak ada badai yang akan datang.Di dalam rumah, Laura sibuk bolak-balik dari dapur ke ruang tamu. Tangannya membawa nampan berisi kue-kue kering dan teh hangat. Wajahnya terlihat berseri, penuh kebahagiaan. Hari ini adalah hari penting. Hari di mana putri semata wayangnya akan bertemu dengan calon jodohnya."Dara, kamu sudah siap?" tanya Laura sambil mengetuk pintu kamar putrinya.Di dalam kamar, Dara duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Wajahnya pucat, matanya sembab. Sepertinya dia baru saja menangis. Tangannya meremas-remas ujung dress biru muda yang dipakainya."Dara?" Laura mengetuk lagi, kali ini lebih keras.Dara tersentak dari lamunannya. Dia cepat-cepat menghapus sisa air mata di pipinya lalu berdiri. Kakinya terasa berat ketika melangkah m

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Aku Sakit

    "Sangat serius," David mengangguk. "Dia anak direktur Papa. Sekarang jadi dokter. Umurnya 27 tahun. Orangnya baik. Papa rasa dia cocok untuk kamu.""Tapi Papa..." Dara menggeleng keras. "Aku nggak mau dijodohkan.""Kenapa?" tanya Laura dengan lembut. "Dia seorang dokter, tampan Papa juga kenal keluarganya." Bujuk Laura. "Iya Dara," Erik ikut berkomentar. "Nggak ada salahnya, pilihan orang tua itu yang terbaik?""Bener tuh," tambah Citra. "Lagipula umur kamu kan udah 23 tahun. Saatnya cari pasangan yang serius."Dara menatap sekeliling dengan tatapan panik. Semua orang seolah mendukung ide perjodohan ini. Tidak ada yang membela dia.Matanya refleks melirik ke arah Raymond. Dan dia menemukan pria itu menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin. Tatapan yang mengintimidasi. Tatapan yang seolah mengatakan "Terima atau kamu akan menyesal."Dara menelan ludah dengan susah payah. Jantungnya berdegup sangat kencang. Tangannya bergetar. Pikirannya kacau.Kenapa Raymond menatapnya seperti itu

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Ingin Menjodohkan Dara

    Rara menatap mata Dara yang penuh selidik. Jantung Dara berdegup sangat kencang sampai dia yakin Rara bisa mendengarnya. Tangan yang tersembunyi di belakang tubuhnya bergetar hebat. Tapi wajahnya berusaha terlihat tenang."Bohong?" ulang Dara sambil menggelengkan kepala pelan. "Aku tidak bohong padamu, Ra. Kenapa aku harus bohong? Raymond benar tidak disini.” Jelasnya. Rara masih menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Matanya menyipit sedikit, seolah mencoba membaca kebohongan di wajah sahabatnya."Aku tidak tahu," jawab Rara pelan. "Tapi aku merasa kalau Raymond ada disini. Kalian tidak…” Dara menelan ludah dengan susah payah. Kerongkongannya terasa kering. "Aku tidak tahu Raymond dimana. Kamu terlalu overthinking, Ra.""Benarkah?" Rara melipat tangan di dada, masih menatap Dara dengan curiga."Benar," Dara mengangguk mantap, meski hatinya berteriak ketakutan. "Lagipula, kenapa kita berdiri di sini terus? Yuk turun. Pasti semua sudah menunggu kita. Kasihan mereka."Dara de

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status