Malam hari ...Yuki mendapat pesan dari Yusak. Pesan itu berisikan ajakan makan malam karena Yusak sedang berada di kota yang sama dengan Yuki untuk kepentingan bisnis.Mendapat pesan dari kakaknya, tentu saja Yuki senang. Dia langsung mengirim pesan pada Cristopher, mengatakan akan makan malam bersama dengan Yusak.[Pak, maaf. Nanti kita nggak bisa pulang bareng. Saya ada janji makan malam dengan Kakak saya, Yusak.][Oh, apa dia datang? Baiklah kalau begitu. Selamat bersenang-senang.][Maaf ya, Pak. Makan malam kita diunduf besok saja. Bapak nggak marah, 'kan? Pesan dari kakak saya mendadak. Saya juga nggak enak menolak karena dia sudah jauh-jauh datang. Ya, meskipun alasan utamanya untuk kepentingan bisnis, sih. Setidaknya dia ingat untuk mengajak saya makan malam bareng.][Nggak masalah, Yuki. Saya nggak apa-apa. Silakan habiskan waktu bersama kakakmu. Lagipula saya akan lambur karena harus menyelesaikan pekerjaan.][Oh, bapak lembur? Bersama Pak Thomas?][Enggak lah. Dia 'kan haru
Sebelumnya ...Dion duduk makan siang sendirian. Saat dia sedang melihat-lihat sekitaran, dia melihat Yuki sedang mengantri untuk mengambil menu makan siang.Melihat Yuki, Dion tiba-tiba saja teringat akan ucapan Mama dan tantenya yang mengatakan melihat Yuki bersama seorang laki-laki dan keduanya menumpangi mobil mewah."Apa dia punya pacar baru? Siapa lelaki yang disebut Mama dan tante ya?" batinnya bertanya-tanya."Masa iya sih dia punya pacar baru. Si Yuki yang cuma bisa kerja, kerja dan kerja? Yang selalu sibuk kerja yang bahkan suka lembur itu? Si gila kerja. Mana ada laki-laki yang tahan dengan wanita gila kerja meskipun wanita itu sangat cantik dan seksi. Yang benar saja," batin Dion lagi yang langsung tersenyum, seolah sedang menertawakan Yuki."Tapi aku benar-benar penasaran. Siapa lelaki itu? Seperti apa tampangnya. Sudah pasti aku lebih tampan dibandingkan lelaki itu, 'kan? Di perusahaan ini, tidak ada lagi laki-laki setampan aku. Selain si Bos sok ganteng dan sibuk juga S
Amelia langsung terdiam, menatap Yuki dengan lekat. Yuki yang merasa aneh langsung menutup wajah Amelia denga buku."Jangan melihatku seperti itu. Menyeramkan tahu," kata Yuki.Amelia kaget kerena tiba-tuba wajahnya tertutup buku, "aduh, iya-iya. Nggak aku lihatin. Cepetan cerita," katanya mendesak Yuki untuk cepat bicara."Ok, aku akan cerita. Dengar baik-baik karena aku nggak akan mengulangi perkataanku," kata Yuki. Yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Amelia."Kamu tahu 'kan, gimana sebenarnya keluargaku. Kamu bahkan pernah memergokiku ditampar kakakku saat kita dalam perjalanan pulang sekolah dulu. Sebenarnya, saat aku libur, aku pulang. Aku menemui mereka," kata Yuki bercerita."Hah? Kamu pulang? Yang benar aja. Ngapain pulang? Terus, gimana? Lanjutin ceritamu," sahut Amelia geram denga dahi berkerut."Saat aku menemui Papaku, papaku bilang kalau ada seseorang yang melamarku untuk anaknya. Kayaknya seseorang itu rekan bisnis atau kenalan papaku. Dan dia ada janji ngasih ses
Amelia mengajak Yuki makan siang bersama, dia bermaksud menjelaskan situasi yang dilihat Yuki saat pagi hari di gudang."Nah, bicaralah. Jangan terus menatapku," kata Yuki menatap Amelia."I-itu ... a-aku ... " ucapnya gugup. "Kita makan saja dulu. Bicaranya nanti saja," kata Yuki.Yuki makan dengan cepat, dan berhasil menghabiskan makanannya hanya dalam beberapa menit. "Aku sudah selesai, aku balik dulu ya. Nanti kalau kamu sudah selesai, kamu nyusul aja. Hari ini aku nggak seberapa nafsu makan, jadi makan sedikit," kata Yuki. Yang pergi meninggalkan Amelia.Amelia menatap kepergian Yuki, "dia kenapa? Apa dia marah padaku?" batinnya khawatir.Amelia pun buru-buru makan. Agar bisa secepatnya menyusul Yuki. ***Amelia kembali ke ruang kerjany. Benar saja, Yuki ada di mejanya sibuk membaca novel.Melihat temannya asik membaca, Amelia tersenyum tipis dan menghampiri Yuki. Dibawakannya minuman dingin yang dibeli Amelia."Nih," kata Amelia. Meletakkan kaleng minuman di atas meja Yuki.Y
Sepuluh menit berlalu. Yuki dan Cristopher masih tenang menunggu di depan pintu gudang."Lama sekali. Sampai kapan kita harus menunggu?" bisik Cristopher bertanya."Sabar, Pak. Sabar," bisik Yuki menjawab."Siapa sih yang ada di dalam sana? Awas saja kalau nanti sudah keluar. Aku nggak akan bairkan begitu saja siapapun itu," batin Cristopher kesal."Siapa, ya? Bikin penasaran, tapi ya ngeselin juga. Gimana ini nasibku? Sampai kapan aku nungguin orang yang ada di dalam gudang itu? Aku 'kan harus segera turun. Kalau di sini terus bisa bahaya," batin Yuki."Kita tunggu lima menit lagi. Kalau nggak keluar-keluar terpaksa saya menerobos masuk," kata Cristopher. Yang rupanya sudah tidak sabar.Baru saja Cristopher bicara, pintu gudang terbuka dan terlihat seseorang keluar dari gudang. Dan seseorang itu adalah Amelia.Yuki dan Cristopher menatap ke arah Amelia bersamaan. Amelia yang melihat Yuki dan Cristopher langsung kaget. "Mati aku!" batin Amelia."Gi-gimana bisa meraka di sini? Se-seja
Yuki berlari dengan terburu-buru menuju lift. Saat sampai di depan lift, pintu lift sudah tertutup. "Yah, sudah ketutup. Nunggu deh," batinnya tidak senang. Barus saja Yuki tertunduk malas, dia kejutkan oleh suara lift. Dan saat dia menatap lift, ternyata pintu lift sudah terbuka di hadapannya dengan seseorang yang tak asing di dalamnya.Melihat seseorang yang dikenalnya, Yuki langsung tersenyum cantik dan masuk ke dalam, lalu menyapa seseorang di dalam lift."Halo, Pak. Selamat pagi," sapa Yuki dengan bahasa formal yang khas.Cristopher tersenyum, "halo, Nona Yuki. Selamat pagi. Sepertinya anda sangat nyenyak tidur ya?" Katanya.Yuki menekan tombol lantai tujuan, "bapak tahu saja. Hehehe ... " jawabnya.Pintu lift tertutup. Lift berjalan naik."Bapak juga kesiangan ya?" tanya Yuki menatap Cristopher."Hm, berkat seseorang yang tidur saat saya sedang bicara. Gimana tidurmu? Nyenyak?" tanya balik Cristopher usai menjawab pertanyaan Yuki."Ya, saya tidur dengan sangat baik. Terima kas