Share

10. Menginap

"Kamu menginap di sini saja hari ini, lagian besok kan hari minggu" pinta Solmi. 

"Ibu, lain kali ya" ucap Naveah dengan berat hati menolak permintaan mertuanya.

Setelah mengantar mertuanya pulang ke rumah, Naveah pergi menemui temannya yang bernama Seohyun. Seohyun tinggal di sebuah apartemen yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah mertuanya. Perjalanan dari rumah Solmi ke apartemen Seohyun membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit saja.

Tok Tok, Naveah mengetuk pintu apartemen Seohyun. Perempuan itu mencoba menghubungi temannya karena pintunya tidak dibuka-buka.

"Aku sudah di depan" ucap Naveah pada Seohyun melalui telpon.

"Oke, aku baru selesai mandi tadi, sorry ya" jelas Seohyun.

Lima menit kemudian Seohyun pergi membukakan pintu untuk Naveah.

"Lama sekali" perempuan itu memeluk Seohyun yang mengenakan baju tidur berwarna navy. 

"Ya, kamu ini kenapa coba?" Seohyun kaget dengan kelakuan Naveah yang tidak biasanya itu.

"Tidak ada" Naveah mengelak pertanyaan Seohyun.

"Duduk di sana" Seohyun menunjuk sofa yang berada di ruang tengah apartemennya.

"Kau kasar sekali sih pada ku" gerutu Naveah.

"Baru sadar" ucap Seohyun sambil memberikan botol minuman pada Naveah. Perempuan itu tersenyum mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Kamu tadi berangkat dari rumah?" tanya Seohyun.

"Tidak, kebetulan aku mengantar Ibu mertua jadi sekalian ke sini karena searah" Naveah sambil meminum air dalam botol.

"Jadi kalau tidak searah kamu tidak akan main ke sini" Seohyun terlihat sewot.

"Tidaklah sudah pasti aku akan ke sini, ngomong-ngomong kamu tidak ikut acara reuni SMA?" tanya Naveah.

"Aku tadi ikut karena diajak Lee Tae Oh, kamu masih ingatkan siapa dia?" tanya Seohyun.

"Atlet basket kan" ucap Naveah singkat.

"Wah tumben sekali ingatan mu bagus, biasanya yang kamu ingat hanya Dongman kan" celetuk Seohyun.

"Aku tadi tidak melihatnya diacara itu, dengar-dengarkan dia sudah kembali dari Korea" ucap Seohyun.

"Iya, dia sudah kembali dari Korea, aku kira dia bakalan datang" ujar Naveah.

"Tunggu, aku baru sadar bagaimana kamu tahu kalau dia sudah di Korea" Seohyun mulai kepo pada sahabatnya itu.

"Kami sudah beberapa kali bertemu sejak ia pulang, tadi siang dia mengajak ku untuk hadir di acara itu tapi aku menolaknya" kata Naveah menjelaskan pada sahabatnya itu.

"Kamu gila, bisa-bisa nya kamu menolak ajakannya" Seohyun terdengar tidak mempercayai ucapan Naveh.

"Aku ada janji dengan Ibu mertua jadi mau bagaimana lagi" ucap Naveah.

"Padahal kalian begitu serasi, sama-sama pintar, sama-sama pekerja keras, tapi kenapa kamu malah menikahi pria yang tidak mencintai mu itu?" Seohyun kesal dengan keputusan Naveah.

"Tidak tahu, aku tidak ingin berkomomentar. Pria itu cerdas dan anak orang kaya pasti ada banyak perempuan yang baik untuknya" ucap Naveah.

"Kamu sudah memberi tahunya kalau sudah menikah?" tanya Seohyun.

"Buat apa aku memberitahu nya, lagian tidak mendekati ku kok, dia hanya rekan kerja ku sekarang" ucap Naveah dengan polos.

"Kamu benar-benar bodoh untuk masalah seperti ini" kata Seohyun.

"Coba pikirkan sekarang, dia pulang ke Korea dan beberapa kali menemui mu bahkan hari ini mengajak mu datang ke acara yang sama, apalagi kalau tidak disebut dia sedang mendekati mu sekarang" jelas Seohyun panjang lebar pada Naveah.

"Begitukah, sepertinya tidak seperti itu, pikiran mu terlalu berlebihan kawan" Naveah menepuk pundak Seohyun.

"Sudahlah aku mengantuk jangan bahas itu, aku ingin memejamkan mata ku sekarang" pikiran Naveah masih melayang ke kejadian tadi siang.

Di tempat lain, Lee Kwon masih menjaga Nari di apartemen perempuan itu. Setelah diperiksa oleh dokter pribadinya perempuan itu beristirahat di tempat tidur nya. Sedangkan Lee Kwon berada di ruang tamu Nari. Pria itu tampak memikirkan sesuatu dan sesekali memeriksa layar ponselnya.

"Kemana perempuan itu pergi" gumam Lee Kwon yang tidak menemukan keberadaan Naveah setelah kejadian tadi siang.

"Ibu, apa Naveah bersama Ibu sekarang" tulis pesan Lee kwon pada Ibu nya.

"Tidak ada, tidak usah cari dia dan pikirkan diri mu sendiri" balas pesan Solmi secara singkat pada putranya itu.

"Aku sudah dua kali mendatangi apartemen peremuan itu, tadi tidak ada tanda-tanda dia ada dia apartemennya" pikir Lee Kwon.

"Naveah, kamu di mana sekarang, aku jemput ya?" Lee Kwon mengirimkan pesan pada Naveah. Sayang sekali pesan itu sama sekali tidak dibaca karena perempuan itu sudah tidur.

"Anak malang, aku harap kamu bahagia" Seohyun menyelimuti Naveah yang sudah tertidur. Perempuan itu tahu pasti ada yang terjadi pada sahabatnya itu.

Seohyun menemani Naveah dan tertidur di sebelah sahabatnya itu. 

"Kemana perempuan itu, kenapa tidak membalas pesan ku sama sekali" Lee Kwon mulai kesal.

"Sayang" panggil Nari yang tiba-tiba mengagetkan Lee Kwon yang masih kesal dengan Naveah.

"Ada apa, apa yang sakit?" tanya Lee Kwon dengan penuh perhatian.

"Tidur di sini saja jangan kemana-mana, aku masih takut" pinta Nari.

"Baiklah aku di sini, sekarang tidurlah lagi, semuanya akan baik-baik saja besok" Lee Kwon menenangkan Nari.

Malam itu biar pun Lee Kwon di tempat Nari tapi pikiran pria itu masih teringat pada Naveah. Wajah perempuan yang membiarkan dirinya pergi untuk menolong orang yang dicintainya. 

"Hati mu sebenarnya terbuat dari apa Naveah" tanya Lee Kwon dalam hatinya.

Pagi itu Lee Kwon masih tertidur di apartemen Nari, pria itu tidur di sebuah kursi yang berada di dalam kamar Nari.

"Jam berapa ini?" pria itu membuka matanya.

"Masih jam sembilan sayang tidurlah lagi, aku tahu tadi malam kamu sulit tidur karena memikirkan kondisi ku" Nari masih tertidur di ranjang nya.

"Benarkah masih jam sembilan" pria itu berdiri dan meregangkan badannya.

"Mau aku buatkan sarapan apa?" tanya Lee Kwon pada Nari.

"Terserah kamu saja, sebelum itu aku mau membicarakan sesuatu pada mu" suara Nari terdengar serius.

Pria itu mendekati Nari dan duduk di sebelahnya, "apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Lee Kwon.

"Sayang sepertinya aku harus meninggalkan mu selama dua bulan ke depan" ucap Nari.

"Mau kemana?" tanya Lee Kwon.

"Aku ada kontrak pekerjaan di Taiwan, tapi tenanglah setelah itu akan selamanya kembali ke sini, tidak apa kan?" Nari memegang tangan Lee Kwon minta izin.

"Tapi kan kamu masih sakit sekarang, apa tidak bisa ditunda?" Lee Kwon memegangi tangan Nari balik.

"Aku baik-baik saja luka di kaki ku juga kan segera sembuh, tidak perlu khawatir" Nari menenangkan kekasihnya itu.

"Baiklah kalau itu mau mu, tapi di sana kamu akan ditemani siapa?" Lee Kwon mengelus pipi Nari.

"Aku akan tinggal di sana dengan asisten dan juga tim jadi tidak perlu khawatir"jelas Nari.

Lee Kwon paham kalau Nari adalah perempuan yang mandiri dan tidak bisa berdiam diri, itulah kenapa ia mengizinkan perempuan itu untuk menyelesaikan pekerjaannya di Taiwan meskipun mereka akhirnya berjauhan.

"Kunjungi aku sesering mungkin ya" pinta Nari sambil tersenyum pada Lee Kwon.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status