Gusto lang naman niya ang maranasan na mahalin. Hanggang kailan kaya mong tiisin para sa pagmamahal? Hanggang kailan kaya mong ipaglaban ang iyong pag-ibig na maraming humahadlang? Hanggang kailan mo ipagsiksikan ang sarili mo sa taong ni minsan hindi mo nakitaan na mayroon din siyang pagmamahal sayo katulad ng pagmamahal na nararamdaman mo para sa kanya? Ang hirap. Iyong lihim mong minamahal ang isang tao at hanggang tanaw ka lang. Nakakapanghina. Kung sabagay, sino ba siya para mapansin at magustuhan ng lalaking gusto niya? Isa lang naman siyang langaw na sampid sa angkan nila. Ilang taon na ba siyang naninilbihan sa pamilyang Montefalco? Halos isang dikada na. Minahal naman siya ng pamilyang ito ngunit yung pagmamahal na inaasam niya...hindi niya pa naramdaman. Palagi nalang siyang nag-aasam. Pait siyang napangiti habang nakatanaw sa lalaking matagal na niyang iniibig. Ang lapit lang nila sa isa't isa ngunit nahihirapan siyang ito ay abutin. Hanggang maid na lang ba ang tingin nito sa kanya?
View MoreDaren & Alena
******
Seorang gadis tampak begitu ceria ketika ia melihat pantulan dirinya di depan cermin. dia terus tersenyum dan sesekali bersenandung dengan merdu sampai sebuah panggilan telepon membuyarkan kegiatannya.
"Ya ..." jawab nya sambil duduk di sofa yang berada di kamarnya tersebut.
"Gue udah di depan." Kata orang di seberang telepon.
"Oke... Tunggu sebentar." Lalu panggilan telepon berakhir.
Alena Mikael Greyson atau yang biasa di panggil Ale, Dia tampak cantik mengenakan pakaian berwarna putih yang nampak serasi dengan kulit putih pucat nya. bola mata nya yang berwarna hitam Pekat yang memancarkan kesan lucu ketika menatap sesuatu, jangan lupakan pipinya yang selalu memerah seperti anak-anak dan membuatnya gemas. tentu dengan hal itu ia memiliki daya pikat tersendiri bagi siapapun yang melihatnya.
Ale tampak bahagia karena mulai hari ini statusnya menjadi baru, yaitu mahasiswi.
"Kenapa lama sih!." Kata temannya yang sudah lumayan lama menunggunya.
"Maaf Sarah ..." Ucapnya dengan menyengir
"Ya udah ..., yuk keburu telat nanti." Kata Sarah dan setelah itu Ale memasuki mobil milik sarah.
"Bukan nya Gue udah bilang, jangan terlalu berhias Ale. Loe tidak tahu seberapa banyak senior hidung belang di kampus. mereka sangat buruk." Ucap Sarah sambil menyetir mobil.
"Iya ...." Ale dengan cepat menghapus lipstiknya yang berwarna nude dan membiarkan bibirnya berwarna pink secara alami. rambutnya ia gerai dengan di hiasi pita kecil di sana. setelah itu Ale memakaikan name tag di dada.
"Bagaimana?" Tanya Ale memastikan penampilannya.
"Itu lebih bagus, yang tadi seperti badut." Tanggapan Sarah membuat Ale mengerucutkan bibirnya lucu, sedangkan Sarah hanya tersenyum.
Mobil mereka memasuki parkiran kampus, sudah banyak anak baru di lapangan, yang akan mengikuti ospek nantinya. Ale belum keluar dari mobil rasanya ia sangat gugup, apa lagi ini hari pertama nya.
Namun kegugupannya hilang ketika Sarah mengenggam tangannya, guna memberi ia semangat, dan itu berhasil.
"Siap menjadi mahasiswi baru, Little girl?! Seru Sarah guna mencairkan suasan tegang di antara mereka.
"Siap!" Ale menyambut dengan semangat dan wajah berseri, mereka keluar dari mobil bersama-sama. sebelum melangkah Ale menarik napas nya panjang lalu menghembusnya secara perlahan.
Mereka berjalan beriringan menuju lapangan yang sudah di penuhi mahasiswi baru. ada beberapa dari mereka sedang duduk di kantin, karena jam ospek di mulai pukul 7 pagi.
Di panggung kecil terdapat tulisan yang cukup besar dan membuat Ale yang membacanya tersenyum.
(SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU UNIVERSITAS INTERNASIONAL ROMANOV)
****
Ale baru saja keluar dari toilet, sekarang ini mereka sedang istirahan dan nanti kegiatan terakhir mereka yaitu mengumpulkan tanda tangan kakak tingkat (panitia), dari ketua, wakil, sekertaris dan lainnya.
Jika mereka bisa mendapatkannya dengan cepat maka mereka akan bisa pulang. Karena Masa ospek di universitas ini hanya satu hari saja. jadi tidak perlu repot lagi menyiapkan perlengkapan ospek. esoknya mereka akan melihat jadwal kuliah mereka masing-masing.
"Oke, ini hari terakhir kita. jadi sekarang kalian harus mengumpulkan tanda tangan para panitia!." Seru kakak kelas yang bernama tag Angel.
"Kalian bisa bubar sekarang, ingat jam tiga sore sudah di sini!." Lanjutnya lagi.
Ale melihat jam tangannya, sekarang pukul dua lewat dua puluh menit, jadi mereka akan memiliki waktu sekitar empat puluh menitan.
"Ale, ayo buruan." Panggil Sarah sambil menarik tangan Ale menuju lantai dua gedung tersebut.
"Terlebih dahulu kita akan mencari ketua panitianya,tadi namanya siapa ya?" Tanya Sarah
"Kalau gak salah, Daren Cleo Romanov." Ucap Ale.
"Pasti yang ini ganteng." Ucap Sarah sambil tersenyum sedangkan Ale hanya memutar bola matanya saja. Sarah ini tidak bisa diam, jika menyangkut masalah pria-pria ganteng.
"Ya elah loe, ganteng aja yang di pikirin." Ucap Ale.
"Itu penting banget Ale, Loe harus coba deh gimana rasanya pacaran."
"Udah ah, jangan bahas itu dulu. kita harus cepat cari kakak panitianya." Kata Ale mengalihkan obrolan mereka. ia sangat tidak suka jika Sarah akan membahas tentang pacaran.
Mereka berjalan ke arah satu ruangan, yang dimana ruangan tersebut jurusan Bisnis. Ale dan sarah mengetuk pintu dengan pelan.
Tok! Tok!
Mereka masuk setelah mendapatkan Izin dari orang-orang yang berada di kelas tersebut.
"Maaf menganggu, kami ingin mencari Kak Daren untuk meminta tanda tangan." Kata Ale dengan gugup. di kelas tersebut semuanya adalah laki-laki yang sangat tampan. jangan di tanya bagaimana reaksi Sarah ketika melihat pria-pria tersebut. Air liurnya pun hampir menetes, untung Ale dengan cepat menyikut lengan nya.
"Berani bayar berapa, kalau Loe berdua mendapatkan tanda tangan gue?" Tanya seorang pria tampan, yang baru saja turun dari atas meja.
Ale menyeritkan keningnya, jadi ini yang namanya Daren Cleo Romanov. tampan sih, tapi sifatnya sombong dan Arogant. lihat saja memberi tanda tangan pun dia harus minta bayaran.
"Kak kami hanya minta tanda tangan, buka minta password wifi." Ucap Ale jengkel.
"Ya sudah, kalau kalian tidak mau." Kata nya sambil berbalik untuk duduk kembali ke atas meja.
"Ale, jangan memperumit keadaan, bayar aja mungkin gak mahal." Bisik Sarah. setelah Ale berpikir akhirnya ia mengangguk, karena sebenarnya ia sangat tidak ingin berurusan dengan pria macam Daren ini.
"Baiklah, gimana kalau Gue bayar Loe makan di kantin." Tawar Ale, tentu tawaran tersebut mendapatkan tawa dari beberapa teman Daren.
"Loe pikir, kita gak mampu beli gitu?." Ucap salah satu dari mereka.
"Ah gini aja, gimana kalau Loe berdua temenin kita ke club malam saja?, kalau gak mau ya sudah." Lanjut pria tersebut.
"Oke!." Bukan Ale yang menjawab melainkan Sarah. rasanya Ale ingin sekali menggundul rambut sarah, dengan seenaknya gadis itu menyetujui nya.
Setelah itu, Daren memberikan tanda tangannya, kepada Sarah dan Ale. saat memberikan kertas milik Ale, dengan sengaja Daren menyentuh tangan Ale.
Ternyata mereka semua adalah ketua,wakil, dan sekertaris dari panitia Ospek ini, untungnya mereka tidak perlu susah payah untuk mencari lagi.
"Eh loe! kasih nomor telepon lo ke Gue." Panggil pria teman Daren kepada Sarah. dengan enggan Sarah memberikan nomor nya.
Setelah itu Ale dan Sarah keluar dari kelas tersebut. dengan rasa senang plus rasa jengkel dengan kelakuan brandalan kampus yang sayang nya tampan semua.
Sedangkan Daren dan teman-temannya hanya tertawa melihat tingkah kedua gadis yang baru saja mereka temui.
"Gue yakin mereka berdua belum pernah merasakan yang namanya sex."Salah satu dari kawanan Daren membuka suara setelah beberapa saat terdiam.
Daren hanya terdiam sambil menyeringai akhirnya dia mendapatkan wanita yang selama ini dia cari dan Daren sangat senang karena ada gadis yang sangat ia dambakan tengah berada di dekatnya sekarang ini.
.....
Graving will always hits you. Later on, you're okay; you're accepting that someone will never be with you anymore. But, on the other side you miss them, and hope that they are still with you, celebrating the small wins in your life.“Ikakasal na ako," saad ni Nenita habang hinahaplos ang lapida ng ina. “Sorry ngayon lang ako nakadalaw. Ngayon lang lumakas ang loob ko. Nito ko lang natanggap ng buo ang lahat ng nangyari. Thank you, “ she started to cry. " Thank you sa lahat ng mga sinakripisyo mo, sa pagmamahal mo.”She's getting emosyonal again. Pero maayos na siya. Tanggap na niya. Naiiyak lang siya dahil isa sa mahalagang tao sa buhay niya ang wala sa araw ng kasal niya. “Sa susunod na pagbalik ko, kasama ko na ang lalaking mahal ko. Ipakilala ko siya sayo." PINAG-ISIPAN, pinagplanuhan niya ito ng maigi. Nang maka uwi sa kanilang bahay kinausap ni Nenita ang mga magulang.“Hihingi sana ako ng tulong sa inyo, ‘tay." Aniya at sinabi sa mga ito kung ano ang dahilan bakit siya humin
Hindi pa nila napag-usapan dalawa kung kailan ang kanilang kasal. Sinusulit pa nilang dalawa ang pagiging mag-fiance nila. Sinusulit pa nila ang mga araw na wala pa silang ibang responsibilidad kundi ang bawat isa. They always go on date. Mamasyal kung saan nila gusto. At ang paborito nilang gawin, is to travel. So, King decided to transform his car into a camping house car to tour around the beautiful places here in Philippines—that's their goal. And soon, when King can walk again, iikutin nila ang buong mundo kasama ang kanilang mga anak. Salitan silang dalawa ni Nenita sa pagmaneho. They were both happy and enjoy. King planned where to propose Nenita again. He wanted to make it something special and memorable for both of them. “Parte pa ba ito ng Sagada?" Tanong niya kay King dahil ngayon lang siya napadpad sa lugar na ito. Paakyat sila sa matarik sa lugar. Ang daan ay napalibutan ng mga nagtataasang pine trees at iba't ibang uri ng mga kahoy. Hindi naman mukhang nakakatakot
“Ang dami mong call sign sa’kin. Tangina mo ka!" Naiiyak na pinalo ni Nenita ang balikat ni King.Paano pa siya iiwas at pagtakpan ang tunay niyang naramdaman kung may pagbabanta ng sinabi si King sa kanya? Wala parin siyang kawala kung lalayo siya at magtago. Tama rin ang mga sinabi ni King, kung patuloy siyang magpadala sa takot at pagdududa siya lang rin ang masasaktan at mahihirapan. Parehas silang dalawa ng nararamdaman, nang gustong mangyari, at wala na ring hadlang, ngayon pa ba nila sukuan ang bawat isa?King chuckled ang gigglingly hugged Nenita. “Ano ang bumabagabag sayo bakit hindi mo masabi sa akin na mahal mo ako?" King asked in sweetie's way.Kusa siyang binitawan ni King. Hindi na pumalag ai Nenita nang ipagsiklop ni King ang kanilang mga palad. Habang tinitingnan niya si King, kung paano ito magmaka-awa sa kanya, paano ito umiyak sa harap niya at ipakita ang tunay na siya, napagtanto ni Nenita na ang swerte niya dahil may King sa buhay niyang mahal na mahal siya.H
Malinaw ang sinabi niya kay King na wala silang relasyon dalawa, tapos na ang ugnayang mayroon sila noon kaya wala siyang ibang maisip na dahilan bakit panay ang pag punta ni King dito sa bahay nila kundi ang tungkol sa ama niya.She's prepared for this. Pero ngayon na nandito na siya sa sitwasyon bigla siyang naduwag, bigla siyang natakot sa maaring kahinatnan ng kanyang ama. But, how about King? What about the fear, trauma and being person with disability for the rest of his life kung hindi niya makuha ang hustisya sa sarili at pagbayarin ang taong sumira ng buhay niya?It's not fair. Hindi makatarungan kung hahayaan na lang iyon at kalimutan.Huwag lang marinig ni Nenita na dahil sa pagmamahalan ni King sa kanya kaya nagbago ang kanyang desisyon. Dahil ayaw niyang gawin na dahilan ang sarili para lang maudlot ang katarungang dapat makuha ni King.Sa bakuran niya natagpuan si King. Ka aalis lang ng mga magulang niya at kapatid, siguro upang mabigyan sila ni King ng oras na makausap
“Nak, mag iisang oras ka na diyan hindi ka pa ba tapos maligo?" Wika ni Fatima habang kinakatok ang pintuan ng kwarto ni Nenita. “Papasok ako ha." Naka upo sa gilid ng kama, tulala si Nenita sa kawalan habang tuwalya lang ang tanging sapin sa katawan. Mukhang kanina pa ito tapos maligo dahil tuyo na ibang parte ng buhok nito.Fatima crossed her arm. Sumandal siya sa nakasaradong pinto, nakataas ang isnag kilay at nanunuri ang tingin kay Nenita. “Nagdadalawang-isip ka ba na magpakita sa kanya o kung hindi ka makapili ng damit na susuotin mo?" Pabagsak na humiga sa kama si Nenita. Wala siyang pakialam kung lumihis man ang tuwalya niya sa hita at makita ng nanay niya ang hindi dapat makita. “Wala sa choices, Nay." Ngunit ang totoo, nahihiya siyang magpakita kay King nang maalala ang mga nangyari noong isang araw. Ang mga pagyakap niyang daig pa ang linta kung lumingkis.“Okay, sabi mo e. Kaya pala ako nandito dahil aalis kami ng tatay mo." Umangat ang ulo ni Nenita upang silipin ang
Bumitaw ng yakap ang mag-asawa nang makita si Nenita na tumatakbo palapit sa kanila na walang sapin sa paa. Umiiyak ito.“Anak, bakit—”Naputol ang dapat na sasabihin ni Hernan nang salubungin siya ng mahigpit na yakap ni Nenita at doon humagulgol sa bisig nito. Malungkot, naaawa kay Nenita na nagkatinginan ang mag-asawa ngunit kalaunan parehas nila itong niyakap.Tanging iyak lang ang nagawa ni Nenita. Nawalan siya ng sasabihin sa nabasa niyang sulat galing sa ina. Ngayon, malinaw na sa kanya ang lahat. Nasagot na ang tanong na dapat niyang marinig. Wala ng kulang. Wala ng espasyo at puwag sa puso niya. Finally, sa mahabang panahon na puno siya ng pagkukulang, naging buo na rin ang pagkatao niya.“Tay…” umaatungal niyang tawag sa ama. Panay naman ang pagpapatahan ni Hernan habang nasa tuktok ng ulo ni Nenita ang labi at yakap ito ng mahigpit—yakap ng isang ama na ramdam mong ligtas ka." Tay, nasagot na ang lahat ng mga tanong ko,” puno ng luha ang mata na tiningala niya ang ama.
Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.
Comments