Alvin Addison seorang pemilik dari perusahaan Axidira Company yang dikenal disiblin dan tegas pada semua karyawannya. Dibesarkan dengan kekayaan membuat Alvin merasa semua di dunia ini bisa di beli dengan uang, begitupun cinta. Sehingga tunagannya bernama Velicia Klair berkat perjodohan yang didasarkan oleh bisnis keluarga, sangat genjar memata - matai kekasihnya itu. Renata Amelia wanita cantik yang sangat ramah ini baru saja di terima di Axidira Company, sikapnya ternyata membuat Alvin merasa Renata sangat menarik. Sebagai pria dewasa sebenarnya Alvin lebih tertarik pada kemolekan tubuh Renata, akankah Alvin mendapatkan Renata ? Lalu bagaimana dengan Velicia? Simak kisah lanjutan mereka dengan subscribe cerita dibawah inu dan follow akun Author
Lihat lebih banyakKeesokan harinya, di Axidira Company.“Tuh orang dateng juga akhirnya…”“Astaga, liat deh cara jalannya. Kayak nggak ada dosa, padahal… ya kita semua juga tau, kan?”“Please deh, udah jelas semalam itu dia belanja bareng Pak Alvin. Sopirnya sih, katanya. Tapi sopir bisa bayarin baju seharga gaji satu tahun kita? Jangan ngibul lah.”Tawa cekikikan terdengar dari balik ruang pantry. Suara sendok mengaduk kopi dan denting gelas terdengar samar di antara bisik-bisik menusuk itu. Ruangan kantor Axidira lantai tiga yang biasanya tenang mendadak seperti sarang lebah—ramai dengan suara yang tak terlihat tapi terasa panas di kulit.Renata melangkah masuk ke ruang kerjanya sambil menunduk. Matanya sempat menatap beberapa rekan kerja yang buru-buru berpaling, seolah-olah tadi mereka tidak berkata apa-apa. Tapi Renata bukan anak kemarin sore.Ia tahu… tatapan itu bukan sekadar tatapan biasa. Mereka tahu sesuatu. Atau, setidaknya mengarang sesuatu yang cukup kejam untuk menjadi santapan gosip satu
Seorang lelaki terlihat menelepon di depan sebuah mall, "Saya masih disini, sampai dimana harus saya ikuti?" dia menunggu jawaban dari seberang telepon namun telepon itu dimatikan. "Pak? Pak Johan? Ini bagus nggak?" tanya Renata pada sopir bosnya yang terlihat melirik arah luar toko baju. "Hah? Gimana Non?" tanya Johan tak menyimak. "Pak Johan kenapa? Ada masalah?" Renata khawatir, "Tidak Non, silahkan lanjutkan saja. Saya bantu pilihkan, boleh?" tawar Johan "Boleh Pak," mereka berdua mulai sibuk mencari pakaian yang cocok untuk Renata. Beberapa menit kemudian, lengan Johan sudah penuh dengan tumpukan pakaian. Renata melihat Johan tersenyum kecil, "Pak, ini terlalu banyak. Saya tidak mampu bayar semuanya, bahkan dengan gaji saya tiga bulan ini tak bisa saya lunasi." "Tinggal bayar saja, Non. Lalu saya antar pulang." kata Johan menenangkan Renata. Saat keluar dari toko itu Johan dan Renata menenteng tas berisi pakaian itu di kedua tangan mereka. Renata terkejut sa
"Pak? Pak Johan? Ini bagus nggak?" tanya Renata pada sopir bosnya. Namun, pria paruh baya itu hanya melihat ke arah luar toko. Wajahnya tampak panik dengan dahi berkerut-kerut. Karena penasaran, Renata ikut menoleh, tapi tidak ada apapun di luar sana. Ia pun menyentuh pundak Johan untuk memanggilnya. “Pak?” "Hah? Gimana Non?" tanya Johan tak menyimak. "Pak Johan kenapa? Ada masalah?" Renata khawatir. Johan menggeleng, lalu mengalihkan topik pembicaraan. "Tidak Non, silahkan lanjutkan saja.” Renata sebenarnya masih ingin bertanya, tapi dia mengurungkan niat. Akhirnya, dia kembali memutari toko untuk mencari pakaian yang cocok untuknya. Sebenarnya semuanya bagus, tapi harganya terlalu mahal. Renata sampai beberapa kali mengembalikan pakaian itu ke rak. Namun tiba-tiba saja, Johan malah menariknya kembali dan memasukannya ke keranjang. Beberapa menit kemudian, lengan Johan sudah penuh dengan tumpukan pakaian. Renata melihat Johan tersenyum kecil. "Pak, ini terlalu banyak. Saya t
***Senin pertama, saat Renata menjadi sekretaris Alvin. Renata yang merasa dirinya sudah sangat rapih dan cantik, bersiap untuk ke kantor.Beep.. beep..Beberapa kali klakson mobil itu berbunyi. 'Ini tetangga, baru beli mobil apa gimana ya?' Pikir Renata heran, dia bergegas membawa tasnya dan membuka pintu rumah."Pak Johan?" mata Renata menyipit mencoba memahami keberadaan supir Bosnya di sana.Tiba-tiba jendela mobil terbuka, "Hei, cepatlah, jangan terlalu lambat!" teriak Alvin dari dalam mobil."Baik Pak", Renata bergegas mengunci pintu dan pagar rumahnya, kemudian masuk ke dalam mobil."Silahkan Nona", sopir itu membukakan pintu agar Renata duduk bersebelahan dengan Alvin."Tapi Pak, saya mau duduk di depan aja sama Bapak," pinta Renata."Hei, Idiot, cepat masuk!" pekik Alvin. Renata langsung masuk dan duduk bersebelahan dengan Bosnya. 'Sial, harusnya naik ojek saja tadi' pikirnya gelisah."Apa tidak ada baju yang lebih bagus dari ini? Kamu yakin jadi sekretarisku dengan gaya sepe
"Oh, jadi sekarang sudah jadi simpanan orang kaya ya?" Aku melihat Raka meludah, seolah jijik. Renata merasa semakin sakit hati. Tidak pernah dibayangkan kalau Raka bisa berubah sejauh ini."Tutup mulut sampahmu itu!" bentak Alvin, yang membuat Renata semakin kaget."Hei tuan, wanita itu bekasku. Aku sudah menjamah seluruh inci tubuhnya, apa kau tak jijik?""Apa--""Bajingan!"Sebelum Renata berteriak, Alvin sudah lebih dulu berteriak dan memukul pria itu.Satu pukulan melayang ke arah wajah pria itu, tubuhnya roboh ke trotoar, terlihat darah segar mengalir dari sela bibirnya."Pergi dari sini atau nanti kau akan tahu akibatnya!" nada suara Alvin membuat pria itu terlihat agak takut. Renata sontak menggenggam tangan Alvin agar tak memukuli pria itu lagi."Dasar pelacur jalanan!" umpat pria itu sambil berjalan pergi dari sana.Alvin melirik wanita yang berdiri di belakangnya, tangan Renata gemetar, matanya berkaca-kaca. Alvin membalikan tubuhnya, sekarang mereka berhadapan."Kau tidak
Perjalanan berujung pada sebuah rumah mewah dengan gerbang berwarna emas dan penjagaan ketat di depannya. Rumah itu berwarna putih bersih, terlihat sangat terawat. Ada taman bunga dan mobil mewah yang berjejeran di garasi."Demi apapun aku mungkin akan nyasar kalau sampai masuk ke rumah ini," batin Renata keheranan.Mobil itu parkir di depan anak tangga yang terlihat terbuat dari marmer berkualitas. Ada seseorang yang sigap membukakan pintu dan mengambil kunci mobil, yang satunya lagi membukakan pintu untuk Renata."Terima kasih Pak," sapa Renata dengan ramah.Kedua pria penjaga itu saling bertatapan, seolah aneh dengan hal itu."Itu siapa sih?" tanya pria itu pada temannya."Yah, palingan mainan baru si Bos. Udah, ayo lanjut kerja nanti kalau ketauan kepo abis kita," timpal temannya.Sesampainya di dalam, Renata menahan rahangnya yang ingin menganga melihat rumah yang begitu besar dengan semua perabotan yang mahal. Yang lebih membuat kaget Renata adalah ada sekitar dua belas pelayan d
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen