Home / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Bab 11. Geger Dan Jatuh

Share

Bab 11. Geger Dan Jatuh

Author: BayS
last update Last Updated: 2024-12-07 10:44:00

"Heii..! Bimo..! Kau sungguh OB yang tak tahu diri dan tak becus dalam bekerja..! Bisa hancur nama perusahaan Ayahku ini, jika kau terus bekerja di sini..!" seru keras Tony di tengah ruang lobi.

Bimo pun hanya tertunduk diam, mendengarkan seruan serta caci maki Tony di ruang lobi terbuka itu. Namun wajah Bimo sama sekali tak menampakkan rasa takut atau panik, mendengar teguran keras Tony itu.

Dan sontak para karyawan lain pun heboh. Dengan diam-diam mereka mencoba mengintip, atau pura-pura melintas di ruang lobi. Hanya untuk mengetahui kenapa Bimo mendapat teguran keras dari Tony.

Nampak Devi, Pak Budi, serta beberapa staf lain juga berjalan menuju ke arah lobi. Bahkan para OB seperti Wanti, Dino, Paul, dan lainnya juga ikut menyaksikan dari sudut koridor di sisi ruang lobi.

***

Sementara di saat yang sama.

Masuk ke area kantor Bimo sebuah sedan Audi A8L hitam, yang langsung memarkirkan mobilnya di area parkir kantor.

Klekh!

Turun sepasang kaki jenjang seorang wanita cantik dar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Diah Yanti
itu karma utk Tony..baguslah kl mati lbh baik..jd orang arrogan sekali..baru jd anak pengusaha blm jd pengusaha beneran udah sombong...tinggal karma buat luki
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 227.

    "A-ada apa Mas Evan..?" tanya gugup Maya, setelah melihat dan mendengar nada ketegangan dalam percakapan kekasihnya itu. "Begini Maya sayang. Ada rekan Mas yang meninggal, sepertinya Mas hanya akan mengantar Maya sampai depan rumah ya. Mas tak bisa singgah dulu ke rumahmu," ujar Evan, berusaha menjelaskan dengan tenang. Ya, Evan bicara apa adanya pada Maya soal kematian dua orang bayarannya. Kendati dia masih belum menceritakan perihal rencananya, untuk membalas dendam atas kematian ayahnya pada Prayoga Group. "Baik Mas Evan. Tolong sampaikan Maya juga turut prihatin dan berduka cita ya." "Baik Maya." *** Sementara Bimo dan Lidya baru saja tiba di rumah mereka yang di Gorbo. Bekas tempat tinggal Bimo dulu, semasa masih jomblo. Hehe. Suami istri Pak Adi dan Bi Sum, mereka segera menyambut kedatangan majikkan mereka itu dengan senyum gembira. Ya, Lidya memang cukup lama tak mampir di Gorbo karena kondisi kehamilannya. Sementara Bimo masih suka wira wiri mampir ke situ. Otomatis

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 226.

    "Uhhsk..! Milikmu seperti masih virgin saja Monica.. Asshk..!" ucap bergetar Hendra, ditengah gelitik rasa nikmat yang dirasakannya. "Uhhgsk..! A-aku sampai Omm..sshh..!" desah tersengal Monica, tubuhnya pun tersentak dan meregang. hal yang menandakan dia tengah terbang menjemput klimaksnya. "Arrghsk..! K-kita sama Monicaa..shhk..!" Hendra pun sama mengerang hebat, lalu mempercepat terjangan maju mundur di belakang tubuh Monica. "Haagksh..!" dengan hunjaman dalam dan erangan kerasnya, Hendra pun meregang bergetar seraya mendekap erat tubuh Monica dari belakang. Ya, cukup matang dan luar biasa memang stamina seorang Hendra Winata. Di usia paruh bayanya itu, dia masih sanggup melayani sosok Monica. Sosok wanita cantik berstamina iblis..! Usai menikmati deraan klimaks mereka, keduanya langsung membereskan kembali pakaian mereka, lalu duduk bersandar di sofa ruangan lux Hendra. 'Hmm. Semua informasi mengenai kontak Bimo, Lidya, serta data perusahaan telah kudapatkan. Luar biasa mema

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 225. KELEPASAN

    "Hihihi..! Baik Devi. Tapi aku sedang tak mau bercanda kali ini. Kenapa kau resign dari kantor Mas Bimo..?" Terdengar nada serius dari Lidya dalam ucapannya saat itu. Saat Devi akhirnya menemukan alibi yang masuk akal, untuk disampaikan pada Lidya. "Kak Lidya. Sebenarnya aku tengah menghadapi masalah perjodohan dari orangtuaku, saat aku mengajukan resign pada Mas Bimo. Aku berpikir tak akan bisa fokus bekerja, dan sebaiknya mundur dulu dari pekerjaanku. Tapi siapa sangka, kesepakatan perjodohan itu dibatalkan sepihak dari keluarga calon suamiku. Dan beginilah sekarang Kak Lidya. Aku masih menikmati kesendirianku. Jomblo is the best..! Hihihi..!" Ada nada serak dalam tawa Devi saat itu, 'Maafkan aku Kak Lidya. Aku terpaksa membohongi alasan sebenarnya padamu', bathin Devi sesak, dan merasa bersalah. "Aihh..! D-devi..! Berat sekali..! Maafkan aku Devi. Keluarga siapa yang telah tak tahu diri mempermalukanmu dan keluargamu itu..?! Sebutkan saja namanya Devi..! Hmmsh..!" Desah priha

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 224.

    "Aihh..! Kenapa Devi bisa sampai resign begitu Mas..?" sentak terkejut Lidya, mendengar kabar itu dari Bimo. "Entahlah Lidya. Mas juga tak mengerti dengan keputusan resign yang diambilnya itu," ujar Bimo tenang. "O ya Lidya. Bagaimana kalau lusa kau ikut Mas ke kantor, sekalian kita bermalam di rumah Gorbo. Kangen juga rasanya bermalam dan ngobrol dengan Pak Adi di sana," usul Bimo. "Hayuk aja Mas Bimo. Aku juga kangen dengan suasana rumah kita di Gorbo sana kok," timpal Lidya senang. Dia memang merasa butuh pergantian suasana, agar tak jenuh terus berada di rumah. *** Siang itu Hendra nampak tengah bersantai di ruangan pribadinya di kantor. Saat... 'Tunda semua agendamu hari ini Hendra..! Aku akan datang..!' sebuah bisikkan seketika merasuk ke dalam jiwa Hendra. Bagaikan sebuah perintah yang tak terbantahkan, dan seketika sosok Monica jelas sekali muncul di benak dan hatinya. Hal yang memunculkan sebuah hasrat dan kerinduan yang aneh. Sejenak kesadaran Hendra sekuat daya beru

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 223.

    "Sudahlah Ayah, Ibu. Devi tak apa-apa dan tak masalah dengan pembatalan perjodohan ini. Lebih baik kita tak usah lagi berhubungan dengan keluarga Radit itu," ujar Devi tenang dan tanpa emosi. "Ahh, m-maafkan kami Devi. Kami telah berbuat salah dengan menjodohkanmu dengan Radit, tanpa bicara dan meminta persetujuan lebih dulu. Tsk, tsk..!" ucap Rini akhirnya.Seraya terisak Rini menghampiri dan mendekap putri satu-satunya itu. "Demi Tuhan. Mulai saat ini kau bebas Devi. Ibu dan Ayah tak akan lagi ikut campur dalam urusan jodohmu. Tsk, tsk..!" bisik Rini serak dan lirih di telinga Devi. "M-makasih Bu. Tsk, tsk..!" dan di titik inilah Devi baru keluarkan luapan hatinya. Hatinya begitu lega, bahagia, dan lepas, saat mendengar janji dari ibunya itu. Ya, karena kebebasannya dalam memilih jodoh atau tidak, adalah hal yang sangat diinginkan Devi. Tanpa intervensi dari orangtuanya sekalipun. Namun Devi juga berjanji dalam hatinya, jika pada saatnya nanti, dia akan tetap menikah dengan seor

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 222.

    "Bu..! Henponnya bunyi nih..!" seru Bi Supi, seraya tergopoh membawakan ponsel Rini dari dapur. "Makasih Bi. Wah..! Ada apa Pak Kevin menghubungiku ya..?" ujar Rini, bertanya-tanya sendiri. Setelah melihat nama pemanggil di layar ponselnya. Devi sempat mendengar ucapan ibunya itu, dia hanya tersenyum saja seraya menghampiri ayahnya di teras. Devi tak langsung mengajak ayahnya itu untuk sarapan, seperti perintah ibunya. Karena dia ingin memberi waktu bagi ibunya, untuk berbincang dengan ayahnya Radit melalui ponselnya. "Ayah sedang asik membaca berita di ponselkah..?" tanya Devi, seraya ikut duduk di sebelah kursi ayahnya. "Iya Devi. Winata Group benar-benar maju pesat sekarang ini Devi. Mereka telah masuk ke bisnis global internasional, dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia. Hebat..!" ujar Baskara sambil memuji. "Ya begitulah Ayah. Sepertinya Mas Bimo belakangan ini juga agak sibuk mendampingi Pak Hendra. Namun selama dia masih bisa menghandel klien-klien di kant

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status