MasukAlya Khairunnisa menjadi berurusan dengan perusahaan terbesar di tanah air karena berani menolak suplai produk dari mereka. Perusahaannya terancam bangkrut, sehingga ia menjadi rela menjadi istri CEO Starbig Egie Andirasmaja, perusahaan yang menyuplai produk tersebut. Penderitanya belum berakhir, ia mendapat perlakuan buruk dan diberi tempat tinggal khusus yang dijaga ketat. Hingga akhirnya ia menemukan cara untuk menjatuhkan Egie. Bagaimana selanjutnya hubungan mereka? Bagaimana juga nasib perusahaan mereka? Yuk ikuti kisahnya sampai akhir. Jangan lupa subscribe dan berikan komentar positif ya... With love, Wina Faathimah
Lihat lebih banyakAlya tidak pernah berpikir bahwa malam pertama akan sangat menegangkan. Ia bahkan tidak bisa bergerak, tubuhnya membeku seperti es batu baru saja keluar dari freezer, super dingin. Ia mengira Egie tidak akan secepat itu melakukannya mengingat sikap pria itu yang begitu sombong dan angkuh. Ia juga tidak menyangka Egie bisa bersikap begitu lembut, jauh berbeda dengan sikap sebelum-sebelumnya. Hidup Alya yang tiba-tiba berubah menjadi berantakan itu membuatnya tidak bisa memproses sesuatu yang sedang terjadi. Hanya bisa mengikuti saja kemana Egie akan membawanya malam itu. *** Pukul 04.00 pagi alarm berbunyi nyaring, memaksa Alya untuk membuka mata yang terasa begitu berat. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan lelah seperti baru saja bekerja sangat keras, apalagi ketika mengerakkan kakinya. Tanpa sengaja tangan Alya menyentuh seseorang di sebelahnya. Ia sangat terkejut. Dilihatnya wajah Egie masih terlelap sangat nyenyak, tidak terusik dengan suara alarm dan gerakan-gerakan yang ia timb
Alya memindahkan duduknya menjadi lebih dekat pada Egie, tapi masih ada jarak sekitar satu meter di antara mereka. Ia benar-benar tidak punya ide hendak melakukan apa, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan hanyalah memilin ujung jilbabnya dan meremas-remas jemarinya. Sementara Egie hanya diam, asyik sendiri dengan ponselnya. Sepertinya dia sangat sibuk karena begitu serius menatap layarnya, terkadang keningnya berkerut-kerut, terkadang mengangguk-angguk, tetapi tak ada satu pun senyuman terukir di sana. 'Apa sebaiknya aku buatkan minuman?' Alya membatin, rasanya sangat menegangkan terus menerus duduk di dekat Egie, hingga otot-ototnya terasa kaku. "M-maaf, Tuan, mungkin Anda ingin minum yang hangat? Teh, kopi, capuccino, atau...?" tanya Alya dengan suara pelan, khawatir membuat pria di sebelahnya itu murka. Beberapa saat Egie masih belum merespon, masih sibuk mengetik di layar ponsel. Lalu menoleh, melayangkan tatapan tajam dan dingin membuat siapa sa
Tepat satu pekan setelah acara lamaran singkat tempo hari, acara pernikahan dilaksanakan di rumah Alya dengan sederhana. Bahkan setelah acara usai, Egie langsung memboyong Alya ke kediamannya. Rumah itu berada di puncak, vila lebih tepatnya. Sebuah bangunan mewah bergaya modern namun tetap mengusung tema natural. Alya belum sempat menikmati keindahan tempat itu karena Egie terus berjalan cepat masuk ke dalam rumah, lalu terus lagi berjalan hingga sampai di sebuah kamar. "Ini rumah khusus untukmu. Lakukan apa saja yang kamu inginkan di sini. Jangan coba-coba untuk kabur atau membuat makar, aku tidak akan berbelas kasihan." Egie berdiri di pintu kamar dengan tatapan tajam dan dingin, tatapan yang membuat Alya semakin membencinya. "Baik, aku mengerti." Dengan menunduk Alya menjawab.Egie masuk, mendekat ke arah istri barunya. Tubuh Alya menegang, jantungnya bertabuh sangat kencang, bahkan ia yakin Egie dapat mendengar detak jantungnya. Ia sang
"Aziz, pergi dari sini sekarang!" seru Alya. Baru kali ini ia berbicara dengan nada tinggi seperti itu. "Al...!" "Pergi! Aku tidak ingin melibatkanmu dalam masalah ini!" seru Alya lagi memotong ucapan Aziz. Aziz menatap tajam bola mata Egie dengan sorot penuh kebencian. Sementara Egie hanya berdiri dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Aziz mendengus, lalu keluar ruangan sambil menabrakkan sebelah bahunya ke bahu Egie. "Heh, berani melawanku? Bersiap gulung tikar!" desis Egie tersenyum sinis. Ia menepuk-nepuk bahunya yang bersentuhan dengan Aziz, seolah ada debu atau kotoran yang melekat di sana. Alya terdiam, membuang pandangan ke luar jendela. Terus terang ia amat sangat membenci Egie. Tapi tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menuruti semua kemauannya. Aroma parfum pemuda itu yang memenuhi ruangannya membuatnya semakin muak. "Kau tidak menyambutku, tidak juga menyuruhku duduk?" Egie menarik kursi, la






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasan