Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan

Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan

last updateLast Updated : 2024-09-23
By:  Creative WordsCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
66 ratings. 66 reviews
298Chapters
432.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Embun harus keluar dari rumah kakak iparnya, tetapi dengan syarat ia harus menikah lebih dulu agar kakaknya tidak mengkhawatirkan Embun. Namun, yang jadi masalah adalah Embun tidak memiliki kekasih! Di saat kebingungan melanda, si Kakek, pelanggan setia kafenya meminta Embun untuk menikah dengan putra terakhirnya, Kaisar Rahardja. Embun dan Kaisar akhirnya menikah, tetapi mengapa Kaisar mau menikahi Embun begitu saja?

View More

Chapter 1

Bab 1 - Terpaksa Berjodoh

“Adikmu itu sudah seperti benalu di sini. Harusnya dia tahu diri!”

Embun baru saja hendak mengucap pamit berangkat kerja saat dia mendengar suara omelan ibu mertua kakak semata wayangnya dari dalam rumah.

Gadis cantik bermata coklat tersebut pun terdiam di tempat dan menguping percakapan di dalam dapur itu.

“Numpang di rumah orang kok keterusan. Dia kan sudah bekerja, seharusnya secara finansial sudah bisa mandiri. Suruh dia cari tempat kos atau kontrakan kek. Bukan tinggal terus-menerus di rumah anakku ini!”

Lagi-lagi suara ibu mertua sang kakak kembali mengudara.

“Bu, Embun adik Rindang satu-satunya. Hanya dia keluarga Rindang yang tersisa.” Kali ini Embun mendengar suara kakak perempuannya, Rindang, berujar dengan sabar. “Anak perempuan tinggal di luar sendirian bahaya, Bu.”

“Tapi bukan berarti dia bisa seenaknya tinggal di sini, dong! Ibu nggak mau tahu, suruh dia secepatnya keluar dari rumah ini.”

“Tapi, Bu ….”

“Tidak ada tapi-tapian ya, Rindang. Kamu yang ngomong ke adikmu atau Ibu yang akan bicara langsung sama dia malam ini!” ancam ibu mertua Rindang.

Embun mendengar suara langkah kaki yang menjauhi ruang tamu. Sepertinya, ibu mertua sang kakak telah pergi. Dengan mengucap doa agar sabar, Embun memejamkan mata.

Memang sudah lama Embun merasa tidak enak menumpang di rumah sang kakak ipar. Akan tetapi, setiap kali Embun melontarkan niatan untuk tinggal di luar, kakak dan kakak iparnya tidak pernah mengizinkan. Alhasil, Embun terpaksa menetap bersama keduanya. Itu pun dia juga berikan uang bulanan sebesar lima juta kepada sang kakak ipar guna balas budi karena sudah diizinkan tinggal.

Akan tetapi, sepertinya ibu mertua sang kakak tidak pernah mengetahui hal itu … atau tahu tapi tetap tidak mau tahu.

Teringat oleh Embun ucapan sang kakak dulu, “Mau tinggal di luar sebenarnya boleh, tapi kamu harus nikah dulu.”

Helaan napas kabur dari bibir Embun.

Menikah? Menikah dengan siapa kalau pacar saja dia tidak punya? Akan tetapi, hanya itu jalan keluar Embun agar tidak mengganggu rumah tangga kakaknya.

Embun terus memikirkan hal tersebut sepanjang siang, bahkan selagi bekerja.

“Menikah sama siapa ya …?”

“Sama anak kakek saja.”

Embun terkejut ketika pertanyaannya dibalas oleh orang lain. Dia pun menoleh dan mendapati seorang kakek telah berdiri di hadapannya.

“Kakek Surya ….” Embun tersenyum kepada langganan kafe miliknya itu. “Kakek mengagetkan saja.”

“Kakek sudah panggil kamu berkali-kali, kamunya yang nggak sadar,” balas sang kakek. “Menu biasa, ya,” ucap pria itu yang langsung dimengerti oleh Embun.

Dengan cepat Embun menghidangkan pesanan sang kakek. Di saat itu juga sang kakek memaksanya duduk bersama dan bertanya perihal apa yang terjadi, “Jadi, apa masalahnya?”

Awalnya, Embun ragu menceritakan. Akan tetapi, Kakek Surya adalah langganannya sejak satu tahun yang lalu. Oleh karena itu, mereka sudah cukup dekat dan sudah hal biasa bagi keduanya untuk berbagi cerita.

Akhirnya, Embun pun menceritakan semuanya dan berakhir mendapatkan tawaran mengejutkan dari sang kakek.

“Kalau kamu nggak keberatan, kakek sungguh mau kamu menikah dengan anak kakek.”

Dikatakan Kakek Surya memiliki seorang putra berusia tiga puluh lima tahun yang belum menikah. Dia sudah mapan secara finansial, tapi terlalu sibuk bekerja sampai tidak memiliki waktu mencari pasangan. Hal itu membuat Kakek Surya khawatir anak bungsunya tidak akan menikah, padahal cucu sang kakek saja sudah ada yang punya pacar.

Di sisi lain, Kakek Surya sangat menyukai Embun. Gadis itu selalu sabar dan mendengarkan cerita dan keluh kesahnya yang mungkin membosankan untuk gadis seusianya. Gadis sabar dan penyayang yang juga mandiri dan bekerja keras. Sangat cocok untuk jadi calon menantunya!

Embun tampak tertegun mendengar usulan dari Kakek Surya. Akan tetapi, sepertinya usulan sang kakek sungguh pilihan yang baik untuk rencananya saat ini. Menikah dan keluar dari rumah kakak iparnya.

“Kalau anak Kakek tidak keberatan, saya tertarik menerima.”

Alhasil, di hari esoknya, Embun pun pergi ke sebuah kafe untuk bertemu dengan anak Kakek Surya.

Sejujurnya, Embun tidak menyangka jika putra bungsu sang kakek akan bener-benar menyetujui perjodohan ini. Akan tetapi, dia juga lega karena artinya dia tidak perlu lagi mencari calon suami.

“Wah, lihat deh, pria itu ganteng banget!”

“Iya, kayak artis!”

Baru saja duduk di salah satu kursi kafe, Embun dikejutkan oleh sejumlah komentar para pelanggan wanita yang ada di kafe tersebut. Gadis berambut panjang bergelombang itu mengikuti arah pandang para wanita dan berakhir menatap sosok yang duduk di meja depannya.

Tampak seorang pria tampan berjas rapi sedang duduk di sana sembari mengetik di laptop dengan serius. Alis tebal yang menukik tajam, hidung mancung yang dihiasi kacamata tipis, lengkap dengan rahang tegas yang menunjukkan wibawa.

Patut Embun akui, pria itu memang tampan.

Namun, Embun punya urusan yang lebih penting.

[Saya sudah di kafe.]

Embun mengetikkan pesan tersebut dan mengirimkannya kepada putra Kakek Surya, Kaisar.

TING!

Detik itu juga, dentingan notifikasi ponsel terdengar. Embun mengangkat pandangan, mendapati bahwa pria di hadapannya kebetulan juga menerima pesan.

Gadis itu agak tertawa dalam hati. ‘Nggak mungkin kebetulan banget dia anaknya si Kakek, ‘kan?’ Embun menggelengkan kepala dan kembali memerhatikan ponselnya. ‘Kalau seganteng itu, masa iya belum punya pacar.’

Tak lama, sebuah balasan pun diterima Embun.

[Saya juga sudah tiba di kafe. Tolong foto lokasimu di sebelah mana.]

Melihat hal itu, Embun bergegas mengangkat ponselnya untuk mengambil foto tempat mejanya berada. Saat itulah gadis cantik itu menyadari dari kamera ponselnya bahwa pria di depannya itu menghilang.

Detik berikutnya terdengar seseorang memanggil namanya.

“Embun Prajaya?”

Embun langsung menoleh. Seketika, dia tersentak.

Pria tampan yang tadi duduk di hadapannya telah berdiri di samping mejanya sekarang.

“Kaisar Rahardja?” tebak Embun.

Lelaki bertubuh tinggi dan tegap itu mengangguk.

Embun langsung berdiri dan mengulurkan tangan kanannya yang disambut jabat tangan sopan dari pria tampan di hadapannya itu.

“Salam kenal. Saya Embun,” ujar gadis itu seraya tersenyum.

“Kaisar Rahardja, panggil saja Kaisar.”

Embun pun mempersilakan Kaisar untuk duduk di depannya. Hal itu membuat para gadis yang tadi memerhatikan pria tersebut tampak kecewa, terlebih karena di tengah-tengah pembicaraan, Embun dan Kaisar membicarakan latar belakang masing-masing, khas dua orang yang sedang kencan buta.

Dari pembicaraannya dengan Kaisar, Embun mendapati bahwa pria itu adalah anak terakhir dari tiga saudara yang semuanya pria. Kakak pertama adalah seorang dokter spesialis bedah, sedangkan kakak kedua merupakan seorang pemuka agama. Itulah alasan sang kakek membebani Kaisar dengan tanggung jawab perusahaan yang membuatnya tidak memiliki waktu untuk menjalin cinta.

Embun pun juga menjelaskan latar belakangnya. Anak bungsu dari dua bersaudara yang tinggal bersama dengan kakaknya yang sudah menikah. Kedua orang tuanya meninggal saat Embun masih kecil.

Setelah memperkenalkan diri dan memahami situasi satu sama lain, Kaisar pun berkata, “Oke. Saya rasa perkenalannya sudah cukup.” Pria itu pun berdiri dari kursi dan mengisyaratkan kepada pelayan kafe bahwa dia akan melakukan pembayaran. Sembari menatap Embun, dia lanjut berujar, “Waktu saya tidak banyak, jadi ayo selesaikan pernikahan ini sekarang juga.”

Embun terkejut. “Sekarang?”

Selesai membayar dengan kartu hitamnya, Kaisar menjawab Embun yang juga ikut berdiri, “Kantor catatan sipil ada di dekat sini. Kamu sudah bawa dokumen yang saya minta juga, ‘kan?”

“Iya, tapi–”

Kaisar tidak menunggu ucapan Embun sampai selesai. Pria itu langsung berbalik dan berkata, “Kalau begitu, ikut saya.”

Alhasil, Embun pun hanya bisa mengikuti perintah Kaisar dan mulai berjalan dengan pria tersebut berdampingan menuju kantor catatan sipil.

Dalam hati, Embun membatin bagaimana dirinya tidak heran pria tersebut belum memiliki pasangan hingga sekarang. Pria itu begitu dingin dan angkuh!

Selagi Embun memikirkan hal itu, sebuah pertanyaan dilontarkan Kaisar, “Kamu yakin dengan pernikahan ini?” Mereka sudah sampai di depan gedung kantor catatan sipil. “Pernikahan kita memang tidak diawali dengan cinta, tapi saya harap kamu tidak menganggapnya permainan.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
97%(64)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
2%(1)
6
2%(1)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
66 ratings · 66 reviews
Write a review
user avatar
Shofie Sabilla
ceritanya selalu bikin penasaran dengan bab selanjutnya
2024-11-10 12:43:56
0
user avatar
Asma Wati
aku suka sekali
2024-09-25 20:39:53
0
user avatar
Dani Almira Siregar
Menunggu bab baru sangat lama buat penasaran aja
2024-09-21 11:28:06
1
user avatar
Andriani Ella
masih menunggu
2024-09-10 22:59:33
1
user avatar
Marwah Ashar
sda tamat kah ini?
2024-09-10 22:11:32
0
user avatar
Meyvy Lany Katang
bab baru 2hr blm ada,penasaran sekali
2024-08-20 06:00:07
1
user avatar
Dyah Andayani
kayaknya belum tamat ini
2024-08-14 15:10:07
0
user avatar
Andriani Ella
aku udah ikutim tiap hari... tpi makin lama menunggu mkin lama post nya... sedihkan aku tiap hri baca 1 aja
2024-08-09 17:09:11
5
user avatar
Sarah Hasibuan
tolong lanjutannya.. saya sgt menyukai cerita nya. tolong secepatnya ya ...️
2024-08-09 07:26:23
4
user avatar
Subaidah Hasim
bagus sy suka sekali dg alurnya
2024-08-02 15:35:13
0
user avatar
Yeni Octalia Landhes
bagus ceritanya
2024-07-30 14:41:44
0
user avatar
Love Kasih
ceritanya sangat bagus...
2024-07-29 20:28:15
0
user avatar
Futrianitaaslam
bagus tapi kenapa harus pake koin .kita kan sudah klik 5 bintang untuk naikin reting
2024-07-28 09:47:24
1
user avatar
ANDRIYANI
seru baca ternyata harus pake koin
2024-07-27 09:11:02
1
user avatar
Raisa
bagus cerita nya cuman bikin penasaran ternyata nti di bayar
2024-07-25 14:38:25
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
298 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status