Share

2. Wellcome To Aqua Land

  Banyak sekali mermaid yang antusias dalam sayembara queen mermaid. Siapa yang tidak berminat menjadi pasangan seorang pangeran? Hanya mermaid gila saja yang menyia-nyiakan kesempatan ini.

  Para mermaid mengantre untuk mendaftarkan diri. Panjang sekali antreannya, sampai lalu lintas laut juga tersendat. Bayangkan saja mermaid lajang yang jumlahnya ribuan mengantre hanya untuk menjadi pasangan dari satu pangeran.

  Entah alasan apa yang membuat pangeran memilih pasangannya dari rakyat yang tidak memiliki suatu kehormatan tinggi. Bukannya itu aneh?

  “Menurutmu kenapa pangeran memilih pasangannya dari kalangan bawah? Bukannya pangeran harusnya menikah dengan seorang puteri dari kerajaan lain?” tanya mermaid yang sudah lebih dari sehari mengantre untuk mendaftar.

  “Menurutku, sih, tidak ada putri yang mau dengan pangeran yang tua.”

  “Haduh, raja saja usianya jauh sekali dengan ratu. Perbedaan usia dalam percintaan Aqua Kingdom itu sudah biasa. Kau pernah dengar tidak? Kalau usia ratu saat menikahi raja itu dua puluh tahun, sedangkan raja sudah dua abad.”

  Molis yang tidak sengaja mendengar ucapan para mermaid yang sedang bergunjing pun melotot. Apa nanti pangeran akan memilih yang paling muda? Aduh, Molis jadi overthingking.

  Melihat bentuk tubuhnya, ia memberengut. Ia tidak galau karena mempermasalahkan badan oversize-nya. Melainkan ia menyesal mengantre pendaftaran yang memakan banyak waktu. Ia sudah tidak makan selama 30 jam. Perutnya bisa-bisa langsing karena menunggu antrean.

  “Hey, Molis! Kau ke sini untuk mendaftarkan diri? Apa aku tidak salah lihat?” Selyn mengucek kedua matanya.

  “Memang apa salahnya aku ikut serta dalam sayembara?” tanya Molis. “Kau takut tersaingi olehku?”

  “Takut tersaingi? Pfft hahahaha, aduh Molis ... harusnya kau yang merasa tersaingi.” Selyn kemudian berenang mendekati Molis. “Para mermaid, lihatlah! Dia, mermaid paling tua di antara kita. Usianya sudah menyentuh angka lima abad. Tubuhnya juga tidak ada titik menariknya dan dia mengatakan kalau aku akan tersaingi. Bukankah itu lucu?”

  Para mermaid yang berbaris dan mendengarkan ucapan Selyn kemudian menyerukan tawa. Mereka memandang remeh bentuk tubuh Molis, saling berbisik mengenai Molis.

  Molis menundukkan kepalanya. Apa memiliki tubuh gendut adalah suatu bentuk yang hina? Apa usia yang tua dan tidak memiliki pasangan juga suatu hal yang lucu untuk ditertawakan? Bentuk tubuh dan usia Molis bukanlah suatu bahan lelucon.

  “Molis, apa kau marah?” tanya Selyn yang melihat gurat penuh emosi pada wajah Molis yang kini terlihat tidak bersahabat. “Lagian untuk apa marah? Bukannya bentuk tubuhmu itu memang besar? Usiamu juga sudah tua? Kau mau membela diri?”

  Molis berdecih, ia menatap tajam pada mermaid yang tadi menertawakan dirinya. Tatapan setajam belati itu juga terhunus pada Selyn. “Apa dengan merendahkan diriku kau akan terlihat tinggi, Selyn? Sayangnya kau terlihat seperti rumput laut yang tak layak makan, sampah! Apa ada yang salah dengan diriku yang memiliki tubuh begitu berbeda dengan kalian? Aku memang berbeda dengan kalian yang memiliki tubuh langsing. Bukannya tubuh langsing terlihat biasa? Kalau pangeran memang mengincar pasangan yang memiliki tubuh bagus dia tidak akan memilih dari kalangan rakyat?”

  Mermaid yang tadi tertawa lepas kini diam membisu, ucapan Molis merasuki pikiran mereka.

  “Benar juga, ya, banyak puteri dari kerajaan yang memiliki tubuh bagus.” Bisikan-bisikan kembali terdengar. Bukan membicarakan Molis lagi, melainkan mereka menebak-nebak alasan pangeran memilih pasangannya dari kalangan rakyat.

  Molis kemudian tersenyum, ia menatap Selyn dengan penuh kemenangan. “Bentuk tubuhku memang tidak sebagus kamu Selyn. Ucapanmu juga tidak akan mempengaruhi rasa percaya diriku. Karena apa? Kata-kata hinaan hanya keluar dari mulut kelas bawah. Walau secantik apa pun dirimu, kalau kata-katamu busuk seperti kotoran hewan laut, kau tidak ada bedanya dengan kotoran hewan laut itu.”

  Selyn mendengkus, ia kemudian berbalik ke tempat di mana tadi ia berbaris. Kata-kata Molis begitu tajam sampai mengatai dirinya seperti kotoran hewan laut. Padahal Selyn berharap Molis menangis di depan umum dan keluar dari barisan. Sayang sekali, Molis masih memiliki senjata untuk menangkis hinaannya.

  Setelah pendaftaran yang cukup memakan banyak waktu, akhirnya kini sampai di mana sayembara dilaksanakan. Tidak ada yang tahu apa yang menjadi poin penilaian. Semua peserta sayembara berdandan cantik dan menghias ekornya begitu indah.

  Sementara Molis tidak menghias dirinya, ia sibuk sendiri dengan hidangan khas kerajaan yang memanjakan lidah. Kalau dirinya nanti kalah dalam sayembara, setidaknya ia sudah kenyang tak perlu menangis tersedu-sedu.

  Mermaid man selaku penjaga kerajaan datang mengumumkan untuk semua mermaid berkumpul. Akan disampaikan beberapa informasi penting mengenai sayembara.

  “Selamat datang para peserta sayembara queen mermaid. Kalian datang ke sini pastinya tahu apa tujuan dari sayembara ini, yaitu menjadi mate pangeran yang otomatis menjadi ratu di periode pergantian pemimpin Aqua Land.”

  Para mermaid bersorak girang, ada yang halu membayangkan betapa enaknya menjadi ratu dan bertahta di atas singgasana cantik.

  “Hanya satu poin yang akan menjadi penentu apakah di antara kalian ada yang layak menjadi mate pangeran.”

  Mendadak semuanya senyap, benar-benar memperhatikan apa yang diucapkan oleh mermaid man.

  “Yang harus kalian lakukan adalah ....”

  Disediakan sebuah ruangan cantik layaknya kamar anak raja, para mermaid memasuki ruangannya masing-masing. Kurang lebihnya sekitar dua jam lamanya, mereka keluar dan menyerahkan cairan yang dimasukkan ke dalam wadah bening layaknya kaca, tetapi bukan kaca. Entah apa itu namanya.

  Begitu pula dengan Molis yang sudah lelah sekali, tetapi ada rasa puas dan bahagia. Dengan riang ia memberikan cairannya kepada mermaid man.

  Sayup-sayup terdengar pembicaraan mermaid yang tengah bergerombol. Molis pun ikut bergabung dalam kerumunan itu.

  “Konon, cairan mermaid paling tua usianya yang bisa melebur dengan pangeran. Karena pangeran ‘kan juga sudah berumur,” ucap mermaid yang memiliki penutup dada berbentuk bintang.

  Molis tersenyum kala mendengar penuturan mermaid yang ia tidak ketahui namanya. Besar kemungkinan dirinya bisa bersanding dengan pangeran. Apa ini sebuah takdir yang baik untuk dirinya? Inikah waktunya status lajang Molis benar-benar berakhir?

  “Yeiy! Aku tua! Aku tua!” Molis bersorak sembari berenang menari-nari.

  Mermaid yang melihat tingkah Molis pun mengernyit. Aneh sekali, pikir mereka.

  Selyn yang tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan mermaid mengenai cairan yang cocok dengan pangeran pun segera pergi ke tempat di mana semua cairan para mermaid dikumpulkan.

  “Maaf, tidak ada yang boleh masuk kecuali mermaid man atau suruhan raja dan pangeran.” Seorang mermaid man menahan Selyn yang hendak menerobos.

  “A-aku ada kepentingan mendadak, cairan milikku belum kutandai atas namaku. Jadi, apa boleh aku menggantinya, eh, maksudku memberi nama pada wadahku.” Selyn begitu gugup karena hampir saja keceplosan.

  “Bukannya setiap wadah sudah kami beri tanda pengenal sesuai data yang didaftarkan kemarin? Apa kau mau berlaku curang?” Mermaid man itu menghunuskan trisula yang begitu runcing ujungnya.

  “T-tidak, a-aku hanya ingin mengeceknya. Apa namaku benar atau tidak. Itu saja.” Selyn terbata-bata membuat mermaid man itu tidak mempercayainya sama sekali.

  Selyn terus berpikir, apa yang harus ia lakukan untuk menukar cairannya dengan cairan milik Molis? Ya, Selyn memang memiliki ide licik itu. Barang kali apa yang mermaid lain ucapkan benar adanya, kalau semakin tua usia mermaid maka cairannya bisa melebur.

  “Pergilah, aku tahu kau pasti memiliki niat tidak baik,” usir mermaid man.

  “Awas saja kalau aku yang menjadi ratu, aku akan memecatmu!” geramnya.

  Mermaid man itu tertawa renyah. “Jangan mimpi!”

  Selyn begitu marah, ia berenang begitu cepat sampai tidak memperhatikan di depannya. Seorang mermaid man yang sedang bertugas mengumpulkan cairan para mermaid ditabrak olehnya.

  “Ups! Aku tidak sengaja. Maaf telah mengacaukan tugasmu. Mari kubantu.” Selyn mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia pura-pura mengumpulkan wadah cairan para mermaid, karena niat Selyn adalah mengincar cairan milik Molis.

  Manik hijaunya menangkap cairan yang terdapat rumput laut sebagai pengait tutupnya. Bisa dipastikan kalau itu milik Molis. Dia ‘kan pemakan rumput laut terbanyak di Aqua Land.

  Cairan asli miliknya belum dikumpulkan. Ia hanya menukar tutupnya saja. Karena hanya itu pembeda antara wadah milik Selyn dan Molis.

  “Maaf sekali lagi telah mengacaukan tugasmu,” ucap Selyn begitu lembut.

  “Tidak apa-apa, aku tahu kau begitu gugup setelah melakukan kegiatan tadi ‘kan?” Mermaid man itu menatap Selyn dengan tatapan kagum. Sejenak ia terpesona pada wajah Selyn yang cantik layaknya puteri-puteri kerajaan.

  “Aku permisi.” Selyn berenang menuju teman-temannya yang telah menunggu. Ia tidak mau menunggu begitu lama hanya untuk meladeni mermaid man itu.

  “Selyn, kau ke mana saja? Kami tadi mencarimu ke mana-mana.”

  “Aku baru menyerahkan cairan cintaku. Aku yakin pangeran adalah mate-ku yang sesungguhnya.”

  “Jangan terlewat percaya diri seperti Molis, Selyn.”

  Pangeran Aqua Cetacea atau biasa disapa Pangeran Ceta menunggu di sebuah singgasana yang terletak di samping kanan singgasana sang ayah. Untuk menjadi pemimpin Aqua Land, dirinya harus memiliki pasangan terlebih dahulu. Sayang seribu sayang, dirinya berbeda dengan mermaid pada umumnya.

  Pangeran Ceta memiliki cairan langka. Hanya 10% dimiliki oleh mermaid seluruh lautan. Oleh karena itu dirinya memilih langsung dari rakyatnya. Puteri-puteri dari kerajaan lain bahkan begitu kecewa karena tidak memiliki cairan yang cocok dengan pangeran.

  Faktor usia Pangeran Ceta juga mempengaruhi. Ia sudah hidup berabad-abad untuk mengembara dan mengasah kemampuan dirinya sebagai seorang pangeran.

  “Pangeran, satu cairan dari 3654 cairan mermaid hasilnya cocok dengan cairan Pangeran.” Mermaid man kepercayaannya datang dengan wajah sumringah. Ia begitu bahagia setelah menguji dari sekian banyaknya cairan.

  Pangeran pun beranjak, ia menghampiri mermaid man itu. “Benarkah?”

  “Untuk apa hamba berbohong?”

  Begitu senangnya pangeran sampai memeluk mermaid man begitu erat. Pangeran terlampau bahagia.

  “Bawa pemilik cairan itu ke mari. Akan kujadikan ratu satu-satunya di hidupku,” tegas pangeran.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status