Share

3. How To Be Human?

  Wajah lesu terpampang jelas setelah pengumuman siapa yang akan menjadi mate pangeran. Para mermaid yang telah berdandan cantik merasa tidak berguna.

  “Padahal aku menghias ekorku dalam semalam suntuk. Hasilnya begitu mengecewakan.”

  “Bukan hanya dirimu saja yang kecewa, kita semua kecewa.”

  Mereka pun berenang meninggalkan istana Aqua Land.

  “Molis, kau tidak ingin pulang bersama?” tanya salah satu teman Molis.

  “Tidak, kalian duluan saja. Sayang sekali kalau makanan ini tidak masuk ke dalam perutku.” Molis malah sibuk sendiri dengan hidangan khas kerajaan. Maklum saja, dunia Molis adalah makanan.

  Tidak ada rasa kecewa sedikit pun di hati Molis. Walaupun ia tadi sempat berharap menjadi mate pangeran, tetapi setelah melihat deretan makanan dirinya lupa dengan ekspektasinya.

  “Hei mermaid berbadan besar! Sedang apa kau di sini? Semua mermaid sudah pulang. Kenapa kau masih di sini?” Mermaid man datang menanyai Molis.

  “Eh, kau lihat sendiri ‘kan kalau badanku besar. Aku butuh banyak asupan untuk pulang. Asal kau tahu saja kalau rumahku sangat jauh.” Molis dengan santai memakan alga merah yang terasa lezat.

  “Dasar mermaid buruk rupa, untung saja mate pangeran bukan dirimu. Entah apa yang terjadi jika mate pangeran adalah mermaid dengan badan besar. Bisa-bisa pangeran langsung membenci dan memilih menjomlo selamanya.”

  “Cih, aku bukan buruk rupa. Badanku juga tidak gendut, tapi seksi. Mate pangeran juga biasa saja tuh. Dia itu temanku, namanya Selyn. Omongannya juga pedas. Siap-siap saja kau diomeli setiap hari karenanya. Untunglah, Selyn yang menjadi mate pangeran. Aku tidak perlu lagi mendengarkan omongan tajamnya. Sudahlah, aku akan pulang. Berbicara denganmu membuang tenaga.” Molis pergi dengan kedua tangan penuh makanan. Di perjalanan pulang, dirinya pasti akan lapar. Jadi dirinya antisipasi saja.

  “Pulang atau merampok? Makanan habis semua olehmu,” gumam mermaid man.

+++

  Molis dengan body super moleknya berenang seorang diri di lautan yang begitu lengang. Sepertinya hari sudah malam. Terlihat tidak ada cahaya matahari yang menembus. Warga laut juga sudah tidak sibuk lagi, mereka mengistirahatkan diri untuk esok pagi.

  “Rumahku masih jauh, tapi hari sudah gelap. Mau bermalam di mana diriku yang malang ini?”

  Ia memutuskan untuk terus berenang, harap-harap ada mermaid yang bisa ia temui dan Molis bisa numpang bermalam. Sayup-sayup matanya melihat siluet seekor mermaid dari arah berlawanan. Bibirnya terangkat ke atas. Dewi Fortuna sedang berpihak padanya kali ini.

  Dengan semangat yang menggebu-gebu, Molis pun menghampirinya. Tampak mermaid dengan hidung super mancung berukuran besar, juga mata lebar berwarna hijau membawa entah apa itu di dalam sebuah cangkang kerang.

  Wajah mermaid itu tidak seperti mermaid biasanya yang cantik rupawan. Namun, mau tidak mau Molis hanya bisa meminta bantuan padanya.

  “Hai, perkenalkan aku Molis. Aku dari aliansi seberang. Dilihat-lihat hanya kau mermaid yang melintas di area sini. Apa kau tinggal di dekat sini juga?”

  Mermaid itu menatap Molis dari ujung rambut sampai ujung ekornya. Molis yang ditatap seperti itu jadi merasa ngeri.

  “Kalau kau tidak mau membantuku juga tidak apa-apa, sih. Aku bisa mencari tumpangan bermalam di mermaid lain.” Molis hendak pergi meninggalkan mermaid misterius itu. Namun lengannya ditahan.

  “Tidak ada mermaid yang tinggal di dekat sini selain diriku. Aku Mariane, satu-satunya penghuni hutan rumput laut. Kau terlihat takut melihat diriku. Apa kau tinggal jauh dari sini?”

  Molis mengangguk. Ia melihat ke sisi kanan dan kiri. Benar saja, ini sebuah hutan. Pantas tidak ada mermaid yang berlalu lalang.

  “Mari ikut denganku. Jangan takut, aku hanyalah mermaid tua yang tidak memiliki teman.” Mariane berenang mendahului Molis.

  Molis pun mengikuti Mariane. Ia tidak salah dengar ‘kan tadi? Mariane adalah mermaid tua?

  “Mariane, berapa usiamu? Aku juga sebenarnya sudah tua. Umurku sudah lima ratus tahun.”

  Mariane menyunggingkan senyum misterius. “Lima ratus tahun? Itu masih muda bagiku.”

  “Memang seberapa tua dirimu? Mermaid lain selalu mengejekku tua. Apalagi aku belum memiliki pasangan. Aku selalu diejek oleh mereka. Hatiku sakit sekali, Mariane. Bagaimana dengan dirimu yang tidak memiliki teman? Bahkan hidup di hutan seperti ini.”

  “Kau cerewet sekali, Molis.” Mariane tidak menjawab pertanyaan dari Molis, seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

  Molis tercengang melihat bangunan yang mirip dengan sebuah istana. Ia baru tahu kalau di dalam hutan ada bangunan secantik ini. “Bagus sekali rumahmu. Seperti sebuah istana.”

  “Masuklah, akan aku sediakan makanan lezat untukmu. Kau pasti suka sekali dengan makanan.”

  Tanpa banyak berpikir, Molis tanpa ragu memasuki kediaman Mariane. Matanya menelisik setiap sudut bangunan. Di daerah Molis tidak ada mermaid yang memiliki rumah semegah ini.

  “Aku punya banyak makanan, makanlah sesuka hatimu.” Mariane datang membawa banyak macam makanan.

  Molis mengernyit, ia tidak mengetahui nama makanan yang dibawa oleh Mariane. Makanan itu terlihat asing.

  “Makanan dari aliansi mana ini?” tanya Molis yang mengambil makanan berwarna putih. Terdapat biji di ujungnya.

  “Itu adalah makanan yang kutanam sendiri. Aku menamainya kecambah,” jawab Mariane.

  “Aneh sekali namanya. Semoga rasanya enak.” Ia kemudian memasukkannya ke dalam mulut. “Rasanya cukup bersahabat dengan mulutku. Aku adalah pemakan segalanya. Jadi makanan buatanmu tidak akan aku biarkan begitu saja.”

  Setelah menghabiskan makanan yang terasa asing di mulut, tetapi rasanya enak. Molis bercerita kalau dirinya sedang dalam perjalanan pulang dari Istana Aqua.

  “Rumornya, kalau semakin tua usia mermaid. Maka akan menjadi pendamping pangeran. Namun aku yang sudah percaya diri ini malah terhempas begitu saja. Temanku yang memenangkan sayembaranya. Aku akan menjadi mermaid tua sebatang kara tanpa pasangan.” Molis memberengut. Masa-masa stresnya akan kembali datang kalau seperti ini dan dirinya akan lebih banyak makan. Molis rasanya ingin menangis.

  “Kau terlihat menyedihkan, Molis. Aku sudah terbiasa sendiri, jadi tidak apa-apa. Namun dirimu ... kau hidup di tengah-tengah mermaid dan makhluk laut lainnya. Pasti itu akan mengganggu pikiranmu.” Mariane turut prihatin dengan ‘teman barunya’.

  “Huft, bagaimana caranya agar aku bisa memiliki mate dan keturunan, Mariane?” tanya Molis frustasi.

  “Eum, aku ada satu saran untukmu, tapi aku tidak yakin kau bisa melakukannya.”

  Molis menatap Mariane dengan tatapan yang menuntut. “Katakan saja, Mariane. Apa pun akan aku lakukan demi mendapat pasangan.”

  “Kau yakin, Molis?” Mariane jadi ragu untuk memberi tahu Molis.

  “Yakin, sangat yakin. Ayo katakan!”

  “Nenek moyang kita Ariel pernah menuju tempat yang rawan sekali dengan manusia. Dia jatuh cinta pada manusia dan mengubah dirinya menjadi manusia. Apa kau mau melakukan hal yang sama?”

  Molis terdiam. Menjadi manusia? Kalau tubuhnya dipotong-potong dan dimanfaatkan oleh manusia seperti apa kata teman-teman mermaidnya bagaimana? Namun dipikir-pikir, di lautan ini Molis menjadi mermaid tidak ada harga dirinya sama sekali. Selalu diejek dan diolok-olok.

  “Kalau tidak mau juga tidak apa-apa, Molis. Kau hanya perlu menunggu untuk mendapatkan mate.”

  “Aku mau, Mariane. Aku mau menjadi manusia. Akan kulakukan untuk mencari pasanganku,” ucap Molis mantap. Ia telah memutuskan pilihannya matang-matang. Lagi pula di lautan tidak ada yang berminat menjadi pasangannya.

  “Tapi untuk menjadi manusia, kau harus pergi menemukan tumbuhan alga yang disinari oleh cahaya tujuh warna. Kau juga harus senantiasa menggunakan ini. Ini adalah kalung mutiara milik ibuku dulu. Dia dulu juga pernah menjadi manusia karena sesuatu hal mendesak.”

  Mulut Molis terbuka lebar. “Mariane, sebenarnya kau ini siapa?”

  “Tidak penting kau tahu siapa diriku. Kalau kau berhasil menjadi manusia, kau harus hati-hati dengan air atau kau akan kembali menjadi seorang mermaid. Ingat pesanku, hati-hati ketika sudah berada di tengah manusia. Manusia itu licik, kau tidak boleh terperdaya.” Setelah mengucapkan wasiat pada Molis. Mendadak pandangan Molis begitu gelap gulita.

  Sebenarnya apa yang terjadi?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status