♥Diary Gina/ Kau tahu kenapa pada masa kecil kau percaya pada dongeng? Fantasi itu tentang apa jadinya hidupmu. Gaun putih, Prince Charming, yang akan membawamu pergi ke sebuah kastil di atas bukit. Kau akan berbaring di tempat tidur di malam hari dengan mata tertutup, dan kau memiliki keyakinan yang lengkap dan utuh.♥
Daniel bersiap-siap untuk berangkat kerja. Gina yang sedari tadi memperhatikannya membuat Daniel salting pagi itu. Sudah tak ada lagi yang dirahasiakan dari Izzie dan Gaby. Sebentar lagi mereka akan turun ke dapur lantas sarapan bersama-sama atau hanya sekedar menikmati kopi panas.
Sementara itu, ditemani Gaby, Izzie masih saja berkutat dengan resep kue nya. "Delapan jam, 16 ons coklat dan 32 cupcakes, dan semuanya masih terasa salah," Izzie mendengus. Beberapa cipratan tepung menempel di rambutnya yang terikat ke belakang.
♥DG/ Sinterklas, peri gigi, pangeran tampan. Mereka terAlex dan Gaby berada dalam satu ruangan untuk melakukan intubasi* pada pasien dr. Bram yang tak sadarkan diri. Sebenarnya Alex sudah menawarkan bantuan. Hanya saja Gaby bersikeras untuk melakukannya sendiri."Mm-hmm. Ew. Tebal, pendek leher. Ini tidak bagus. Sulit untuk intubasi. Kau ingin aku melakukan itu?" tanya Alex. Mereka tidak tahu kalau dr. Bram memperhatikannya dari luar."Dia pasienku. Aku baik-baik saja," tolak Gaby. "Aku belum bisa melihat apa-apa. Tolong suction!" Gaby meminta tolong pada Alex."Jangan mematahkan gigi apapun."Gaby merasa diremehkan lantas membentak Alex. "Aku tahu ... bukankah menurutmu aku tahu?""Pulse ox turun 87 persen.""Beri dia oksigen!" Pinta Gaby."Tentu, tadi kamu tidak ingin aku melakukan itu?" Alex mulai ngeyel."Tidak, sial itu! Tabung." Gaby mulai panik."Ada di kerongkongan. Tidakkah kamu tahu esofagus dari trakea*?" Ejek Alex."Anatomi kacau di sini," elak Gaby.
Siang itu Tn William tiba-tiba mengeluh bahwa dia tidak bisa menggerakan tangannya. Daniel dan Gina yang masih berada di kamarnya langsung berusaha memberikan tindakan yang tepat untuk Tn William."Permisi." Tn Will memanggil dr. Daniel. Pertama kakiku, lalu perut. Allah. Dokter! Dok, tanganku tak bisa bergerak."Daniel langsung berlari mendekati ranjang Tn William. "Remas jari saya," pinta Daniel."Aku tidak bisa." Jawab Tn William."Disini. Terasa tidak?" tanya Daniel sambil menusuk lengan Tn William dengan Karim. "Beritahu saya jika Kamu merasakan sakit. Bagaimana dengan ini?" Daniel menusuk lengan Tn William di tempat yang berbeda. "Sini?" Tn William menggelengkan kepalanya. "Terasa sesuatu disini? dibawah sini?" tetap saja Tn William menggelengkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan segera kembali." Daniel memanggil perawat yang membantunya. "Perawat, batalkan MRI kedua. Persiapkan ruangan untuk operasi." Perintah Daniel."Kamu beroperasi? Operasi a
Sudah hampir tujuh jam Daniel dan Gina melakukan operasi pada Tn. William."Drainase dan Suction," pinta Daniel pada perawatnya."Disiapkan…"Daniel mulai menghisap darah di sekitar tulang belakang yang diperbaiki."Apa ini?" gumam Gina pelan."Lihat sendiri. Thoracic* tulang belakang kedua," dengan bangga Daniel memamerkan ketepatannya dalam mendiagnosa penyakit Tn. William.Lagi-lagi Gina terkejut. "Oh, Tuhanku. Aku melihatnya. Memang benar-benar ada.""Tentu saja," cetus Daniel bangga. "Hisap dan buang pendarahannya, ya?"Akhirnya operasi bisa diselesaikan dengan baik oleh Daniel
Bulan demi bulan berjalan tanpa kendala. Dibawanya Gina ke kediaman Daniel menandakan hubungan mereka lebih serius. Kadang-kadang jika waktu libur, Gina menginap di tempat Daniel. Hanya saja seringnya Daniel yang menginap di rumah Gina karena jarak ke RS lebih dekat.♥DG/ Rahasia tidak bisa disembunyikan dalam ilmu pengetahuan. Obat punya cara untuk mengungkapkan kebohongannya. Dalam dinding rumah sakit, kebenaran tidak dapat ditutupi. Bagaimana cara kita menjaga rahasia kita diluar rumah sakit...Yah, itu sedikit berbeda.♥Gagang pintu bergerak, Izzie memanggil-manggil Gaby yang sudah dua jam berada di dalam WC. "Gabb?" panggil Izzie. "Pintunya kau kunci. Aku harus mandi." Gaby yang sebenarnya sedang membaca artikel tentang penyebab gatal dan lecet yang dia rasakan pada penis, kaget karena panggilan Izzie."Ah, Ah, Aku akan keluar sebentar lagi," teriak Gaby dengan nada yang gugup."Kau sedang apa disitu?""Urusan pribadi," jawab Gaby
Seorang pria tua denga perut membengkak memjadi pasien Cristina dan Izzie. Hari itu mereka mulai pemeriksaan, "Tn. Frank, sudah berapa lama perutmu begini?" tanya Cristina."Perutnya membesar selama beberapa waktu," jawab Ny. Frank."Aku sudah bilang padanya ada yang salah," Alice, anak dari tuan Frank ikutan berkomentar. "Tidak ada orang yang menggemuk secepat ini. Sudah ku bilang. Semua orang sudah bilang padanya," dia berbicara dengan nada sinis pada ayahnya."Dia mengidap adanya gumpalan cairan. Pembuluh darah abnormal di dekat kulit," ungkap Izzie."Apa artinya itu?""Kita harus melakukan beberapa pemeriksaan.""Bagus…" sela Alice. "Berapa yang harus kita bayar kali ini?""Alice, jangan!" Ny. Frank memotong ucapan Alice.☆☆☆Menjelang sore Gaby menghampiri ruangan hasil lab untuk mengetahui hasil pemeriksaan dirinya. "Hai, ah, hasil untuk Gaby?""Aku tidak lihat ada disini. Siapa nama pasiennya?"
Dengan hati-hati Daniel mengetuk pintu ruangan kerja dr. Richard lalu dia duduk tepat di hadapannya, seolah Daniel bisa membaca dengan tepat kegalauan yang tersirat di mata dr. Richard dia langsung bertanya. "Kau menjatuhkan alat operasi." Daniel lalu terdiam, melihat respon dari dr. Richard. "Baiklah…" dr. Richard terdiam sejenak lantas menatap Daniel lekat-lekat. "Beberapa minggu yang lalu, aku menjalani operasi, dan penglihatan di mata kiriku jadi kabur. Setelah beberapa jam, akan kembali normal. Tapi muncul lagi." "Apa kau sudah memeriksanya?" tanya Daniel "Hasil pemeriksaan normal. Dokter mataku bilang karena aku semakin tua. Tapi kau tahu kemerosotan kemampuan penglihatanku bisa berarti apa." "Aku akan siapkan beberapa pemeriksaan." Daniel langsung segera menindaklanjuti keluhan dr. Richard. "Daniel…Aku tahu bagaimana rumor cepat tersebar disini. Jadi cukup simpan untuk kita saja." Daniel segera mengangguk
Cristina dan Izzie segera melakukan tindakan pada Tn. Frank. "Tn. Frank, kami akan memberikan bius lokal, tapi mungkin kau akan merasa ada tekanan." "OK. Aku siap," jawab Tn Frank dengan percaya diri. "Tekan kulitnya," Cristina menyuruh Izzie. "OK." Selang dimasukan. Cristina melanjutkan tindakanya, "Aku sampai di rongga peritoneum. Cairannya ada darahnya." Gumam Cristina. "Apa memang seharusnya berdarah?" tanya Izzie. "Kalian pernah melakukan ini, kan?" Tn Frank ikut berkomentar. Cristina tersinggung "Tentu saja. Beribu kali." Beberapa saat kemudian Bagus, Mr. Frank. Selang sudah terpasang di tubuh Mr. Frank "OK. Tunggu, tunggu. OK, ayo." "Bagus," sahut Cristina sambil menghela nafas. "Sekarang kita tinggal tunggu." ☆☆☆ Richard dan Daniel langsung memeriksa hasil MRI Richard. "Kau lihat disitu?" Kata Daniel pada Richard. "Mm-hmm." Gumam dr. Richard. "Itu tumor, dan tumorn
♥DG/ ☆☆☆♥DG/ Menjadi ahli bedah yg bagus, Kamu harus berpikir seperti ahli bedah. Emosi-emosi berantakan. Menyimpannya dengan rapi. dan langkah ke dalam sebuah bentuk, ruangan steril. Padahal itu prosedur yg simple. potong, jahitan bedah dan tutup.♥Gina duduk di Star Bar. Bar tempat pertama kalinya bertemu dengan Daniel dan kini dia harus disana merayakan kehilangan."Kamu kelihatan familiar. Kamu pernah kemari sebelumnya?" tanya Joe si pemilik bar dengan ramah.""Sekali. Itu berjalan lancar." Jawab GinaJoe tersenyum. "aku tahu tatapan itu. Yang satu dari dua hal. Salah satu bosmu memberimu neraka atau pacarmu. Yang mana itu?""Keduanya." Jawab Gina asal-asalan. "Tetapi kadang-kadang, Kamu dilapisi dengan sebuah luka